Anda di halaman 1dari 16

ETIKA BISNIS

“Mata Kuliah Kewirausahaan”

Disusun Oleh :
Juliana Dwi 1822049
Yanis B Lalira 1722021
Fransiska Yampapy 1722024
Marliania D Saputri 1722049

AKUNTANSI KEUANGAN PUBLIK


POLITEKNIK KATOLIK SAINT PAUL
SORONG
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya makalah yang berjudul “Etika Bisnis” dapat terselesaikan dengan
baik dan tepat waktu. Penyusunan makalah ini dalam rangka pemenuhan tugas Mata Kuliah
Kewirausahaan yang diampu oleh Ibu Dina Palijama. Diharapkan nantinya pembaca dapat
memahami tentang etika bisnis yang baik.
Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik atas bantuan dan kerja sama tim yang
baik. Meski demikian, kelompok kami sebagai penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini. Sehingga penulis secara terbuka menerima
segala kritik dan saran positif dari pembaca.
Demikian apa yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
dalam kegiatan proses belajar mengajar sesuai dengan mata kuliah terkait. Tuhan
Memberkati.

Sorong, 12 April 2021

Kelompok IV
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...........................................................................................


Kata Pengantar ..........................................................................................
Daftar Isi .....................................................................................................
Bab I : Pendahuluan........................................................................
1.1 Latar Belakang..........................................................................
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................
BAB II : Pembahasan.......................................................................
2.1 “Pengertian Etika Bisnis” .....................................................................
2.2 “Tujuan Etika Bisnis” ............................................................................
2.3 “Prinsip Etika Bisnis” ............................................................................
2.4 “Aspek Penting Bisnis”..........................................................................
2.5 “Manfaat Etika Bisnis Bagi Perusahaan” ..............................................
2.6 “Penerapan Etika Bisnis” .......................................................................
BAB III : Penutup.............................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................
Daftar Pustaka.....................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era modern saat ini muncul berbagai sektor bisnis dan usaha yang baru
guna menghadapi MEA pada perkembangan zaman. Bisnis yang baru bermunculan
ini tak hanya digelulti oleh para profesional namun para muda mudi pun juga ikut
bersaing dalam dunia bisnis era modern ini.

Dengan adanya para pebisnis baru, maka hal penting yang perlu diketahui dan
diterapkan ialah Etika Bisnis. Dengan penerapan etika bisnis, para pebisnis tidak
hanya berfokus pada profit oriented tapi juga memperhatikan Etika dalam berbisnis,
sehingga bisnis yang dijalankan dapat berjalan dengan baik. Namun, di Indonesia
sendiri penerapan ini tidaklah mudah, sebab masih adanya paradigma lama yang
menyatakan bahwa ilmu ekonomi adalah bebas nilai yang berarti etika bisnis
hanyalah mempersempit ruang gerak keuntungan ekonomis.

Pada tahun 1994 Paul Ormerofs, seorang ekonom kritis terkemuka di Inggris
menerbitkan bukunya “The Death of Economics “, tidak sedikit pula pakar ekonomi
saat itu yang telah menyadari makin tipisnya kesadaran moral dalam kehidupan
ekonomi dan bisnis yang semakin modern. Contoh kecil ini juga terlihat pada sikap
para pakar ekonomi kapitalis barat yang telah merasakan implikasi keburukan
strategi spekulasi yang riskan mengusulkan untuk membuat kebijakan untuk
memerangoi spekulasi tersebut, yang akan kami bahas dalam makalah ini yakni
mengenai Etika Bisnis.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari makalah ini ialah:
1. Apa itu yang dimaksud dengan etika bisnis?
2. Apa tujuan etika bisnis?
3. Apa prinsip yang diterapkan dalam etika bisnis?
4. Apa aspek penting dalam bisnis dalam pandangan moral dan hukumnya?
5. Apa manfaat etika bisnis bagi perusahaan?
6. Bagaimana penerapan etika bisnis?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Bisnis

Etika bisnis merupakan cara-cara saat melakukan kegiatan berbisnis yang


mencakup semua aspek, baik itu yang berkaitan dengan seorang individu, perusahaan
maupun masyarakat. Etika bisnis dapat membangun dan membentuk nilai-nilai, norma
dan perilaku yang baik dalam berbisnis. Misalnya dalam perusahaan etika bisnis dapat
membentuk perilaku karyawan yang baik, serta dapat membangun hubungan bisnis
yang baik juga dengan konsumen maupun mitra kerja perusahaan.

Karena setiap perusahaan dalam berbisnis meyakini bisnis yang baik ialah bisnis
yang memiliki etika bisnis yang mematuhi peraturan hukum atau peraturan yang
berlaku. Dalam suatu perusahaan etika bisnis dapat menjadikan pedoman untuk
melaksanakan aktivitas dalam bekerja, yang dimana bekerja dilandasi dengan etika,
moral, kejujuran dan profesionalisme.

2.2 Tujuan Etika Bisnis

Sedangkan tujuan etika bisnis salah satunya ialah memberikan kesadaran akan
moral dan memberikan batasa kepada para pelaku bisnis supaya dalam menjalankan
bisnisnya dengan bersikap baik, sehingga tidak berperilaku yang dapat merugikan
banyak pihak yang ada hubungannya dengan bisnis tersebut.

Jadi etika bisnis dapat mengatur dan mengarahkan para pelaku bisnis untuk
mewujudkan manajemen maupun citra yang baik dalam berbisnis, sehingga bisnis
tersebut dapat diikuti oleh semua orang yang mempercayai adanya bahwa bisnis itu
memiliki etika yang baik.

Dan dengan etika bisnis juga maka kegiatan bisnis dapat jauh dari citra buruk
seperti citra yang kotor, licik dan penuh dengan penipuan. Ciri-ciri bisnis yang
memiliki etika baik diantaranya seperti tidak merugikan pembisnis atau usaha orang
lain, tidak melanggar aturan atau hukum yang berlaku, tidak membuat suasana yang
tidak kondusif pada saingan bisnisnya dan memiliki izin usaha yang sah serta jelas.
2.3 Prinsip Etika Bisnis

Adapun prinsip etika bisnis diantaranya yaitu:

a. Memiliki Kejujuran Saat Berkomunikasi dan Bersikap


Ketika membangun suatu bisnis diperlukan kejujuran saat berkomunikasi
maupun bersikap dengan mitra kerja dan juga konsumen, sehingga usaha yang
dingun akan semakin di percaya.
b. Selalu Memenuhi Janji Dan Komitmen
Pembisnis yang baik harus selalu memenuhi setiap janjinya dan selalu
berkomitmen dalam menjalankan usaha bisnisnya.
c. Memiliki Integritas
Maksudnya dalam berbisnis atau menjalankan usaha maka diperlukan
konsistensi pada pemikiran, ucapan maupun perbuatan.
d. Memiliki Loyalitas
Lalu yang penting lainnya dalam berbisnis yakni memiliki loyalitas yang tinggi
terhadap bisnis yang di jalani. loyalitas dapat dilihat dari kerja keras dan keseriusan
dalam menjalani bisnis, bekerja sesuai dengan visi dan misi, serta tidak mencampur
adukan urusan pekerjaan dengan urusan pribadi.

2.4 Aspek Penting Bisnis

Bisnis modern dipengaruhi oleh aspek manajerial, teknologi, dan politik sosial-
kultural. Bisnis disebut kegiatan sosial karena berbagai aspek kegiatannya
berhubungan dengan masyarakat. Kegiatan bisnis, cara berbisnis dapat membentuk
perilaku masyarakat, perilaku bisnis dapat membentuk sikap masyarakat menjadi
materialistis.

Aspek bisnis dari sisi etis atau moral merupakan hal penting yang tidak disadari.
Pandangan Ekonomis Bisnis adalah kegiatan ekonomis, didalamnya terjadi interaksi
antar manusia atau organisasi tukar - menukar, jual - beli, memproduksi - memasarkan,
bekerja - mempekerjakan, pembuatan kontrak jual beli dan interaksi manusiawi
lainnya dengan maksud memperoleh saling memberikan manfaat pihak-pihak yang
berbisnis dan memperoleh keuntungan.
Bisnis digambarkan sebagai kegiatan ekonomi terorganisir untuk saling
memberikan keuntungan terhadap pihak yang berdagang. Dalam bisnis modern,
keuntungan diekspresikan dalam bentuk uang atau manfaat, tetapi hal itu tidak hakiki
untuk bisnis, karena kadangkala kegiatan bisnis juga ditujukan untuk kepentingan
sosial kemasyarakatan, keuntungan yang diperoleh dalam hal tersebut adalah
perbaikan image pebisnis yang terlibat dalam interaksi bisnis. Perolehan keuntungan
dalam bisnis tidak bersifat sepihak semata, melainkan diadakan untuk kepentingan
kedua belah pihak dalam interaksi.

2.4.1 Pandangan Moral

Aspek moral merupakan inti jiwa bisnis berfungsi sebagai alat control perilaku
berbisnis. Berbisnis bukan berarti seseorang dapat melakukan semuanya demi untuk
pencapaian keuntungan semata, namun lebih utama adalah pemberian penghormatan
kepada partner bisnis ataupun mereka yang tidak pernah ikut serta dalam bisnis untuk
juga bisa memperoleh manfaat dari usaha interaksi bisnis yang dilakukan. Upaya
menghormati kepentingan dan hak orang lain bermanfaat dilakukan untuk
memelihara kepentingan bisnis itu sendiri.

Bisnis yang baik secara materiil, menguntungkan dan baik secara moral
merupakan cita cita panjang perlu dan bisa diciptakan dimasa datang agar
kesejahteraan masyarakat semakin baik dimasa datang. Bisnis yang baik adalah
bisnis yang bermoral, dalam aktifitas bisnisnya tidak melupakan penghormatan pada
partner bisnis dan masyarakat lain yang berkepentingan. Perilaku yang baik dalam
bisnis merupakan perilaku yang sesuai dengan norma-norma moral, sedangkan
perilaku bisnis yang buruk bertentangan atau menyimpang dari norma-norma moral.
Suatu perbuatan bisnis dapat dinilai baik secara mendalam jika prestasi bisnis yang
dilakukan memenuhi standar moral.

2.4.2 Pandangan Hukum

Hukum Dagang atau Hukum Bisnis mendasari setiap upaya operasionalisasi


bisnis modern. Dalam praktek hukum, banyak persoalan timbul sehubungan dengan
interaksi bisnis bertaraf nasional maupun internasional. Hukum merupakan sudut
pandang normatif dari sisi aturan main yang disepakati. Hukum menetapkan segala
sesuatu yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan selama berbisnis. Hukum
merupakan aturan bisnis, koridor dan acuan materiil untuk melaksanakan etika
bisnis.

Hukum bersifat materiil praktis, sementara etika bersifat moral. Tanpa hukum
mungkin etika sebagai dasar moralitas sebuah kegiatan bisnis mustahil dapat
dilakukan. Hukum bisa saja tertulis, sementara etika merupakan perjanjian batin
antara manusia dengan penciptanya. Walaupun terdapat hubungan erat antara norma
hukum dan norma etika, namun dua macam norma itu tidak sama.

2.5 Manfaat Etika Bisnis bagi Perusahaan

Beberapa manfaat yang biasa didapatkan dari etika bisnis bagi perusahaan
diantaranya yaitu:

a. Dapat Meningkatkan Kredibilitas Perusahaan


Etika bisnis sangat penting bagi perusahaan, terutama perusahaan besar
yang dimana memiliki banyak sekali karyawan yang tidak saling mengenal.
Setiap karyawan pada perusahaan akan terikat dengan peraturan standar etis
yang sama, maka jika ada suatu kasus yang timbul maka akan mengambil
keputusan yang sama.
b. Perusahaan Dapat Menjelaskan Bagaimana Menilai Tanggung Jawan Sosialnya
Dengan biasa menjelaskan tanggung jawab sosial atau dengan
menggunakan pendekatan sosial perusahaan tidak hanya mendapatkan
keuntungan dari segi ekonomi saja, tapi mendapatkan keuntungan dari segi
sosial juga. Jika perusahaan telah bertanggung jawab dari segi sosial maka
usaha akan berjalannya secara baik, sehingga secara tidak langsung perusahaan
akan terhindar dari konflik sosial yang dapat merugikan.
c. Dapat Menyediakan Perusahaan Atau Dunia Bisnis Kemungkinan Untuk
Mengatur Dirinya Sendiri
Hal ini disebut juga dengan “self regulation” merupakan suatau proses
dimana individu dapat mengatur pencapainnya sendiri. Dapat menentukan
target mereka, melakukan evaluasi terhadap kesuksesan mereka ketika telah
tercapainya target tersebut dan memberikan penghargaan kepada diri mereka
sendiri karena mereka telah mencapai target yang diinginkannya.
d. Dapat Membantu Menghilangkan Grey Area Pada Bidang Etika
Misalnya kesetaraan penerimaan gaji, penggunaan tenaga kerja dibawah
umur dan kewajibab perusahaan dalam menjaga lingkungan hidup, sehingga
perusahaan memiliki batasan-batasan dalam menjalankan bisnisnya.
e. Dapat Meningkatkan Daya Saing Perusahaan
Memilikiu daya saing saat ini sudah menjadi keharusan bagi setiap
perusahaan, karena jika suatu perusahaan tidak memiliki daya saing, usahanya
tidak akan bertahan lama. Jika suatu usaha atau bisnis memiliki etika yang baik,
maka bisnisnya akan mengalami perkembangan dan semakin meningkatkan
daya saing maupun kemampuannya untuk bersaing di pasaran dengan
perusahaan atau pembisnis lain.
f. Dapat Meningkatkan Kepercayaan Investor Pada Perusahaan
Bagi perusahaan yang sudah go publik maka akan mendapatkan manfaat
berupa meningkatnya kepercayaan para investor untuk berinvestasi, jika terjadi
kenaikan harga saham maka biasanya akan menarik minat investor untuk
berinvestasi atau membeli saham perusahaan.
g. Dapat Membangun Citra Positif Perusahaan
Etika bisnis juga dapat membangun citra yang baik tentang perusahaan
dimata para mitra bisnis maupun para konsumen. Maka dengan citra yang baik
akan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut.
2.6 Penerapan Etika Bisnis

Utilitarianisme adalah suatu teori dari segi etika normatif yang menyatakan
bahwa suatu tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan (utility),
biasanya didefinisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi
penderitaan. "Utilitarianisme" berasal dari kata Latin utilis, yang berarti berguna,
bermanfaat, berfaedah, atau menguntungkan. Istilah ini juga sering disebut sebagai
teori kebahagiaan terbesar (the greatest happiness theory). Utilitarianisme sebagai
teori sistematis pertama kali dipaparkan oleh Jeremy Bentham dan muridnya, John
Stuart Mill. Utilitarianisme merupakan suatu paham etis yang berpendapat bahwa
yang baik adalah yang berguna, berfaedah, dan menguntungkan. Sebaliknya, yang
jahat atau buruk adalah yang tak bermanfaat, tak berfaedah, dan merugikan. Karena
itu, baik buruknya perilaku dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna, berfaedah,
dan menguntungkan atau tidak. Dari prinsip ini, tersusunlah teori tujuan perbuatan.
Di Indonesia tampaknya masalah penerapan etika perusahaan yang lebih intensif
masih belum dilakukan dan digerakan secara nyata. Pada umumnya baru sampai
tahap pernyataan-pernyaaatn atau sekedar “lips- service” belaka. Karena memang
enforcement dari pemerintah pun belum tampak secara jelas.
Sesungguhnya Indonesia harus lebih awal menggerakan penerapan etika bisnis
secara intensif terutama setelah tragedi krisis ekonomi tahun 1998. Sayangnya bangsa
ini mudah lupa dan mudah pula memberikan maaf kepada suatu kesalahan yang
menyebabkan bencana nasional sehingga penyebab krisis tidak diselesaikan secara
tuntas dan tidak berdasarkan suatu pola yang mendasar. Sesungguhnya penyebab
utama krisis ini, dari sisi korporasi, adalah tidak berfungsinya praktek etika bisnis
secara benar, konsisten dan konsekuen.

Demikian pula penyebab terjadinya kasus Pertamina tahun (1975), Bank Duta
(1990) adalah serupa praktek penerapan etika bisnis yang paling sering kita jumpai
pada umunya diwujudkan dalam bentuk buku saku “code of conducts” atau kode etik
dimasing-masing perusahaan. Hal ini barulah merupakan tahap awal dari praktek
etika bisnis yakni mengkodifikasi-kan nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis
bersama-sama corporate- culture atau budaya perusahaan, kedalam suatu bentuk
pernyataan tertulis dari perusahaan untuk dilakukan dan tidak dilakukan oleh
manajemen dan karyawan dalam melakukan kegiatan bisnis.

Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup
bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil (fairness), sesuai dengan hukum yang
berlaku (legal) tidak tergantung pada kedudukani individu ataupun perusahaan di
masyarakat.

Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan
standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena
dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan “grey-area” yang tidak diatur oleh
ketentuan hukum. Menurut Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di
Advance Managemen Jouurnal (1988) yang berjudul Managerial Ethics Hard
Decisions on Soft Criteria, membedakanantara ethics, morality dan law sebagai
berikut :

a. Ethics is defined as the consensually accepted standards of behavior for an


occupation, trade and profession
b. Morality is the precepts of personal behavior based on religious or
philosophical grounds
c. Law refers to formal codes that permit or forbid certain behaviors and
may or may not enforce ethics or morality.

Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat tiga pendekatan dasar dalam


merumuskan tingkah laku etia bisnis:

a. Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensi


nya. Oleh karena itu dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-
cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat,
dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-
rendahnya.

b. Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuan nya
memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah
laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan
terjadi benturan dengan hak orang lain.

c. Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang


sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan
baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.

Dari pengelompokan tersebut Cavanagh (1990) memberikan cara menjawab


permasalahan etika dengan merangkum dalam 3 bentuk pertanyaan sederhana yakni:

a. Utility : Does it optimize the satisfactions of all stakeholders ?


b. Rights : Does it respect the rights of the individuals involved ?
c. Justice : Is it consistent with the canons oif justice ?

Mengapa etika bisnis dalam perusahaan terasa sangat penting saat ini? Karena
untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi
serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value- creation) yang tinggi,
diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis,
organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya
perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan
konsekuen.
Salah satu contoh singkat bisnis yang beretika misalnya ada suatu perusahaan
yang bergerak di bidang makanan dia berinovasi menambahkan bumbu-bumbu
tertentu untuk makannya, perusahaan ini tidak melanggar aturan karena dia tidak
menjiplak resep perusahaan lain karena dia berinovasi dengan resep yang sudah ada
yang dia miliki.
Lalu perusahaan ini mendapatkan hak paten dan mengajukan izin produksi
makanan pada dinas kesehatan, setelah melalui tahapan-tahapan perizinan seperti izin
usaha, ijin produksi dan lain-lain maka perusahaan ini telah secara sah atau legal
menjalankan usahanya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika
Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai,norma dan perilaku karyawan
serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan
pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,masyarakat.
Utilitarianisme merupakan suatu paham etis yang berpendapat bahwa yang baik
adalah yang berguna, berfaedah, dan menguntungkan. Sebaliknya, yang jahat atau
buruk adalah yang tak bermanfaat, tak berfaedah, dan merugikan. Karena itu, baik
buruknya perilaku dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan
menguntungkan atau tidak. Dari prinsip ini,tersusunlah teori tujuan perbuatan.
Dan pada intinya etika bisnis adalah suatu hal yang penting dan harus dapat
diterapkan didalam menjalankan suatu usaha/bisnis untuk mengetahui baik dan buruk
keputusan yang diambil dan selalu mempertimbangkan apa yang akan siterapkan
dengan tidak memetingkan profit oriented tetapi juga kebermanfaatan bersama.
DAFTAR PUSTAKA

Maharani, Vindi Nur. 2017. Konsep Dasar dan Penerapan Etika Bisnis.
Jombang:Universitas KH. A. Wahab Hasbullah

Purwati. Etika Bisnis. https://slideplayer.info/amp/11938251/

Anda mungkin juga menyukai