Anda di halaman 1dari 9

MIND MAPPING

“ PERKEMBANGAN BAHASA INDIVIDU ”

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Pengembangan Peserta Didik

Dosen Pengampu :
Rina suryani, S.Pd.,M.Pd.

Disusun Oleh :
Febyana Marcelina Ginting
4212411015

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahasa

Bahasa merupakan suatu ungkapan yang mengandung maksud untuk menyampaikan


sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh pembicara agar bisa
dipahami dan dimengerti oleh pendengar atau lawan bicara melalui bahasa yang
diungkapkan. Dari masa ke masa berbagai pengertian tentang bahasa telah dkemukakan
oleh para ahli. Bloom & Lahey mengungkapkan bahasa adalah suatu kode di mana
gagasan / ide tentang dunia / lingkungan diwakili oleh seperangkat lambang yang telah
disepakati bersama untuk melangsungkan komunikasi.
Bahasa merupakan sarana dimana seseorang dapat mengungkapkan ide, konsep
atau perasaannya dengan menggunakan seperangkat lambang yang telah disepekati
bersama. Menurut Leutke – Stahlman & Luckner , bahasa merupakan suatu perpaduan
atau pertemuan antara fungsi (use), isi (content) dan bentuk (form). Tokoh ini
mengungkapkan aspek atau bentuk dalam bahasa yang diperlukan untuk berbahasa,
yaitu isi yang merupakan topik yang dipercakapkan seseorang yang sedang
berkomunikasi, kemudian bentukyang dapat diartikan dengan struktur bahasa
sedangkan fungsi (use) adalah suatu alasan atau maksud dari percakapan tersebut.
Menurut Owens yang dikutip oleh Mulyono Abdurrahman, bahasa merupakan kode
atau sistem konvensional yang disepekati secara sosial untuk menyajikan berbagai
pengertian melalui berbagai pengertian melalui berbagai simbol sembarang (arbritrary
symbol) dan tersusun bedasarkan aturan yang ditentukan. Dari beberapa pengertian ahli
di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah suatu kode yang digunakan untuk
mewakili atau mengekspresikan gagasan / ide, pikiran, konsep dan perasaan seseorang
yang disampaikan dengan seperangkat lambang atau aturan yang telah disepekati
bersama. Melalui bahasa, orang dapat mengungkapkan isi hatinya kepada orang lain,
sehingga orang lain akan lebih mudah memahaminya dan terjadilah p roses komunikasi.

B. Karakterisik Bahasa

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rutter, Thorp, dan Golding menemukan
bahwa anak-anak mengalami bahasa ayah dan ibu melalui pertanyaan-pertanyaan yang
sering diajukan, respon verbal dan non verbal yang diakui dan diterima, dan melalui
interaksi yang intens. Dapat dikatakan bahwa ucapan anak-anak yang berarti akan dapat
mengembangkan bahasa mereka lebihcepat daripada yang lain. Bahasa anak-anak
dikarakteristikan secara umum oleh pola yang muncul sebagai berikut:
1. Menangis,
2. Gurgling (meraban) dan mendekut.
3. Tertawa dengan suara keras.
4. Lokalisasi.
5. Tertawa dengan mulut tertutup.
6. Bercakap-cakap.
7. Memanggil dengan satu kata (Echolalia, contoh: “ma-ma-mama”).
8. Suku kata (vocables) yang artinya suara mendekati kata tetapi dengan kreasi
anak.
9. Obrolan ekspresif (suara seperti percakapan nyata tetapi tidak dapat dibedakan
10. Mengulangi perkataan ketika dibujuk.
11. Kata-kata mengikat yang dapat dibedakan dalam obrolan ekspresif
12. Holophrases atau kalimat dengan satu kata (“susu” dapat berarti “saya ingin
susu” atau “dimana susu saya?”).
13. Telegraphic speech atau kalimat dua kata (“jus ma” dapatberarti “mama saya
ingin jus”, “mama saya menumpahkan jus”, atau “ini adalah jus buatan mama”).
14. Overgenarlized speech atau katakata umum/sebutan (“boots” mungkin nama
keluarga anjing tetapi anak-anak menggunakan untuk nama kucing tetangga atau
nama binatang lain).
15. Undergeneralized speech atau sebutan anak seseorang (misalnya nama ibunya
adalah Wati; oleh karena itu, bibi Wati tidak dapat dipanggil Wati; ia harus
dipanggil dengan nama lain).
16. Perputaran percakapan.
17. Kata-kata kreatif (kata-kata yang biasanya dibutuhkan untuk menemukan kata
yang belum dipelajari atau anak tidak punya kerangka referensinya)
18. Keingintahuan kata-kata verbal.
19. Keingintahuan akan kata-kata yang tercetak.

C. Hakikat Pemerolehan Bahasa

Istilah pemerolehan bahasa diartikan sebagai proses perkembangan alami yang


menunjuk pada periode perkembangan bahasa pertama. Pemerolehan bahasa pertama
terjadi tanpa disadari, bahasa dalam periode ini digunakan untuk keperluan komunikasi
semata tanpa kesadaran akan adanya kaidah bahasa. Pemerolehan bahasa ini merupakan
belajar yang informal, natural atau dapat dikatakan seolah anak "memungut" bahasa."
Menurut Abdul Chaer, pemerolehan bahasa (language acquisition) adalah suatu proses
yang diperlukan oleh anak-anak untuk menyesuaikan serangkaian hipotesis yang
semakin bertambah rumit ataupun teori-teori yang masih terpendam atau tersembunyi
yang mungkin sekali terjadi dengan ucapan-ucapan orang tuanya sampai ia memilih
berdasarkan suatu ukuran atau takaran penilaian tata bahasa yang baik serta paling
sederhana dari bahasa Adapun proses pemerolehan bahasa pertama anak menurut Abdul
Chaer yaitu sebagai berikut:
a) Kompetensi
Kompetensi adalah proses penguasaan tata bahasa (fonologi, morfologi,
sintaksis, dan semantic) secara tidak disadari. Kompetensi ini dibawa oleh setiap
anak sejak lahir. Meskipun dibawa sejak lahir, kompetensi memerlukan
pembinaan sehingga anak-anak memiliki performansi dalam berbahasa.
b) Performansi
Performansi adalah kemampuan anak menggunakan bahasa untuk
berkomunikasi. Performansi terdiri dari dua proses, yaitu proses pemahaman dan
proses penerbitan kalimat-kalimat. Proses pemahaman melibatkan kemampuan
mengamati atau mempersepsi kalimat-kalimat yang didengar, sedangkan proses
penerbitan melibatkan kemampuan menghasilkan kalimat kalimat sendiri.
Bedasakan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemerolehan bahasa merupakan
penguasaan bahasa pertama yang terjadi secara alamiah dan tanpa disadari. Seperti yang
disebutkan diatas, bahwa pada tahap ini anak memahami bahasa, biasanya dengan
mempelajari bahasa ibu dan lingkungan sekitarnya, sehingga terjadilah proses anak
memahami bahasa, kemudian menggunakan kata-kata dan kalimat untuk berkomunikasi
dengan lingkungan sekitarnya. Namun, tidak demikian halnya dengan anak tunarungu.
Akibat dari ketunarunguan yang berdampak pada hambatan pendengaran maka anak
tunarungu tidak mengalami masa pemerolehan bahasa seperti anak yang mendengar.
D. Tahapan Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa pada anak merupakan pendeteksian gejala-gejala yang terjadi


pada anak dalam proses pengembangannya. Dengan mengetahui tahap-tahap
perkembangan bahasa anak diharapkan guru dapat mengetahui kebutuhan
perkembangan anak dan cara menstimulasinya sesuai dengan tahapan usia anak. Dalam
perkembangan bahasa digunakan untuk melihat percakapan anak disertai dengan
penggunaan teknologi untuk merekam suara anak. Berikut ini adalah penjelasan
mengenai cara mengakses perkembangan anak.
Tahapan perkembangan bahasa menurut Benner adalah sebagai berikut :
1) Pra bicara ( 0 - 10 bulan )
a. Perkembagan suara(persepsi dan hasil).
b. Perkembangan isyarat.
c. Penambahan persepsi suara; bicara bayi merupakan hasil menangis dan
keributan; bermain dengan suara termasuk mengulang bicara dengan orang lain
yang dimulai usia 3 bulan ; antara enam (6) sampai sepuluh (10) bulan dapat
menggunakan konsonan dan huruf vocal terbatas.
2) Kata-kata pertama pemunculan nama (10 – 13 bulan)
a. Pengertian kata tunggal.
b. Menghasilkan kata tunggal.
c. Perbedaan individual dalm penggunaan kata tunggal.
d. Fungsi isyarat sebagai kata.
e. Perhatian dapat diarahakan dengan nama obyek (lihat anjing, Ami, anjing);
mulai 13 bulan menerima kosakata dari 17 sampai dengan 97 kata.
3) Kombinasi kata (18 – 20 bulan)
a. Penggunaan satu kata tunggal dengan arti kompleks untuk ungkapan multi kata.
Contoh: “susu” (artinya dapat minta susu atau meminta ASI).
b. Penggunaan kombinasi kata untuk kalimat, contoh: mama kue (maksudnya
mama minta kue).
4) Tata bahasa (20 – 30 bulan)
a. Kecepatan memperoleh morfem. Perkembangan bahasa yang unik pada usia ini,
seperti mulai menggunakan kata ganti saya, kita, dia, kamu.
b. Penggunaan kalimat dalam pola dan aturan yang teratur.

E. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa

a) Faktor Kesehatan
Kesehatan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan bahasa
anak, terutama pada usia awal kehidupannya. Apabila pada usia dua tahun
pertama, anak mengalami sakit terus menerus, maka anak tersebut cenderung
akan mengalami kelambatan atasi kesulitan dalam perkembangan bahasanya.
Oleh karena itu, untuk memelihara perkembangan bahasa anak secara normal,
orangtua perlu memperhatikan kondisi kesehatan anak. Upaya yang dapat
ditempuh adalah dengan cara memberikan ASL, makanan yang bergizi,
memelihara kebersihan tubuh anak atau secara reguler memeriksakan anak ke
dokter atau ke puskesmas.
b) Inteligensi
Perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari tingkat intelihensinya. Anak yang
perkembangan bahasanya cepat pada umumnya mempunyai inteligensi normal
atau di atas normal.
c) Jenis kelamin (Sex)
Jenis kelamin (seks) adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara
biologis sejak seseorang lahir. Seks berkaitan dengan tubuh laki-laki dan
perempuan, dimana laki-laki memproduksikan sperma, sementara perempuan
menghasilkan sel telur dan secara biologis mampu untuk menstruasi, hamil dan
menyusui. Perbedaan biologis dan fungsi biologis laki-laki dan perempuan tidak
dapat dipertukarkan diantara keduanya, dan fungsinya tetap dengan laki-laki dan
perempuan pada segala ras yang ada di muka bumi (Hungu, 2007). Pada tahun
pertama usia anak, tidak ada perbedaan dalam vokalisasi antara pria dengan
wanita. Namun mulai usia dua tahun, anak wanita menunjukkan perkembangan
yang lebih cepat dari anak pria.
d) Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.Pendidikan memiliki pengaruh yang
cukup besar terhadap perkembangan bahasa individu.
e) Status Sosial
Status sosial ekonomi keluargabeberapa studi menyebutkan bahwa anak yang
berasal dari keluarga miskin akanmengalami keterlambatan perkembangan
bahasanya dibandingkan anak yang berasal dari keluarga yang lebih baik tingkat
ekonominya. Kondisi tersebut disebabkankarena kurangnya kesempatan belajar
pada anak dari keluarga miskin. Keluarga dengan status social ekonomi rendah
memiliki kecenderunganpengetahuan yang terbatas, waktu dan kualitas yang
rendah dalam menemani anak bermain dan aktivitas komunikasi yang
seharusnya diperlukan seorang anak dalam tumbuh kembangnya
f) Lingkungan tempat tinggal
Faktor lingkungan secara garis besar dibagi menjadi faktor pranatal dan post
natal. Lingkungan post natal secara umum dapat digolongkan menjadi
lingkungan biologis (ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan
kesehatan, kepekaanterhadap penyakit, penyakit kronis, fungsimetabolisme
hormon), fisik (cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan
rumah, radiasi), psikososial (stimulasi, motivasi belajar, ganjaran atau hukuman,
kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi
anak-orangtua) dan keluarga beserta adat istiadat (pekerjaan, pendapatan
keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga,
stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, adat istiadat, agama, urbanisasi,
g) Orang Tua
Faktor usia orangtua dapat mempengaruhi pola asuh orangtua. Umur merupakan
salah satu ciri tingkat kedewasaan dimana dapat mempengaruhi perannya
terhadap anak karena dengan bertambahnya umur seseorang maka terjadi proses
kematangan baik organ maupun jalan fikirannya sehingga dapat memberikan
pola asuh yang tepat pada anaknya. Usia orang tua merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kesiapan orang tua dalam menjalankan peran pengasuhan
terhadap anaknya. Usia yang terlalu muda atau yang terlalu tua dapat
mengakibatkan orang tua tidak dapat melaksanakan peran pengasuhan secara
optimal (Syam, 2013).
Pendidikan orangtua dapat mempengaruhi penerapan pola asuh orangtua
terhadap anak. Dengan pendidikan orangtua akan memberikan dampak bagi pola
pikir dan pandangan orangtua terhadap cara mengasuh dan mendidik anaknya.
Sehubungan dengan tingkat pendidikan orangtua akan memberikan pengaruh
terhadap pola berfikir dan orientasi pendidikan yang diberikan kepada anaknya.
Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh orangtua maka akan semakin
memperluas dan melengkapi pola berfikirnya dalam mendidik anaknya.
h) Urutan Kelahiran
Urutan kelahiran anak juga dapat mempengaruhi pola asuh orangtua. Anak
kedua biasanya selalu berusaha melebihi kakaknya, ia cendrung memberontak
atau iri hati terhadap hal yang diberikan orangtua terhadap saudaranya. Sehingga
orangtua biasanya selalu menuruti apa kemauan anaknya. Anak kedua akan
lebih dewasa karena akan belajar dari sikap kakak dan orangtua terhadapnya.

F. Fungsi Bahasa

a) Bahasa Sebagai Fungsi Instrumental


Pada bayi walaupun belum berbahasa (pralinguistik), ia mampu mengungkapkan
keinginannya melalui tangisan. Bayi adalah makhluk yang luar biasa dalam
mengungkap keinginan-keinginannya. Tidak ada satu tangispun dengan nada
yang sama dalam mengungkapkan keinginan maupun perasaan. Untuk bayi,
tangisan adalah alat (instrumental) untuk mengungkapkan keinginan dan
perasaannya. Bagi kanak-kanak/toddler dan anak prasekolah juga demikian
dalam menyatakan keinginan dan perasaannya dengan bahasa. Bahasa
memudahkan orang lain untuk mengerti kita.
b) Bahasa Sebagai Fungsi Regulatif
Dalam hal ini bahasa berfungsi sebagai pengawas, pengendali, atau pengatur
peristiwa; atau berfungsi untuk mengendalikan serta mengatur orang lain. Pada
fungsi regulatif anak belajar menggunakan bahasa karena ada pengaruh dari
lingkungan dan kontrol perilaku dari orang dewasa di sekitar mereka. Anak kecil
mengatakan "ciluk ba" akan mendatangkan respon dari orang dewasa. Orang
dewasa dan anak sangat menikmati dari kata tersebut dan hal itu merupakan
perubahan yang dihasilkan dalam perilaku. Anak mendapat ide berbicara karena
mendengar percakapan orang di sekitarnya. Bahasa yang didengar anak
mengubah perilaku anak ketika ia belajar untuk berbicara. Anak yang
melakukan kesalahan, agar orang dewasa yakin bahwa ia tidak melakukan
kesalahan lagi, ia mencoba mengguna bahasa yang sesuai untuk mengontrol
perilaku dan lingkungan.
c) Bahasa Sebagai Fungsi Heuristik
Fungsi ini melibatkan penggunaan bahasa untuk memperoleh ilmu pengetahuan
sebanyak-banyaknya dan mempelajari seluk beluk lingkungan nya. Fungsi
heuristik inimengingatkan pada apa yang secara umum dikenal dengan
pertanyaan sebab fungsi ini sering disampaikan dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan yang menuntut jawaban. Secara khusus, anak-anak sering
memanfaatkan penggunaan fungsi heuristik ini dengan berbagai pertanyaan
"apa”, "mengapa”, dan “bagaimana” yang tidak putus-putusnya mengenai dunia
sekeliling atau alam sekitar mereka.
d) Bahasa Sebagai Fungsi Interaksional
Dalam hal ini, bahasa berfungsi menjamin dan memantapkan ketahanan dan
keberlangsungan komunikasi serta menjalin interaksi sosial. Bahasa
memungkinkan anak untuk membangun dan memelihara hubungan dengan
orang-orang di sekitarnya. Anak dapat menetapkan dan mengeksplorasi pikiran,
perasaan, dan tindakan dengan orang lain melalui penggunaan bahasa. Anak
menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan peduli pada kelompoknya
sendiri dan berpartisipasi dalam struktur sosial. Bahasa memainkan peran
sebagai pusat dalam fungsi sosial yang sukses bagi anak.
e) Bahasa Sebagai Fungsi Personal
Fungsi ini memberi kesempatan kepada pembicara untuk mengekspresikan
perasaan, emosi pribadi, serta reaksi-reaksi yang mendalam. Anak berbagi
pendapat dan perasaan dengan cara yang khas dan spesial. Mudah terlihat pada
anak-anak yang sering mengomunikasikan pengetahuan, pemahaman, dan
pendapat mereka dengan cara yang unik dan berbeda. Cara-cara yang
mencerminkan pengembangan kepribadian individu. Pentingnya pemahaman
tentang fungsi-fungsi perkembangan untuk guru anak usia dini dalam
memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk pertumbuhan fungsi bahasa.
Anak-anak harus dibantu untuk menemukan dan mengeksplorasi kekuatan
bahasa di lingkungannya baik di rumah maupun di sekolah. Anak-anak perlu
belajar untuk menyusun makna melalui berbicara dan menulis serta memahami
makna melalui mendengarkan dan membaca.
f) Bahasa Sebagai Fungsi Imajinatif
Dalam hal ini, bahasa berfungsi sebagai pencipta sistem, gagasan, atau kisah
yang imajinatif. Fungsi ini biasanya untuk mengisahkan cerita-cerita, dongeng-
dongeng, membacakan lelucon atau menuliskan cerpen, novel, dan sebagainya.
Melalui bahasa kita bebas menciptakan mimpi-mimpi yang mustahil, sekalipun
jika yang kita inginkan memang seperti itu. Pada anak usia dini, bahasa sebagai
fungsi imajinatif adalah pada saat anak bermain peran atau bermain pura-pura.
Anak-anak senang sekali memerankan kejadian atau kondisi yang ada di
sekitarnya, misalnya bermain boneka, pasar-pasaran, dokter-dokteran, dan
rumah-rumahan.
g) Bahasa Sebagai Fungsi Representasi
Dalam hal ini bahasa berfungsi untuk membuat pemyataan-pernyataan,
menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan atau melaporkan
realitas sebenarnya sebagaimana yang dilihat atau dialami orang. Fungsi ini
terlihat pada saat anak ingin menyampaikan sesuatu yang ia temukan di halaman
sekolah atau menceritakan pengalaman selama hari libur di desa. Hasil
kunjungan lapangan dibuat laporan, untuk anak usia dini yang belum mampu
menulis ia dapat menyampaikan laporannya dengan bercerita.
DAFTAR PUSTAKA

Mariyo, Ricky. 2013. “Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa”.


Purwokerto : Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Candrasari, dkk. 2017. “Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Bahasa


Anak”.Yogyakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Dhieni, Nurbiana . 2014. “Hakikat Perkembangan Bahasa Anak”. Yogyakarta:


Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai