Nim : P07131219022
Resume
Konseling menyusui merupakan salah satu upaya yang dapat diambil oleh
pemerintah dalam tujuh tindakan untuk mendorong kemajuan dalam menyusui
yaitu dengan meningkatkan akses ibu ke konseling menyusui terampil di fasilitas
kesehatan. Adanya kebutuhan untuk mendengarkan dan menerima pendapat ibu
tanpa penilaian dan membantu ibu untuk membuat pilihan terbaik berdasarkan
informasi dan saran yang relevan yang diberikan oleh konselor laktasi dan kegiatan
ini dapat menjadi motivasi bagi ibu menyusui, maka kegiatan konseling menyusui
ini diharapkan dapat mendukung ibu untuk selalu tetap menjaga ASI diberikan
secara eksklusif.
Menepis mitos
Pada umumnya ibu dapat memproduksi ASI yang cukup untuk bayinya dan
sangat jarang ditemukan ibu yang tidak memproduksi ASI secara cukup. Oleh
karena itu, sangat perlu dibedakan produksi ASI yang memang kurang atau hanya
persepsi saja bahwa produksi ASI kurang. Produksi ASI relatif tidak terpengaruh
jumlah dan kualitasnya, kecuali pada ibu yang mengalami malnutrisi berat.
Keadaan ini hanya ditemukan pada 1% ibu. Bila ibu malnutrisi, yang menderita
atau mengalami malnutrisi adalah ibunya bukan bayinya, sehingga yang
memerlukan bantuan adalah ibunya. Cara yang tepat untuk mengatasi hal ini
adalah dengan memberi makan ibunya, bukan bayinya. Ibu akan lebih tahan
terhadap bahaya kuman -kuman yang menyebabkan penyakit.
Ibu yang sudah tidak menyusui dapat memproduksi ASI kembali
Memberikan pengganti ASI pada bayi dan anak kecil yang ditemukan pada
keadaan bencana merupakan tindakan yang sangat berisiko. Tindakan tersebut
sebaiknya dilakukan hanya dengan pertimbangan matang dan kesadaran penuh
akan masalah - masalah yang dapat ditimbulkannya. Pengganti ASI seharusnya:
Berdasarkan hal- hal yang disebutkan sebelumnya, maka cara pemberian makan
optimal pada bayi dan anak saat keadaan bencana, adalah sebagai berikut :
Dukungan menyusui
Dukungan menyusui diberikan pada ibu yang mempunyai anak, atau ibu
yang tidak mempunyai anak (terpisah dari anaknya) dan mau menjadi ibu susuan
pada bayi yang terpisah dari ibunya, dan proses menyusui pada ibu-ibu tersebut
masih berjalan dengan baik.
Saat bencana ibu-ibu ini rentan untuk mengalami masalah selama menyusui,
antara lain: tidak percaya diri dan merasa ASInya kurang, merasa ASInya kurang
baik lagi mutunya, karena si ibu sendiri kurang makan, dan meminta makanan
pengganti ASI untuk tambahan menyusui, pelekatan buruk.
Dukungan atau bantuan menyusui yang dapat diberikan adalah berupa bantuan
menyusui dasar dan lanjut. Bantuan dasar menyusui meliputi :
Membangun rasa percaya diri ibu dan membantu ASInya agar mengalir
Meningkatkan produksi ASI
Mendorong ibu untuk memberi makan sesuai usia anaknya.
Stres tidak menghalangi ibu untuk memproduksi ASI. Namun ibu yang
mengalami trauma dan depresi mempunyai kesulitan untuk merespons bayi
mereka, merasa tidak pasti ASI nya keluar dan lancar, dan kehilangan percaya diri.
Perawatan ditujukan untuk memulihkan keseimbangan mental ibu. Dukungan yang
diberikan pada mereka diusahakan semaksimal mungkin sampai pendekatan agama
dan kebudayaan ibu, dan membantu agar mau menyusui kembali.
Cara pendekatannya dilakukan dengan berbicara pada ibu dan keluarganya, dan
mencari orang yang dekat dengan ibu untuk mendampingi sehingga ibu merasa
nyaman. Sedapat mungkin bayi tetap dipertahankan kontak kulit dengan ibu, dan
diharapkan ibu tenang dan mau menerima keberadaan anaknya. Bantuan dasar
menyusui tetap diberikan agar ibu memulai menyusui kembali. Memang pada
beberapa kasus di awal dukungan diperlukan pemberian susu formula dengan
cangkir, bahkan pada kasus yang berat dapat dipertimbangkan penggunaan obat
penenang yang aman bagi menyusui untuk sementara waktu.
Pertolongan lanjut menyusui diberikan pada bayi berat lahir rendah (BBLR),
bayi yang terlihat kurus, berat badan rendah, bayi yang menolak menyusui, ibu
yang malnutrisi, dan ibu yang mengalami trauma, krisis emosinal atau menolak
bayinya. Selain itu pertolongan lanjut juga diperlukan pada beberapa kondisi
payudara.