Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS II

“LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN POSYANDU


BALITA”
Dosen Pengampu : Rina Nur Hidayati, S.Kep.Ns., M.Kep.Sp.Kep.Kom

KELOMPOK B2 (KELAS 3B) :

1. Ima Amita Santi (201701077)


2. Erika Novi Indriyanti (201701078)
3. Nurul Hidayatul Khasanah (201701079)
4. Risa Ainul Hikmah (201701080)
5. Semuel Yan Dumgair (201701081)
6. Sinta Anggi P. (201701082)
7. Apner Daskunda (201701083)
8. Enitya Wafiroh (201701084)
9. Fatimah Azzahrah (201701085)
10. Radiva Kurnia Fitriani (201701086)
11. Setyawan Yulian N. (201701087)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena hanya

dengan berkat-Nya dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat serta salam semoga

dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita

dari alam gelap ke alam yang terang benderang, dari alam jahiliyah ke alam yang penuh

berkah ini. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas Keperawatan Komunitas II. Makalah

ini dibuat satu jilid yang berisi tentang “Laporan Pendahuluan Dan Strategi Pelaksanaan

Posyandu Balita”. Kami menyusun makalah ini dengan sungguh-sungguh dan semampunya.

Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan pengalaman maupun pelajaran

yang berarti bagi siapa saja yang membacanya.Akhir kata, manusia tidak ada yang sempurna,

begitu pula dengan makalah ini. Jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang

membangun sangat kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Mojokerto, Maret 2020

Penyusun

ii
daftar isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................II
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN........................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1

1.2 Tujuan...............................................................................................................2

1.3 Rancangan Kegiatan.........................................................................................3

BAB II STRATEGI PELAKSANAAN......................................................................6


DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14

iii
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan ibu dan anak sejak usia dini, merupakan
suatu strategi dalam upaya pemenuhan pelayanan dasar yang meliputi peningkatan
derajat kesehatan dan gizi yang baik, lingkungan yang sehat dan aman, pengembangan
psikososial/emosi, kemampuan berbahasa dan pengembangan kemampuan kognitif (daya
pikir dan daya cipta) serta perlindungan anak terhadap pengabaian (PPPA, 2018).
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
guna memberdayakan masyarakat dengan menitik beratkan pelayanan pada upaya
promotif dan preventif (Volume, 2017). Pemberdayaan masyarakat dalam menumbuh
kembangkan posyandu lansia merupakan upaya fasilitas agar masyarakat mengenal
masalah yang dihadapi, merencanakan dan melakukan upaya pemecahannya dengan
memanfaatkan potensi setempat sesuai situasi, kondisi kebutuhan setempat. Beberapa
pendekatan yang dapat digunakan dalam pembentukan posyandu lansia, misalnya
mengembangkan kelompok-kelompok yang telah ada seperti kelompok arisan lansia,
kelompok pengajian, kelompok jemaat gereja, kelompok senam lansia dan lain-lain
(Depkes RI, 2007).
Strategi pelayanan kesehatan dasar masyarakat dengan fokus pada ibu dan anak
dapat dilakukan pada posyandu, karena posyandu merupakan wadah peran serta
masyarakat untuk menyampaikan dan memperoleh pelayanan kesehatan dasarnya.
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
yang dikelolah dan diselenggarakan untuk masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes RI, 2011).
Peranan kader sangatlah penting, karena kader bertanggung jawab dalam
pelaksanaan posyandu. Jika kader tidak aktif, maka pelaksanaan posyandu juga akan
menjadi tidak optimal. Peranan kader sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan
program posyandu khususnya dalam pemantauan tumbuh kembang anak dan kesehatan
ibu. Menurut Martinah (2008) hanya 40% kader yang aktif dalam kegiatan posyandu di

1
Indonesia. Oleh karena itu, perlu diupayakan langkah dalam memberdayakan kader agar
lebih profesional dalam memantau tumbuh kembang anak dan kesehatan ibu, serta
membangun kemitraan masyarakat untuk meningkatkan dukungan dan memanfatkan
posyandu secara optimal. Sehingga pemberdayaan kader sangat penting untuk
mengoptimalkan Revitalisasi Posyandu.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya tahun 2011 jumlah cakupan SKDN
(Sasaran KMS ditimbang naik) yang meliputi partisipasi masyarakat D/S (Balita
ditimbang/sasaran) sebesar 54,5% sedangkan target yang ditetapkan adalah 80 %.
Menurut laporan hasil kegiatan tahunan program Kesehatan Ibu dan Anak – Keluarga
Berencana kesehatan Kecamatan Cikalong Kabupaten Tasikmalaya tahun 2011, dimana
pencapaian target kunjungan ibu yang mempunyai balita dengan sasaran yang ada
(jumlah bayi dan anak balita yang ada) ternyata pencapaian target D/S tahun 2011 masih
rendah yaitu 45,5 % sedangkan target yang telah ditetapkan adalah 60 %. Dari capaian
cakupan program diatas menunjukan tingkat partisipasi masyarakat khususnya
penimbangan balita belum mencapai 80 % (Nurhidayah, Hidayati, & Nuraeni, 2019).
Dengan semakin meningkatnya angka kejadian diare pada balita, maka kami tim
medis akan memberikan suatu pelayanan kepada masyarakat khususnya kepada ibu-ibu
yang mempunyai balita, agar mengetahui betapa pentingnya menjaga dan merawat
kebersihan sehingga dapat mencegah terjadinya diare. Untuk pembinaan ini sasaran yang
akan kami tuju adalah ibu yang memiliki balita. Serta kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan antara lain Penimbangan bulanan, Pelayanan gizi, Pencegahan terhadap
penyakit (Imunisasi), Pengobatan penyakit.
I.2 Tujuan
Tujuan Umum : Untuk meningkatkan pengetahuan tentang peran kader dalam
memberikan pelayanan 5 meja pada posyandu dan untuk meningkatkan keterampilan
tentang pengisian KMS, dan cara mengukur tekanan darah pada kader.
Tujuan Khusus :
1) Kader mampu melakukan pendaftaran posyandu
2) Kader mampu melakukan penimbangan pada balita
3) Kader mampu melakukan pencatatan KMS dengan benar
4) Kader mampu memberikan pendidikan kesehatan / KIA
5) Petugas kesehatan mampu memberikan pelayanan kesehatan

2
I.3 Rancangan Kegiatan
a. Topik : Posyandu Balita
b. Sasaran : Bayi, balita, ibu hamil, ibu yang ikut KB
c. Hari/tgl : 6 April 2020
d. Tempat : Posyandu Sambiloto Singkawang
e. Media : Leaflet dan Powerpoint
f. Metode : Diskusi dan Tanya Jawab
g. Pengorganisasian:
1) Penasehat : Kader Posyandu Sambiloto Singkawang
2) Pelindung : Kepala Dusun Sambiloto Singkawang
3) Leader : Setyawan Yulian Nugraha
4) Co Leader : Fatimah Azzahrah
5) Observer : Apner Daskunda
6) Meja 1 : Himmatul Aliyah
7) Meja 2 : Erika Novi Indriyanti
8) Meja 3 : Radiva Kurnia Fitriani
9) Meja 4 : Ima Amita Santi
10) Meja 5 : Nurul Hidayatul Khasanah
11) Operator : Semuel Yan Dumgair
12) Fasilitator 1 : Risa Ainul Hikmah
13) Fasilitator 2 : Sinta Anggi P.
14) Fasilitator 3 : Enitya Wafiroh

3
h. Setting Tempat :

Papan Tulis Proyektor


Operator

Co Kepala Kepala
Leader Dusun Puskesmas

Kader Desa Pembimbing


Observer

Fasilitator

Fasilitator

Fasilitator
Akademik Peserta Peserta
Leader

Meja 1 Meja 2
(Pengukuran
(Pendaftaran) BB/TB)
Meja 3

(Pengisian
Meja 5 Meja 4 KMS)
(Pelayanan (Edukasi
Kesehatan) kesehatan/KIA)

i. Susunan acara:
No. Pukul Kegiatan Penanggung jawab
1. 08.00 – 08.15 Pembukaan MC Acara
2. 08.15 - 08.50 Sambutan-sambutan dari Sie Humas
a) Kepala Dusun
b) Kader
c) Dosen Pembimbing
d) Leader
3. 08.50 – 09.30 Pemeriksaan tiap pos Sie Posyandu
4. 09.30 – 09.45 Break + Game MC Acara
5. 09.45 – 10.00 Penyampaian Materi Sie Acara
6. 10.00 – 10.15 Penutupan + Foto Bersama Sie Acara

j. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur :
o Laporan pendahuluan tentang Pencegahan Dan Penanganan Diare Pada
Balita
o Alat bantu/media sudah disiapkan dengan rapi
o Kontrak kegiatan telah dilakukan untuk Meningkatkan peran serta
masyarakat dalam mengembangkan kegiatan kesehatan

4
2) Evaluasi Proses :
o Pelaksanaan acara sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan yang
sudah direncanakan
o Semua audiens aktif dalam bertanya saat penyampaian materi
3) Evaluasi Hasil :
o Peserta/audiens mampu dan aktif dalam menjawab setiap pertanyaan yang
diberikan oleh pembawa materi
I.4 Lampiran
Materi
a. Pelayanan 5 Meja
1) Definisi
Pelayanan 5 Meja Posyandu (5 langkah kegiatan Posyandu) adalah kegiatan
pelayanan yang dilaksanakan pada hari buka Posyandu. Langkah 1 sampai
dengan 4 dilaksanakan oleh para kader, sedangkan langkah 5 oleh petugas
sektor, yaitu petugas kesehatan, PLKB, atau sektor yang lainnya. Lima langkah
kegiatan bukan berarti benar-benar harus ada 5 meja karena ini hanyalah
merupakan sistem kegiatan, artinya 5 jenis kegiatan, dan bisa saja tidak semua
kegiatan menggunakan meja yang sesungguhnya (Lala, 2010).
2) Langkah-Langkah Pelaksanan Pelayanan 5 Meja
a) Langkah 1 (Meja 1)
Kader mendaftar bayi/balita yang dibawa ibu-ibu : yaitu nama
bayi/balita tersebut ditulis pada secarik kertas yang kemudian diselipkan
pada KMS-nya. Apabila balita merupakan peserta baru, berarti KMS baru
diberikan, nama anak ditulis pada KMS dan secarik kertas yang kemudian
diselipkan pada KMSnya. Selain itu, kader juga mendaftar ibu hamil, yaitu
nama ibu hamil tersebut ditulis pada Formulir atau Register Ibu Hamil.
Apabila ibu hamil tidak membawa balita, langsung dipersilahkan menuju ke
kegiatan 4.
b) Langkah 2 (Meja 2)
Kader di kegiatan 1 meminta orang tua balita untuk membawa
bayi/balitanya dan menyerahkan KMS kepada kader di kegiatan 2. Kader di
kegiatan 2 menimbang dan mencatat hasil penimbangan bayi/balita tersebut
pada secarik kertas yang diselipkan dalam KMS

5
c) Langkah 3 (Meja 3)
Setelah ditimbang, kader meminta keluarga balita menyerahkan KMS
dan kertas catatan kepada kader di kegiatan 3. Setelah itu kader
memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari secarik kertas ke dalam
KMS anak tersebut. Kader menyerahkan KMS kepada keluarga balita yang
kemudian menuju ke kegiatan 4.
d) Langkah 4 (Meja 4)
Kader yang bertugas menerima KMS anak dari keluarga balita
membacakan dan menjelaskan data KMS tersebut. Kader kemudian
memberikan nasihat kepada keluarga balita, baik dengan mengacu pada data
KMS maupun pada hasil pengamatan terhadap anaknya. Apabila tidak ada
petugas kesehatan di kegiatan 5 (pelayanan), kader dapat melakukan rujukan
ke tenaga kesehatan, bidan, PLKB, atau Puskesmas apabila ditemukan
masalah pada balita, ibu hamil, atau ibu menyusui.
Selain itu, kader juga dapat memberikan penyuluhan gizi atau
pertolongan dasar, misalnya Pemberian Makanan Tambahan (PMT), tablet
tambah darah (tablet besi), Vitamin A, Oralit, dan sebagainya
e) Langkah 5 (Meja 5)
Khusus untuk kegiatan ini utamanya hanya dapat dilakukan oleh
petugas kesehatan, bidan, atau PLKB yang memberikan layanan antara lain:
Imunisasi, Keluarga Berencana (KB), Pemberian tablet tambah darah
(tablet besi), vitamin A, dan obat-obatan lainnya.

6
b. Kartu Menuju Sehat (KMS)
1) Definisi
KMS adalah kartu yang memuat data pertumbuhan serta beberapa informasi
lain mengenai perkembangan anak, yang dicatat setiap bulan dari sejak lahir
sampai berusia 5 tahun. KMS juga dapat diartikan sebagai Raport kesehatan gizi
balita. Menurut Permenkes RI No 155/Menkes/I/2010, KMS balita dibedakan
antara KMS anak laki-laki dan perempuan. Untuk KMS laki-laki berwarna dasar
biru dan ada tulisan untuk anak laki-laki, sedangkan untuk perempuan berwarna
dasar merah muda dan terdapat tulisan untuk anak perempuan.
2) Jenis-jenis Catatan (informasi) Pada KMS
a) Berat badan anak (pertumbuhan anak)
b) Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif untuk bayi berumur 0 sampai 6
bulan
c) Imunisasi yang sudah diberikan pada anak
d) Pemberian vitamin A
e) Penyakit yang pernah diderita anak dan tindakan yang diberikan.
Selain itu, kader juga menggunakan KMS untuk menanyakan perkembangan
anak, yaitu: kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki anak sesuai dengan
tingkat usianya (misalnya: kemampuan merangkak, duduk, brejalan, bicara, dan
sebagainya)
3) Manfaat Catatan/Informasi Pada KMS
a) Alat pemantau keadaan balita sebagai acuan untuk memberikan
penyuluhan kepada ibu/keluarganya.
b) Alat untuk memberikan rujukan, baik ke langkah-5 maupun ke Puskesmas.
Rujukan balita diberikan pada bayi terdapat catatan berikut ini :
 Berat badan balita berada di Bawah Garis Merah (BGM) pada KMS
dan dicurigai gizi buruk
 Berat badan balita 2 kali (2 bulan) berturut-turut tidak naik
 Berat badan balita berada di atas normal pada KMS (terlalu gemuk)
 Balita sakit
 Balita belum diimunisasi dan mendapat kapsul vitamin A

7
4) Cara Pengisian KMS
Pada balita yang baru pertama kali ditimbang, isilah nama, nomor pendaftaran,
dan identitas balita pada KMS. Cantumkan tanggal, bulan, tahun lahir balita pada
kolom NOL. Cantumkan bulan penimbangan sesuai dengan hasil setiap kali balita
ditimbang. Tentukan letak titik hasil penimbangan berat badan pada KMS dengan
cara menghubungkan garis mendatar berat badan dan garis tegak umur pada grafik
KMS, lalu buat titik yang mudah terlihat (Depkes RI, 2000).

8
5) Aspek yang Dimonitor Dalam Grafik KMS

9
10
11
BAB II

STRATEGI PELAKSANAAN

A. Proses Keperawatan
1. Tujuan
Klien dapat mengetahui pencegahan dan penanganan diare pada balita
2. Tindakan keperawatan
Pencegahan Dan Penanganan Diare Pada Balita
B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1) Fase Orientasi
“Assalamualaikum Wr. Wb kami dari mahasiswa STIKes Bina Sehat PPNI
Mojokerto yang akan melaksanakan program Posyandu pelayanan kesehatan
yaitu pencegahan dan penanganan diare pada balita yang dilaksanakan
diwilayah Puskesmas Sambiloto Singkawang, dalam pelaksaan praktik asuhan
keperawatan posyandu balita dilakukan di RT.17 RW.02 Desa Sambiloto
Singkawang. Kegiatan ini membutuhkan partisipasi aktif ibu-ibu yang
memiliki anak balita usia dibawah lima tahun. Adapun susunan acara pada
kegiatan posyandu balita ini seperti berikut :
a) Pembukaan
b) Sambutan-sambutan dari
 Kepala Dusun
 Kader
 Dosen Pembimbing
 Leader
c) Pemeriksaan tiap pos
d) Break + Game
e) Penyampaian Materi
f) Penutupan + Foto Bersama
2) Fase Kerja
“Baiklah untuk mempersingkat waktu mari kita buka posyandu pada pagi hari
ini dengan bacaan Basmalah”

12
“Selanjutnya yaitu sambutan-sambutan, yang pertama sambutan dari kepala
dusun, yang kedua dari kader, yang ketiga dari dosen pembimbing, dan yang
terakhir dari leader”
“Acara yang ketiga yaitu pemeriksaan tiap pos, untuk ibu-ibu balitanya
dipersilahkan untuk dibawa menuju ke meja pos pelayanan gizi, pos
pengukuran bb/tb, pos imunisasi, pos pencegahan penyakit”
“Ibu-ibu setelah dilakukan pemeriksaan di tiap pos kita istirahat terlebih
dahulu dan kita adakan sebuah permainan”
“Ibu-ibu sekalian memasuki acara inti yaitu penyuluhan pencegahan dan
penanganan diare pada balita”
“Assalamu’alaikum Wr. Wb. ibu-ibu, sebelumnya ada yang tahu tentang diare
dan penanganannya?” “Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan
konsistensi lebih lunak atau lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit
3 kali dalam 24 jam. Sementara untuk bayi dan anak-anak, diare didefinisikan
sebagai pengeluaran tinja >10 g/kg/24 jam, sedangkan rata-rata pengeluaran
tinja normal bayi sebesar 5-10 g/kg/ 24 jam. Perilaku yang dapat
menyebabkan diare antara lain : a) Tidak memberikan Air Susu Ibu/ASI (ASI
eksklusif), memberikan Makanan Pendamping/MP ASI terlalu dini akan
mempercepat bayi kontak terhadap kuman. b) Menggunakan botol susu
terbukti meningkatkan risiko terkena penyakit diare karena sangat sulit untuk
membersihkan botol susu. c) Tidak menerapkan Kebiasaaan Cuci Tangan
pakai sabun sebelum memberi ASI/makan, setelah Buang Air Besar (BAB),
dan setelah membersihkan BAB anak. d) Penyimpanan makanan yang tidak
higienis. Bagaimana cara pencegahan dan penanganan diare? Yaitu dengan
cara a) pemberian ASI eksklusif kepada bayi. b) pemberian makanan
pendamping ASI tidak secara dini. c) menggunakan botol susu yang bersih. d)
menggunakan air bersih yang cukup. e) selalu mencuci tangan sebelum dan
sesudah memberi ASI/makanan kepada balita/bayi. f) pemberian imunisasi
campak. Cara penanganan diare meliputi : Rehidrasi menggunakan oralit
osmolalitas rendah, Pemberian zink selama 10 hari berturut-turut, teruskan
pemberian ASI dan Makanan, pemberian antibiotik selektif.”
“ibu-ibu tolong dingat apa yang sudah saya sampaikan ya. Terimakasih atas
perhatian dan kerjasamanya.”
“Apakah ada yang ingin ditanyakan?”
13
3) Fase Terminasi
i. Evaluasi
I. Evaluasi klien (subyektif)
“Bagaimana perasaan ibu-ibu setelah mendapat penyuluhan
ini?”
II. Evaluasi perawat (obyektif)
“Coba ibu ulangi apa saja yang telah saya jelaskan tadi”.
ii. Rencana Tindak Lanjut
“Baiklah, ibu-ibu sekalian jangan lupa untuk selalu menjaga
kebersihan di rumah ya, karena kebersihan di rumah menentukan
kesehatan bayi/balita kalian.”
iii. Kontrak Yang Akan Datang
1) Topik
“Pertemuan selanjutnya yaitu dengan topik cara pemberian gizi
yang sehat untuk bayi/balita”.
2) Waktu
“Waktunya pada jam 10.00 WIB”
3) Tempat
“Tempatnya di Posyandu Desa Sambiloto Singkawang. Baik,
Sampai bertemu di posyandu yang akan datang.”
“Baiklah ibu-ibu sekalian, posyandu pada hari ini telah kita laksanakan,
terimakasih atas perhatian dan kerjasamanya, saya akhiri Wassalamu’alaikum Wr.
Wb.”

14
DAFTAR PUSTAKA

Nurhidayah, I., Hidayati, N. O., & Nuraeni, A. (2019). Revitalisasi Posyandu melalui
Pemberdayaan Kader Kesehatan MKK : Volume 2 No 2 November 2019 Pendahuluan
Pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan ibu dan anak sejak usia dini , merupakan
suatu strategi dalam upaya pemenuhan pelayanan dasar yang meliputi p, 2(2), 145–
157.

Volume, R. J. (2017). PERAN POSYANDU SEBAGAI PUSAT INFORMASI


KESEHATAN IBU DAN ANAK, 3, 201–208.

Kemenkes RI. (2018). Petunjuk Teknis Pelaksanaan Posyandu Remaja. Kementerian


Kesehatan RI: Jakarta

Depkes RI. (2007). Pedoman Penanggulangan Kekurangan Energi Protein (KEP) dan
Petunjuk Pelaksanaan PMT pada Balita. Jakarta: Depkes RI

Anda mungkin juga menyukai