Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT.
Atas segala limpah rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah
limpahkan kepada proklamator sedunia, pejuang tangguh yang tak gentar
menghadapi segala rintangan demi umat manusia, yakni Nabi Muhammad SAW.

Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas di


STIKESHafshawaty,kami susun dalam bentuk kajian ilmiah dengan judul”Konsep
sitem dan pendekatan sistem dalam keperawatan” dan dengan selesainya
penyusunan makalah ini, kami juga tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:

1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH.MM. Selaku pengasuh pondok


pesantren Zainul Hasan Genggong

2. Ns. Iin Aini Isnawati,S.Kep.,M.Kes. Selaku ketua STIKES Hafshawaty


Zainul Hasan Genggong

3. Ana Fitria Nusantara, S.Kep.,Ns.,M.Kep. Selaku Ketua Prodi S1


Keperawatan

4. Shinta

Pada akhirnya atas penulisan materi ini kami menyadari bahwa


sepenuhnya belum sempurna.Oleh karena itu kami dengan rendah hati mengharap
kritik dan saran dari pihak dosen dan para audien untuk perbaikan dan
penyempurnaan pada materi makalah ini.

Proboloinggo,10 Januari 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................1

KATA PENGANTAR......................................................................................2

DAFTAR ISI.....................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................3


1.2 Rumusan Masalah...............................................................................4
1.3  Tujuan.................................................................................................4
1.4  Manfaat...............................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Konsep sistem..................................................................5
2.2 Komponen sistem dalam keperawatan .............................................6
2.3 Penerapan sistem dalam penggunaan proses keperawatan................7
2.4 Hubungan sistem dengan subsistem dan supra sistem .....................12
2.5 Pengaruh pada pelayanan kesehatan ditinjau dari perspektif............13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................15
3.2 Saran..................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem perawatan kesehatan berubah dengan cepat. Perawat jaman
sekarang berhadapan dengan perawatan klien yang mengharapkan asuhan
keperawatan yang berkualitas dan mengharapkan perawatan profesional sebagai
penyedia perawatan kesehatan terdidik dengan baik.
Pelayanan keperawatan mempunyai peranan penting dalam menentukan
keberhasilan pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Salah satu faktor yang
mendukung keyakinan diatas adalah kenyataan yang dapat dilihat di unit
pelayanan kesehatan seperti di rumah sakit, di mana tenaga yang selama 24 jam
harus berada di sisi pasien adalah tenaga perawat. Namun sangat disayangkan
bahwa pelayanan keperawatan pada saat ini masih jauh dari apa yang diharapkan.
Keadaan ini bukan saja disebabkan oleh terbatasnya jumlah tenaga keperawatan
yang kita miliki, tetapi terutama dikarenakan oleh terbatasnya kemampuan
profesional yang dimiliki oleh sebagian besar jenis tenaga ini.
Proses keperawatan merupakan suatu jawaban untuk pemecahan masalah
dalam keperawatan, karena proses keperawatan merupakan metode ilmiah yang
digunakan secara sistematis dan menggunakan konsep dan prinsip ilmiah yang
digunakan secara sistematis dalam mencapai diagnosa masalah kesehatan pasien,
merumuskan tujuan yang ingin dicapai, menentukan tindakan dan mengevaluasi
mutu serta hasil asuhan keperawata.
Pendekatan sistem dapat didefinisikan untuk memandang sesuatu sebagai
suatu sistem yang terdiri dari unsur-unsur, komponen-komponen, elemen-elemen
atau unit-unit yang saling berhubungan, saling berinteraksi, saling tergantung
dalam mencapai tujuan. Pendekatan sistem meliputi cara berpikir tentang
fenomena secara keseluruhan, metode atau teknik dalam memecahkan masalah
atau pengambilan keputusan (kesadaran adanya masalah karena berbagai faktor).

3
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa maksud dari konsep sistem?
1.2.2 Apa komponen sistem dalam keperawatan?
1.2.3 Apa penerapan sistem dalam penggunaan proses keperawatan?
1.2.4 Apa hubungan sistem dengan subsistem dan suprasitem?
1.2.5 Apa pengaruh pada pelayanan kesehatan ditintau dari perspektif?

1.3 Tujuan
1.3.1 Agar megetahui konsep sitem
1.3.2 Agar mengetahui komponen sistem dalam keperawatan
1.3.3 Agar mengetahui penerapan sistem dalam penggunaan
proses keperawatan
1.3.4 Agar mengetahui hubungan sistem dengan subsistem dan
Supra sistem
1.3.5 Agar mengetahui pengaruh pada pelayanan kesehatan ditinjau
Dari perspektif

1.4 Manfaat
1.4.1 Sebagai buku panduan tambahan untuk mahasiwa keperawatan

1.4.2 Sebagai acuan tambahan untuk proses belajar mengajar mahasiswa

keperawatan tentang konsep sistem

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Konsep Sistem


Kata sistem menjadi sangat populer dengan munculnya pendekatan sistem
yang digunakan dalam berbagai bidang ilmu. Sistem secara teknis berarti
seperangkat komponen yang saling berhubungan dan bekerja bersama-sama untuk
mencapai suatu tujuan. Kata sistem berasal dari bahasa latin (syst dan ema) dan
bahasa yunani (sust dan ema) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen
atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi,
materi, atau energi. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan suatu set
kesatuan yang berinteraksi, ketika suatu model metematika sering kali dapat
dibuat.

Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan


yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Misalnya,
negara yang merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain
seperti provinsi yang salaing berhubungan sehingga membentuk suatu negara
dengan rakyat sebagai penggeraknya. Kata “sistem” sering digunakan baik dalam
percakapan sehari-hari, forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini
digunakan untuk banyak hal dan berbagai bidang, sehingga memiliki makna yang
beragam.

Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan


alat yang memiliki hubungan di antara mereka. Sistem secara sederhana dapat
didefinisikan sebagai suatu kesatuan dari berbagai elemen atau bagian-bagian
yang mempunyai hubungan fungsional dan berinteraksi untuk mencapai hasil
yang diharapkan. Dengan demikian, keperawatan dapat diartiakan sebagai suatu
keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang mempunyai
hubungan fungsional dalam upaya mencapai tujuan akhir.

5
2.2 Komponen sistem dalam keperawatan

1. Manusia

Manusia adalah makhluk bio-psikososial yang utuh dan unik yang


mempunyai kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual. Manusia dipandang secara
menyeluruh dan holistik mempunyai siklus kehidupan meliputi tumbuh kembang,
memberi keturunan, memiliki kemampuan untuk mengatasi perubahan dengan
menggunakan berbagai mekanisme yang dibawa sejak lahir maupun yang didapat
bersifat biologis, psikologis dan sosial.

Manusia selalu mencoba memenuhi kebutuhannya melalui serangkaian


peristiwa yang mencakup belajar, menggali, serta menggunakan sumber-sumber
yang diperlukan berdasarkan potensi dan keterbatasannya.

2. Lingkungan

Manusia selalu hidup dalam suatu lingkungan tertentu, lingkungan


meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan merupakan tempat
dimana manusia berada, yang selalu mempengaruhi dan dipengaruhi manusia
sepanjang hidupnya.

Setiap lingkungan mempunyai karakteristik tersendiri dan memberikan


dampak yang berbeda pada setiap manusia, dalam menanggapi dampak
lingkungan ini, manusia selalu berespon untuk mengadakan adaptasi agar
keseimbangan dirinya tetap terjaga. Adaptasi dapat bersifat positif, dapat pula
negatif (apabila manusia beradaptasi secara negatif pada pengaruh lingkungan
maka akan menimbulkan masalah.

Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat


mempengaruhi kesehatan, lingkungan ini dapat berupa kondisi sosial budaya,
lingkungan geografis yang ada di masyarakat yang berada di luar institusi
kesehatan.

3. Kesehatan

6
Sehat merupakan suatu persepsi yang sangat individual, beberapa definisi
tentang sehat adalah :

a) WHO (1947) : Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik,
mental, sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau cacat.
b) Parson (1972) : Sehat adalah kemampuan individu secara optimal untuk
menjalankan peran dan tugasnya secara efektif.
c) Dubois (1978) : Sehat adalah suatu proses yang kreatif individu secara
aktif dan terus menerus beradaptasi dengan lingkungannya.
Kesehatan adalah suatu proses yang dinamis, terus menerus berubah
sebagai interaksi antara individu dengan perubahan lingkungan baik internal
maupun eksternal.

4. Keperawatan

Tindakan keperawatan berdasarkan pada kebutuhan manusia, keperawatan


dilaksanakan secara universal terjadi pada semua tingkat manusia. Tingkah laku
dalam keperawatan meliputi rasa simpati, empati, menghargai orang lain,
tenggang rasa. Keperawatan menghargai kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut
manusia. Keperawatan membantu klien mengenal dirinya, sebagai makhluk yang
memiliki kebutuhan yang unik.

Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan


keperawatan adalah salah satu bentuk “pelayanan profesional sebagai integral dari
pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologis, psikologi sosial, dan spiritual
secara komprehensif diajukan kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat
maupun sakit, mencakup siklus hidup manusia”.

2.3 Penerapan sistem dalam penggunaan proses keperawatan


Penerapan sistem dalam penggunaan proses keperawatan meliputi
beberapa tahapan, yaitu :

1. Tahap pengkajian

7
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan
manganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan
seorang pasien.

Tujuan pengkajian adalah untuk memberikan suatu gambaran yang terus


mengenai kesehatan pasien, yang memungkinkan tim perawat merencanakan
asuhan keperawatan kepada pasien secara perorangan.

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data dimulai dilakukan sejak klien masuk rumah sakit,


selama klien dirawat secara terus-menerus serta pengkajian dapat dilakukan ulang
untuk menambah dan melengkapi data yang telah ada. Berdasarkan sumber data,
data pengkajian dibedakan atas data primer dan data sekunder :

a) Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari klien
bagaimanapun kondisi klien.
b) Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pasien seperti
dari perawat, dokter, ahli gizi, ahli fisiotheraphy, keluarga atau
kerabat klien, catatan keperawatan serta hasil pemeriksaan penunjang
lainnya.
Secara umum ada beberapa cara pengumpulan data yaitu :

 Wawancara yaitu melalui komunikasi untuk mendapatkan respon dari


pasien dengan tatap muka.
 Observasi yaitu dengan mengadakan pengamatan secara visual atau
secara langsung kepada pasien.
 Konsultasi yaitu dengan melakukan konsultasi kepada yang ahli
spesialis bagian yang mengalami gangguan.
 Melalui pemeriksaan seperti inspeksi (melihat), palpasi (meraba),
perkusi (mengetuk), auskultasi serta pemeriksaan fisik lainnya, seperti
pengukuran EKG.

b. Pengelompokan data

8
Setelah selesai mengumpulkan data maka selanjutnya data-data terkumpul
dikelompokkan, data dapat dibagi atas data dasar dan data khusus.

 Data dasar terdiri dari data fisiologis / biologi, data psikologis, data
social, data spiritual dan data tentang tumbuhkembang klien.
 Data khusus adalah data yang bersipat khusus. Misalnya laporan
intake dan output cairan selama operasi, hasil pemeriksaan
hematology, pemeriksaan roentgen dan sebagainya.
Selain data diatas, berdasarkan cara pengumpulan data dibagi atas data
objektif dan data subjektif.

 Data objektif adalah data yang diperoleh perawat berdasarkan


hasil pemeriksaan atau observasi secara langsung.
 Data subjektif adalah data yang diperoleh berdasarkan keluhan
atau perkataan klien atau keluarganya.
 Analisa Data dan Perumusan Diagnosa Keperawatan
Tahapan terakhir dari pengkajian adalah analisa data untuk menentukan
diagnosa keperawatan. Proses keperawatan analisa adalah menghubungkan data
yang diperoleh dengan konsep teori, prinsip asuhan keperawatan yang relevan
dengan kondisi pasien. Analisa data dilakukan melalui pengesahan data,
pengelompokkan data, membandingkan data, menentukan ketimpangan /
kesenjangan serta membuat kesimpulan tentang kesenjangan masalah yang ada.

2. Tahap Diagnosa

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status /


masalah kesehatan aktual / potensial. Tujuannya adalah mengidentifikasi :

a) Adanya masalah aktual berdasarkan respon klien terhadap masalah /


penyakit.
b) Faktor-faktor berkontraksi / penyebab adanya masalah.
c) Kemampuan klien mencegah / menghilangkan masalah.
Diagnosa keperawatan berorientasi kepada kebutuhan dasar manusia,
berdasarkan pada kebutuhan dasar menurut Abraham Maslow, memperlihatkan
respon individu / klien terhadap penyakit dan kondisi yang dialaminya.

9
3. Tahap Perencanaan

Setelah merumuskan diagnosa keperawatan maka perlu dibuat


perencanaan intervensi keperawatan dan aktifitas keperawatan. Tujuan
perencanaan adalah untuk mengurangi, menghilangkan dan mencegah masalah
keperawatan klien.

Tahap perencanaan keperawatan adalah :

a. Proses penentuan prioritas

Proses ini dimulai dengan membuat prioritas diagnosa keperawatan, urutan


prioritas diagnosa keperawatan menunjukkan masalah tersebut menjadi prioritas
untuk dilakukan intervensi keperawatan. Meskipun demikian tidak berarti bahwa
satu diagnosa harus dipecahkan dahulu secara total baru mengerjakan diagnosa
berikutnya. Biasanya beberapa diagnosa keperawatan dapat diatasi secara
bersamaan.

b. Penetapan sasaran dan tujuan

Pada proses ini dilakukan setelah penetapan urutan prioritas diagnosa


keperawatan. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dalam mengurangi atau
mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan. Sedangkan tujuan
menggambarkan penampilan, hasil atau perilaku klien yang berhubungan dengan
sasaran. Perencanaan tujuan bermanfaat dalam merancang, mengimplementasikan
dan mengevaluasi asuhan keperawatan kepada klien.

c. Penentuan kriteria evaluasi

Kriteria adalah standar yang dipakai untuk mengevaluasi penampialan


klien. Misalnya klien dapat menyebutkan empat komplikasi diabetes millitus.
Kriteria diperlukan apabiala tujuan belum spesifik dan tidak dapat diukur.

d. Rencana intervensi

Adalah bagian akhir dari perencanaan dimana perawat memutuskan srategi


dan intervensi keperawatan yang akan dilakukan. Strategi dan tindakan yang

10
dilakukan diarahkan langsung pada etiologi atau faktor pendukung dari diagnosa
keperawatan.

4. Tahap implementasi

Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh


perawat dan klien. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan
implementasi adalah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah
dilakukan validasi, penguasaan, keterampilan interpersonal, intelektual, dan
tekhnikal. Intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang
tepat. Keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan didokumentasi keperawatan
berupa pencatatan dan pelaporan.

Ada tiga fase implementasi keperawatan yaitu :

a) Fase persiapan, meliputi pengetahuan tentang rencana, validasi


rencana, pengetahuan dan keterampilan mengimplementasikan
rencana, persiapan klien dan lingkungan.
b) Fase operasional, merupakan puncak implementasi dengan
berorientasi pada tujuan ( intervensi independent, dependen dan
interdependen).
c) Fase terminasi, merupakan terminasi perawat dengan klien setelah
implementasi dilakukan.
5. Tahap evaluasi

Hal-hal yang dievaluasi adalah keakuratan, kelengkapan, dan kualitas data,


teratasi atau tidaknya masalah klien, serta pencapaian tujuan serta ketetapan
intervensi keperawatan. Akhirnya, penggunaan proses keperawatan secara tepat
pada praktek keperawatan akan memberi keuntungan pada klien dan perawat.
Kualitas asuhan keperawatan diharapkan dapat ditingkatkan. Perawat dapat
mendemonstrasikan tangguang jawab dan tangguang gugatnya yang merupakan
salah satu ciri profesi dan yang amat penting adalah menjamin efisiensi dan
efektifitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien.

6. Tahap dokumentasi

11
Dokumentasi proses keperawatan merupakan metode pencatatan proses
keperawatan yang tepat untuk pengambilan keputusan yang sistematis.
Dokumentasi proses keperawatan mencakup pengkajian, dokumentasi masalah,
perencanaan, tindakan.

2.4 Hubungan sistem dengan subsistem dan supra sistem


Dalam sistem terdapat input (masukan), proses, output (hasil/keluaran),
dan umpan balik. Pendekatan sistem merupakan satu cara yang memandang
keperawatan secara menyeluruh dan sistematik, tidak parsial atau fragmentis.
Keperawatan sebagai suatu sistem merupakan satu kesatuan yang utuh dengan
bagian-bagiannya yang berinteraksi satu sama lain. Keperawatan dapat diartikan
sebagai keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang
mempunyai hubungan fungsional dalam usaha mencapai tujuan akhir.

Keperawatan dapat digambarkan sebagai kesatuan subsistem dan


membentuk satu sistem yang utuh. Sitem pendidikan ini memperoleh input dari
suprasistem (masyarakat atau lingkungan) dan memberikan output bagi
suprasistem tersebut. Subsistem yang membentuk sistem keperawatan adalah
tujuan, klien, manajemen, struktur dan jadwal waktu, asuhan keperawatan, tenaga
perawat dan tim kesehatan lain, teknologi, fasilitas, kendali mutu, penelitian, serta
biaya perawatan.

Interaksi fungsional antarsubsistem keperawatan disebut sebagai proses


keperawatan. proses keperawatan dapat terjadi dimana saja, tidak terbatas
lingkungan rumah sakit dan pusat kesehatan lainnya. Melalui proses keperawatan
diperoleh hasil (output) keperawatan. hasil keperawatan adalah asuhan
keperawatan yang sudah diberikan kepada klien berdasarkan tujuan keperawatan
yang telah ditetapkan. Tujuan keperawatan masing-masing tingkatan perawatan
ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan bermuara pada tujuan kesehatan nasional.

Beberapa penerapan sistem keperawatan :

1) Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan

12
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang potensial kepada klien.
Asuhan Keperawatan saling berhubungan dengan tim pelayanan kesehatan
lainnya seperti dokter, radiologi, klien/pasien, IPTEK, tim rumah tangga di RS,
gizi, laboratorium, dan sistem pendukung lainnya.

2) Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Keperawatan


Penerapan sistem dalam penyelenggaraan pendidikan keperawatan juga
saling berhubungan dengan pelayanan lainnya seperti IPTEK, AIPNI, PPNI,
Penyelenggara pendidikan keperawatan, kebutuhan masyarakat, kebijakan
pendidikan nasional keperawatan, dan profesi lain.

3) Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pengembangan Profesi


Keperawatan
Penerapan sistem ini berhubungan dengan masyarakat, kebijakan nasional,
PPNI, faktor lain, AIPNI, IPTEK, institusi pendidikan keperawatan. Dengan
bekerjasama bersama peleyanan-pelayanan lainnya sehingga pengembangan
profesi keperawatan dapat berjalan dengan lancar.

4) Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Secara


Umum
Pelayanan kesehatan dalam penerapannya sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti pendidikan dan manajemen, kebutuhan pelayanan
kesehatan, konsep kesehatan, tujuan pembangunan kesehatan, IPTEK, dan
berbagai profesi kesehatan.

2.5 Pengaruh pada Pelayanan Kesehatan ditinjau dari persfektif Sistem

A. Internal
 Bagi profesi dengan pendekatan sistem dan proses keperawatan,
perawat dapat mempertanggung jawabkan tugasnya sesuai dengan
standar. Jadi akhirnya dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan
profesi Keperawatan secara keseluruhan.

13
 Bagi Perawat akan meningkatkan kepuasan dalam bekerja dan
meningkatkan kecintaan pada profesi.
 Kemampuan memanfaatkan hasil/keluaran dari pendidikan
 Kemampuan dalam pengadaan dan pengembangan sumber daya
pendidikan.
B. Eksternal
 Bagi Klien dapat memfasilitasi keterlibatan klien dan keluarga
dalam perawatan disetiap tahapan proses keperawatan.
 Tekanan dan Tuntutan kebutuhan Masyarakat
 Perkembangan global Keperawatan Profesional

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan


alat yang memiliki hubungan diantara mereka. Sistem secara sederhana dapat
didefinisikan sebagai sesuatu kesatuan dari berbagai elemen atau bagian-bagian
yang mempunyai hubungan fungsional dan berinteraksi secara dinamis untuk
mencapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian keperawatan, dapat diartikan
sebagai satu keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang
mempunyai hubungan fungsional dalam upaya mencapai tujuan akhir.

Komponen Sistem dalam keperawatan meliputi Manusia, Lingkungan,


Kesehatan, Keperawatan. Manusia adalah makhluk bio-psikososial yang utuh dan
unik yang mempunyai kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual. Manusia selalu hidup
dalam suatu lingkungan tertentu meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

Dalam sistem terdapat input (masukan), proses, Output (hasil/Keluaran)


dan umpan balik. Pendekatan sistem merupakan satu cara yang memandang
keperawatan secara menyeluruh dan sistematik, tidak parsial dan Fragment:

3.2 Saran

Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui tentang materi kebutuhan


oksigenasi dan mahasiswa diharapkan belajar lebih giat tentang konsep sitem dan
pendekatan sistem dalam keparawatan tidak hanya dalam makalah ini tetapi juga
membaca dalam buku-buku atau penelitian yang menerangkan tentang konsep
sitem dan pendekatan sistem dalam keperawatan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Aziz,A. Halimul Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan,


Catatan ketiga-Jakarta ; Salemba Medika, 2008

Haryanto.2007.Konsep Dasar Keperawatan Dengan Pemetaan


Konsep.Jakarta ; Salemba Medika.

Kusnanto, S.Kep, M.Kes. 2010. Materi Seminar Nanda NIC NOC dalam
Kurikulum Pendidikan Ners.

16

Anda mungkin juga menyukai