Anda di halaman 1dari 19

II.

FALSAFAH,ETIKA,PRINSIP
PERAN PENYULUHAN
Falsafah Penyuluhan
Pengertian
Arti kata Falsafah (KBBI)anggapan, gagasan, dan sikap batin yang paling
dasar yang dimiliki oleh orang atau masyarakat; pandangan hidup;
Pang S. Asngari (2001) bahwa falsafah itu memberikan arah dan merupakan
pedoman bagi suksesnya kegiatan yang dilaksanakan. Selanjutnya
dikemukakan bahwa filosofi dalam bahasa Yunani, berarti cinta akan
kebenaran (love of wisdom). Untuk memperoleh kebenaran tersebut perlulah
disusun informasi secara tertib dan sistematik. Peranan metode ilmiah
melandasi sistematika penyusunan informasi tersebut.
Butt (1961) dalam Mardikanto (1993) mengartikan falsafah sebagai landasan
pemikiran.
Sedangkan Dahama dan Bhatnagar (1980), mengartikan falsafah sebagai
landasan pemikiran yang bersumber pada kebijakan moral tentang segala
sesuatu yang akan dan harus diterapkan dalam praktek.
Kesley dan Hearne (1955) dalam Mardikanto (1993) menyatakan bahwa
falsafah penyuluhan harus berpijak kepada pentingnya pengembangan
individu di dalam perjalanan pertumbuhan masyarakat dan bangsanya. Karena
itu, ia mengemukakan bahwa : falsafah penyuluhan adalah bekerja bersama
masyarkat untuk membantunya agar mereka dapat meningkatkan harkatnya
sebagai manusia.
Falsafah Penyuluhan
Pengertian

Di Amerika Serikat juga telah lama dikembagkan falsafah 3-T: teach,


truth, and trust (pendidikan, kebenaran dan kepercayaan/keyakinan).
Sedangkan di Indonesia dikenal sebagaimana disebutkan oleh Bapak
Pendidikan kita: Ki Hajar Dewantoro (Syarief Thayeb, 1997) dalam Pang
S. Asngari (2001) : hing ngarsa sung tulada, hing madya mangun karsa,
dan tut wuri handayani. Prosesnya mulai dengan (1) memberi teladan
atau contoh, (2) setelah SDM-klien/murid dirangsang produktif
berprakarsa, dan (3) sampai akhirnya SDM-klien betul-betul menguasai
hal-hal yang dipelajarinya.
Samsudin (1987) menyebutkan bahwa falsafah penyuluhan
pertanian merupakan dasar pengertian, dasar untuk melakukan
kegiatan dan dasar dalam bekerja. Ada tiga falsafah pokok yang
harus dijadikan pegangan, yaitu: (1) penyuluhan pertanian
merupakan proses pendidikan, (2) penyuluhan pertanian
merupakan proses demokrasi, dan (3) penyuluhan pertanian
merupakan proses yang terus menerus.
Beberapa falsafah
penyuluhan
1. Falsafah mendidik/pendidikan (bukannya klien “dipaksa-terpaksa
terbiasa”)
Ki Hajar Dewantoro (Syarif Tayeb, 1977) menyebutkan bahwa
dalam proses pendidikan digunakan falsafah : “hing ngarsa sung
tulada, hing madya mangan karsa, tut wuri handayani”
2. Falsafah pentingnya individu : Pentingnya individu ditonjolkan
dalam pendidikan/penyuluhan pada umumnya, sebab potensi diri
pribadi seseorang individu merupakan hal yang tiada taranya untuk
berkembang dan dikembangkan.
3. Falsafah Demokrasi : Klien diberi kebebasan untuk berkembang
agar mereka dapat mandiri sekaligus dapat bertanggungjawab
sesuai dengan perkembangan intelektualnya.
Falsafah Bekerjasama : Falsafah Ki Hadjar Dewantoro “hing madya
mangun karsa” mengandung makna adanya kerjasama antara
penyuluh/agen pembaruan dengan klien. Penyuluh bekerjasama
dengan klien agar klien aktif berprakarsa (dalam proses belajar)
mengembangkan usaha bagi dirinya.
Beberapa falsafah
penyuluhan
4. Falsafah “Membantu Klien Membantu Diri Sendiri.”
Thompson Repley Bryant (Vines dan Anderson, 1976 :81 dalam
Asngari, 2001), seorang penyuluh kawakan Amerika Serikat,
menggaris bawahi falsafah ini dengan mengatakan : Makna
falsafah ini menunjukkan landasan orientasi pentingnya
individu membantu diri sendiri. Dari falsafah ini pula
dikembangkan landasan kegiatan “dari mereka, oleh mereka,
dan untuk mereka.”
5. Falsafah Kontinyu/berkelanjutan : Dunia berkembang,
manusia berkembang, ilmu berkembang, teknologi
berkembang, sarana berkembang, usaha berkembang, jadi
harus sesuai dengan perkembangan : 1) materi yang
disajikan, 2) cara penyajian, dan 3) alat bantu penyajian.
Beberapa falsafah
penyuluhan
6. Falsafah Membakar Sampah (secara tradisional, baik
individual, maupun berkelompok).
• Ini analogi ; kemungkinan sampahnya “basah semua” siram
dengan minyak tanah (jangan sekali-kali dengan bensin) lalu
dibakar (kadang-kadang perlu beberapa kali disiram minyak
tanah dan dibakar sampai ada yang kering dan merambat
mempengaruhi kekeringan yang lain), ini pendekatan kelompok
yang semuanya belum membangun.
• Bagi seorang individu, falsafah ini pun berlaku, dengan
bertahap penuh kesabaran menunggu perkembangan.
Falsafah ini memang harus dilandasi adanya kesabaran
menunggu perkembangan individu klien. Inilah kunci proses
mendidik/menyuluh untuk mengembangkan dan mewujudkan
potensi individu lebih berdaya dan mandiri. Individu lebih
berdaya sebagai hasil mendinamiskan diri, sehingga individu
mampu berprestasi prima secara mandiri
Etika Penyuluhan
Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak)
Panca Etika Penyuluh Pertanian (Kartono dan Salmon, 1987 pada Konggres Perhiptani
1987):
1. Penyuluh pertanian beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa serta senantiasa
menghormati dan memperlakukan petani mitra sejajar;
2. Penyuluh pertanian senantiasa menempatkan keinginan dan kebutuhan petani-nelayan
sebagai dasar utama pertimbangan dalam mengembangkan program;
3. Penyuluh pertanian senantiasa lugas, tulus dan jujur menyampaikan informasi, saran
ataupun rekomendasi dan bertindak sebagai motivator, dinamisator, fasilitator serta
katalisator dalam membimbing petani nelayan;
4. Penyuluh pertanian senantiasa memiliki dedikasi dan pengabdian untuk membela
kepentingan petani-nelayan serta memperlihatkan teladan, serasi, selaras, dan sumbang
kepada semua pihak;
5. Penyuluh pertanian senantiasa memelihara kesetiakawanan dan citra korpus penyuluh
pertanian atas prinsip “silih asuh, silih asih, silih asah” serta senantiasa bersikap dan
bertingkah laku yang menghoromati agama, kepercayaan, aturan, norma.
Prinsip Penyuluhan
Prinsip merupakan suatu pernyataan mengenai kebijaksanaan
yang dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan
dan dilaksanakan secara konsisten. Dalam kegiatan penyuluhan,
prinsip menurut Leagans (1961) menilai bahwa setiap penyuluh
dalam melaksanakan kegiatannya harus berpegang teguh pada
prinsip-prinsip yang sudah disepakati agar dapat melakukan
pekerjaannya dengan baik.
Mardikanto (1993) menyatakan bahwa merujuk pada
pemahaman penyuluhan pertanian sebagai proses
pembelajaran, maka prinsip-prinsip dalam penyuluhan pertanian
sebagai berikut:
1. Mengerjakan; artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak
mungkin melibatkan masyarakat untuk menerapkan sesuatu.
2. Akibat; artinya kegiatan pertanian harus memberikan dampak
yang memberi pengaruh baik.
3. Asosiasi; artinya kegiatan penyuluhan harus saling terkait
dengan kegiatan lainnya. Misalnya apabila seorang petani
berjalan di sawahnya kemudian melihat tanaman padinya
terserang hama, maka ia akan berupaya untuk melakukan
tindakan pengendalian.
Prinsip Penyuluhan
Dahama dan Bhatnagar dalam Mardikanto (1993)
mengemukakan bahwa yang mencakup prinsip-prinsip
penyuluhan pertanian:
1. Minat dan kebutuhan; artinya penyuluhan akan efektif jika
selalu mengacu kepada minat dan kebutuhan masyarakat,
utamanya masyarakat tani.
2. Organisasi masyarakat bawah; artinya penyuluhan akan efektif
jika mampu melibatkan organisasi masyarakat bawah dari setiap
keluarga petani.
3. Keraguan budaya; artinya penyuluhan harus memperhatikan
adanya keragaman budaya.
4. Perubahan budaya; artinya setiap penyuluhan akan
mebgakibatkan perubahan budaya.
5. Kerjasama dan partisipasi; artinya penyuluhan hanya akan
efektif jika menggerakkan partisipasi masyarakat untuk selalu
bekerjasama dalam melaksanakan program-program
penyuluhan yang telah dicanangkan.
6. Demokrasi dalam penerapan ilmu; artinya dalam penyuluhan
harus selalu memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk
menawar setiap alternatif.
Prinsip Penyuluhan
Dahama dan Bhatnagar dalam Mardikanto (1993)
mengemukakan bahwa yang mencakup prinsip-prinsip 7.
Belajar sambil bekerja; artinya dalam kegiatan penyuluhan
pertanian harus diupayakan agar masyarakat dapat belajar
sambil berbuat, atau belajar dari pengalaman tentang segala
sesuatu yang ia kerjakan.
8. Penggunaan metode yang sesuai; artinya penyuluhan harus
dilakukan dengan penerapan metode yang selalu disesuaikan
dengan kondisi lingkungan fisik, kemampuan ekonomi, dan nilai
sosial budaya.
9. Kepemimpinan; artinya penyuluh tidak melakukan kegiatan
yang hanya bertujuan untuk kepuasan sendiri, tetapi harus
mampu mengembangkan kepemimpinan.
10. Spesialis yang terlatih; artinya penyuluh harus benar-benar
orang yang telah mengikuti latihan khusus tentang segala
sesuatu yang sesuai dengan fungsinya sebagai penyuluh.
11. Segenap keluarga; artinya penyuluh harus memperhatikan
keluarga sebagai satu kesatuan dari unit sosial.
Prinsip Penyuluhan
Prinsip merupakan suatu pernyataan mengenai kebijaksanaan
yang dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan
dan dilaksanakan secara konsisten.
Dalam kegiatan penyuluhan, prinsip menurut Leagans (1961)
menilai bahwa setiap penyuluh dalam melaksanakan kegiatannya
harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang sudah disepakati
agar dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.

Mardikanto (1993) menyatakan bahwa merujuk pada


pemahaman penyuluhan pertanian sebagai proses pembelajaran,
maka prinsip-prinsip dalam penyuluhan pertanian sebagai berikut:
1. Mengerjakan; artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak
mungkin melibatkan masyarakat untuk menerapkan sesuatu.
2. Akibat; artinya kegiatan pertanian harus memberikan dampak
yang memberi pengaruh baik.
3. Asosiasi; artinya kegiatan penyuluhan harus saling terkait dengan
kegiatan lainnya. Misalnya apabila seorang petani berjalan di
sawahnya kemudian melihat tanaman padinya terserang hama,
maka ia akan berupaya untuk melakukan tindakan pengendalian.
Paradigma Baru Penyuluhan Pertanian (Slamet, 2001

Paradigma baru ini memang perlu, bukan untuk mengubah prinsip-prinsip penyuluhan tetapi untuk mampu
merespon tantangan-tantangan baru yang muncul dari situasi baru itu. Paradigma baru itu adalah sebagai
berikut :
1. Jasa Informasi
Bertani adalah profesi para petani, dalam keadaan bagaimanapun petani akan
tetap bertani (kecuali dia pindah profesi) dan selalu berusaha dapat bertani
dengan lebih baik dari sebelumnya. Untuk itu yang mereka perlukan adalah
informasi baru tentang segala hal yang berkaitan dengan usahataninya;
2. Lokalitas.
Akibat dari adanya desentralisasi dan kemudian otonomi daerah, penyuluhan
pertanian harus lebih memusatkan perhatian pada kebutuhan pertanian dan
petani di daerah kerjanya masing-masing.
3. Berorientasi agribisnis.
Usahatani adalah bisnis, karena semua petani melakukan usahatani dengan motif
mendapatkan keuntungan. Kebutuhan keluarga petani pada saat ini telah sangat
berkembang dibandingkan beberapa tahun sebelumnya;
Paradigma Baru Penyuluhan Pertanian (Slamet, 2001

Paradigma baru ini memang perlu, bukan untuk mengubah prinsip-prinsip penyuluhan tetapi
untuk mampu merespon tantangan-tantangan baru yang muncul dari situasi baru itu. Paradigma
baru itu adalah sebagai berikut :
4. Pendekatan Kelompok.
Materi-materi penyuluhan pertanian seperti dibahas pada butir-butir di atas disajikan

kepada para petani tidak dengan pendekatan individual, tetapi melalui pendekatan

kelompok, kecuali untuk kasus-kasus tertentu yang memang memer-lukan pendekatan

individual.

5. Fokus pada kepentingan petani.

Kepentingan petani harus selalu menjadi titik pusat perhatian penyuluhan pertanian,

walaupun terdapat kepentingan yang lain;


Paradigma Baru Penyuluhan Pertanian (Slamet, 2001

Paradigma baru ini memang perlu, bukan untuk mengubah prinsip-prinsip penyuluhan tetapi untuk mampu merespon tantangan-
tantangan baru yang muncul dari situasi baru itu. Paradigma baru itu adalah sebagai berikut :
6. Pendekatan humanistik-egaliter.

Agar berhasil baik penyuluhan pertanian harus disajikan kepada petani dengan menempatkan petani dalam kedudukan

yang sejajar dengan penyuluhnya, dan diperlakukan secara humanistik dalam arti mereka dihadapi sebagai manusia

yang memiliki kepentingan, kebutuhan, pendapat, pengalaman, kemampuan, harga diri, dan martabat;

7) Profesionalism.

Penyuluhan pertanian di masa depan harus dapat dilaksanakan secara profesional dalam arti penyuluhan itu tepat dan

benar secara teknis, sosial, budaya dan politik serta efektif karena direncanakan;

8) Akuntabilitas.

Akuntabilitas atau pertanggung-jawaban, maksudnya setiap hal yang dilakukan dalam rangka penyuluhan pertanian

harus difikirkan, direncanakan, dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, agar proses dan hasilnya dapat

dipertanggung-jawabkan;

9) Memuaskan Petani.

Apapun yang dilakukan dalam penyuluhan pertanian haruslah membuah-kan rasa puas pada para petani yang bersangkutan dan
Paradigma penyuluhan
tercantum pada Pasal 2
UU 16 tahun 2006
“Penyuluhan diselenggarakan berasaskan demokrasi, manfaat,
kesetaraan, keterpaduan, keseimbangan, keterbukaan, kerja sama,
partisipatif, kemitraan, berkelanjutan, berkeadilan, pemerataan,
dan bertanggung gugat”.

Dapat dikatakan, hampir seluruh ide dan sikap positif


pembangunan telah diadopsi dalam kalimat ini, utamanya pada
asas demokrasi dan partisipasi.
Peran Penyuluhan Pertanian
Mosher mengusulkan 6 kateori peranan penyuluh pertanian,
yaitu
1.Pengisi kehampaan pedesaan
Menurut teori tersebut penyuluh pertanian adalah seseorang
ysng hidup dikalangan petani, mengenal dengan akrab
kegiatan-kegiatan mereka dan masalah-masalah yang mereka
hadapi dalam memajukan pertanian, kemudian membantu
mereka melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan oleh
mereka untuk memajukan pertanian.
2.Penyebar hasil-hasil penelitian
Peranan ini dipandang hanya relevan bagi para petani yang
telah modern. Mereka telah menghasilkan produksi yang
berorientasi pasar, akses pada input produksi dan slalu
merespon terhadap perubahan-perubahan sepanjang harga
terjangkau mereka.
Peran Penyuluhan Pertanian
Mosher mengusulkan 6 kateori peranan penyuluh pertanian, yaitu
3.Pelatih pengambilan keputusan
Peranan ini membantu para petani agar dapat meningkatkan
keterampilannya dalam mengambil keputusan-keputusan
tentang produksi, pemasaran dan infestasi dalam usaha taninya.
4. Rekan pemberi semangat
Menurut Mosher, petani membutuhkan suatu dorongan semangat
(encouragement). Mereka membutuhkan rekan yang akan
menyemangati dan mendampingi mereka untuk percobaan
dalam menerapkan teknologi baru dan memfasilitasi mereka
untuk berhasil dalam percobaan tersebut.
Peran Penyuluhan Pertanian
Mosher mengusulkan 6 kateori peranan penyuluh pertanian, yaitu
5.Pendorong peningkatan produksi suatu komoditas
Pandangan lain tentang ujuan pnyuluhan pertanian adalah
mendukung rencana pemerintah untuk meningkatkan produksi suatu
komoditi pertanian atau ternak tertentu. Dalam hal ini pemerintah
meminta penyuluh untuk menggerakkan petani untuk
membudidayakan produksi komoditas tertentu yang dianjurkan
pemerintah tersebut.
6. Pelayan pemerintah
Penyuluh sangat terbatas dan mereka juga pegawai pemerintah,
sementara dipihak lain sumberdaya manusia setempat yang diakses
pada pendidikan lanjutan atau tinggi juga terbatas, menyebabkan
pemerintah menuntut penyuluh untuk menjalankan beragam tugas
diluar peranan mereka yang seharusnya.
Tugas
!. Jellaskan pengertian falsafah
2. Jelaskan pengertian falsafah penyuluhan
3. Di Amerika Serikat juga telah lama dikembagkan falsafah 3-T,
jelaskan
4. Tuliskan beberapa falsafah penyuluhan
5. Jelaskan etika penyuluhan
6. Jelaskan paradigma baru penyuluhan pertanian
7. Jelaskan prinsip-prinsip penyuluhan
8. Jelaskan peran penyuluhan

Anda mungkin juga menyukai