Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Pengembangan Peserta Didik
Dosen Pengampu :
Rina suryani, S.Pd.,M.Pd.
Disusun Oleh :
Febyana Marcelina Ginting
4212411015
A. Pengertian Bahasa
B. Karakterisik Bahasa
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rutter, Thorp, dan Golding menemukan
bahwa anak-anak mengalami bahasa ayah dan ibu melalui pertanyaan-pertanyaan yang
sering diajukan, respon verbal dan non verbal yang diakui dan diterima, dan melalui
interaksi yang intens. Dapat dikatakan bahwa ucapan anak-anak yang berarti akan dapat
mengembangkan bahasa mereka lebihcepat daripada yang lain. Bahasa anak-anak
dikarakteristikan secara umum oleh pola yang muncul sebagai berikut:
1. Menangis,
2. Gurgling (meraban) dan mendekut.
3. Tertawa dengan suara keras.
4. Lokalisasi.
5. Tertawa dengan mulut tertutup.
6. Bercakap-cakap.
7. Memanggil dengan satu kata (Echolalia, contoh: “ma-ma-mama”).
8. Suku kata (vocables) yang artinya suara mendekati kata tetapi dengan kreasi
anak.
9. Obrolan ekspresif (suara seperti percakapan nyata tetapi tidak dapat dibedakan
10. Mengulangi perkataan ketika dibujuk.
11. Kata-kata mengikat yang dapat dibedakan dalam obrolan ekspresif
12. Holophrases atau kalimat dengan satu kata (“susu” dapat berarti “saya ingin
susu” atau “dimana susu saya?”).
13. Telegraphic speech atau kalimat dua kata (“jus ma” dapatberarti “mama saya
ingin jus”, “mama saya menumpahkan jus”, atau “ini adalah jus buatan mama”).
14. Overgenarlized speech atau katakata umum/sebutan (“boots” mungkin nama
keluarga anjing tetapi anak-anak menggunakan untuk nama kucing tetangga atau
nama binatang lain).
15. Undergeneralized speech atau sebutan anak seseorang (misalnya nama ibunya
adalah Wati; oleh karena itu, bibi Wati tidak dapat dipanggil Wati; ia harus
dipanggil dengan nama lain).
16. Perputaran percakapan.
17. Kata-kata kreatif (kata-kata yang biasanya dibutuhkan untuk menemukan kata
yang belum dipelajari atau anak tidak punya kerangka referensinya)
18. Keingintahuan kata-kata verbal.
19. Keingintahuan akan kata-kata yang tercetak.
a) Faktor Kesehatan
Kesehatan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan bahasa
anak, terutama pada usia awal kehidupannya. Apabila pada usia dua tahun
pertama, anak mengalami sakit terus menerus, maka anak tersebut cenderung
akan mengalami kelambatan atasi kesulitan dalam perkembangan bahasanya.
Oleh karena itu, untuk memelihara perkembangan bahasa anak secara normal,
orangtua perlu memperhatikan kondisi kesehatan anak. Upaya yang dapat
ditempuh adalah dengan cara memberikan ASL, makanan yang bergizi,
memelihara kebersihan tubuh anak atau secara reguler memeriksakan anak ke
dokter atau ke puskesmas.
b) Inteligensi
Perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari tingkat intelihensinya. Anak yang
perkembangan bahasanya cepat pada umumnya mempunyai inteligensi normal
atau di atas normal.
c) Jenis kelamin (Sex)
Jenis kelamin (seks) adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara
biologis sejak seseorang lahir. Seks berkaitan dengan tubuh laki-laki dan
perempuan, dimana laki-laki memproduksikan sperma, sementara perempuan
menghasilkan sel telur dan secara biologis mampu untuk menstruasi, hamil dan
menyusui. Perbedaan biologis dan fungsi biologis laki-laki dan perempuan tidak
dapat dipertukarkan diantara keduanya, dan fungsinya tetap dengan laki-laki dan
perempuan pada segala ras yang ada di muka bumi (Hungu, 2007). Pada tahun
pertama usia anak, tidak ada perbedaan dalam vokalisasi antara pria dengan
wanita. Namun mulai usia dua tahun, anak wanita menunjukkan perkembangan
yang lebih cepat dari anak pria.
d) Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.Pendidikan memiliki pengaruh yang
cukup besar terhadap perkembangan bahasa individu.
e) Status Sosial
Status sosial ekonomi keluargabeberapa studi menyebutkan bahwa anak yang
berasal dari keluarga miskin akanmengalami keterlambatan perkembangan
bahasanya dibandingkan anak yang berasal dari keluarga yang lebih baik tingkat
ekonominya. Kondisi tersebut disebabkankarena kurangnya kesempatan belajar
pada anak dari keluarga miskin. Keluarga dengan status social ekonomi rendah
memiliki kecenderunganpengetahuan yang terbatas, waktu dan kualitas yang
rendah dalam menemani anak bermain dan aktivitas komunikasi yang
seharusnya diperlukan seorang anak dalam tumbuh kembangnya
f) Lingkungan tempat tinggal
Faktor lingkungan secara garis besar dibagi menjadi faktor pranatal dan post
natal. Lingkungan post natal secara umum dapat digolongkan menjadi
lingkungan biologis (ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan
kesehatan, kepekaanterhadap penyakit, penyakit kronis, fungsimetabolisme
hormon), fisik (cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan
rumah, radiasi), psikososial (stimulasi, motivasi belajar, ganjaran atau hukuman,
kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi
anak-orangtua) dan keluarga beserta adat istiadat (pekerjaan, pendapatan
keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga,
stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, adat istiadat, agama, urbanisasi,
g) Orang Tua
Faktor usia orangtua dapat mempengaruhi pola asuh orangtua. Umur merupakan
salah satu ciri tingkat kedewasaan dimana dapat mempengaruhi perannya
terhadap anak karena dengan bertambahnya umur seseorang maka terjadi proses
kematangan baik organ maupun jalan fikirannya sehingga dapat memberikan
pola asuh yang tepat pada anaknya. Usia orang tua merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kesiapan orang tua dalam menjalankan peran pengasuhan
terhadap anaknya. Usia yang terlalu muda atau yang terlalu tua dapat
mengakibatkan orang tua tidak dapat melaksanakan peran pengasuhan secara
optimal (Syam, 2013).
Pendidikan orangtua dapat mempengaruhi penerapan pola asuh orangtua
terhadap anak. Dengan pendidikan orangtua akan memberikan dampak bagi pola
pikir dan pandangan orangtua terhadap cara mengasuh dan mendidik anaknya.
Sehubungan dengan tingkat pendidikan orangtua akan memberikan pengaruh
terhadap pola berfikir dan orientasi pendidikan yang diberikan kepada anaknya.
Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh orangtua maka akan semakin
memperluas dan melengkapi pola berfikirnya dalam mendidik anaknya.
h) Urutan Kelahiran
Urutan kelahiran anak juga dapat mempengaruhi pola asuh orangtua. Anak
kedua biasanya selalu berusaha melebihi kakaknya, ia cendrung memberontak
atau iri hati terhadap hal yang diberikan orangtua terhadap saudaranya. Sehingga
orangtua biasanya selalu menuruti apa kemauan anaknya. Anak kedua akan
lebih dewasa karena akan belajar dari sikap kakak dan orangtua terhadapnya.
F. Fungsi Bahasa