Anda di halaman 1dari 2

BAB 2

Tinjauan Pustaka

Tanah sebagai sumber daya alam yang dikaruniakan Tuhan Yang Maha Esa kepada
Bangsa Indonesia sebagai kekayaan nasional merupakan sarana dalam menyelenggarakan
seluruh aktivitas kehidupan rakyat dan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan
hidup manusia, dalam hal ini setiap orang pasti memerlukan tanah, bukan hanya dalam menjalani
hidup dan kehidupannya, untuk mati pun manusia masih memerlukan sebidang tanah.
Tanah yang dimaksud disini adalah hanya mengatur tentang haknya saja, yaitu hak atas
tanah tersebut yang sesuai dengan Undang- Undang Pokok Agraria Pasal 4 ayat (1).Dimana hak-
hak atas tanah/hak atas permukaan bumi terdiri dari beberapa macam, yang dapat didapat
dimiliki dan dikuasai oleh seseorang atau lebih dan badan-badan hukum.
Tanah diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang dengan hak-hak yang disediakan
oleh UUPA, adalah digunakan atau dimanfaatkan. Diberikan dan dipunyainya tanah dengan hak-
hak tersebut tidak akan bermakna, jika penggunaannya tebatas hanya pada tanah sebagai
permukaan bumi saja. Untuk keperluan apapun tidak bisa tidak, pasti diperlukan juga
penggunaan sebagian tubuh bumi yang ada dibawahnya dan air serta ruang yang ada diatasnya.
Oleh karena itu didalam ayat (2) dinyatakan, bahwa hak-hak atas tanah bukan hanya memberikan
wewenang untuk mempergunakan sebagian tertentu permukaan bumi yang bersangkutan, yang
disebut “tanah” akan tetapi juga tubuh bumi yang ada dibawahnya dan air serta ruang yang ada
diatasnya (Budi Harsono, 1970:152).
Dalam hukum pertanahan nasional didapatkan beberapa asas-asas yang terkadung di
dalam Undang-Undang Nomer 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
yang merupakan dasar hukum pertanahan nasional Indonesia.
Adapun hak-hak atas tanah yang disebutkan dalam Pasal 4 ayat (1) UUPA dijabarkan dalam
Pasal 16 ayat (1) UUPA, yaitu:
a. Hak Milik,
b. Hak Guna Usaha,
c. Hak Guna Bangunan,
d. Hak Pakai,
e. Hak Sewa,
f. Hak membuka tanah,
g. Hak memungut hasil hutan,
h. Hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak tersebut diatas yang akan ditetapkan dengan
undang-undang serta hakhak yang sifatnya sementara sebagai yang disebutkan dalam Pasal 53.

Menurut Soedikno Mertokusumo, wewenang yang dimiliki oleh pemegang pemegang


hak atas tanah terhadap tanahnya dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Wewenang Umum
Wewenang yang bersifat umum yaitu pemegang hak atas tanah mempunyai wewenang untuk
menggunakan tanahnya yang langsung berhubungan dengan tanah tersebut dalam batas-batas
menurut UPPA dan peraturan hukum yang lainnya. yang dapat meliputi penggunaan dari bumi,
air dan ruang yang ada diatasnya.

2. Wewenang Khusus
Wewenang yang bersifat khusus yaitu penggunaan hak atas tanah sesuai dengan macam hak atas
tanah yang dimilikinya, contohnya wewenang pada tanah Hak Milik adalah seseoranga
mempunya wewenang atas tanahnya tersebut untuk kepentingan usaha (Pertanian, Perkebunan,
dll) dan untuk mendirikan bangunan, pada wewenang tanah hak Guna Bangunan adalah
seseorang mempunyai wewenang untuk mendirikan bangunan dan memiliki bangunan diatas
tanah milik orang lain.

Pengadaan tanah bertujuan untuk kepentingan umum, maka harus ada kriteria yang pasti
tentang arti atau kategori dari kepentingan umum itu sendiri. Arti kepentingan umum secara luas
adalah kepentingan Negara yang termasuk didalamnya kepentingan pribadi maupun golongan atau
dengan kata lain kepentingan umum merupakan kepentingan yang menyangkut sebagian besar
masyarakat.
Arti kepentingan umum dilihat dari yuridis normatif yaitu pada Pasal 1 butir 5 Perpres No. 36
Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum,
menjelaskan yang dimaksud dengan kepentingan umum adalah kepentingan sebagian besar
masyarakat, sedangkan dari sudut pandang ketentuan yang diatur dalam Keputusan Presiden No. 55
Tahun 1993 yang dimaksud dengan kepentingan umum adalah kepentingan seluruh lapisan
masyarakat. Kepentingan umum menyangkut semua lapisan masyarakat tanpa pandang golongan,
suku agama, status sosial dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai