Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Typhus Abdominalis
Tipes atau thypus adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada
aliran darah yang disebabkan oleh Bakteri Salmonella typhosa atau Salmonella paratyphi A, B
dan C, selain ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis (radang lambung). Dalam masyarakat
penyakit ini dikenal dengan nama Tipes atau thypus, tetapi dalam dunia kedokteran disebut
Typhoid fever atau Thypus abdominalis karena berhubungan dengan usus di dalam perut
(Widoyono, 2002). Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pencernaan dan
gangguan kesadaran (Sudoyo, 2009).
 Manifestasi Klinik

Masa tunas demam typhoid berlangsung antara 10-14 hari. Gejala klinis yang timbul
sangat bervariasi dari ringan sampai dengan berat, dari asimtomatik hingga gambaran penyakit
yang khas disertai komplikasi hingga kematian. Pada minggu pertama gejala klnis penyakit ini
ditemukan keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu :
demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan
tidak enak diperut, batuk dan epistaksis. Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu tubuh
meningkat. Sifat demam adalah meningkat perlahan-lahan dan terutama pada sore hingga malam
hari (Widodo Joko, 2006)
 Etiologi
Penyakit tipes Thypus abdominalis merupakan penyakit yang ditularkan melalui
makanan dan minuman yang tercemar oleh bakteri Salmonella typhosa, (food and water borne
disease). Seseorang yang sering menderita penyakit tifus menandakan bahwa dia mengkonsumsi
makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri ini. Salmonella thyposa sebagai suatu
spesies, termasuk dalam kingdom Bakteria, Phylum Proteobakteria, Classis Gamma
proteobakteria, Ordo Enterobakteriales, Familia Enterobakteriakceae, Genus Salmonella.
Salmonella thyposa adalah bakteri gram negative yang bergerak dengan bulu getar, tidak
berspora mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu: antigen 0 (somatik, terdiri
dari zat komplek lipopolisakarida), antigen H (flagella) dan antigen V1 (hyalin, protein
membrane). Dalam serum penderita terdapat zat anti (glutanin) terhadap ketiga macam anigen
tersebut (Zulkhoni, 2011).
 Epidemiologi
Infeksi berasal dari penderita atau seorang yang secara klinik tampak sehat tetapi yang
mengandung kuman yang keluar bersama faecesnya atau bersama kemih (carrier). Kuman-
kuman ini mengkontaminasi makanan, minuman dan tangan. Lalat merupakan penyebar kuman
typhus terpenting, karena dari tempat kotor ia dapat mengotori makanan.
Masa inkubasi (masa sejak terpapar oleh virus sampai timbulnya gejala pertama) berkisar antara
1-3 minggu (rata-rata 10-14 hari)
 Patofisiologi
Salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5 F yaitu
Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui Feses.
Yang paling menojol yaitu lewat mulut manusia yang baru terinfeksi selanjutnya menuju
lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi lolos masuk
ke usus halus bagian distal (usus bisa terjadi iritasi) dan mengeluarkan endotoksin sehingga
menyebabkan darah mengandung bakteri (bakterimia) primer, selanjutnya melalui aliran darah
dan jaringan limpoid plaque menuju limfa dan hati. Di dalam jaringan limpoid ini kuman
berkembang biak, lalu masuk ke aliran darahsehingga menimbulkan tukak berbentuk lonjong
pada mukosa usus. Tukak dapat menyebabkan perdarahan dan perforasi usus. Perdarahan
menimbulkan panas dan suhu tubuh dengan demikian akan meningkat.sehingga beresiko
kekurangan cairan tubuh. Jika kondisi tubuh dijaga tetap baik, akan terbentuk zat kekebalan atau
antibodi. Dalam keadaan seperti ini, kuman typhus akan mati dan penderita berangsurangsur
sembuh (Zulkoni.2011).
 Pathway

2.2 Tanda dan Gejala


 Demam yang meningkat setiap hari hingga mencapai 40,5 derajat celcius
 Sakit kepala
 Lemah dan lelah
 Nyeri otot
 Berkeringat
 Batuk kering
 Kehilangan nafsu makan dan menurunkan berat badan
 Sakit perut
 Diare atau sembelit
 Ruam
 Perut yang membengkak

Jika tidak mendapatkan perawatan yang tepat, penderita akan mengalami


kondisi seperti:

 Mengigau
 Berbaring lemah dengan mata setengah tertutup

2.3 Diagnosis Penyakit Typhus Abdomenalis


Untuk mendiagnosis demam tifoid, dokter akan melakukan beberapa pengecekan seperti:
 Riwayat medis dan perjalanan
Sebelum memeriksa tubuh lebih lanjut, dokter akan mencari tahu penyebab
penyakit lewat gejala, riwayat kesehatan, dan perjalanan Anda. Biasanya
informasi ini menjadi bahan penting untuk dokter menentukan apakah Anda
memang terkena tipes atau tidak.
 Tes cairan tubuh dan kultur jaringan
Untuk memastikan keberadaan bakteri ini di dalam tubuh, dokter akan
melakukan serangkaian tes, seperti tes darah, feses, urine, atau sumsung tulang.
Berbagai sampel ini nantinya akan ditempatkan pada media khusus yang bisa
mendorong pertumbuhan bakteri.
Nantinya, kultur akan diperiksa di bawah mikroskop guna mengetahui
keberadaan bakteri penyebab tipes. Umumnya, sampel yang melalui sumsum
tulang merupakan tes yang paling sensitif untuk Salmonella typhi.
Meskipun tes kultur jaringan menjadi andalan untuk mendiagnosis tipes,
ada beberapa tes lain yang biasanya dilakukan. Dokter akan melakukan tes lain
untuk mendeteksi antibodi terhadap keberadaan bakteri tifoid dalam darah.

2.4 Inervensi
 Gizi

Makanan berkalori tinggi merupakan jenis makanan yang paling


direkomendasikan bagi para penderita tipes. Mengapa? Karena makanan berkalori
tinggi mampu diolah dengan cepat oleh tubuh menjadi energi sekaligus membantu
menjaga berat badan agar tetap stabil.

Selain itu, bagi penderita tipes disarankan mengonsumsi jenis makanan


yang kaya protein, rendah serat, serta makanan yang bersifat lunak. Hal ini
sangat baik untuk penderita tipes karena dapat membantu
meningkatkan kekebalan tubuh dan mempercepat proses penyembuhan. 

Penderita tipes wajib hindari makanan yang mengandung serat tinggi,


makanan pedas, asam, makanan cepat saji, makanan mentah, dan makanan
berlemak karena sulit dicerna dan dapat mengiritasi usus yang sudah
meradang.

 Obat

Antibiotik menjadi satu-satunya pengobatan paling efektif untuk demam


tifoid. Biasanya dokter akan meresepkan berbagai antibiotik seperti:

o Ciprofloxacin (Cipro)
Di Amerika Serikat, dokter sering meresepkan ciprofloxacin untuk orang
dewasa yang tidak sedang hamil. Selain itu, obat serupa
lainnya ofloxacin juga akan diresepkan. Sayangnya, banyak
bakteri Salmonella typhi yang kini tak lagi mempan terhadap antibiotik yang
satu ini. Terutama pada bakteri demam tifoid yang ada di Asia Tenggara.
o Azithromycin (Zithromax)
Azithromycin biasanya dipakai saat seseorang tidak bisa menggunakan
ciprofloxacin. Selain itu, antibiotik jenis ini juga sering kali digunakan saat
bakteri resisten terhadap ciprofloxacin.
o Ceftriaxone
Antibiotik suntik seperti ceftriaxone bisa menjadi salah satu obat yang
diresepkan jika penyakitnya lebih serius. Selain itu, antibiotik suntik juga
biasanya diresepkan untuk mereka yang tidak minum ciprofloxacin, seperti
anak-anak.
Sama seperti jenis obat-obatan lainnya, obat ini juga bisa menyebabkan
efek samping. Bahkan, jika digunakan dalam jangka panjang bakteri ini bisa
kebal terhadap antibiotik.

Anda mungkin juga menyukai