Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Batubara
Batubara adalah suatu jenis bahan bakar yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan
purba dan terbentuk dalam suasana basa selama jutaan tahun. Adapun fungsi dan
kegunaan batubara adalah sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU) dan bahan bakar untuk industri. Terdapat 3 macam bahan bakar yang
cekungan. Jika lapisan gambut yang telah terbentuk kemudian, ditutupi lapisan
sedimen, maka tidak ada lagi bakteri anaerob, atau oksigen yang dapat
dan tekanan dapat juga disebabkan oleh aktivitas magma, proses pembentukan
Peningkatan tekanan dan suhu, pada lapisan gambut akan mengkonversi gambut
peningkatan nilai kalori. Faktor takanan (P) dan suhu (T) serta faktor waktu (t)
1. Posisi geotektonik.
3. Iklim daerah.
Daerah beriklim tropis dengan curah hujan silih berganti sepanjang tahun,
terbentuk.
Cekungan sedimentasi yang ada di alam bersifat dinamis, artinya dasar cekungan
akan mengalami proses penurunan atau pengangkatan. Selain itu penurunan dasar
b) Umur geologi
Zaman karbon (kurang lebih berumur 350 juta tahun yang lalu), diyakini
Tersier (kurang lebih berumur 70 juta tahun yang lalu). Semakin tua umur
batubara tersebut maka semakin tinggi rank batubara yang diperoleh, dengan kata
c) Jenis tumbuh-tumbuhan
The present is the key to the past merupakan salah satu konsep geologi yang
mampu menjelaskan kaitan antara mutu batubara dengan tumbuhan semula yang
merupakan bahan utama pembentuk batubara. Arang kayu yang diproses dari
kayu yang keras misalnya kayu lamtoro akan mempunyai mutu yang relatif lebih
baik dibandingkan dengan arang kayu yang dibuat dari kayu yang relatif lebih
lunak. Begitu juga dengan batubara, batubara yang terbentuk dari tanaman keras
II-4
dan berumur tua akan lebih baik dibandingkan dengan batubara yang terbentuk
dalam jumlah yang cukup besar, hal ini memberikan gambaran pada kita bahwa
selama zaman tersier di kedua pulau tersebut merupakan daerah hutan dengan
tanaman yang bervariasi, tetapi didominasi oleh tumbuhan keras. Dari uraian
diatas maka dapat disimpulkan bahwa makin tinggi tingkat tumbuhan dan makin
7. Proses dekomposisi
pada bahan organik, selama proses pembentukan gambut (yang merupakan tahap
baik secara fisik maupun kimia. Proses pembusukan (decay) akan terjadi sebagai
akibat kinerja dari mikrobiologi dalam bentuk bakteri anaerob. Jenis bakteri ini
bekerja dalam suasana tanpa oksigen. Apabila tumbuhan yang telah mati tertutup
oleh air dan sedimen berbutir halus dengan cepat, maka akan terhindar dari
mikroba.
batubara dengan rank yang lebih tinggi. Proses ini juga akan di percepat bila
ratusan hingga ribuan hektar, dalam sejarah bumi batuan sedimen yang
merupakan bagian kulit bumi, akan mengalami proses deformasi akibat gaya
tektonik. Oleh karena itu, pencarian batubara bermutu baik, diarahkan pada daerah
penguburan oleh sedimen baru. Apabila telah terjadi proses penimbunan, proses
degradasi biokimia tidak berperan lagi tetapi mulai digantikan dan didominasi
ditentukan oleh faktor tekanan dan waktu. Tekanan dapat diakibatkan oleh lapisan
sedimen penutup yang tebal atau karena tektonik. Makin lama selang waktu
semenjak saat mulai bergradasi hingga berubah menjadi batubara, makin baik
II-6
bahnya tekanan dan percepatan proses metamorfosa organik. Proses ini akan
mengubah gambut menjadi batubara sesuai dengan perubahan kimia, fisika dan
a) Teori insitu yang menyatakan bahwa lapisan gambut terbentuk dari tumbuhan
autochtone.
b) Teori drift yang menyatakan bahwa lapisan gambut yang terbentuk berasal dari
bagian-bagian tumbuhan yang terbawa oleh aliran air (sungai) dan terendapkan
Pada umumnya batubara yang mempunyai kualitas yang baik atau bernilai
ekonomis untuk di tambang adalah batubara yang terbentuk dari tumbuhan yang
Ash Content
Ash Content adalah residu dari sisa pembakaran batubara yang terdiri dari
oksida –oksida logam maupun non logam maupun non logam serta komponen –
komponen batubara yang tidak terbakar dengan sempurna. Parting adalah salah
satu hal yang mepengaruhi kadar abu (ash) dalam batubara. Prinsip dari penetapan
II-7
kadar abu pada batubara adalah contoh batubara yang sudah dihaluskan dibakar
Moisture Content
Moisture Content atau kandungan air pada batubara dapat dibedakan atas
kandungan air bebas (free Moisture), kandungan air bawaan (inherent moisture)
Volatile Matter
kualitas batubara tersebut, makin tingi zat terbangnya maki rendah kelasnya.
Kandungan zat terbang yang tinggi akan lebih mempercepat pembakaran karbon
padatnya dan sebaliknya zat terbang yang rendah lebih mempersukar proses
pembakaran.
Nilai Kalor
menjadi dua macam yakni nilai kalor “net” yaitu nilai kalor pembakaran di hitung
dalam keadaan semua air H2O berwujud gas. Sedangkan nilai kalor yang lain
adalah “gross” yaitu nilai kalor pembakaran diukur dari semua air H2O berwujud
cair. Harga nilai kalor yang dapat dilaporkan pada hasil analisis adalah harga
“Gross Calorific Value” dan biasanya denagn dasar aiedried. Sedangkan nilai
kalor yang benar - benar dimanfaatkan pada pembakaran batuabra adalah “Net
Calorific Value” yang dapat di hitung dengan harga panas yang dipengaruhi oleh
Sulfur Content
Sulfur atau belerang dapat berbeda dalam batubara sebagai mineral pirit,
makasit, Ca sulfur atau belerang organik yang pada pembakaran dapat berubah
menjadi SO2.
Batubara bukan hanya material yang heterogen tetapi juga merupakan material
yang beragam. Jenis dapat dilihat dari umurnya (rank) kandungan mineral
(grade), elemen tumbuhan pembentuk batubara (type). Dapat dilihat melalui tabel
berikut.
Penyebaran endapan batubara di Indonesia ditinjau dari sudut geologi sangat erat
dan sebagainya. Kedua, batubara neogen yakni batubara yang terbentuk pada
Endapan batu bara (coal deposit) endapan yang mengandung hasil akumulasi
material organik yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang telah melalui proses
litifikasi untuk membentuk lapisan batu bara. Material tersebut telah mengalami
kompaksi, ubahan kimia dan proses metamorfosis oleh peningkatan panas dan
lapisan batu bara mempunyai berat lebih dari 50% atau volume bahan organik
tersebut, termasuk kandungan lengas bawaan (inherent moisture), lebih dari 70%.
Sumber daya batubara (Coal Resources) adalah bagian dari endapan batubara
yang diharapkan dapat dimanfaatkan. Sumber daya batu bara ini dibagi dalam
oleh jarak titik informasi. Sumberdaya ini dapat meningkat menjadi cadangan
Cadangan batubara (Coal Reserves) adalah bagian dari sumber daya batubara
yang telah diketahui dimensi, sebaran kuantitas, dan kualitasnya, yang pada saat
batu bara yang ditentukan oleh tingkat kerapatan titik informasi geologi yang
Kajian kelayakan (feasibility study) suatu kajian rinci terhadap semua aspek yang
bersifat teknis dan ekonomis dari suatu rencana proyek penambangan. Hasil dari
kajian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan keputusan investasi
harus akurat dan berdasar serta tidak diperlukan lagi penyelidikan lanjutan untuk
membuat keputusan investasi. Informasi pada kajian ini meliputi angka cadangan
yang didasarkan pada hasil eksplorasi rinci, pengujian model teknis, dan
Ketebalan lapisan batu bara (seam thickness) jarak terpendek antara atap dan
Iantai lapisan batu bara yang diukur pada singkapan batu bara (surface outcrop),
Iubang bor (borehole), dan pengamatan pada tambang dalam aktif (working
underground mining). Lapisan batu bara seringkali, meskipun tidak selalu, terdiri
atas sublapisan atau lapisan majemuk yang dihasilkan oleh terbelahnya lapisan
Batubara energi rendah (brown coal) jenis batu bara yang paling rendah
peringkatnya, bersifat lunak, mudah diremas, mengandung kadar air yang tinggi
(10-70%), terdiri atas batu baraenergi rendah lunak (soft brown coal) dan batu
baralignitik atau batu bara energi tinggi (lignitic atau hard brown coal) yang
II-12
memperlihatkan struktur kayu. Nilai kalorinya < 7000 kalori/gram (dry ash free -
ASTM).
Batubara energi tinggi (hard coal) semua jenis batu bara yang peringkatnya lebih
tinggi dari brown coal, bersifat lebih keras, tidak mudah diremas, kompak,
mengandung kadar air yang relatif rendah, umumnya struktur kayu tidak tampak
lagi, dan relatif tahan terhadap kerusakan fisik pada saat penanganan (coal
handling). Nilai kalorinya > 7000 kalori/gram (dry ash free - ASTM).
Sumber daya batu bara hipotetik adalah batu bara di daerah penyelidikan atau
bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi
Sejumlah kelas sumber daya yang belum ditemukan yang sama dengan cadangan
batubara yg diharapkan mungkin ada di daerah atau wilayah batubara yang sama
dibawah kondisi geologi atau perluasan dari sumberdaya batubara tereka. Pada
pengukuran serat bukti untuk ketebalan dan keberadaan batubara diambil dari
(identified resources).
II-13
Sumber daya batu bara tereka adalah jumlah batu bara di daerah penyelidikan atau
bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi
Titik pengamatan mempunyai jarak yang cukup jauh sehingga penilaian dari
sumber daya tidak dapat diandalkan. Daerah sumber daya ini ditentukan dari
proyeksi ketebalan dan tanah penutup, rank, dan kualitas data dari titik
pengukuran dan sampling berdasarkan bukti geologi dalam daerah antara 1,2 km –
4,8 km. termasuk antrasit dan bituminus dengan ketebalan 35 cm atau lebih, sub
bituminus dengan ketebalan 75 cm atau lebih, lignit dengan ketebalan 150 cm atau
lebih.
Sumber daya batu bara tertunjuk adalah jumlah batu bara di daerah penyelidikan
atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang
Densitas dan kualitas titik pengamatan cukup untuk melakukan penafsiran secara
relistik dari ketebalan, kualitas, kedalaman, dan jumlah insitu batubara dan dengan
alasan sumber daya yang ditafsir tidak akan mempunyai variasi yang cukup besar
jika eksplorasi yang lebih detail dilakukan. Daerah sumber daya ini ditentukan
dari proyeksi ketebalan dan tanah penutup, rank, dan kualitas data dari titik
pengukuran dan sampling berdasarkan bukti gteologi dalam daerah antara 0,4 km
– 1,2 km. termasuk antrasit dan bituminus dengan ketebalan 35 cm atau lebih, sib
bituminus dengan ketebalan 75 cm atau lebih, lignit dengan ketebalan 150 cm.
II-14
Sumber daya batu bara terukur adalah jumlah batu bara di daerah peyelidikan atau
bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi
Densitas dan kualitas titik pengamatan cukup untuk diandalkan untuk melakukan
Daerah sumber daya ini ditentukan dari proyeksi ketebalan dan tanah penutup,
rank, dan kualitas data dari titik pengukuran dan sampling berdasarkan bukti
geologi dalam radius 0,4 km. Termasuk antrasit dan bituminus dengan ketebalan
35 cm atau lebih, sub bituminus dengan ketebalan 75 cm atau lebih, lignit dengan
memiliki kelemahan, dimana bila diinginkan kualitas yang baik atas volume yang
ketelitian yang tinggi. Dalam penentuan bobot berdasarkan luas areal atau volume
tidak komleks dan secara matematis tidak optimal. Kelemahan lainnya adalah
kandungan dan ketebalan batubara diasumsikan konstan dan tidak begitu cocok
sumberdaya batubara hanya menggunakan satu metode saja yaitu metode USGS,
maka disini penulis hanya akan memaparkan tentang metode USGS saja.
dari sistem blok dan perhitungan volume. Sistem USGS ini dianggap sesuai untuk
pada pengukuran bahan galian yang berbentuk perlapisan (tabular) yang memiliki
dihitung terdiri dari cadangan terukur (measured coal) dan cadangan tertunjuk
(indicated coal). Prosedur atau teknik perhitungan dalam sistem USGS adalah
informasi endapan batubara, yaitu singkapan batubara dan lokasi titik pemboran.
USGS (Wood dkk, 1983 vd Anshariah, 2015), terdapat beberapa langkah kerja
titik-titk infomasi, yang bisa ditunjang dengan data interpretasi, cukup untuk
memperoleh estimasi yang dapat dipercaya akan ketebalan rata-rata, laus wilayah,
estimasi yang Realistik atas rata-rata ketebalan, luas wilayah, kisaran kedalaman.
Sumberdaya ini telah mampu memberikan tingkat kepercayaan yang cukup atas
umumnya 400-800 m.
II-17
yang mungkin ditunjang oleh data interpretasi, harus memberikan pengertian yang
titik-titik informasi.
batubara juga kualitasnya walaupun tingkat kepastian yang rendah, sehingga tidak
Teknik perhitungan ini hanya berlaku untuk kemiringan lapisan lebih kecil atau
sama dengan 30° (≤30°). Sedangkan untuk batubara dengan kemiringan lapisan
lebih besar dari 30° (≥30°) caranya adalah mencari proyeksi radius lingkaran-
W = L x t x BJ .............................................................(2.1)
Dimana: