Anda di halaman 1dari 18

Laporan Praktikum Kimia Dasar

SIFAT – SIFAT UNSUR

FIRMAN H

H031201008

LABORATORIUM KIMIA DASAR


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
Lembar Pengesahan

SIFAT – SIFAT UNSUR

Disusun dan diajukan oleh:

FIRMAN H

H031201008

Laporan praktikum telah diperiksa dan diketahui oleh :

Makassar, 15 November 2020


Asisten Praktikan,

MEGAWATI FIRMAN H
NIM. H031171016 NIM. H031201008
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Unsur kimia adalah zat yang tidak dapat diuraikan menjadi dua atau lebih

zat lain yang lebih sederhana melalui cara fisika atau kimia biasa. Cara fisika

atau kimia biasa itu berarti bahwa kita tidak bisa memasukkan proses peluruhan

radioaktif baik. Peluruhan radioaktif yang dimaksud baik yang alami maupun

yang buatan dan reaksi nuklir berenergi tinggi yang memang mentransformasi

suatu unsur menjadi unsur lain (Oxtoby dkk., 2001).

Secara singkat, unsur bisa dikatakan sebagai bahan murni yang terdiri

dari proton, neutron, dan electron sebagai pembentuk unsur. Kumpulan dari 2

atau lebih unsur dapat membentuk senyawa unsur atau senyawa molekul.

Masing–masing unsure memiliki karakteristik masing–masing. Baik itu dari segi

kereaktifan, kelarutan dan lain–lain. Masing–masing dari unsur kimia memiliki

sifat kimia dan fisika tersendiri.

Dalam ilmu kimia, unsur terbagi menjadi beberapa golongan seperti

unsur golongan 1A atau yang biasa disebut dengan golongan alkali dan unsur

golongan IIA yang sering disebut dengan golongan alkali tanah. Dari setiap

golongan memiliki karakteristik masing–masing. Oleh karena itu sangat penting

untuk dilakukan percobaan mengenai sifat–sifat unsur kimia agar kita dapat

mengetahui dan memahami bagaimana bentuk kereaktifan dan kelarutan dari

unsur – unsur tersebut.


1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari percobaan ini adalah:

1. bagaimana kereaktifan logam Li, Na, Mg, dan Ca terhadap aquades.?

2. bagaimana kelarutan garam sulfat dari larutan MgCl2, CaCl2, SrCl2, dan

BaCl2 ?

3. bagaimana kelarutan garam hidroksida dari larutan MgCl2, CaCl2, SrCl2, dan

BaCl2 ?

1.3 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.3.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami

sifat–sifat unsur logam golongan IA (alkali) dan golongan IIA (alkali tanah).

1.3.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu :

1. mengetahui kereaktifan logam Li, Na, Mg, dan Ca terhadap aquades.

2. mengetahui kelarutan garam sulfat dari larutan MgCl2, CaCl2, SrCl2, dan

BaCl2.

3. mengetahui kelarutan garam hidroksida dari larutan MgCl 2, CaCl2, SrCl2, dan

BaCl2.

1.4 Perinsip Percobaan

Prinsip pada percobaan ini adalah mereaksikan logam alkali dan alkali

tanah dengan air kemudian dipanaskan. Jika logam tidak bereaksi saat dicampur,
maka akan dilakukan pemanasan. Setelah itu menambahkan indikator PP

(phenolptalein) yang ditandai dengan perubahan warna dan mereaksikan alkali

dan alkali tanah dengan H2SO4 (Asam Sulfat) dan NaOH (Natrium Hidroksida),

kemudian mengamati reaksi yang terjadi berupa endapan yang terbentuk.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Unsur-unsur menunjukkan kecenderungan yang berbeda-beda untuk

mendapatkan isian kulit dengan berbagi elektron dengan atom lain, atau dengan

keuntungan atau kerugian aktual elektron untuk membentuk spesies bermuatan,

disebut ion. Misalnya, natrium (simbol Na, nomor atom 11) dengan mudah

kehilangan satu elektron untuk membentuk ion natrium, Na+, dengan 10 elektron.

Dengan kehilangan satu elektron, natrium memperoleh elektron yang sama jumlah

elektron sebagai neon gas inert, dan itu telah menjadi a spesies kimia yang sangat

stabil. Fluor (simbol F, nomor atom 9) dengan mudah memperoleh satu elektron

tambahan untuk menjadi ion fluorida (Conkling, 1985).

Nama alkali berasal dari bahasa Arab al- qali yang berarti abu. Nama ini

diambil untuk mengingat nama Abu Musa Jabir Ibn Hayyan (700-778) yang

sebelumnya telah berhasil memperoleh soda dari abu tumbuhan laut. Alkali

merupakan unsur logam yang sangat reaktif. Golongan alkali terdapat pada

golongan 1 atau IA sistem periodeik moderen. Golongan alkali mempunyai

elektron valensi 1 yaitu dengan konfigurasi 1s1, jadi golongan unsur ini termasuk

unsur

blok s. Untuk mencapai konfigurasi oktet golongan alkali melepaskan elektron

valensinya, membentuk ion bermuatan 1+. Hal ini menunjukkan bahwa golongan

alkali bersifat elektropositif dan merupakan reduktor kuat (Asmadi dkk, 2009).

Semua logam alkali (Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr) tampak mengkilat,

berwarna keperakan, merupakan konduktor listrik dan panas yang baik. Logam
alkali bersifat lunak, dan semakin lunak dengan naiknya nomor atom. Sebagian

besar logam mempunyai titik leleh yang sangat tinggi, tetapi logam alkali

mempunyai titik leleh rendah dan semakin rendah dengan naiknya nomor atom.

Kelunakan dan kerendahan titik leleh logam alkali dapat dikaitkan dengan

lemahnya ikatan metalik dalam unsur–unsur ini. Perubahan entalpi atomisasi

logam–logam pada umumnya berharga antara 400–600 kJ mol-1, tetapi untuk

logam alkali harga ini jauh lebih rendah antara 78–600 kJ mol-1. Ternyata terdapat

hubungan antara sifat–sifat lunak dan rendahnya titik leleh dengan rendahnya

perubahan entalpi atomisasi. Densitas logam alkali juga jauh lebih kecil dibanding

dengan densitas logam–logam lain pada umumnya (Sugiarto dan Suyanti, 2010).

Golongan 1A disebut juga logam alkali. Titik leleh, titik didih dan

kerapatan logam alkali rendah dan logam-logam itu sangat lunak. Karena kulit

elektron terluarnya hanya mengandung satu elektron s, energi ionisasi logam-

logam ini sangat rendah, dan kation mono logam alkali terbentuk dengan mudah.

Analisis 108 kualitatif logam alkali dapat dilakukan dengan uji nyala dengan

menggunakan garis luminisensinya yang khas. Logam alkali dioksidasi oleh air

dan akan melepaskan gas hidrogen karena rendahnya potensial reduksi logam-

logam tersebut. Logam alkali yang lebih berat dari litium bereaksi hebat dengan

air, oleh karena itu harus ditangani dengan sangat hati-hati (Taro, 2008).

Logam alkali (logam golongan I) adalah unsur dengan sifat logam yang

paling menonjol dari semua elemen dalam sistem periodik. Mereka semua

bereaksi dengan air dan menghasilkan gas hidrogen serta alkali logam hidroksida.

Golongan ini berada pada bagian paling sebelah kiri dalam sistem periodik unsur

(Petrusevski dan Stojanovska, 2007).


Unsur alkali tanah merupakan logam golongan IIA dalam sistem periodik

unsur. Unsur ini mempunyai elektron valensi 2, yang cenderung melepaskan

elektron, sehingga bermuatan +2. Karena elektron valensinya mudah terlepas,

unsur alkali tanah bersifat mudah teroksidasi, walaupun tidak semudah golongan

alkali. Jadi, unsur golongan alkali tanah merupakan reduktor kuat. Golongan ini

dinamakan alkali “tanah”, karena unsur ini agak sukar larut dalam air dan tetap

stabil pada temperatur tinggi. Unsur alkali, pada kulit terluarnya mempunyai

1 elektron. Unsur alkali tanah, pada kulit terluarnya mempunyai 2 elektron,

sehingga pada unsur alkali tanah gaya tarik inti dengan elektron pada kulit

terluarnya akan lebih kuat daripada golongan alkali, yang mengakibatkan unsur

alkali tanah memiliki jari-jari yang lebih kecil dan energi ionisasinya lebih besar

dibandingkan dengan unsur alkali. Selain itu, unsur alkali tanah merupakan logam

keras yang mempunyai titik leleh tinggi (Lestari, 2004).

Unsur alkali tanah meliputi Na, K, Ca dan Mg, sebagian besar merupakan

unsur hara esensial. Unsur ini berperan dalam berbagai metabolisme enzim dalam

tanaman. Kekurangan akan unsur tersebut akan memunculkan tanda-tanda

defisiensi dan pengurangan produksi tanaman. Keberadaan unsur ini dalam tanah

berasal dari mineral penyusun tanah. Keberadaan unsur ini dalam tanah selain

memenuhi kebutuhan tanaman juga mempengaruhi keberadaan unsur lainnya

terutama unsur hara mikro (Rusmanta, 2018).

Logam alkali tanah (kolom IIA) dapat dianggap sebagai logam sederhana

dalam hal elektronik, logam ini merupakan unsur yang kurang dipelajari di antara

logam. Dari sudut pandang eksperimental, hanya beberapa properti yang telah

ditentukan hingga saat ini (Baria dan Janib, 2010).


BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat Percobaan

Alat yang digunakan dalam praktikumini adalahrak tabung,tabung reaksi,

gelas kimia 250 mL, pipet tetes,cawanpetridish, labu semprot, gegep kayu, sikat

tabung reaksi, batang pengaduk, kawat kasa, kaki tiga, gelas kimia 500 mL,dan

bunsen.

3.2 Bahan Percobaan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah logam Li, Na, Mg

dan Ca, larutan MgCl2, CaCl2, SrCl2 dan BaCl2 0,5 M, larutan NaOH 0,5 M,

larutan H2SO4 0,5 M, indikator PP, kertassaring, dan aquades.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.2 Reaktivitas Unsur

Disiapkan 3 buah tabung reaksi yang berisiaquadessecukupnya. Diberikan

label pada masing-masing tabung reaksi. Tabung reaksi pertama diisi dengan

logam Li. Tabung reaksi kedua diisi dengan Mg. Tabung reaksi ketiga diisi

dengan Ca. Kemudian amati reaksi yang terjadi pada setiap tabung. Setelah itu,

tabung yang tidak mengalami reaksi dipanaskan pada air suhu kamar. Teteskan

indikator PP pada masing-masing tabung reaksi dan catat perubahan warna yang

terjadi.

Disiapkan kertas dan cawan penguap, kemudian isi cawan dengan

aquades. Selanjutnya, letakkan secarik kertas saring di atas permukaan aquades


dalam cawan penguap dengan menggunakan pinset. Kemudian, letakkan sepotong

logam Na diatas kertas saring tersebut. Amati reaksi hingga terjadi ledakan-

ledakan kecil. Kemudian teteskan indikator PP dan catat hasil perubahan.

3.3.3 Kelarutan Garam Sulfat

Disiapkan 4 tabung reaksi. Tabung reaksi (1) diisi dengan MgCl2 , tabung

reaksi (2) dengan CaCl2, tabung reaksi (3) dengan SrCl2, dan tabung reaksi (4)

dengan BaCl2, masing - masing 1 mL dengan konsentrasi 0,5 M. Masing–masing

tabung reaksi tersebut ditambahkan 1 mL H2SO4 0,5 M. Perhatikan endapan yang

terbentuk pada setiap tabung.

3.3.4 Kelarutan Garam Hidroksida

Disiapkan 4 tabung reaksi. Tabung reaksi (1) diisi dengan MgCl 2 , tabung

reaksi (2) dengan CaCl2, tabung reaksi (3) dengan SrCl2, dan tabung reaksi(4)

dengan BaCl2, masing - masing 1 mL dengan konsentrasi 0,5 M. Masing–masing

tabung reaksi tersebut ditambahkan 1 mL NaOH 0,5 M. Perhatikan endapan yang

terbentuk pada setiap tabung.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

4.1.1 Reaktivitas Unsur

Tabel 4.1 Hasil percobaan reaktivitas unsur


Ditambah air Ditambah
Unsur Ditambah air dingin
panas Phenolptalin (PP)
Bergelembung dan
Li - Ungu kemerahan
menjadi keruh
Mg - Bergelembung Ungu muda
Bergelembung dan
Ca - Ungu kemerahan
menjadi keruh
Na Timbul ledakan kecil - Ungu kemerahan

4.1.2 Pengendapam Garam Sulfat

Tabel 4.2 Hasil percobaan pengendapan garam sulfat


Larutan Ditambah H2SO4 0,5 M Keterangan

MgCl2 0,5 M Tetap Tidak mengendap

CaCl2 0,5 M Tetap Sedikit endapan

SrCl2 0,5 M Putih pekat Mengendap

BaCl2 0,5 M Putih pekat Mengendap

4.1.3 Pengendapan Garam Hidrosida

Tabel 4.3 Hasil percobaan pengendapan garam hidroksida


Larutan Ditambah H2SO4 0,5 M Keterangan

MgCl2 0,5 M Putih pekat Mengendap


CaCl2 0,5 M Putih pekat Mengendap

SrCl2 0,5 M Putih pekat Mengendap

BaCl2 0,5 M Putih pekat Mengendap

4.2 Reaksi

A. Kereaktifan Unsur

Li + 2H2O LiOH + 2H2

Na + 2H2O NaOH + 2H2

Mg + 2H2O Mg(OH)2 + H2

Ca + 2H2O Ca(OH)2 + H2

B. Kelarutan Garam Sulfat

MgCl2 + H2SO4 2HCl + MgSO4

CaCl2 + H2SO4 2HCl + CaSO4

SrCl2 + H2SO4 2HCl + SrSO4

BaCl2 + H2SO4 2HCl + BaSO4

C. Kelarutan Garam Hidroksida

MgCl2 + 2NaOH Mg(OH)2 + 2 NaCl

CaCl2 + 2NaOH Ca(OH)2 + 2 NaCl

SrCl2 + 2NaOH Sr(OH)2 + 2 NaCl

BaCl2 + 2NaOH Ba(OH) + 2 NaCl

4.3 Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan 3 percobaan untuk mengamati sifat–sifat

unsur. Percobaan pertama yaitu untuk mengetahui kereaktifan logam pada logam
alkali dan alkali tanah dengan menggunakan unsur logam Mg, Na, Li dan Ca.

Dari hasil percobaan yang didapatkan dapat membuktikan bahwa unsur logam

Mg, Na, Li dan Ca reaktif terhadap logam. Namun dari hasil percobaan ini juga

membuktikan bahwa golongan IA lebih reaktif dibanding golongan IIA. Hal ini

dikarenakan pada golongan IA memiliki jari-jari atom yang lebih besar

dibandingkan dengan golongan IIA, selain itu, karena golongan IA melepas

elektron relatif lebih sedikit, sehingga daya reaktifnya semakin kuat, sedangkan

golongan IIA melepaskan dua elektron valensinya. Karena memiliki kereaktifan

yang kuat, maka tanpa dipanaskan logam kalium juga dapat bereaksi. Fungsi

ditetesi indikator PP yaitu untuk melihat perubahan warna larutan basa yang

terbentuk mengindikasikan tingkat kebasaan larutan tersebut. Dimana fungsi

indikator PP sendiri adalah untuk mengidentifikasi ion OH- pada larutan. Jika

semakin tua/pekat warna ungu pada larutan, maka semakin kuat tingkat kebasaan

larutan tersebut.

Pada percobaan kedua yaitu untuk mengetahui kelarutan garam sulfat pada

golongan IIA. Berdasarkan hasil percobaan didapatkan bahwa pada percobaan

kelarutan garam sulfat, MgCl2 ditambahkan H2SO4 tidak terjadi pengendapan,

CaCl2 ditambah H2SO4 menghasilkan sedikit endapan, SrCl2 ditambah H2SO4

menghasilkan banyak endapan dan BaCl2ditambah H2SO4 menghasilkan sangat

banyak endapan. Adapun hubungan kelarutan dengan endapan yaitu semakin

tinggi kelarutan, semakin sedikit endapan yang terbentuk dan semakin rendah

kelarutan, semakin banyak endapan yang terjadi. Nilai Ksp MgSO 4 = 1 x 10-5,

CaSO4 = 2,4 x 10-5, SrSO4 = 3,2 x 10-7 dan BaSO4 = 1,5 x 10-9. Maka urutan
tingkat pengendapan yang paling banyak yaitu BaCl2 > SrCl2 > CaCl2 > MgCl2.

Untuk reaksi MgCl2 + H2SO4 seharusnya menghasilkan endapan. Namun, pada

percobaan tidak menghasilkan endapan. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor,

salah satunya terjadi kontaminasi dalam larutan yang diujikan.

Pada percobaan ketiga bertujuan untuk mengetahui kelarutan garam

hidroksida pada golongan IIA. Dari hasil percobaan ditemukan bahwa seluruh

senyawa menghasilkan endapan. Dari hasil percobaan ditemukan MgCl 2 dan

CaCl2 berubah menjadi putih pekat, SrCl2 berubah menjadi larutan keruh dan

BaCl2 berubah warna menjadi bening sediki keruh. Hal ini menandakan bahwa

kelarutan garam hidroksida golongan alkali tanah semakin bertambah dari atas ke

bawah.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :

1. kereaktifan logam yaitu logam Ca lebih reaktif dibandingkan dengan

logam Mg, sehingga dapat diurutkan sebagai berikut Na>Li>Mg>Ca.

2. kelarutan garam sulfat dari atas ke bawah semakin tinggi, dimana

kelarutan paling tinggi dan lebih banyak mengendap yaitu BaCl2.

3. kelarutan garam hidroksida bertambah dari atas ke bawah, dan dapat

diurutkan sebagai berikut MgCl2>CaCl2>SrCl2>BaCl2.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk praktikum

Saran untuk praktikum online ini yaitu mohon sebelum dimulai praktikum,

disiapkan sebaik mungkin media yang digunakan dengan baik agar tidak menimbulkan

kendala seperti suara video yang tidak jelas.

5.2.2 Saran untuk asisten

Saran untuk asisten yaitu tetap menjaga sifat ramah kepada praktikan dan

juga dalam menjelaskan materi praktikum lebih baik lagi


DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, S,E., dan O,K., 2009, Pengurangan Chrom (Cr) Dalam Limbah Cair
Industri Kulit Pada Proses Tannery Menggunakan Senyawa Alkali
Ca(OH)2, NaOH, dan NaHCO3 (Stud Kasus PT. Trimulyo Kencana Mas
Semarang), Jal, 5(1).

Baria, J, K., dan Janib, A, R., 2010, Structural Studies of Liquid Alkaline Earth
Metals A Molecular Dynamics Approach, Journal of Physics, 40(2).

Conkling, J,A., 1985, Chemistry of Pyrotechnics, Marcel Dekker, New York.

Lestari, S., 2004, Mengurai Susunan Periodik Unsur Kimia, Kawan Pustaka,
Jakarta.

Oxtoby, W,O., Gillis, H, P., dan Nachtrieb, N,H., 2001, Prinsip – Prinsip Kimia
Modern, Erlangga, Jakarta.

Petrusevski, Vladimir M., and Marina Stojanovska, 2007, A Simple Synthesis Of


Liquid –Na Alloy And Few Examples Of its Use n The Chemistry Lab,
Chemistry Of Alkali Metals Journal, 18(2):114-119

Rusmanta, Y., Asmuruf, F, A., dan Aud, L, 2018, Pengaruh Perladangan


Tradisional Terhadap Ketersediaan Unsur – Unsur Hara (Na, K, Ca dan
Mg) dalam Tanah di Kampung Wananuk Distrik Yalengga Kabupaten
Jayawijaya, Jurnal Kimia, 2(1).

Sugiyanto, K, H., dan Suyanti, R, D., 2010, Kimia Anorganik Logam, Graha Ilmu,
Yogayakarta.

Taro, S., 2008, Kimia Anorganik, Iwanami Shoten, Tokyo.


Lampiran 1. Bagan Kerja

1. Reaktifitas Unsur

Logam Li, Mg dan Ca

- Dimasukkan logam Li ke dalam tabung reaksi

yang berisi air 2 mL.

- Diamati dan memerhatiakn reaksi yang terjadi.

- Dipanaskan, jika tidak terjadi reaksi hingga

terjadi reaksi (muncul gelembung udara).

- Diteteskan indikator PP.

- Diamati perubahan

- Dilakukan hal yang sama dengan menggunakan


logam Mg dan Ca.

Hasil

2. Kelarutan Garam Sulfat

1 mL MgCl20,5 M
 Dimasukkan MgCl2 ke dalam tabung reaksi.

 Ditambahkan 1 ml H2SO4 0,5 M.

 Diamati endapan yang terbentuk pada tabung.

 Dilakukan hal yang sama dengan menggunakan

CaCl2, SrCl2, dan BaCl2.

Hasil
3. Kelarutan Garam Hidroksid

1 mL MgCl2 0,5 M

 Dimasukkan MgCl2 ke dalam tabung reaksi.

 Ditambahkan 1 ml H2SO4 0,5 M.

 Diamati endapan yang terbentuk pada tabung.

 Dilakukan hal yang sama dengan menggunakan


CaCl2, SrCl2, dan BaCl2

Has
il

Anda mungkin juga menyukai