Anda di halaman 1dari 9

Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien Stroke Yang di Rawat di Ruang ICU

Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta

Joko Raharjo1, Wahyu Rima Agustin2), Ika Subekti Wulandari2)

ABSTRACT

Anxuiety is a response to particular situations that threaten. It is a normal


thing that accompanies development, alteration, new or unprecedented
experience. Families of hospitalized stroke patients at ICU room will experience
the anxiety. The objective of this research is to investigate the anxiety level of the
families of hospitalized stroke patients at the ICU room of Panti Waluyo hospital
of Surakarta.
This research used the descriptive analytical method. Its population was
all of the families of hospitalized stroke patients as many as 30 families at the ICU
room of Panti Waluyo hospital of Surakarta. The samples of research consisted of
30 families and were taken by using the purposive sampling technique. The data
of research were collected through questionnaire. This resarch used the Hamilton
Rating Scale for Anxiety (HRS-A) as anxiety measuring tool, consisting of 14
groups of symtomps. The research variable was family’s anxiety level. The result
of research shows that the family anxiety level of hospitalized stroke patients at
the ICU room of Panti Waluyo hospital was very high ( 73.3%). Therefore, the
nurses employed at the ICU room can provide mental supports to the family of
hospitalized stroke patients in ICU room.

Keywords : Anxiety level, family of stroke patients, ICU.

References: 34 (2004-2011)

Abstak

Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan


merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman
baru atau yang belum pernah terjadi. Keluarga pasien stroke yang dirawat di ruang ICU
tentu akan mengalami kecemasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran
tingkat kecemasan keluarga pasien stroke yang dirawat di ruang ICU RS. Panti Waluyo
surakarta.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode diskritif
analitik. Populasi yang digunakan adalah seluruh keluarga pasien stroke yang dirawat di

1
Mahasiswa STIKes Kusuma Husada Surakarta
2
Dosen STIKes Kusuma Husada Surakarta


ruang ruang ICU RS. Panti Waluyo Surakarta dengan sampel penelitian 30 keluarga
pasien stroke yang di rawat di ruang ICU, penentuan sampel dengan menggunakan
porpusive sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa
kueisioner. Alat pengukur kecemasan yang digunakan adalah Hamilton Rating Scale for
Axiety (HRS-A), terdiri dari 14 kelompok gejala. Variabel yang diteliti adalah tingkat
kecemasan keluarga. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kecemasan keluarga
pasien stroke yang dirawat di ruang ICU RS. Panti Waluyo mengalami tingkat kecemasan
berat dengan hasil 73.3%. Diharapkan bagi perawat di ruang ICU dapat memberikan
dukungan mental bagi keluarga pasien stroke yang dirawat di ruang ICU.

Kata kunci : Tingkat kecemasan, keluarga pasien stroke, ICU.

Pendahuluan

Stroke merupakan suatu Berdasarkan jenisnya stroke dibagi


keadaan dimana terjadi gangguan fungsi menjadi 2, yaitu stroke iskemik atau non
otak dikarenakan suplai darah ke otak Hemoragik dan Stroke Hemoragik.
mengalami masalah yang terjadi secara Stroke non Hemoragik terjadi karena
tiba-tiba (cepat), dan berlangsung aliran darah ke otak terhenti karena
selama 24 jam sehingga terjadi reaksi aterosklerosis atau bekuan darah yang
biokimia yang menyebabkan sel dalam telah menyumbat pembuluh darah.
otak menjadi mati (Wiwit, 2010). Stroke Hemoragik terjadi karena
pecahnya pembuluh darah sehingga
Menurut definisi World Health menghambat aliran darah yang normal
Organisation (WHO), stroke adalah dan darah merembes kesuatu daerah di
suatu tanda klinis yang berkembang otak dan merusaknya. (Fatimah Dety N,
secara cepat akibat gangguan otak fokal 2009).
(atau global) dengan gejala-gejala yang Stroke termasuk penyakit
berlangsung selama 24 jam atau lebih neurologi yang serius, Stroke merupakan
dan dapat menyebabkan kematian tanpa salah satu penyebab utama kematian ke
adanya penyebab lain yang jelas selain tiga di Amerika Serikat setelah penyakit
vaskuler (Harsono,2005) jantung dan kanker. Di Amerika Serikat
setiap tahunnya 500.000 orang terserang


Stroke. 400.000 orang terkena Stroke (Hawari, 2008) .


Iskemik dan 100.000 orang terserang ICU (Intensive Care Unit) adalah
Stroke Hemoragik (termasuk perdarahan salah satu unit di Rumah Sakit yang
intraserebral dan subaraknoid) dengan berfungsi untuk perawatan pasien kritis.
175.000 di antaranya mengalami Unit ini berbeda dengan unit lainnya
kematian (Bustami, et al., 2007). karena semua pasien yang dirawat di
Bahkan, menurut survey tahun 2004, ruang ini dirawat oleh petugas atau tim
stroke merupakan pembunuh nomer satu medis yang terlatih, serta kegiatan
di RS Pemerintah di seluruh penjuru dilakukan selama 24 jam, serta
Indonesia. Indonesia merupakan negara menggunakan alat-alat canggih yang
dengan angka kejadian stroke yang asing untuk keluarga atau pasien.
relatif tinggi yang merupakan pembunuh Fenomena kecemasan yang terjadi
utama di Instalasi Gawat Darurat di pada keluarga pasien stroke yang
rumah sakit. Penderita stroke yang di dirawat di Ruang ICU (Intensive Care
rawat di Ruang ICU (Intensive Care Unit) RS Panti Waluyo. Ditunjukan
Unit) RS Panti Waluyo tahun 2013 dengan perilaku keluarga yang selalu
sebanyak 152 pasien, bulan Januari- bertanya tentang kondisi anggota
oktober 2014 sebanyak 160 pasien keluarganya yang dirawat, bertanya
(Rekam Medik RS Panti Waluyo). dengan pertanyaan yang di ulang-ulang,
Kondisi sakit tidak dapat dipisahkan dari berkunjung diluar jam kunjung, keluarga
peristiwa kehidupan. Klien dan takut kehilangan (meninggal dunia)
keluarganya harus menghadapi berbagai keluarga mengatakan susah tidur, takut
perubahan yang terjadi akibat kondisi anggota keluarga sembuh tapi
sakit dan pengobatan yang dilaksanakan. mengalami kecacatan, takut tidak bisa
Keluarga umumnya akan mengalami membayar biaya perawatan di ICU
perubahan perilaku dan emosional, (Intensive Care Unit) takut akan kondisi
orang mempunyai reaksi yang berbeda- pasien yang lain, takut melihat alat-alat
beda terhadap kondisi yang dialami. yang terpasang di tubuh pasien. Menurut
Penyakit yang berat, terutama yang Kelter (1995) dalam Sibuea (2010),
dapat mengancam kehidupan, dapat Cemas merupakan perasaan
menimbulkan perubahan perilaku yang internal yang sumbernya sering kali
lebih luas, ansietas, syok, penolakan, tidak spesifik dan mengancam
marah. Hal tersebut merupakan respon keamanan seseorang dan kelompok.
umum yang disebabkan oleh stres Berdasarkan fenomena yang terjadi di


Rumah Sakit Panti Waluyo peneliti dan bersedia sebagai responden di


tertarik untuk melakukan penelitian tempat penilitian kurang lebih selama
tentang tingkat kecemasan keluarga penelitian dilakukan. Pada penelitian ini
pasien stroke yang di rawat di Ruang di dapatkan 30 sampel.
ICU Panti waluyo. Apabila kecemasan Tempat dan waktu penelitian
tidak diatasi akan menjadi maladaptive Penelitian dilakukan di Rumah Sakit
dimana individu sudah tidak mampu lagi Panti Waluyo Surakarta di Ruang ICU.
berespon terhadap cemas yang dihadapi Waktu penelitian dilakukan bulan
sehingga bisa mengalami gangguan Februari-April 2015.
fisik, perilaku maupun gangguan Alat penelitian dan pengumpulan
kognitif dan apabila kecemasan teratasi data.
artinya individu bisa beradaptasi dengan
Peneliti menyusun instrumen
cemas yang muncul.
untuk mengumpulkan data berupa
Metodologi kuisioner, Alat pengukur kecemasan
yang digunakan adalah Hamilton Rating
Penentuan sampel dilakukan
Scale for Axiety (HRS-A), terdiri dari 14
dengan menggunakan purposive
kelompok gejala yaitu ; perasaan cemas,
sampling yaitu suatu tehnik penetapan
ketegangan, ketakutan, gangguan tidur,
sampel dengan cara memilih sampel
gangguan kecerdasan, perasaan depresi
sesuai yang dikehendaki peneliti
atau murung, gejala somatik fisik (otot),
(Sugiyono,2006). Jenis penelitian yang
gejala somatik fisik (sensori), gejala
digunakan adalah diskriptif analitik
kardiovaskuler, gejala respiratori, gejala
dengan pendekatan cross sectional study
gastrointestinal, gejala urogenetal, gejala
dimana data yang menyangkut variabel
autonom, tingkah laku sikap.
independen dan dependen di observasi
Masing-masing kelompok gejala diberi
pada waktu yang bersamaan. Sampel
penilaian angka (score) antara 0-4,
adalah sebagian dari keseluruhan obyek
dengan penilaian sebagai berikut:
yang diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi (Setiadi, 2013). Nilai 0 = Tidak ada gejala(keluhan)
Pengambilan sampel untuk keluarga
Nilai 1 = Gejala ringan.
pasien stroke yang dirawat di ruang ICU
RS Panti Waluyo Surakarta Nilai 2 = Gejala sedang.
pengambilan sampel dilakukan dengan
Nilai 3 = Gejala berat.
cara mengambil responden yang ada


Nilai 4 = Gejala berat sekali/panik kecemasan sedang, 28-41= kecemasan


berat, 42-56= kecemasan berat
Masing-masing nilai dari 14 kelompok
sekali/panik
gejala tersebut dijumlahkan dan dari
Analisa data.
hasil penjumlahan tersebut dapat
Analisa Univariat dilakukan
diketahui tingkat kecemasan yaitu
secara diskriptif yaitu menampilkan
kurang dari 14 = tidak ada kecemasan,
tabel frekwensi tentang tingkat
14-20 = kecemasan ringan, 21-27 =
kecemasan sebagai variabel dependen.
Hasil penelitian

Tabel 1 Responden tingkat kecemasan keluarga pasien stroke yang di


rawat di Ruang ICU RS Panti Waluyo tahun 2015.
Tingkat kecemasan Frekuensi Presentase

Tidak ada kecemasan 4 13,3%


Kecemasan ringan 2 6,7%
Kecemasan sedang 2 6,7%
Kecemasan berat 22 73,3%
Kecemasan berat sekali/ 0 0
panik

Total 30 100%

Tabel 2. Responden tingkat kecemasan berdasarkan kelompok Umur.

Tingkat kecemasan 20 - 30 31- 40 41- 50 51-60

Tidak ada kecemasan 20% 22,2% 20% 50%

Kecemasan ringan 20% 11,1% 10% _

Kecemasan sedang 20% 33,3% _ 16,7%

Kecemasan berat 40% 33,3% 70% 33,3%




Kecemasan berat sekali _ _ _ _

Total 100% 100% 100% 100%

Tabel 3. Responden tingkat kecemasan berdasarkan kelompok jenis


kelamin
Tingkat kecemasan Laki –Laki Perempuan

Tidak ada kecemasan 41,7% 16,7%

Kecemasan ringan - 16,7%

Kecemasan sedang 16,7% 16,7%

Kecemasan berat 41,7% 50%

Kecemasan berat sekali - -

Total 100% 100%

Tabel 4. Responden tingkat kecemasan berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat kecemasan SD SMP SMA SI

Tidak ada kecemasan 50% 33,3% 33,3% 10%

Kecemasan ringan 50% 33,3% 6,7% -

Kecemasan sedang - - 20% 20%

Kecemasan berat - 33,3% 40% 70%

Kecemasan berat sekali - - - -

Total 100% 100% 100% 100%




Pembahasan

Dari hasil penelitian di Ruang fisiologis dari kecemasan yang timbul


ICU RS Panti Waluyo dari bulan akibat adanya stresor dan ancaman
Februari – April 2015 didapatkan 30 integritas biologis dan konsep diri (Ann
responden keluarga pasien stroke yang Isac, 1996 : Nurkholis 2008). Faktor –
di rawat di ruang ICU. Untuk tingkat faktor yang mempengarui tingkat
kecemasan keluarga pasien stroke yang kecemasan : jenis kelamin, umur,
di rawat di Ruang ICU tidak ada lingkungan dan situasi, tipe kepribadian,
kecemasan 4 responden (13,3%), keadaan fisik, pendidikan dan status
kecemasan ringan 2 responden (6,7%), ekonomi (stuart 2006).
kecemasan sedang 2 responden (6,7%), Pada tingkat kecemasan keluarga
kecemasan berat 22 responden ( 73,3%). pasien stroke yang di rawat di Ruang
Gejala kecemasan yang muncul ICU dengan hasil data menunjukkan
bervariasi. Gejala kecemasan berat tingkat kecemasan berat (73,3%). Hal
muncul pada kelompok perasaan ini dipengarui beberapa faktor antara
depresi dan kelompok gangguan tidur. lain : responden rata –rata bersataus
Kelompok perasaan depresi meliputi : sebagai anak, responden berstatus
hilangnya minat, berkurangnya sebagai istri, kondisi saat pasien masuk
kesenangan pada hobi, sedih, bangun Ruang ICU dalam kondisi tidak sadar,
dini hari, perasaan berubah- ubah tiap semua pasien stroke yang diteliti
hari. Sedangkan kelompok gangguan mengalami perdarahan otak, pasien
tidur meliputi : sukar untuk tidur, belum pernah mengalami penyakit
terbangun malam hari, tidur tidak stroke, saat berkunjung keluarga lebih
nyenyak, mimpi buruk, mimpi banyak menangis di depan pasien.
menakutkan.
Kesimpulan
Analisa lebih lanjut menunjukan
bahwa gejala yang paling sering muncul Berdasarkan hasil penelitian yang
pada respon kecemasan adalah dilakukan dengan judul Tingkat
munculnya perasaan depresi yang Kecemasan Keluarga Pasien Stroke
diiringi dengan gangguan tidur dan yang di Rawat di Ruang ICU RS Panti
ketegangan. Semua gejala tersebut Waluyo Suarakarta. maka dapat di
merupakan respon psikologis dan simpulkan :


1. Umur 41-50 tahun sebanyak 10 konseling pada keluarga pasien


responden (33,3%) dengan yang mengalami kecemasan
kecemasan berat 7 responden
2. Instusi Pendidikan
(70%).
Diharapkan dapat menjadi
2. Perempuan 18 responden (60%)
pengembanga Ilmu Pengetahuan
dengan kecemasan berat 9
dalam memberikan asuhan
responden (50%).
keperawatan pada keluarga
3 Pendidikan SMA 15 responden pasien yang mengalami
(50%) dengan kecemasan berat 6 kecemasan dan pengembangan
responden (40%). ilmu keperawatan keluarga.

4. Gambaran tingkat kecemasan 3. Bagi peneliti lain


keluarga pasien stroke yang
Peneliti lanjut tentang
dirawat di Ruang ICU RS Panti
kecemasan perlu dilakukan
Waluyo kecemasan berat 22
dengan penelitian faktor-faktor
responden ( 73,3%)
yang mempengaruhi tingkat
Saran. kecemasan keluarga pasien.

1. Rumah Sakit. Daftar Pustaka

Hasil penelitian menunjukkan Wiwit. (2010). Stroke dan


bahwa tingkat kecemasan Penangananya.Yogyakarta: Kata Hati.
keluarga pasien stroke yang Harsono, (2005). Kapita Selekta
dirawat di Ruang ICU RS Panti Neurologi. Yogyakarta:
Gajah Mada University
Waluyo termasuk kecemasan Press
berat. Oleh karena itu perlu Fatimah, Detty N. (2009). Mencegah
adanya peningkatan kualitas dan Mengatasi Stroke.
pelayanan dimana tidak hanya Yogyakarta : Kujang Press
berfokus pada masalah fisik saja Hawari, Dadang. (2008). Manajemen
melainkan mencakup masalah Stres, Cemas dan Depresi.
psikososial pasien dan keluarga, Jakarta : FK Universitas
sehingga pastoral care dapat Indonesia
Bustami, M., Ahmad, A., Mayza, A.,
dilibatkan dalam memberikan
Mulyatsih, E., Rasyid, A., et

al. (2007). Manajemen


Komprehensif Stroke.
Yogyakarta : Pustaka
Cedekia Press
Sibuea, W. Heidin. (2005). Ilmu
Penyakit Dalam. Rineka Cipta:
Jakarta
Sugiyono, (2006). Statistika Untuk
Penelitian, Cetakan Ketujuh.
Bandung : CV
Alfabeta
Setiadi. (2013). Konsep dan
penulisan riset keperawatan.
Yogyakarta : Graha Ilmu
Nurcholis. (2008). Hubungan
Komunikasi Terapeutik
Perawat Dengan Kecemasan
Pasien Gangguan
Kardiovaskuler Yang
Pertama Kali Dirawat Di
Intensive Coronary Care
Unit RSU Tugurejo
Semarang. Semarang:
Universitas Diponegoro
Stuart, W.G & Sundeen, J.S. (2006).
Buku Saku Keperawatan
Jiwa (Pocket Guideto
Psychiatric Nursing).
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai