Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Imu Komunikasi Vol. 7 No.

2 Oktober 2015 39

PERSEPSI PEREMPUAN HIJAB SURABAYA TERHADAP FILM


“HIJAB” KARYA HANUNG BRAMANTYO
Juwito dan Ika Putri N G L
Program Studi Ilmu Komunikasi UPN "Veteran" Jatim,
Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya 60294
Aleeika2012@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Persepsi Perempuan Hijab
Surabaya Terhadap Film “Hijab” Karya Hanung Bramantyo, yang tayang perdana di
seluruh bioskop Indonesia sejak tanggal 15 Januari 2015.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang
bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya. Penelitian yang
sedang terjadi ini dilakukan dengan metode yang lebih dalam seperti wawancara dan
dokumentasi sebagai teknik dalam mendapatkan data.
Hasil persepsi yang ditunjukkan oleh perempuan hijab Surabaya terhadap film
hijab karya Hanung Bramantyo bermacam-macam, dan diukur dari cara pandang yang
berbeda-beda. Film yang berjudul hijab ini dinilai tidak sesuai dengan isi cerita
didalamnya, namun film hijab cukup menghibur karena adanya komedi.

Keyword : Persepsi, Perempuan Hijab, Surabaya, Film Bioskop

ABSTRACK
This study aims to determine how perceptions of women’s hijab Surabaya
against the film “Hijab” by Hanung Bramantyo, which premiered theaters throughout
Indonesia since 15January 2015.
The metode used in this study is a qualitative method that aims to explain the
phenemenon with the heartiest. Research is going on is done with methods such as
interviews and more in the documentation as a technique in getting the data.
Results perception shown by women hijab Surabaya against the film “hijab” by
Hanung Bramantyo assortment, and measured from the perspective of different. The
film, titled hijab is not assessed in accordance with the contents therein story, but the
film is quite entertaining hijab because of the comedy.

Keyword : Perception , Women Hijab, Surabaya, Movie Theaters.

PENDAHULUAN 2006 : 162) Dalam komunikasi media


Perkembangan media massa massa salah satu bagiannya adalah film.
akhir ini sangat pesat. Media massa Film sebagai medium komunikasi
menyajikan berbagai realitas kehidupan dengan massa ke jurusan yang sudah
dalam bentuk informasi terhadap digariskan, sebagai medium penerangan
masyarakat. Munculnya kesadaran dalam arti propaganda/indoktrinasi,
tentang arti dan nilai dari informasi maupun anti-propaganda. (Siagian,
membuat masyarakat tidak dapat 2010 : 2)
melepaskan diri dari informasi yang Film adalah medium komunikasi
disajikan oleh media massa. (Sobur, massa yang ampuh sekali, bukan saja
Jurnal Imu Komunikasi Vol. 7 No. 2 Oktober 2015 40

untuk hiburan, tetapi juga untuk sosial facebook menyatakan bahwa


penerangan dan pendidikan. (Effendy, menurutnya film bergenre drama
2003 : 209) komedi ini dinilai sebagai pencitraan
Film memiliki kemampuan hijab yang salah, melenceng dari agama
untuk menarik perhatian orang dan sehingga di anggap melecehkan agama.
sebagian lagi didasari oleh alasan Tidak sesuai dengan bagaimana
bahwa film memiliki kemmpuan semestinya seorang wanita yang
menghantar pesan secara unik. berhijab. Film hijab isinya bukan hal-
(McQuail, 1987 : 14) hal positif dan ajakan untuk berhijab
Film merupakan salah satu namun justru film ini di anggap
media komunikasi massa efektif dengan nyinyiran tentang hijab karena juga
tujuan memberikan informasi dan pesan menonjolkan sisi keterpaksaan dalam
kepada masyarakat. Film selalu menggunakan hijab (karena kejebak)
mempresentasikan realitas yang tumbuh yang seharusnya menggunakan hijab itu
dan berkembang di dalam masyarakat. adalah kewajiban semua umat
Film selalu mempresentasikan realitas perempuan”.(http://m.harianindo.com/2
yang tumbuh dan berkembang di dalam 015/01/28/37170/terkait-film-hijab-
masyarakat. (Sobur, 2004 : 127). Begitu anak-amien-rais-sebut-hanung-
juga Hanung Bramantyo yang merilis bramantyo-sebagai-jil/)
film Hijab dengan keinginan Banyaknya pro dan kontra
memperlihatkan serta menyampaikan, terhadap film hijab, namun hebatnya
sebuah potret kehidupan nyata seorang ketua MUI Din Syamsuddin justru
perempuan hijab Indonesia. Hanung memberi apresiasi terhadap film hijab
menggunakan tema hijab karena tersebut, serta memberikan pujian
sekarang ini hijab tengah menjadi tren terhadap realita yang berhasil dipotret
dikalangan muslimah. Cara berpakaian oleh film “hijab”. Bahkan pak Din
yang sekarang banyak dipakai kaum Syamsuddin mengatakan “bahwa film
hawa ini yang memantik gagasan ini secara keseluruhan punya pesan
sutradara Hanung Bramantyo untuk dakwah walaupun kemudian bermain
menampilkannya dalam film hijab. pada realitas yang dipotret apa adanya.
(http://m.liputan6.com/citizen6/read/216 Kreasi seni itu sangat relatif, selalu ada
2083/film-hijab-humor-dakwah-ala- dimensi positif dan negatif. Jadi
hanung-bramantyo) tergantung penilainya yang memiliki
Namun pada kenyataannya, subjektivitas tertentu”. Din Syamsuddin
tidak semua orang dapat menerima film pun menghimbau para penikmat film
“Hijab” dengan baik. Film “Hijab” pun Indonesia dengan berkata “Saya menilai
menuai kontroversi. Memang beberapa film ini layak untuk ditonton, saya
film garapan Hanung Bramantyo sering himbau masyarakat luas untuk
kali menimbulkan kontroversi dari menontonnya” (Error! Hyperlink
berbagai segi. Dan ternyata film hijab reference not valid.)
pun menuai kontroversi dari beberapa Berdasarkan banyaknya pro dan
tokoh serta penontonnya karena di kontra terhadap film ini, maka peneliti
anggap tidak sesuai dengan makna tertarik untuk mengkaji lebih jauh
hijab, salah satunya adalah anak dari mengenai bagaimana persepsi
politikus Amin Rais yaitu Hanum masyarakat terhadap film “Hijab” karya
Salsabiela Rais seorang penulis novel Hanung Bramantyo yang penuh
99 Cahaya Dilangit Eropa ini, dirinya kontroversi ini.
mengkritik film hijab melalui jejaring
Jurnal Imu Komunikasi Vol. 7 No. 2 Oktober 2015 41

TINJAUAN PUSTAKA suatu tempat tertentu. (Effendy, 1986


Persepsi :134)
Menurut Rakhmat (2009 : 51) Film adalah gambar bergerak
mengatakan persepsi adalah pada layar lebar yang diletakkan pada
pengalaman tentang objek, peristiwa suatu tempat yang besar dan gelap yang
atau hubungan-hubungan yang dapat menampung banyak penonton.
diperoleh dengan menyimpulkan Film adalah potret dari masyarakat
informasi dan menafsirkan pesan. dimana film itu dibuat. Film selalu
Persepsi ialah memberikan makna pada merekam realitas yang tumbuh dan
stimuli indrawi atau sensory stimuli. berkembang dalam masyarakat, dan
Hubungan sesansi dengan persepsi kemudian memproyeksikannya ke atas
sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari layar, oleh karenanya, film memiliki
persepsi. Walaupun begitu, meafsirkan potensi untuk mempengaruhi
makna informasi inderawi tidak hanya khalayaknya. Melihat realitas tersebut,
melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, berbagai penelitian akan film mulai
ekspetasi, motivasi, dan memori. merebak. (Sobur, 2006)
Sedangkan Mulyana (2001 : Menurut Siregar (1989 : 9)
167) mendefinisikan persepsi sebagai mengatakan bahwa film adalah media
persepsi sebagai suatu proses internal komunikasi massa berisi gambar
yang memungkinkan kita untuk bergerak yang terbuat dari celluloid
memilih, mengorganisasikan serta transparan dalam jumlah yang banyak,
menafsirkan rangsangan dari yang apabila digerakkan melalui
lingkungan kita dan dari proses tersebut cahayanya yang kuat akan tampak
dapat mempengaruhi perilaku kita seperti gambar yang hidup.
nantinya. Film adalah sebuah potret cerita
Persepsi dapat disebut sebagai kehidupan yang digambarkan oleh
inti komunikasi, karena jika persepsi sebuah objek yang dimainkan di
tidak akurat, seseorang memilih suatu bioskop atau televisi. Film juga bisa
pesan dan mengabaikan pesan yang disebut sebagai sebuah karya cipta seni
lain. Semakin tinggi derajat kesamaan dan budaya yang merupakan salah satu
persepsi antar individu semakin mudah media komunikasi massa audiovisual
dan semakin sering mereka yang diciptakan berdasarkan
berkomunikasi dan sebagai asassinematografi yang direkam pada
konsekuensinya semakin cenderung pita seluloid, pita video, piringan video,
membentuk kelompok budaya atau atau bahan teknologi lainnya. (Effendy,
kelompok identitas. (Mulyana, 2001 : 1986 : 137)
167-168)
Persepsi meliputi penginderaan Film Sebagai Realitas Sosial
(sensasi) melalui alat-alat indera (yaitu Film adalah potret dari
peraba, penglihat, pencium, pendengar, masyarakat dimana film itu dibuat. Film
dan pengecap), atensi dan interpretasi. selalu merekam realitas yang tumbuh
(Mulyana, 2001 : 168) dan berkembang dalam masyarakat, dan
memproyeksikannya ke dalam layar.
Film (Sobur, 2000 : 127)
Film adalah media komunikasi Film adalah dokumen kehidupan
yang bersifat audio visual untuk sosial sebuah komunitas. Film mewakili
menyampaikan suatu pesan kepada relitas kelompok masyarakat
sekelompok orang yang berkumpul di pendukungnya itu. Baik realitas dalam
Jurnal Imu Komunikasi Vol. 7 No. 2 Oktober 2015 42

bentuk imajinasi maupun dalam arti merupakan pelindung bagi kaum


yang sebenarnya. Film menunjukkan wanita, menghalangi wanita dari hal-hal
kepada kita jejak-jejak yang buruk dan pelecehan. (H. Miftahuddin
ditinggalkan pada masa lampau dan dan Nur Huda, 7-8 : 2011)
mampu menyegarkan kembali ingatan Dapat disimpulkan bahwa
tentang masa tersebut, baik ilmu perempuan hijab adalah seorang
maupun apa yang telah kita atau manusia yang memiliki puki, dapat
masyarakat lakukan pada masa tersebut. hamil dan menstruasi (mahluk lemah
Film merekam masa lalu kita untuk lembut dan penuh kasih sayang), yang
menyusun cara menghadapi masa kini mengenakan baju tertutup tanpa
dan keinginan manusia terhadap masa menonjolkan atau memperlihatkan
yang akan datang. Sehingga dalam lekuk tubuhnya. Perempuan yang
perkembangannya film bukan lagi menutupi tubuhnya dengan kain yang
sekedar usaha menampilkan “citra lebar dan besar. Perempuan yang
bergerak” (moving images) namun juga melindungi dirinya untuk mencegah
telah diikuti oleh muatan-muatan dirinya dari penglihatan orang lain.
kepentingan tertentu seperti politik,
kapitalisme, hak asasi manusia, atau Teori Perbedaan Individu (Individual
gaya hidup. Film juga sudah bisa Differences Theory)
dianggap mewakili citra atau identitas Anggapan dasar teori ini ialah
komunitas tertentu. Bahkan bisa bahwa manusia amat bervariasi dalam
membentuk komunita sendiri, karena organisasi psikologisnya secara pribadi.
sifatnya yang universal. Meskipun Variasi ini sebagaian dimulai dari
demikian, film juga bukan tidak dukungan perbedaan secara biologis,
menimbulkan dampak tetapi ini dikarenakan pengetahuan
secara individual yang berbeda.,
Perempuan Hijab menghadapi titik-titik pandangan yang
Perempuan berasal dari kata berbeda secara tajam pula. Dari
empu yang artinya dihargai. Perempuan lingkungan yang dipelajari itu, mereka
merupakan mahluk lemah lembut dan menghendaki seperangkat sikap, nilai,
penuh kasih sayang karena perasaannya dan kepercayaa yang merupakan tatanan
yang halus. Secara umum perempuan psikologisnya masing-masing pribadi
yaitu keindahan, kelembutan, serta yang membedakannya dari yang lain.
rendah hati (Zaitunah Subhan, 19 : (Effendy, 2003 : 275)
2005) Teori perbedaan individual ini
Hijab adalah supaya seorang mengandung rangsangan-rangsangan
wanita tidak melihat kaum laki-laki dan khusus yang menimbulkan interaksi
laki-laki juga tidak melihat kaum yang berbeda dengan watak-watak
wanita, karena pandangan mata perorangan anggota khalayak. Oleh
merupakan salah satu panah beracun karena terdapat perbedaan individual
iblis. Hijab artinya menutupi (wajah), pada setiap pribadi anggota khalayak itu
bahkan kepada orang yang buta maka secara alamiah dapat diduga akan
sekalipun. Hijab adalah sesuatu yang muncul efek yang bervariasa sesuai
menutupi dan menghalangi untuk dengan perbedaan individual itu. Tetapi
melindungi kaum wanita. Memakai dengan berpegang tetap pada pengaruh
hijab adalah suatu keharusan dan variabel-variabel kepribadian (yakni
kewajiban yang tidak ada seorang menganggap khalayak memiliki ciri-ciri
muslim pun mengelak darinya. Hijab kepribadian yang sama) teori tersebut
Jurnal Imu Komunikasi Vol. 7 No. 2 Oktober 2015 43

tetap akan memprediksi keseragaman ini, peneliti mempunyai beberapa


tanggapan terhadap pesan tertentu (Jika pertanyaan yang kemudian peneliti
variabel antara bersifat seragam). melakukan pembahasan terhadap hasil
(Effendy, 2003 : 275-276) wawancara tersebut secara mendetail.
Menurut Mulyana 2001 : 167-
METODE PENELITIAN 168 , ada tiga komponen persepsi yang
Pada penelitian ini terjadi pada diri informan agar dapat
menggunakan metode kualitatif dengan melakukan penafsiran serta memberikan
tataran analisis deskriptif. Menurut persepsi terhadap film hijab, yaitu :
Moeleong (2005), penelitian kualitatif 1. Penginderaan (sensasi)
adalah penelitian yang bermaksud untuk Adanya salah satu alat indera
memberi fenomena tentang apa yang informan yang menangkap sebuah hal
dialami oleh subjek penelitian, misalnya dalam film hijab yang kemudian
perilaku, tindakan dan lain sebagainya menyampaikan pesan nonverbal ke otak
dengan mengedepankan proses interaksi untuk kemudian di iterpretasikan.
komunikasi yang mendalam antara 2. Atensi
peneliti dengan fenomena yang diteliti. Adanya rangsangan dari film hijab
Dengan cara deskripsi dalam bentuk yang mampu menarik perhatian
kata-kata dan bahasa pada suatu konteks informan, yang kemudian membuat
khusus yang alamiah dan dengan informan memperhatikan kejadian atau
memanfaatkan berbagai metode ilmiah. rangsangan tersebut yang ada didalam
Penelitian kualitatif akan film hijab.
melakukan pengambaran secara 3. Interpretasi
mendalam tentang situasi atau proses Adanya sebuah pesan yang
yang diteliti. Istilah yang digunakan diperoleh informan melalui salah satu
untuk menyebut subjek penelitian inderanya. Pesan yang didapatkan
adalah informan, key informant. Fokus setelah menonton film hijab. Ketiga hal
utama penelitian kualitatif terletak pada inilah yang akhirnya mampu membuat
proses dan interaksi subjek, serta informan dalam memberikan persepsi
perilaku yang ditampilkan. (Idrus, 2009 mengenai film hijab.
: 24-25) Hasil wawancara yang
Data yang bukan berbentuk dilakukan peneliti dengan beberapa
angka atau nominal tertentu, tetapi lebih informan yang berusia 17-30 tahun
sering berbentuk kalimat pernyataan, mereka berasal dari beberapa profesi
uraian, deskripsi yang mengandung yang pernah menonton film hijab di
suatu makna dan nilai (voules) tertentu bioskop. Dan informan-informan ini
yang diperoleh melalui intrumen berasal dari Surabaya. Dengan demikian
penggalian data khas kualitatif seperti para informan dapat memberikan
wawancara, observasi, focused group persepsi mereka terhadap film hijab
discussion, analisis dokumentasi, dan karya Hanung Bramantyo.
sebagainya. (Haris, 2013 : 10)
KESIMPULAN DAN SARAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari pernyataan-pernyataan
Berdasarkan hasil wawancara informan dari hasil wawancara, peneliti
dan observasi, peneliti menemukan dapat menarik kesmpulan bahwa
bahwa pada dasarnya Persepsi persepsi perempuan hijab terhadap film
Perempuan Hijab Surabaya Terhadap Hijab karya Hanung Bramantyo, adalah
Film Hijab Karya Hanung Bramantyo sebagai berikut :
Jurnal Imu Komunikasi Vol. 7 No. 2 Oktober 2015 44

Dilihat dari hasil kesimpulan Kountur, Rony. 2003. Metode


wawancara, dapat dilihat bahwa Penelitian Untuk Penulisan
informan 1 dan informan 3 memiliki Skripsi dan Tesis.Jakarta : PPM
persepsi yang positif terhadap film Kriyantoro, Rachmat. 2006. Teknis
hijab. Namun pada informan 2, 4, dan 5, Praktis Riset Komunikasi.
mereka memiliki persepsi yang negatif Jakarta : KencanaPrenada Media
terhadap film hijab. Sehingga dapat Group
disimpulkan hasil dari wawancara Mc.Quail, Dennis. 1987. Teori
dengan kelima informan yang telah Komunikasi Massa (Suatu
dipilih oleh peneliti adalah memberikan Pengantar). Jakarta :Erlangga
hasil persepsi yang negatif, bahwa McQuail, Dennis. 1991. Teori
persepsi perempuan hijab terhadap film Komunikasi Massa : Suatu
“Hijab” adalah film hijab memiliki Pengantar. Jakarta :Erlangga
judul yang tidak sesuai dengan isi Moeloeng, J. L. 2005. Metode
ceritanya karena isi cerita di dalam film Penelitian Kualitatif. Bandung :
hijab hanya fokus ke usaha online, dan Remaja Rosdakarya
kehidupan bekeluarga dan serta Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu
persabahatan tanpa menyelipkan hal Komunikasi Suatu Pengantar.
yang sesuai dengan judulnya. Bandung : PT.Remaja
Peneliti menyarankan agar film Rosdakarya
garapan Hanung Bramantyo berikutnya Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu
bisa memberikan nilai positif, serta Komunikasi Suatu Pengantar.
contoh yang baik untuk penontonnya. Bandung : PT.Remaja
Tidak hanya kepada film hijab atau Rodaskarya
film-film garapan Hanung Bramantyo, Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi
tetapi juga untuk seluruh insa perfilman Massa. Jakarta : Grafindo
di Indonesia, agar lebih teliti dalam Persada
membuat sebuah karya film. Sebuah Sari, Endang S. 1993. Audience
karya (film) boleh saja terlihat berbeda Research: Pengantar Studi
dengan dibumbui oleh inovasi-inovasi Penelitian TerhadapPembaca,
baru, namun hal tersebut tidak boleh Pendengar, dan Pemirsa.
terlepas dari adat, norma, budaya, agar Yogyakarta : Andi Offset
masyarakat dapat menerima pesan Schermerhon, John R. 1994. Managing
tersebut dengan baik, di cerna dengan Organization Behaviour. New
baik, dicontoh dengan baik, dan York :John Wiley and Sons
dipersepsikan dengan baik pula. Siregar, Ashadi. 1989. Film (Sebuah
Pengantar). Yogyakarta
DAFTAR REFERENSI Penerbit FISIP Universitas
Gadjah Mada
Effendy, Onong Uchana. 2000. Sobur, Alex. 2006. Analisis Teks Media.
Dinamika Komunikasi. Bandung Bandung : PT. Remaja
: PT. Remaja Rosdakarya Rosdakarya
Effendy, Onong Uchana. 2003. Ilmu Walgito, Bimo. 2003. Pengantar
Komunikasi Teori dan Praktek. Psikologi Umum. Yogyakarta :
Bandung :PT. Rosdakarya Andi Offset
Komala, L. 2009. Ilmu Komunikasi
Perspektif, Proses, dan Konteks.
Bandung : Widya Pandjajaran

Anda mungkin juga menyukai