Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pengampu :
Fakhruddin Z. S.Si MT
Disusun Oleh:
M. Agung Al Avit
Mita Marito
Jensen sitohang
Matthew Steven
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
AGUSTUS 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi lingkungan global dewasa ini semakin mengejutkan. Hal ini disebabkan oleh
aktivitas manusia yang memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan secara tidak terbatas.
Berbagai permasalahan lingkungan yang muncul saat ini meliputi pemberitaan lokal, regional,
nasional dan internasional yang sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia. Kasus
pencemaran dan kerusakan laut, hutan, udara, dan air.
Semua ini tidak bertanggung jawab, tidak pengertian, egois, dan disebabkan oleh perilaku
manusia. Saya melakukan penelitian menarik tentang kasus-kasus yang terjadi di lingkungan dari
perspektif etika lingkungan. Risalah ini mengangkat tema etika lingkungan yang berjudul
"Dampak Etika Lingkungan Masyarakat Terhadap Sungai Cilincing".
Muara sungai Cilincing dan kualitas muara yang buruk umumnya menghasilkan limbah
dalam jumlah besar yang mengalir ke sungai di sepanjang sungai. Kondisi lingkungan di sekitar
Sungai Cilincing disebabkan oleh tekanan ekologis terhadap lingkungan oleh penduduk yang
tinggi. Tingginya populasi ledakan penduduk yang tidak terkendali menyebabkan banyak
masalah lingkungan. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap etika
lingkungan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari etika lingkungan?
2. Bagaimana etika lingkungan masyarakat di sekitar sungai Cilinding?
3. Dampak apa yang ditimbulkan dari etika lingkungan masyarakat terhadap sungai Cilincing?
c. Tujuan
1. Mengetahui definisi etika lingkungan
2. Mengetahui etika lingkungan masyarakat di sekitar sungai Cilinding
3. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari etika lingkungan masyarakat terhadap sungai
Cilincing
BAB II
KAJIAN TEORI
Etika lingkungan adalah bidang filsafat. Etika didefinisikan dengan melihat sesuatu yang
benar atau salah, terlepas dari perbedaan budaya. Sebagai contoh, sebagian besar budaya sangat
menghormati kehidupan dan saya pikir setiap individu memiliki kesempatan hidup yang baik.
Hal ini ditentukan oleh penghormatan terhadap martabat dalam kehidupan individu.
Berkontribusi dalam etika untuk mencerminkan perasaan dominan budaya dalam pendapat moral
dan etika. Misalnya, tidak etis bagi seseorang untuk membunuh orang lain. Tetapi ketika negara
menyatakan perang, kebanyakan orang menerima kekuatan untuk membunuh musuh-musuh
mereka. Oleh karena itu, tidak bermoral etika dapat mengatakan bahwa pembunuhan itu tidak
benar.
Visi lingkungan juga termasuk penentuan nilai-nilai etika dan moral. Sebagai contoh,
tidak aman untuk saling membantu bila ada kelebihan makanan di satu tempat dan kelaparan di
tempat lain. Mungkin beberapa orang tidak merasa berkewajiban untuk menjadi dengan seluruh
dunia. Bahkan, kemampuan untuk menciptakan hasil untuk sebuah negara yang sebelumnya
menderita bervariasi kelaparan. aspek-aspek moral adalah hal-hal hanya yang tidak sesuai
dengan kebenaran moral murni.
Teori antrosentris adalah teori lingkungan yang menganggap manusia sebagai pusat
sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap paling menentukan dalam
kebijakan yang harus dimiliki dalam hubungannya dengan alam, langsung atau tidak langsung,
dengan tatanan ekosistem. Nilai tertinggi adalah kemanusiaan dan kemaslahatan. Humanisme
tidak hanya antroposentrisme, tetapi juga sangat metodis. Pola hubungan manusia-alam hanya
dapat dilihat pada hubungan musik instrumental. Alam dianggap sebagai alat untuk kepentingan
manusia, dan alam beserta unsur-unsurnya yang dianggap tidak perlu oleh manusia diabaikan.
Teori ini dianggap rapuh dan mempersempit etika lingkungan karena egois dan mementingkan
diri sendiri dengan memperhatikan alat. Teori ini dianggap sebagai salah satu penyebab utama
krisis lingkungan yang terjadi. Teori ini untuk menjaga agar manusia tidak mengeksploitasi dan
menguras alam semesta dan tidak tertarik pada alam untuk memenuhi kepentingan dan
kebutuhannya sendiri.
b. Biosentrisme
Setiap kehidupan dan makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri.
Tidak hanya manusia yang mempunyai nilai, alam juga mempunyai nilai pada dirinya sendiri
lepas dari kepentingan manusia.
Biosentrisme menolak argumen antroposentrisme, karena yang menjadi pusat perhatian
dan yang dibela oleh teori ini adalah kehidupan, secara moral dan berlaku prinsip bahwa setiap
kehidupan di muka bumi ini mempunyai nilai moral yang sama sehingga harus dilindungi dan
diselamatkan.
Mendasarkan moralitas pada keluhuran kehidupan, baik pada manusia maupun pada
makhluk hidup lainnya. Konsekuensinya: alam semesta adalah sebuah komunitas moral.
Manusia maupun bukan manusia sama-sama memiliki nilai moral. Kehidupan makhluk hidup
apapun pantas dipertimbangkan secara serius dalam setiap keputusan dan tindakan moral.
Bahkan lepas dari perhitungan untung-rugi bagi kepentingan manusia.
c. Ekosentrisme
Deep ecology (DE) diperkenalkan oleh Arne Naess (filsuf Norwegia) tahun 1973 dalam
artikelnya “The shallow and the Deep, Long-range Ecological
Movement: A Summary”. DE menuntut suatu etika baru yang tidak berpusat pada manusia, tetapi
berpusat pada makhluk hidup seluruhnya dalam kaitannya dengan upaya mengatasi persoalan
lingkungan hidup. DE tidak mengubah sama sekali hubungan manusia dengan manusia.
Yang baru dari teori Ekosentrisme adalah, manusia dan kepentingannya bukan lagi
ukuran bagi segala sesuatu yang lain. Manusia bukan lagi pusat dari dunia moral, namun
memusatkan perhatian kepada semua spesies atau biosphere
secara keseluruhan.
Bentuk kehidupan non-manusia tidak memiliki hak-hak individu. Ekosistem dan habitat
yang diperlukan untuk bentuk kehidupan untuk hidup dan makmur. organisme non-manusia
memiliki hak asasi manusia terhadap ekosistem dan habitat. hak alami tidak mutlak.
e. Ekofeminisme
Ekofeminisme adalah bagian atau menit dari feminisme. Ecofinism menantang perspektif
maskulin, patriarki, dan hierarkis yang lazim dan umum di zaman modern. Ekofeminisme
diklasifikasikan secara sosial dan ekologis. Para pendukung ekofeminisme harus secara radikal
mengubah struktur dan institusi sosial dan politik mereka untuk menghilangkan, atau setidaknya
mengurangi, dominasi laki-laki, penindasan, eksploitasi dan dominasi alami dan eksploitasi
perempuan.
Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam (caring for nature)
Prinsip keadilan
Prinsip demokrasi
Teluk Jakarta merupakan perairan semi tertutup yang masih mendapat pengaruh sifat
laut dari Laut Jawa dan menerima limpasan air sungai yang bermuara ke dalam teluk. Di perairan
ini bermuara 13 sungai besar mulai dari muara sungai Cisadane di bagian barat sampai muara
sungai Citarum di bagian timur. Teluk Jakarta adalah perairan yang penting, baik secara ekologis
maupun ekonomis. Perairan ini secara ekologis menjadi penting karena menopang kehidupan
biota laut di Laut Jawa serta mendapat ancaman serius pencemaran melalui limbah hasil kegiatan
semua manusia di kota Jakarta dan sekitarnya yang masuk ke dalamnya. Secara ekonomis,
perairan ini merupakan lahan kehidupan ribuan manusia, mulai dari nelayan, pelaku bisnis,
hingga masyarakat umum lainnya. Di teluk ini pula terletak sebuah pelabuhan internasional yang
memiliki frekuensi transportasi perkapalan yang tinggi, termasuk kegiatan pariwisata bahari di
pantai Teluk Jakarta dan di gugusan Kepulauan SeribuBelum lagi kegiatan perikanan seperti
tambak tambak di sepanjang pesisir pantai dan bagan bagan kerang hijau yang menyebar mulai
dari Dadap, hingga Cilincing. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Teluk Jakarta adalah
sebuah ekosistem perairan yang mendapat tekanan ekologis dan ekonomis tinggi dari manusia.
Di samping itu, keterkaitan wilayah pesisir Teluk Jakarta dengan wilayah daratan
melalui daerah aliran sungai (DAS) dengan 13 DAS yang bermuara di Teluk Jakarta, menjadikan
wilayah pesisir Teluk Jakarta sebagai perangkap sedimen, nutrien dan bahan-bahan pencemar
yang berasal dari hulu, yang sangat berpengaruh pada produktivitas hayati dan kualitas
lingkungan perairan Teluk Jakarta. Dengan demikian, penduduk di Kota Jakarta bertanggung
jawab atas tekanan ekologis yang terjadi di Teluk Jakarta karena semua limbah hasil kegiatan
manusia, baik kegiatan domestik maupun industri masuk ke perairan ini. Apalagi sampai saat ini
belum tersedia fasilitas pengolahan limbah cair domestik kolektif yang memadai yang mampu
mengolah limbah cair domestik dari semua Kota Jakarta. Akibatnya, limbah cair domestik dari
setiap rumah tangga masuk ke sistem drainase kota (kali dan sungai) tanpa diolah, kemudian
masuk ke perairan Teluk Jakarta.
Dampak masuknya limbah organik dari daratan ke Teluk Jakarta membuat perairan ini
menjadi demikian subur, bahkan kelewat subur yang dinamakan dengan Hyper-eutrophic, yaitu
perairan dengan tingkat kesuburan sangat tinggi di sekitar muara sungai dan sepanjang pantai
Teluk Jakarta, yang secara intensif menerima masukan langsung air sungai dari daratan. Secara
visual, perairan ini keruh dan berwarna hijau gelap. Sedikit lebih ke tengah, perairan Teluk
Jakarta berkurang setingkat yaitu kelas eutrophic, yaitu perairan dengan tingkat kesuburan
tinggi. Melemahnya pengaruh langsung dari daratan serta berbagai pengaruh fisik perairan,
seperti pengenceran oleh massa air dari Laut Jawa serta konsumsi unsur hara oleh fitoplankton,
menjadikan perairan bagian luar Teluk Jakarta tidak setinggi di pantai dan muara sungai.
Sangat tingginya kesuburan perairan Teluk Jakarta ini memiliki dua sisi yang berbeda.
Satu sisi adalah sisi positif, yaitu membawa manfaat yang tinggi bagi masyarakat, khususnya
bagi nelayan dan pembudidaya kerang secara massal, utamanya jenis kerang hijau (Perna
viridis) yang memiliki pasar yang cukup baik. Pertumbuhan kerang yang dibudidayakan
demikian bagus, karena melimpahnya makanan, yaitu plankton yang merupakan implikasi dari
tingginya kandungan unsure di perairan yang sangat subur ini. Sisi positif lain adalah Teluk
Jakarta senantiasa berperan sebagai eksportir utama bahan organik ke Laut Jawa yang
merupakan makanan bagi ikan-ikan yang terdapat di perairan tersebut sehingga melalui proses
rantai makanan, ikan-ikan yang ada di Laut Jawa senantiasa tercukupi kebutuhan makanannya.
Sementara itu, sisi negatif dari tingginya tingkat kesuburan perairan Teluk Jakarta,
antara lain, adalah berupa timbulnya kejadian ledakan fitoplankton yang rutin terjadi di kawasan
ini. Selain dapat menimbulkan kematian massal ikan melalui berkurangnya nilai oksigen terlarut,
ledakan fitoplankton ini juga dapat mengganggu kawasan wisata bahari melalui penurunan nilai
estetika perairan.
Perairan Cilincing menerima input nutrien yang tinggi melalui sungai Cakung yang
melewati dan bermuara di Cilincing. Gubernur DKI Jakarta telah mengeluarkan Surat Keputusan
No. 582 Tahun 1995 Tentang Peruntukan Baku Mutu Air Sungai/Badan Air serta Baku Mutu
Limbah Cair di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dan menetapkan Sungai Cakung ke
dalam Golongan D dengan peruntukan sebagai pertanian dan usaha perkotaan.
Buruknya kualitas badan dan muara sungai pada umumnya disebabkan karena
banyaknya limbah yang masuk ke badan sungai di sepanjang aliran tersebut. Status Lingkungan
Hidup DKI Jakarta tahun 2010 menyebutkan bahwa tekanan ekologis terhadap lingkungan
disebabkan oleh tingginya jumlah penduduk, dimana dalam lima dasawarsa terakhir peningkatan
jumlah penduduk DKI Jakarta dari 2.906.500 jiwa pada tahun 1961 menjadi 9.588.200 jiwa pada
tahun 2010.
Dibandingkan dengan populasi penduduk dunia yang dilaporkan oleh Glibert &
Burkholder, peningkatan dari 1,6 milyar pada 1900-an menjadi 6 milyar pada 2000-an, maka
populasi penduduk Jakarta juga mempunyai kecenderungan yang sama. Populasi yang begitu
tinggi akan memicu peralihan fungsi lahan untuk mendukung aktivitas ekonomi dan konsekuensi
logisnya, ketika pembangunan tidak bersinergi dengan kondisi lingkungan alam yang ada, maka
daya dukung lingkungan akan terlampau dan daya tampung terhadap limbah dan sampah tidak
akan memadai. Dampaknya, terjadi penggelontoran limbah dan sampah ke badan air yang akan
berpengaruh ke perairan teluk yang menjadi muara dari badan air tersebut.