OLEH :
KELOMPOK II
Mengetahui
Dosen Mata Kuliah KMB III
Peneliti menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak ,oleh
sebab itu peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada :
Teman teman sejawat seangkatan dan seperjuangan yang telahmemberikan bantuan dan
motivasi.
COVER ………………………………………………………...........
LEMBARAN PERSETUJUAN……………….…………….............
KATA PENGANTAR……….………………………………...........
DAFTAR ISI…………………………………………………….......
BAB I PENDAHULUAN…………………………………….........
1.1 LatarBelakang…………………………………................
1.2 RumusanMasalah……………………………...................
1.3 TujuanPenulisan……………………………….................
1.3.1 TujuanUmum…………………......................................
1.3.2 TujuanKhusus………………………….........................
1.4 ManfaatPenulisan……………………………...................
1.4.1 ManfaatTeoritis………………………….......................
1.4.2 ManfaatPraktis..………………………..........................
BAB II TINJAUANTEORI…..………………………………........
2.1 KonsepTeoriPenyakit....................................................
2.1.1Definisi…………………………..........................
2.1.2Etiologi…………………………..........................
2.1.3 ManifestasiKlinis………………..........................
2.1.4 Patofisiologi (WOC)……………..........................
2.1.5 PemeriksaanDiagnostik…...……..........................
1 Laboratorium…………………………………
2 Radiologi……………………………………..
2.1.6 Penatalaksanaan…...……………..........................
1 Medis………………………………………….
2 Keperawatan………………………………….
2.2 KonsepAsuhanKeperawatanpadaPasiendenganGangguanSistem
(PersepsiSensori): (Katarak)……………….....................................................
2.2.1Pengkajian…………………………..........................
1Keluhanutama………………………………….
2Riwayatpenyakitsekarang……………………..
3Riwayatpenyakitdahulu………..........................
4Pemeriksaan per system (Range Of System)……
aB1 (Breathing)………………………………..
bB2 (Blood)……………………………………
cB3 (Brain)……………………………………
dB4 (Bladder)…………………………………
eB5 (Bowel)…………………………………..
fB6 (Bone)…………………………………….
5 PemeriksaanDiagnostik………………………..
aLaboratorium……………………………………
bRadiologi………………………………………..
2.2.2 DiagnosaKeperawatan……………..........................
2.2.3Intervensi Keperawatan…………………………….
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..
BAB I
Pendahuluan
1.1 LatarBelakang
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau terjadi akibat kedua-duanya (Ilyas,
2016). Kekeruhan ini dapat mengganggu jalannya cahaya yang melewati lensa sehingga
pandangan dapat menjadi kabur hingga hilang sama sekali. Penyebab utama katarak adalah
usia, tetapi banyak hal lain yang dapat terlibat seperti trauma, toksin, penyakit sistemik
(seperti diabetes), merokok dan herediter (Vaughan & Asbury, 2016). Berdasarkan studi
potong lintang prevalensi katarak pada usia 65 tahun adalah 50% dan prevalensi ini
meningkat hingga 70% pada usia lebih dari 75 tahun (Vaughan & Asbury, 2016).
Katarak merupakan masalah penglihatan yang serius karena katarak dapat mengakibatkan
kebutaan. Menurut WHO pada tahun 2002 katarak merupakan penyebab kebutaan yang
paling utama di dunia sebesar 48% dari seluruh kebutaan di dunia. Setidaknya terdapat
delapan belas juta orang di dunia menderita kebutaan akibat katarak. Di Indonesia sendiri
berdasarkan hasil survey kesehatan indera 1993-1996, katarak juga penyebab kebutaan
paling utama yaitu sebesar 52%.
Katarak memang dianggap sebagai penyakit yang lumrah pada lansia. Akan tetapi, ada
banyak faktor yang akan memperbesar resiko terjadinya katarak. Faktor-faktor ini antara lain
adalah paparan sinar ultraviolet yang berlebihan terutama pada negara tropis, paparan dengan
radikal bebas, merokok, defesiensi vitamin (A, C, E, niasin, tiamin, riboflavin, dan beta
karoten), dehidrasi, trauma, infeksi, penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang, penyakit
sistemik seperti diabetes mellitus, genetik dan myopia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana penyakit Katarak bisa menyerang manusia ?
2. Bagaimana awal terjadinya penyakit Katarak ?
3. Bagaimana cara pengobatan penyakit Katarak ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
1. Perawat dan pembaca dapat mengetahui definisi penyakit Katarak.
2. Perawat dan pembaca dapat mengetahui bagaimana jenis-jenis penyakit Katarak.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Perawat dan pembaca dapat mengetahui bagaimana gejala dan tanda-tanda penyakt
katarak
2. Perawat dan pembaca dapat mengetahui bagaimana penyebab penyakit Katarak.
3. Perawat dan pembaca dapat mengetahui bagaimana pengobatan penyakit Katarak.
1.4 Manfaat Penulis
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. untuk menambah pengetahuan ,pegalaman,dan meningkatkan kemampuan penulis dalam
menganalisa suatu permasalahan melalui penelitian.
2. Hasil tulisan ini di harapkan dapat menjadi sebuah literatur dan memperkaya kepustakaan
bagi fakultas kesehatan .
3. Hasil tulisan ini di harapkan dapat di jadikan sebagai bahan dasar untuk penelitian lebih
lanjud terkait penyakit katarak.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Sebagai bahan dan informasi tambahan mengenai factor resiko kejadian katarak
sehingga memperhatikan gaya hidup dan memelihara kesehatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Teori Penyakit
2.1.1 Defenisi
Definisi katarak menurut WHO adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, yang
menghalangi sinar masuk ke dalam mata. Katarak terjadi karena faktor usia, namun juga dapat
terjadi pada anak-anak yang lahir dengan kondisi tersebut. Katarak juga dapat terjadi setelah
trauma, inflamasi atau penyakit lainnya.
Katarak berasal dari bahasa yunani “kataarrhakies” yang berarti air terjun. Dalam bahasa
Indonesia, katarak disebut bular, yaitu penglihatan seperti tertutup air terjuan akibat lensa yang
keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya ( Ilyas,2016 cit Anas
Tamsuri, 2016 : 54 ).
2.1.2 Etiologi
Katarak disebabkan oleh berbagai factor, antara lain:
a. Trauma
b. Terpapar substansi toksik
c. Penyakit predisposisi
d. Genetik dan gangguan perkembangan
e. Iinfeksi virus di masa pertumbuhan janin
f. Usia
Penuaan merupakan penyebab utama dari katarak (95 %) dan 5 % disebsbkan kerusakan
congenital, trauma,keracunan atau penyakjit sistemik.
Derajat kerusakan yang disebabkan oleh katarak dipengaruhi oleh lokasi dan densitas
( kepadatan) dari kekeruhan selain karena umur ,pekerjaan gaya hidup dan tempat tinggal
seseorang.
Menurut etiologinya katarak dibagi menjadi :
1. katarak seni.le ( 95 %) .
katarak ini disebabkan oleh ketuaan (lebih 60 tahun).
Menurut catatan The framinghan eye studi, katarak terjadi 18 % pada usia 65– 74 tahun dan 45
% pada usia 75 – 84 tahun. Beberapa derajat ktarak diduga terjadi pada semua orang pada usia
70 tahun.
Ada 4 stadium antara lain :
a Katarak insipien : stadium ini kekeruhan lensa sektoral dibatasi oleh bagian lensa yang
masih jernih.
b.Katarak intumesen : kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang
degeneratip menyerap air.
c. Katarak matur : katarak yang telah menegani seluruh bagian lensa. Katarak ini dapat
diopperasi.
d. Katarak hepermatur : katarak mengalami proses degenerasi lanjut keluar dari kapsul lensa
sehingga lensa mnegecil, berwarna kuning dan keringf sertya terdapat lipatan kapsul lensa
(Jounole zin kendor). Jika berlanjut diserrtai kapsul yang tebal menyebabkan kortek yang
berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar sehingga berbentuk seperti sekantong susu dengan
nucleus yang terbenam yang disebut katarak Morgageeeni.
2. Katarak congenital
Katarak yang terjadi sebelum atau segera setelah lahir ( bayi kurang dari 3 bulan).
Katarak congenital digolongkan dalam :
a.Katarak kapsulo lentikuler
Merupakan katarak pada kapsul dan kortek.
b. Katarak lentikuler: merupakan kekeruhan lensa yang tidak mengenai kapsul.
Katarak congenital atau trauma yang berlanjut dan terjadi pada anak usia 3 bln sampai 9 tahun
katarak juvenil .
3. Katarak traumatic : terjadi karena cedera pada mata, seperti trauma tajam/trauma tumpul,
adanya benda asing pada intra okuler,X Rays yang berlebihan atau bahan radio aktif. Waktu
untuk perkembangan katarak traumatic dapat bervariasi dari jam sampai tahun.
6. Katarak komplikata : Katarak ini dapat juga terjadi akibat penyakit mata lain (kelainan
okuler). Penyakit intra okuler tersebut termasuk retinitis pigmentosa, glaucoma dan retina
detachement. Katarak ini biasanya unilateral.
2.1.4 Patofisiologi
Katarak umumnya merupakan penyakit usia lanjut dan pada usia diatas 70 tahun, dapat
diperkirakan adanya katarak dalam berbagai derajat, namun katarak dapat juga diakibatkan oleh
kelainan konginental, atau penyulit penyakit mata lokal menahun. Secara kimiawi, pembentukan
katarak ditandai oleh berkurangnya ambilan oksigen dan bertambahnya kandungan air yang
kemudian diikuti dengan dehidrasi. Kandungan natrium dan kalsium bertambah, sedangkan
kandungan kalium, asam askorbat, dan protein berkurang. Lensa yang mengalami katarak tidak
mengandung glutation. Usaha mempercepat atau memperlambat perubahan kimiawi ini dengan
cara pengobatan belum berhasil dan penyebab maupun implikasinya tidak diketahui. Akhir –
akhir ini, peran radiasi sinar ultraviolet sebagai salah satu faktor dalam pembentukan katarak
senil, tampak lebih nyata. Penyelidikan epidemiologi mennjukan bahwa di daerah – daerah yang
spanjan g tahun selalu ada sinar matahari yang kuat, insiden kataraknya meningkat pada usia 65
tahun atau lebih. Pada penelitian lebih lanjut, ternyata sinar ultraviolet memang mempengaruhi
efek terhadap lensa. Pengobatan katarak adalah dengan tindakan pembedahan, lensa diganti
dengan kacamata afakia, lensa kontak atau lensa tanam intraokular. ( Anas Tamsuri, 2011 : 55 –
56 )
2. Keperawatan
Perawat harus memiliki kemampuan dalam memberikan asuhan keperawatan tindakan mandiri
maupun kolaborasi dengan dokter dan tim kesehatan lain.
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem (Persepsi Sensori)
(Katarak)
2.2.1 Pengkajian
1. Keluhan Utama
DS : Klien mengatakan penglihatan kabur seperti berawan padahal sudah menggunakan
kacamata plus satu dan mines 2,5 pada orbita dextra dan sinistra.
DO : Hasil pemeriksaan fisik dengan optamoskopi bagian kornea ada selaput putih
Vital sign : TD 1400/90 mmHg ,N 84X/m , S 37,4 , R 24X/m
5 .Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium
Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.
2. Radiologi
USG,Foto Rontgen dan Fluoroskopi.
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan sensori-perseptual: penglihatan b/d gangguan penerima sensori/status organ indera,
lingkungan secara terapeutik dibatasi.
2. Resiko cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori penglihatan-kehilangan
vitreus, pandangan kabur
3. Kecemasan b/d kurang terpapar terhadap informasi tentang prosedur tindakan pembedahan
3) Batasi
aktivitas seperti 4) Memerlukan
menggerakkan sedikit regangan
kepala tiba-tiba, daripada penggunaan
menggaruk pispot, yang dapat
mata, meningkatkan TIO.
membongkok. 5) Meningkatkan
4) Ambulasi relaksasi dan koping,
dengan bantuan; menurunkan TIO.
berikan kamar
mandi khusus
bila sembuh
dengan anastesi.
5) Anjurkan 6) Digunakan untuk
menggunakan melindungi dari cedera
teknik kecelakaan dan
manajemen stres menurunkan gerakan
contoh, mata.
bimbingan 7) Menunjukkan
imajinasi, prolaps iris atau
visualisasi, nafas rupture luka
dalam, dan disebabkan oleh
latihan relaksasi. kerusakan jahitan atau
6) Pertahankan tekanan mata.
perlindungan
mata sesuaiKolaborasi:
indikasi. 8) Mual/muntah
dapat meningkatkan
TIO. Memerlukan
7) Observasi tindakan segera untuk
pembekakan mencegah cedera
luka, bilik okuler.
anterior kempis, Diberikan untuk
pupil berbentuk menurunkan TIO bila
buah pir. terjadi
peningkatan.Membata
Kolaborasi: si kerja enzim pada
8) Berikan produksi akueus
obat sesuai humor
indikasi:
Antiemetic,
contoh
proklorperazin
(Compazine),
Asetazolamid
6) Mengurangi
5) Beri perasaan takut dan
penjelasan dan cemas.
suport pada
pasien pada
setiap
melakukan
prosedur
tindakan
6) Lakukan
orientasi dan
perkenalan
pasien terhadap
ruangan,
petugas, dan
peralatan yang
akan digunakan.