Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH BIOSTATISTIK

“Analitik Parametrik”

OLEH:
KELOMPOK 6
KELAS A12-B

NAMA KELOMPOK :

1. Gusti Ayu Ratna Dewi 18.321.2866


2. I Wayan Widarta 18.321.2870
3. Ni Kadek Ayu Mirnayanti 18.321.2878
4. Ni Kadek Yuli Damayanti 18.321.2885
5. Ni Ketut Verawati Nandini 18.321.2887

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM


SARJANA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur yang tiada terhingga penulis haturkan


kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa),
karena atas rahmat dan karunia-Nya, makalah yang berjudul “Makalah
Biostatistik Analitik Parametrik” ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen keperawatan dalam menempuh Pendidikan Program Studi
Keperawatan Program Sarjana, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira
Medika Bali pada Semester Ganjil tahun 2021.
Dalam keberhasilan penyusunan makalah ini, tentunya tidak
luput dari bantuan beberapa pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan
terima kasih yang setulus-tulusnya kepada pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari yang
sempurna. Oleh kerena itu, segala kritik dan saran perbaikan sangat
diharapkan demi karya- karya penulis berikutnya. Semoga karya tulis
ini ada manfaatnya.

Denpasar, 23 September 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Statistik Parametrik.......................................................................3

2.2 Uji Beda.......................................................................................................... 3

2.3 One Sample T-Test......................................................................................... 4


2.3.1 Pengertian One Sample T-Test..............................................................4
2.3.2 Prosedur Pengujian One Sample T-Test ...............................................5
2.3.3 Pengolahan Data One Sample T-Test Dengan SPPS.............................8

2.4 Paired Sample T-Test....................................................................................11


2.4.1 Pengertian Paired Sample T-Test.........................................................11
2.4.2 Prosedur Pengujian Paired Sample T-Test ..........................................11
2.4.3 Pengolahan Data Paired Sample T-Test Dengan SPPS.......................13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................................21

3.2 Saran.............................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini metode statistika sudah berkembang sangat luas, untuk


mengakomodasi berbagai kondisi data. Karena dalam aplikasinya
hampir tidak bisa lepas dari peranan komputer, sebagian besar metode
tersebut telah diimplementasikan dalam berbagai paket statistika.
Berdasarkan asumsi sebaran yang dipergunakan, metode statistika dapat
dibedakan menjadi dua bagian utama yaitu uji statistic parametrik dan Uji
statistic non parametrik.
Dalam uji statistik parametrik terdapat beberapa uji yang dapat
digunakan untuk mengambil kesimpulan tentang populasi dari sampel
tersebut yang diambil. Seandainya sampel yang diambil merupakan
sampel yang saling berhubungan, maka akan timbul suatu permasalahan
bagaimana cara (metode) menganalisisnya dan uji statistik apa yang
digunakan. Salah satu uji statistik parametrik digunakan adalah uji T-test
dependent.
T - test atau uji t adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji
kebenaran atau kepalsuan hipotesis nol. Uji t pertama kali dikembangkan
oleh William Seely Gosset pada tahun 1915. Uji t dapat dibagi menjadi 2,
yaitu uji t yang digunakan untuk pengujian hipotesis 1 sampel dan uji t
yang digunakan untuk pengujian hipotesis 2 sempel. Bila duhubungkan
dengan kebebasan (independency) sampel yang digunakan (khusus bagi
uji t dengan 2 sampel), maka uji t dibagi lagi menjadi 2, yaitu uji t untuk
sampel bebas (independent) dan uji t untuk sampel berpasangan (paired).
Uji t - test dependent adalah pengujian yang mana tidak adanya
perbedaan yang signifikan antara nilai variabel dari dua sampel yang
berpasangan atau berkolerasi.Fungsi dari t-test dependent adalah untuk
membandingkan rata-rata dua grup yang saling berpasangan. Sampel
berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang

1
sama namun mengalami 2 perlakuan atau pengukuran yang berbeda, yaitu
pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan sebuah perlakuan. Syarat jenis
uji t – test dependent adalah: (a) data berdistribusi normal; (b) kedua
kelompok data adalah dependen (saling berhubungan/berpasangan); dan
(c) jenis data yang digunakan adalah numeric dan kategorik (dua
kelompok).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian Statistik Parametrik?
2. Bagaimanakah Uji Beda?
3. Apakah One Sample T-Test?
4. Apakah Paired Sample T-Test?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian Statistik Parametrik.
2. Untuk mengetahui Uji Beda.
3. Untuk mengetahui One Sample T-Test.
4. Untuk mengatahui Paired Sample T-Test.

1.4 Manfaat penulisan


1. Agar pembaca memahami pengertian statistic Parametrik.
2. Agar pembaca memahami Uji Beda.
3. Agar pembaca memahami One Sample T-Test.
4. Agar pembaca memahami Paired Sample T-Test.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Statistik Parametrik

Statistik Parametrik yaitu ilmu statistik yang mempertimbangkan


jenis sebaran atau distribusi data, yaitu apakah data menyebar secara
normal atau tidak. Dengan kata lain, data yang akan dianalisis
menggunakan statistik parametrik harus memenuhi asumsi normalitas.
Pada umumnya, jika data tidak menyebar normal, maka data seharusnya
dikerjakan dengan metode statistik non-parametrik, atau setidak-
tidaknya dilakukan transformasi terlebih dahulu agar data mengikuti
sebaran normal, sehingga bisa dikerjakan dengan statistik parametrik. 
Pengujian parametrik (statistik parametrik) adalah uji statistik
untuk parameter populasi seperti rata-rata, variansi, dan proporsi yang
menggunakan beberapa asumsi dari populasi dimana sampel diambil.
Salah satu asumsinya yaitu diambil dari suatu populasi adalah
berdistribusi normal (Bluman, 2012).

2.2 Uji Beda


Uji beda dipergunakan untuk mencari perbedaan, baik antara dua
sampel data atau antara beberapa sampel data. Dalam kasus tertentu,
juga bisa mencari perbedaan antara suatu sampel dengan nilai tertentu.
Terdapat jenis uji beda lain selain berdasarkan jumlah kelompok
sampel yang diuji. Misalnya jumlah sampel pada masing-masing
kelompok juga menentukan jenis uji beda yang digunakan. Jika dua
kelompok mempunyai anggota yang sama dan mempunyai korelasi
maka dipergunakan uji sampel berpasangan (paired test), dan jika
jumlah anggota kelompok berbeda, tentunya tidak berkorelasi, maka
memerlukan uji beda yang lain, misalnya Independent Sample t test atau
Mann-Whitney U-Test.
Uji beda bukan merupakan uji statistik non parametrik. Uji t
dengan distribusi normal merupakan statistik parametrik, akan tetapi jika

3
distribusi data tidak normal, barulah merupakan statistik non parametrik.
Jadi penentuan parametrik atau bukan, tidak didasarkan pada jenis uji
tetapi tergantung dari distribusi data, apakah normal atau tidak.
Fungsi dari uji T-test sendiri yaitu digunakan untuk menguji
hipotesa komparatif (uji perbedaan), digunakan untuk sampel kecil dan
varian populasi tidak diketahui, dan membedakan mean kelompok.

2.3 One Sample T-test


2.3.1 Pengrtian

One sample t test merupakan salah satu uji parametrik. Biasanya


digunakan untuk ukuran sampel dibawah 30. Syaratnya adalah data
berupa kuantitatif dan memiliki distribusi normal. Pengujian satu sampel
pada prinsipnya ingin menguji apakah suatu nilai tertentu yang
digunakan sebagai pembanding berbeda secara nyata ataukah tidak
dengan rata-rata sebuah sampel. Nilai tertentu disini pada umumnya
adalah sebuah nilai parameter untuk mengukur suatu populasi.
Uji ini juga dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-
rata populasi yang digunakan sebagai pembanding dengan rata-rata
sebuah sampel. Dari hasil ini apakah akan diketahui bahwa rata-rata
populasi yang digunakan sebagai pembanding secara signifikan berbeda
dengan rata-rata sebuah sampel, jika ada perbedaan, rata-rata manakah
yang lebih tinggi. Biasanya one sample t-test digunakan untuk hipotesis
deskriptif dan hipotesis komparatif (pembanding (see this Hipotesis ).
One Sample T-Test merupakan teknik analisis untuk membandingkan
satu variabel bebas. Teknik ini digunakan untuk menguji apakah nilai
tertentu berbeda secara signifikan atau tidak dengan rata-rata sebuah
sampel. Uji t sebagai teknik pengujian hipotesis deskriptif memiliki tiga
kriteria yaitu uji pihak kanan, kiri dan dua pihak.
1. Uji Pihak Kanan : Dikatakan sebagai uji pihak kanan karena t tabel
ditempatkan di bagian kanan kurva.
2. Uji Pihak Kiri : Dikatakan sebagai uji pihak kiri karena t tabel
ditempatkan di bagian kiri Kurva.

4
3. Uji Dua Pihak : Dikatakan sebagai uji dua pihak karena t tabel
dibagi dua dan diletakkan di bagian kanan dan kiri.
4. Rumus yang dapat digunakan dalam menerapkan uji-t ini adalah
sebagai berikut :

Keterangan :

= Rata-rata hasil pengumpulan data

= Nilai rata-rata ideal

= Stándar deviasi sampel

N = Jumlah sampel

2.3.2 Prosedur Pengujian One Sample T-Test

Prosedur yang umum dan harus diikuti untuk


melakukan uji hipotesis ini adalah sebagai berikut :
1. Membuat hipotesis dalam uraian kalimat

: Pernyataan atau dugaan yang menyatakan nilai paling

rendah atau sama dengan dari suatu objek penelitian.

: Pernyataan atau dugaan yang menyatakan nilai paling

tinggi atau maksimum dari suatu objek penelitian.


2. Membuat hipótesis dalam bentuk model statistik
a. Uji Pihak Kiri

b. Uji Pihak Kanan

5
:

c. Uji Dua Pihak

3. Menentukan resiko kesalahan (taraf signifikan)

Pada tahap ini, kita menentukan seberapa besar peluang


membuat risiko kesalahan dalam mengambil keputusan
menolak hipótesis yang benar. Biasanya dilambangkan dengan

taraf kesalahan atau kekeliruan.

4. Kaidah pengujian
Kriteria Pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam
menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) dengan cara
membandingkan nilai α tabel distribusinya (nilai kritis) dengan
nilai uji statistiknya, sesuai dengan bentuk pengujiannya. Yang
di maksud dengan bentuk pengujian adalah sisi atau arah
pengujian.
a. Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil
atau lebih besar daripada nilai positif atau negatif dari α
tabel. Atau nilai uji statistik berada di luar nilai kritis.
b. Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar
atau lebih kecil daripada nilai positif atau negatif dari α
tabel. Atau nilai uji statistik berada di luar nilai kritis.
1) Uji Pihak Kanan atau uji sisi atas

diterima jika:

ditolak jika :

6
2) Uji pihak kiri atau uji sisi bawah

diterima jika:

ditolak jika :

3) Uji dua pihak

diterima jika:

ditolak jika : atau

atau

Jika , maka diterima

Jika , maka ditolak

5. Menghitung dan

Tahapan menentukan nilai dan :

a. Membuat tabel penolong


b. Menghitung nilai rata-rata pengamatan
Rumus :

Keterangan :

: hasil pengamatan

: jumlah sampel

c. Menentukan nilai estándar deviasi sampel


Rumus :

Keterangan :

7
: rata-rata pengamatan

d. Menghitung nilai

Rumus :

e. Menentukan nilai

Nilai dicari pada tabel distribusi- t dengan ketentuan :

. Sehingga, nilai

6. Membandingkan dan

Tujuan membandingkan dan adalah untuk

mengetahui hipótesis mana yang akan diterima berdasarkan


kaidah pengujian.
7. Mengambil keputusan

Menerima atau menolak .

2.3.3 Pengelolahan Data One Sample T-Test dengan SPSS

Langkah-langkah pengolahan data One Sample T-Test


dengan SPSS yaitu sebagai berikut: Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar mengadakan penelitian mengenai IQ
mahasiswanya. Menurut isu yang berkembang, IQ mahasiswa
jurusan pendidikan matematika universias tersebut sama dengan
140. Untuk membuktikan kebenaran tersebut, tim riset mengambil
sampel acak 20 mahasiswa. Kemudian melakukan tes IQ. Data IQ
adalah sebagai berikut. 154 144 135 140 143 149 138 147 143 134
146 140 141 144 140 143 144 138 139 135
Apakah isu yang berkembang dapat dibenarkan?
Penyelesaian:

8
1. Menentukan Hipotesis

2. Klik Variabel View pada sebelah kiri bawah jendela SPSS.


Masukkan data seperti gambar dibawah ini

3. Setelah itu masukkan data pada Data View yang ada di kiri bawah.

9
4. Pilih Analyze untuk memulai t-test, pada sub menu pilih Compare
Means kemudian pilih One-Sample T-Test

5. Setelah muncul jendela One Sample T-Test, pindahkan variable X


ke test variable dengan memilih variable X kemudian klik tanda
panah ke kanan di jendela tersebut. Dan isikan test Value dengan T
hitung yang dijadikan perbandingan.
6. Klik Option pada jendel One Sample T-Test kemudian muncul
jendela berikutnya. Isikan derajat keyakinan sebesar 95%

7. Klik Continue kemudian Ok, akan muncul jendela hasil yang


menampilkan text dan table yang merupakan hasil uji hipotesis
One Sample T-Test, seperti gambar berikut :

10
8. Kesimpulan
Kaidah pengujian

diterima jika:

ditolak jika : atau

atau

Jika , maka diterima

Jika , maka ditolak

Keputusan

Karena :

maka diterima

atau

Karena = 0.111 > α=0,05 maka Ho diterima

11
Kesimpulan : Jadi rata-rata IQ mahasiswa Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar jurusan Pendidikan Matematika adalah
140.

2.4 Paired Sample T-test


2.4.1 Pengertian

Paired Sample T-Test merupakan uji beda dua sampel


berpasangan. Sampel berpasangan merupakan subjek yang sama namun
mengalami perlakuan yang berbeda.Variabel independen kualitatif
dalam penelitian ini memiliki dua kategori. Oleh sebab itu, dilakukan
pengujian dengan metode uji beda rata-rata untuk dua sampel
berpasangan (paired sample t-test). Model uji beda ini digunakan untuk
menganalisis model penelitian pre-post atau sebelum dan sesudah. Uji
beda digunakan untuk mengevaluasi perlakuan (treatment) tertentu pada
satu sampel yang sama pada dua periode pengamatan yang berbeda
(Pramana, 2012). Paired sample t-test digunakan apabila data
berdistribusi normal.
Menurut Widiyanto (2013), paired sample t-test merupakan salah
satu metode pengujian yang digunakan untuk mengkaji keefektifan
perlakuan, ditandai adanya perbedaan rata-rata sebelum dan rata-rata
sesudah diberikan perlakuan. Dasar pengambilan keputusan untuk
menerima atau menolak Ho pada uji ini adalah sebagai berikut :
1. Jika t hitung > t tabel dan probabilitas (Asymp.Sig) < 0,05, maka Ho
ditolak dan Ha diterima.
2. Jika t hitung < t tabel dan probabilitas (Asymp.Sig) > 0,05, maka Ho
diterima dan Ha ditolak.

2.4.2 Prosedur Pengujian One Sample T-Test


1. Menentukan hipotesis
a. Ho1 : Tidak terdapat perbedaan antara Relevansi Nilai
Informasi Akuntansi pada saat sebelum dan sesudah
penerapan PSAK 50/55.

12
b. Ha1 : Terdapat perbedaan antara Relevansi Nilai Informasi
Akuntansi pada saat sebelum dan sesudah penerapan PSAK
50/55.
c. Ho2 : Tidak terdapat perbedaan antara Asimetris Informasi
pada saat sebelum dan sesudah penerapan PSAK 50/55.
d. Ha2 : Terdapat perbedaan antara Asimetris Informasi pada
saat sebelum dan sesudah penerapan PSAK 50/55.
2. Menentukan level of significant sebesar 5 % atau 0,05.
3. Menentukan kriteria pengujian
a. Ho ditolak jika nilai probabilitas < 0,05 berarti terdapat
perbedaan dalam Relevansi Nilai Informasi Akuntansi dan
Asimetri Informasi pada saat sebelum dan sesudah
penerapan PSAK 50/55.
b. Ho diterima jika nilai probabilitas > 0,05 berarti tidak
terdapat perbedaan dalam Relevansi Nilai Informasi
Akuntansi dan Asimetri Informasi pada saat sebelum dan
sesudah penerapan PSAK 50/55.
4. Penarikan kesimpulan berdasarkan penguji hipotesis
Contoh Uji Paired T Test pada perbedaan antara rata-rata
prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah mengikuti bimbingan
belajar intensif tercatat dalam tabel dibawah ini:

Subyek Sesudah Sebelum


1 86.2 77.7
2 80 80.3
3 93.4 73.2
4 91.3 76.8
5 85.3 90.1
6 81 68.8
7 95 84.2
8 87 70
9 76.6 72

13
10 72 80

2.4.3 Pengolahan Data One Sample T-Test dengan SPSS


1. File – Open – Data

2. Deklarasi variabel input

3. Entry Data

14
4. Uji Normalitas-Saphiro Wilk (data <30)

Sehingga tampilannya seperti berikut :

15
Setelah itu, klik Variabel View, selanjutnya untuk variabel Nilai
isikan dengan nilai diatas, dan untuk variabel Bimbingan Belajar
Intensif isikan 1 untuk nilai kelompok Sesudah, dan 2 untuk nilai
Kelompok Sebelum. Selanjutnya dari menu SPSS, klik Analyze-
Descriptive Statistikc-Explore

16
Masukkan variabel Nilai ke kotak Dependent List, lalu masukkan
variabel Bimbingan Belajar Intensif ke kotak Factor List, pada
bagian Display pilih Both lalu pilih Plot.

Setelah itu, centang pada pilihan Normality Plot with tests, lalu
klik Continue-OK

17
Berdasarkan output Test of Normality, diperoleh nilai signifikansi
untuk kelompok sesudah 0,764 sedangkan nilai signifikansi untuk
kelompok sebelum 0,879. Karena kedua nilaiinya >0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
5. Analyze – Compare Means – Paired Sample T Test
6. Pada paired-Sample T Test, blok kedua variabel baik sebelum
maupun sesudah, berarti kedua variabel siap dipindah pada kotak
Paired Variables kemudian klik tanda panah kanan.

Kedua variabel telah pindah ke kotak Paired Variables, kemudian


klik OK

18
7. Apabila pada Optiom di klik, maka akan tampak secara otomatis
pada output SPSS nantinya akan memperlihatkan Confidence
Interval 95%
8. Window output SPSS

19
Cara membaca dan analisa
1. Paired Samples Statistics: ringkasan statistik masing-masing
variable
2. Paired Samples Correlations:hasil korelasi antara kedua
variabel (perbedaan antara rata-rata prestasi belajar siswa
sebelum dan sesudah mengikuti bimbingan belajar intensif).
Analisa :
Jika sig > 0,05 maka Ho diterima
Jika sig < 0,05maka Ho ditolak
Dari penelitian diatas bahwa sig < 0,05 maka Ho ditolak.
Output Paired Sample Test

20
Analisa
Karena p=0,033 < 0,05 maka H0 ditolak.
Kesimpulan : Maka ada perbedaan perbedaan antara rata-rata
prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah mengikuti
bimbingan belajar intensif.

21
BAB II
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengujian parametrik (statistik parametrik) adalah uji statistik


untuk parameter populasi seperti rata-rata, variansi, dan proporsi yang
menggunakan beberapa asumsi dari populasi dimana sampel diambil.
Salah satu asumsinya yaitu diambil dari suatu populasi adalah
berdistribusi normal.
Uji beda dipergunakan untuk mencari perbedaan, baik antara dua
sampel data atau antara beberapa sampel data. Dalam kasus tertentu,
juga bisa mencari perbedaan antara suatu sampel dengan nilai tertentu.
Terdapat jenis uji beda lain selain berdasarkan jumlah kelompok
sampel yang diuji. Misalnya jumlah sampel pada masing-masing
kelompok juga menentukan jenis uji beda yang digunakan. Jika dua
kelompok mempunyai anggota yang sama dan mempunyai korelasi
maka dipergunakan uji sampel berpasangan (paired test), dan jika
jumlah anggota kelompok berbeda, tentunya tidak berkorelasi, maka
memerlukan uji beda yang lain, misalnya Independent Sample t test atau
Mann-Whitney U-Test.

3.2 Saran

Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa makalah ini


masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar
dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik dari sekarang dan
kami juga berharap pengetahuan tentang analitik parametrikdapat terus di
kembangkan dan diterapkan dalam bidang biostatistik.

22
DAFTAR PUSTAKA

Fikriah, Nurul. (2017). One Sample T-Test. Makassar : Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan Universitas Alauddin.
Hengky W. Pramana, (2012). Aplikasi Inventory Berbasis Access. Jakarta : PT
Elex Media Komputindo.
Sujarweni, V. W. (2014). SPSS Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.
Wibowo, A., Soenarnatalina, Indawati, R., Mahmudah, & Indriani, D. (2008).
Modul SPSS. Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Airlangga.

23

Anda mungkin juga menyukai