Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Komprehensif


Bimbingan dan konseling (bimbingan dan konseling) adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seseorang ahli (disebut
konselor) kepda individu yang sedang mengalami sesuatu masalah ( disebut konseli )
yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat
memanfatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu
atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai
perkembangan yang optimpal, mandiri serta merencanakan masa depan yang lebih
baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.
Bimbingan Konseling komprehensif adalah adalah strategi untuk memperbaiki
akademik, mengrahkan kesadaran karir, mengembangkan kesiapan kerja,
menumbuhkan kesadaran diri, mengembangkan kemampuan berkomunikasi, dan
mengarahkan kebrhasilan kepda setiap siswa. Uman suherman ( 2011) bimbingan dan
konseling komprehensif disusun untuk merefleksikan pendekatan yang meyeluruh
bagi dasar penyusunan program, pelaksanaan program, system manajemen dan
system manajemen dan system pertanggungjawabannya.
Bimbingan dan konseling komprehensif diprogramkan untuk semua peserta
didik, artinya bahwa semua peserta didik hukumnya wajib menerima layanan
bimbingan dan konseling, sehingga persepsi bahwa fokus bimbingan dan konseling
hanyalah pada siswa yang bermasalah saja akan hilang. Oleh karena itu, bimbingan
dan konseling komprehensif perlu memperhatikan ruang lingkup yang meyeluruh,
dirancang untuk lebih berorientrasi pada pencegahan dan tujuannya pengembangan
potensi peserta didik. Melalui bimbingan dan konseling komprehensif peserta didik
diharapkan memahami dan dapat mengetahui kehidupan yang mencakup kehidupan
akademik, karir, dan pribadi sosial.
Sehubungan dengan sifat program bimbingan dan konseling komprehensif,
ada tiga hal mendasar yang perlu diperhatikan dalam penyusunan program bimbingan
dan konseling di sekolah yaitu :
 Ruang lingkup yang menyeluruh artinya tidakhanya berfokus pada peserta
didik sebagai pribadi saja melainkan seluruh aspek kehidupan siswa sejak usia
dini sampai dengan peserta didik berusia remaja (SMA / SMK ).
 Dirancang sebagai pencegahan artinya bahwa konselor berkewajiban
membantu pesrerta didik agar memiliki sikap proaktif dalam menghadapi
berbagai persoalan.
 Pengembangan potensi siswa artinya program bimbingan dan konseling tidak
hanya untuk pencegahan siswa, tetapi disusun sebagai pelayanan untuk
menemukan karakteristik dan kebutuhan siswa.

B. Landasan Bimbingan dan Konseling Komprehensif


1. Landasan Filosofis
Setiap aktivitas yang dilakukan harus mendasarkan diri pada pertimbangan-
perimbangan berpikir atau secara filsafat,
Filsafat adalah lapangan pemikiran dan penyeledikan dan penyelidikan
manusia yang amat luas ( komprehensif), sekalipun filsafat tidak bisa menjangkau
semua persoalan dengan daya kemampuan pikir manusia secara keseluruhan.
Filsafat sifatnya hanya mencoba mengerti, menganalisis, menilai, memvalidasi
dan menyimpulkan persoalan – persoalan dalam jangkauan rasio manusia, secara
kritis, rasional, dan mendalam.
Untuk menjamin supaya bimbingan dan konseling komprehensif itu benar-
benar efektif maka dibutuhkannya landasan-landasan filosofis dan landasan ilmiah
sebagai asas normatif dan pedoman pelaksanaan pembinaan. Sebab bimbingan
dan konseling pad ahakekatnya sebagai usaha untuk membantu proses
perkembangan memecahkan masalah agar individu menyesuaikan dirinya dimana
mereka berada. Pemikiran dan pemahaman secara filosofis menjadi akar yang
bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling pada umumya, dan bagi
konselor pada khususnya.
2. Landasan Psikologis
Landasan psikologis di dalam bimbingan dan konseling komprehensif
berarti memberikan landasan dan pemahaman tentang tingkah laku individu yang
menjadi sasaran layanan yaitu konseli. Landasan psikologi di dalam biimbingan
dan konseling sangat penting karena bidang garapannya adalah tingkah laku,
permasalahan hidup manusia beserta aspek-aspek lainnya.
Aspek dan tingkah laku manusia beserta permasalahan yang menjadi
sasaran untuk diubah dan dikembangkan dalam konteks mereka mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi atau untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai
pula.
Tujuan bimbingan dan konseling yang hendak dicapai adalah pemecahan
masalah, efektivitas pribadi, pengubahan perilaku, dan membantu dalam hal
kesehatan mental.
3. Landasan Sosial-Budaya
Fenomena dalam masyarakat moern ini semakin lama semakin pesat
perkembangan dan perubahannya. Perkembangan dan perubahan tersebut
menyangkut beberapa aspek kehidupan manusia. Pengaruh atau dampak
perkembangan dan perubahan tersebut dapat bedampak positif maupun negatif
bagi kehidupan manusia.
Landasan sosial budaya bimbingan dan konselng komprehensif merupakan
acuan dasar sehingga sekalipun perkembangan teknologi semakin maju dan pesat
eksistensi sosial budaya suatu bangsa tetap berdiri tegak, tidak terombang-ambing
oleh perubaan perubahan tersebut. Landasan sosial budaya merupakan acuan nilai
yang menjadi pertimbangan dasar di dalakm membantu memecahkan masalah
problema-problema kehidupan bangsa.
4. Landasan Religius
Landasan religius layanan bimbingan dan konseling komprehensif sangat
penting terkait dengan keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah
makhluk Tuhan. Sikap kita yang mendorong perkembangan manusia berjalan
menuju kehidupan akan berjalan kearah yang sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
Disamping itu, upaya untuk memungkinkan berkembang dan
dimanfaatkannya secara optimal sesuai dengan perangkat budaya serta
kemasyarakatan yang sesuai dalam rangka meneguhkan kehidupan beragama
untuk selanjutnya membantu perkembangan dan pemecahan individu di dalam
kehidupannya. Keyakinan manusia adalah makhluk Tuhan menekan ketinggian
derajat dan keindahan mskhluk manusia serta perannya sebagai khalifah di bumi.

C. Fungsi Bimbingan dan Konseling Komprehensif


Ada beberapa fungsi dari bimbingan dan konseling komprehensif, antara lain:
1. Fungsi pemahaman yaitu membantu peserta didik (siswa) agar memilki
pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan,
pekerjaan, dan norma agama);
2. Preventif merupakan fungsi pencegahan pertama untuk menghindari
timbulnya masalah yang secara potensial dapat menghambatatau menggangu
perkembangan kehidupan individu.
3. Pengembangan ini lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Dalam
mewujudkan fungsi pengembangan konselor senantiasa berupaya untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi
perkembangan siswa.
4. Perbaikan atau penyembuhan merupakan bantuan bimbingan dan konseling
yang bersifat kuratif, memecahkan masalah yang dihadapi. Teknik yang
digunakan adalah konseling atau remedial teaching.
5. Penyaluran merupakan upaya yang dilakukan oleh konselor dalam
menempatkan individu pada alur kehidupan dan juga fungsi bimbingan dalam
membantu individu memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program
studi dan menetapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan
minat, bakat, keahlian.
6. Adaptasi yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan khususnya
konselor, guru, atau dosen untuk mengadaptasikan program pendidikan
terhadap latar belakang pendidikan, minat kemampuan, dan kebutuhan
individu (siswa);
7. Penyesuaian merupakan upaya membantu terciptannya keharmonisan antara
individu dengan lingkungannya, agar terjadinya penyesuaian diri secara
dinamis dan konstruktif terhadap program pendidikan, peraturan sekolah, atau
norma agama.

D. Tujuan Bimbingan dan Konseling Komprehensif


Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling adalah agar individu mampu
memahami dan mengembangkan potensinnya secara lebih optimal sesuai dengan
kebutuhan lingkungannya.
Tujuan bimbingan dan konseling komphehensif secara umum adalah:
1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta
kehidupannya di masa yang akan datang.
2. Mengembangkan seluruh potensi diri dan kekuatan yang dimilikinya
seoptimal mungkin.
3. Menyelesaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat
serta lingkungan kerjannya.
4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang di hadapi dalam penyelesaian
studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat maupun
lingkungan kerja dalam upaya penghambaan kepada tuhannya.
5. Memehami dan menerima diri secara objektif dan konstruktif, baik berupa
dengan keunggulan maupun dengan kelemahan fisik maupun psikis.
6. Mengenal dan memahami potensi atau peluang (kondisi maupun tuntutan)
yang ada dilingkungannya maupun dengan meresponnya secara positif
sesuai dengan norma yang berlaku.

E. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling Komprehensif


Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai pondasi atau
landasan bagi layanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep
filosofis tentang kemanusian yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan
atau bimbingan, baik disekolah maupun di luar sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah
sebagai berikut :
1. Bimbingan di peruntukan bagi semua individu (Guidance is for all individuals).
2. Bimbingan bersifat individualisasi yaitu setiap individu bersifat unik (berbeda satu
sama lainnya).
3. Bimbingan menekankan hal yang positif.
4. Bimbingan merupakan usaha bersama sekolah. Mereka sebagai team work terlibat
dalam bimbingan.
5. Pengambilan keputusan merupakan hal yang sensil dalam bimbingan.
6. Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan.

F. Bidang-Bidang Bimbingan dan Konseling Komprehensif


1. Bimbingan akademik yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para
individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik.
2. Bimbingan sosial pribadi merupakan bimbingan untuk membantu para individu
dalam memecahkan masalah – masalah social pribadi
3. Bimbingan karir yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan,
pengembangan dan pemecahan masalah- masalah karir.

G. Karakteristik Bimbingan dan Konseling Komprehensif


Karakteristiknya antara lain: (1) menyediakan berbagai layanan konseling
sekolah; (2) memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari keterampilan,
pengetahuan, dan sikap yang diperlukan untuk perkembangan yang sehat; (3)
mewujudkan misi sekolah; (4) melengkapi program sekolah; dan (5) melibatkan
semua staf,orangtua, dan anggota masyarakat.

H. Komponen Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif


1. Layanan dasar
Layanan dasar bimbingan diartikan sebagai proses pemberian bantuan
kepada seluruh peserta didik melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur
secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka
mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas–tugas
perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian) yang
diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan
dalam menjalani kehidupannya.
Layanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh
perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh
ketrampilan dasar bagi kehidupnya, atau dengan kata lain membantu siswa agar
mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya. Secara rinci tujuan
layanan dasar adalah agar siswa
2. Layanan Responsif
Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada peserta didik
yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan
segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam
proses pencapaian tugas- tugas perkembangan.
Layanan dasar ini bertujuan membantu siswa agar dapat memenuhi
kehidupannya dan memecahkan masalah yang dihadapinnya yng berupa hambatan
maupun kegagalan dalam mencapai tugas – tugas perkembangannya masalah
siswa itu pada umumnya siswa tidak mudah untuk diketahui secara langsung,
namun dapat dipahami dari gejala – gejala perilaku yang ditampilkannya.
3. Perencanaan Individual
Layanan ini diartikan proses bantuan kepada peserta didik agar mampu
merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa
depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya serta
pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
Layanan ini bertujuan membantu agar : 1) memiliki pemahaman tentang
diri dan lingkungannya, 2) mampu merumuskan tujuan, perencanaan atau
pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, meyangkut aspek pribadi ,
social,belajar maupun karir dan 3) dapat melakukan kegiatan berdasarkan
oemahman, tujuan dan rencana yang telah dirumuskannya.
Pelaksanaan layanan perencanaan individual dapat ditempuh melalui
layanan bimbingan kelompok (seperti :diskusi, karya wisata, atau kunjungan ke
perguruan tinggi dan dunia industry/ perusahaan.
4. Dukungan Sistem
1) Ketiga komponen diatas, merupakan pemberian layanan bimbingan dan
konseling kepada peserta didik secara langsung. Sedangkan dukungan system
merupakan komponen layanan dan kegiatan, tata kerja, infra struktur
(misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi) dan pengembangan
kemampuan professional konselor secara berkelanjutan yang secara tidak
langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi
kelancaran perkembangan peserta didik kegiatan dukungan siste

I. Strategi Implementasi Komponen Program Bimbingan dan Konseling


Komprehensif
1. Pelayanan Dasar
 Bimbingan kelas
Program yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan
kontak langsung dengan para peserta didik di kelas. Secara terjadwal,
konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada peserta didik.
Kegiatan layanan bimbingan kelas ini dilaksanakan melalui pemberian
layanan orientasi dan informasi tentang berbagai hal yang dipandang
bermanfaat bagi para siswa.
 Pelayanan orientasi
Pelayanan ini merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan
peserta didik dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah, untuk
mempermudah atau memperlancar berperannya mereka dilingkungan
baru tersebut. Pelayanan orientasi ini biasannya dilaksanakan pada
awal program pelajaran baru.
 Pelayanan informasi
Pelayanan ini merupakan pemberian informasi tentang berbagai
hal yang dipandang bermanfaat bagi peserta didik melalui komunikasi
langsung maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun
elektronik, seperti : buku,brosur, leaflet, majalah dan internet).
 Bimbingan kelompok
Konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada peserta
didik melalui kelompok- kelompok kecil ( 5-10 orang ). Bimbingan ini
ditunjukan untuk merespon kebutuhan dan minat para peserta didik.
 Pelayanan pengumpulan data (aplikasi instrumentasi)
Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi
tentang pribadi peserta didik. Pengumpulan dari data ini dapat
dilakukan dengan berbagai instrument, baik tes maupun nontes
2. Pelayanan Responsive
 Konsultasi
Konselor menerima pelayanan konsultasi bagi guru, orang tua,
atau pihak pimpinan sekolah/madrasah yang terkait dengan upaya
membangun kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan kepada
para peserta didik, menciptakan lingkungan sekolah/madrasah yang
kondusif bagi perkembangan peserta didik, melakukan referral, dan
meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling.
 Bimbingan teman sebaya
Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan
oleh peserta didik yang lainnya. Peserta didik yang menjadi
pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh
konselor. Peserta didik yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai
mentor atau tutor yang membantu peserta didik lain dalam
memecahkanmasalah yang dihadapinnya, baik akademik maupun non
akademik. Di samping itu dia juga berfungsi sebagai mediator yang
membantu konselor dengan cara memberikan informasi tentang
kondisi, perkembangan, atau masalah peserta didik yang perlu
mendapat pelayanan bantuan bimbingan atau konseling.
 Konferensi kasus
Yaitu kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik
dalam satu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan keterangan, kemudahan, dan komitemen bagi
terntaskannya permasalahan peserta didik itu. Pertemuan konferensi
kasus ini bersifat terbatas dan tertutup.
 Kunjungan rumah
 Yaitu kegiatan untuk memperoleh data atau keterangan tentang
peserta didik tertentu yang sedang ditangani dalam upaya
mengentaskan masalahnya melalui kunjungan ke rumahnya.
Konseling individual dan kelompok
Pemberian pelayanan konseling ini ditunjukan untuk membantu
peserta didik yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam
mencapai tugas- tugas perkembangannya. Melalui konseling, peserta
didik (konseli) dibantu untuk mengidentifikasi masalah, penyebab
masalah, penemuan alternatif pemecah masalah, pengembilan
keputusan secara lebih tepat, konseling ini dapat dilakukan secara
individual maupun kelompok. Konseling kelompok dilaksankan untuk
membantu siswa memcahkan masalahnya melalui kelompok. Dalam
konseling kelompok ini masing-masing siswa mengemukakkan
masalah yang dialaminya , kemudian satu sama lain saling
memberikan masukan atau pendapat untuk memecahkan masalah
tersebut.
 Referal (rujukan atau alih tangan)
Apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk
menangani masalah konseli, maka sebaiknya dia mereferal atau
mengalih tangankan konseli kepada pihak lain yang lebih berwenang,
seperti psikolog, psikiater, dokter, kepolisian. Konseli yang sebaiknya
direferal adalah mereka yang memiliki masalah, seperti mempunyai
niat untuk bunuh diri, depresi, tindakan kejahatan (kriminalitas),
kecanduan narkoba, dan penyakit kronis.
 Kolaborasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas
Program bimbingan dan konseling akan berjalan secar efektif
apabil didukung oleh semua pihak, yang dalam hal ini khususnya bagi
guru mata pelajran maupun wali kelas.konselor berkolaborasi dengan
guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang
peserta didik (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinnya),
 Kolaborasi dengan orang tua
Dalam upaya meningkatkan kualitas peluncuran program
bimbingan konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua
peserta didik. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap
peserta didik tidak hanya berlangsung disekolah / dimadrasah, tetapi
juga oleh orang tua di rumah. Melalui kerja sama ini memungkinkan
terjadinnya saling memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran
antara konselor dan orang tua dalam upaya mengembangkan potensi
peserta didik atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi oleh
peserta didik.
 Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait diluar sekolah/madrasah
Berkaitan dengan upaya sekolah/madrasah untuk menjalin
kerjasama dengan unsur- unsur masyarakat yang dipandang relevan
dengan peningkatan mutu pelayanan bimbingan.

3. Perencanaan Individual
Konselor membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan kelemahan
dirinya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh, yaitu yang menyangkut
pencapaian tugas-tugas perkembangan atau aspek-aspek probadi, sosial, belajar,
dan karir. Melalui kegiatan penilaian diri ini, peserta didik akan memiliki
pemahaman, penerimaan, dan pengarahan dirinya secara positif dan konstruktif.
Hal senada juga diungkapkan oleh Gysber & Henderson (2006: 75)
menyatakan strategi implementasi dari individual planning adalah dengan cara:
 Individual appraisal
Yaitu konselor sekolah membantu siswa untuk menilai dan
menafsirkan kemampuan, minat, keterampilan dan prestasi meeka;
 Individual advisement
Yaitu konselor sekolah membantu siswa untuk menggunakan
informasi pribadi/sosial, akademik, karir, dan informasi pasar tenaga
kerja untuk membantu mereka merencaakan dan menyadarkan mereka
tentang pribadi, sosial, akademik, dan tujuan karirnya;
 Transition planning
Yaitu konselor sekolah atau tenaga pendidikan yang lainnya
membantu siswa untuk melakukan transisi dari sekolah ke kerja atau
pelajaran tambahan dan pelatihan;
 Follow-up
Yaitu konselor sekolah atau tenaga pendidikan yang lainnya
memberikan bantuan tindak lanjut untuk siswa serta tindak lanjut
menmpulkan data evaluasi dan perbaikan program.
Konseli menggunakan informasi tentang pribadi, sosial, pendidikan,
dan karir yang diperolehnya untuk merumuskan tujuan dan
merencanakan kegiatan (alternatif kegiatan) yang menunjang
pengembangan dirinya atau kegiatan yang berfungsi untuk
memperbaiki kelemahan dirinya, melakukan kegiatan yang sesuai
dengan tujuan atau peencanaan yang telah ditetapkan, dan
mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukanna.
4. Dukungan Sistem
 Pengembangan profesi
Konselor secara terus menerus berusaha untuk meng-update
pengetahuan dan keterampilannya melalui in-service training, aktif
dalam organisasi profesi, aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti
seminar dan workshop atau melanjutkan studi ke program yang lebih
tinggi.
 Manajemen program
Program pelayanan bimbingan dan konseling tidak mungkin
akan tercipta, terselenggara dan tercapai bila tidak memiliki suatu
sistem manajemen yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas,
sistematis, dan terarah. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling harus
ditempatkan sebagai bagian terpadu dari seluruh program
sekolah/madrasah dengan dukungan wajar dalam aspek ketersediaan
sumber daya manusia (konselor), maupun sarana dan pembiayaan.
 Riset dan pengembangan
Strategi melakukan penelitian mengikuti kegiatan profesi dan
mengikuti aktifitas peningkatan profesi serta kegiatan pada organisasi
profesi.

J. Pertimbangan dalam Menerapkan Bimbingan dan Konseling Komprehensif


Pertimbangan dalam menerapkan Comprehensive Counseing School (ASCA
National Model) (Hatch & Bowers dalam Erford 2005: 224) :
1. Harus ada pembeda standar konseling sekolah untuk setiap siswa, standar
konseling sekolah untuk program ini, dan standar konseling sekolah untuk koselor
sekolah profesional.
2. Sebuah program konseling sekolah harus menyediakan kerangka kerja
yangmemungkinkan fleksibilitas bagi Negara bagian dan distrik sekolah untuk
membuat program berdasarkan kebutuhan individual daerah sertaakuntabilitas.
3. Sebuah program konseling sekolah harus menjadi bagian integral untuk
meningkatkan prestasi akademik siswa, terutama dalam memfasilitasi peningkatan
prestasi akademik, dan harus membantu menetapkan standar tinggi untuk prestasi
siswa.
4. Sebuah program konseling sekolah harus berbasis pada data.
5. Program konseling sekolah harus dikembangkan dan dilaksanakan masing-masing
daerah yang luas, bukan hanya di sekolah masing-masing.
6. Keberhasilan pengembangan dan pelaksanaan program konseling sekolah
bergantung pada kolaborasi komunitas sekolah.
7. Program konseling sekolah menyediakan bimbingan secara khusus untuk
menangani kebutuhan setiap siswa, khususnya siswa dari beragam budaya,status
sosial - ekonomi rendah dan lainnya.
8. Sebuah program konseling sekolah memberdayakan konselor sekolah profesional
dan mengajarkan mereka bagaimana bekerja dengan administrator untuk
menetapkan kembali kegiatan, seperti penjadwalan dan test.
9. Rancangan program konseling sekolah meliputi akuntabilitas atau pengukuran
hasil pelayanan.
10. Untuk memfasilitasi adopsi dari program konseling sekolah, ASCA akan
mengidentifikasi dan menyebarkan praktik yang terbaik untuk
merancang,mengembangkan, mengkoordinasikan, melaksanakan, mengevaluasi,
danmeningkatkan program.
11. Sebuah program konseling sekolah harus mencakup rencana untuk penggunaan
waktu konselor yang efektif dalam pelayanan.
12. Sebuah program konseling sekolah harus bersifat preventif dalam desain dan
perkembangan.
13. Konselor sekolah profesional memainkan peran kepemimpinan
dalammendefinisikan dan melaksanakan program konseling sekolah.
14. Konselor sekolah profesional dan berlisensi harus menerapkan programkonseling
sekolah .
15. Dalam program konseling sekolah, konselor sekolah profesional bekerjasebagai
agen perubahan dalam sistem pendidikan untuk mengadvokasikebutuhan siswa
dan hasil belajar siswa.
16. Konselor sekolah profesional harus menggunakan data untuk memberikan
pelayanan kepada siswa.
17. Sebuah program konseling sekolah memanfaatkan teknologi untuk melaksanakan
program, untuk melakukan advokasi program, dan untuk mengumpulkan,
menganalisis, dan menafsirkan data.
18. Dalam program konseling sekolah, konselor sekolah berusaha untuk melakukan
perbaikan secara terus menerus dan menggunakan hasil untuk terus meningkatkan
program untuk siswa.

Anda mungkin juga menyukai