2070 2789 1 PB
2070 2789 1 PB
Neylan, Zam Zanariah I Hemiplegia Sinistra dan Paresis Nervus VII dan XII Et Causa Stroke Non Hemoragik
Abstrak
Stroke merupakan penyebab kematian ketiga di dunia setelah penyakit jantung koroner dan kanker baik di negara maju
maupun negara berkembang. Sebagian besar (80%) disebabkan oleh stroke non hemoragik. Pada kasus ini, seorang wanita,
usia 42 tahun dengan keluhan lengan dan tungkai sebelah kiri tidak dapat digerakkan. Keluhan dirasakan secara tiba-tiba saat
bangun tidur. Pasien juga mengeluhkan bicara pelo, suara tidak jelas dan bibir miring ke kiri. Pasien memiliki riwayat
hipertensi sejak 3 tahun yang lalu dan tidak rutin meminum obat. Pasien juga memiliki riwayat diabetes mellitus dan tidak
rutin meminum obat. Pasien memiliki hiperkolestrolemia dan tidak mengontrol gaya hidupnya. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis dengan GCS E4V5M6, TD 150/100mmHg, nadi 88x/menit,
RR 20x/menit, dan suhu 36,5oC. Pada pemeriksaan saraf kranial didapatkan adanya paresis nervus VII yaitu pada inspeksi
wajah sewatu saat diam miring kearah kiri, saat tertawa tertarik kearah kanan dan paresis nervus XII yaitu deviasi lidah kearah
kiri. Pada pemeriksaan motorik didapatkan hasil kekuatan otot lengan dan tungkai kiri 0 yang menunjukkan kesan hemiplegia
sinistra. Pada pemeriksaan rontgen thoraks didapatkan kardiomegali dan adanya aterosklerosis dan pemeriksaan CT Scan
Kepala didapatkan infark cerebri pada kortikal dan subkortikal temporoparietalis dextra. Diagnosis klinis hemiplegia sinistra
dan paresis nervus VII dan XII et causa stroke non hemoragik, diberi tatalaksana berupa terapi cairan ringer laktat
20ggt/menit, antihipertensi amlodipine 1x10mg untuk penanganan tekanan darah, antitrombotik aspilet 1x80mg untuk
menghambat agregasi trombosit sehingga menyebabkan terhambatnya pembentukan thrombus, dan diberikan metformin
untuk mengatasi diabetes mellitus pada pasien.
Korespondensi: Duta Hafsari, Jalan P. Niti adat Gg. Sutan ibu 1 no. 30 kedamaian Bandarlampung, HP
081379352933, e-mail duta_hafsa@yahoo.com
aterosklerosis dan pemeriksaan CT Scan Kepala Kedua nervus ini merupakan nervus yang
didapatkan infark cerebri pada kortikal dan paling sering terkena pada pasien stroke.8 Pada
subkortikal temporoparietalis dextra. pasien ini tidak ditemukan adanya refleks
babinsky dan dari anamnesis keluhan nyeri
kepala serta mual dan muntah disangkal, serta
pasien dalam kesadaran penuh. Adapun
penegakkan diagnosis dari algoritma gajah
mada sebagai berikut: Penurunan kesadaran
(-), nyeri kepala (-), refleks babinsky (-),
sehingga bermakna stroke non hemoragik.
standard dari stroke hemoragik adalah dengan kalori 25-30 kkal/kgBB/hari dengan komposisi
pemeriksaan tersebut.7 Pada gambaran karbohidrat 30-40%, lemak 20-35%, protein 20-
radiologi ditemukan kesan infark cerebri pada 30%. Untuk pencegahan dan penanganan
kortikal dan subkortikal temporoparietalis komplikasi, pada pasien ini telah dilakukan
dextra. mobilisasi dan pencegahan dekubitus.4
Penegakkan diagnosis stroke pada Fase akut terjadi pada hari ke-0 sampai
pasien ini sudah sesuai dengan definisi stroke dengan hari ke-14 sesudah onset penyakit.
yaitu berupa sindrom yang disebabkan oleh Obat-obatan yang digunakan harus menjamin
gangguan peredaran darah otak (GPDO) perfusi darah ke otak tetap cukup. Pada pasien
dengan awitan akut, disertai manifestasi klinis ini diberikan obat antihipertensi yaitu
berupa defisit neurologis dan bukan sebagai amlodipine 1x10mg untuk penanganan
akibat tumor, trauma, ataupun infeksi susunan tekanan darah. Penanganan hipertensi dapat
saraf pusat. Faktor resiko yang paling berperan mengurangi kerusakan di sekitar daerah
menyebabkan stroke pada pasien ini yaitu iskemik hingga kondisi klinis pasien stabil.
adanya hipertensi, diabetes mellitus, dan Pemberian antihipertensi ini juga merupakan
hiperkolestrolemia. Dari gambaran rontgen salah satu strategi untuk mencegah stroke dan
thoraks juga ditemukan adanya kardiomegali mengurangi risiko kekambuhan pada stroke
dan aterosklerosis yang beresiko iskemik dan perdarahan.9 Obat antitrombotik
menyebabkan stroke dibandingkan dengan yaitu aspilet 1x80 mg untuk menghambat
pasien tanpa adanya tanpa gambaran tersebut. agregasi trombosit sehingga menyebabkan
Pada aterosklerosis, dinding pembuluh darah terhambatnya pembentukan thrombus yang
menjadi menyempit akibat diokupasi oleh plak- terutama sering ditemukan pada sistem
plak yang tidak seharusnya berada di sana arteri.10 Diberikan metrformin 500mg/8 jam
sehingga beresiko terbentuknya trombus atau untuk mengatasi diabetes mellitus pada
emboli, apabila trombus terlepas menjadi pasien.
emboli yang selanjutnya dapat menyumbat
aliran darah menyebabkan hipoksia neuron Simpulan
yang diperdarahinya. Selanjutnya daerah Seorang wanita, usia 42 tahun datang
tersebut akan mengalami iskemik dan dengan keluhan lengan dan tungkai sebelah kiri
berlanjut menjadi infark. Apabila pembuluh tidak dapat digerakkan sejak 1 hari SMRS.
darah yang tersumbat adalah aliran darah ke Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
otak maka akan menyebabkan infark cerebri.7 penunjang, pasien didiagnosis klinik
Kelemahan anggota gerak sebelah kiri hemiplegia sinistra dan paresis nervus VII dan
pada pasien ini terjadi karena adanya infark XII et causa stroke non hemoragik. Pasien
cerebri pada corona radiata kanan, serta mendapatkan terapi cairan ringer laktat
multipel infark lakuner pada ganglia basalis 20ggt/menit, antihipertensi amlodipine
terutama kanan sehingga impuls dari sistem 1x10mg untuk penanganan tekanan darah,
saraf pusat terganggu ke lengan dan tungkai antitrombotik aspilet 1x80mg untuk
sebelah kiri akibat neuron pada jaringan tersebut menghambat agregasi trombosit sehingga
telah mati.7 menyebabkan terhambatnya pembentukan
Berdasarkan data anamnesis dan thrombus, dan diberikan metformin untuk
pemeriksaan fisik serta penunjang yang mengatasi diabetes mellitus pada pasien.
dibandingkan dengan teori maka pasien dapat
didiagnosis dengan hemiplegia sinistra dan Daftar Pustaka
paresis nervus VII dan XII ec stroke non 1. Badan Penelitian dan Pengembangan
hemoragik. Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Dasar tatalaksana di ruang rawat inap Riset kesehatan dasar 2013. Jakarta:
pada pasien ini adalah cairan. Pasien diberikan PERDOSSI; 2013. hlm. 91-94.
cairan ringer laktat sesuai kebutuhan cairan 2. Hoyert DL, Xu J. Deaths: Preliminary Data
yaitu 30 ml/kgBB/hari dan dilakukan for 2011. National Vital Statistics Report.
pemeriksaan elektrolit. Kebutuhan selanjutnya 2012. 61 (6): 1-4.
yaitu nutrisi, pasien ini dapat menelan dengan 3. Rasky R, Tri A, Bebasari E. Profil faktor
baik sehingga diberikan nutrisi oral. Kebutuhan risiko yang dapat dimodifikasi pada kasus