Anda di halaman 1dari 10

BUKU PUTIH

AREA KEPERAWATAN GINJAL HIPERTENSI

A. DESKRIPSI AREA KEPERAWATAN GINJAL

Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional dan


termasuk bagian integral dari layanan kesehatan berbasisi ilmu dan kiat keperawatan.
Keperawatan yang berbentuk bio-psiko-sosio-spritual komprensif ditujukan bagi
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit, yang mencakup
keseluruhan proses kehidupan manusia. Salah satu area keperawatan khusus yaitu
keperawatan ginjal yang sebagain besar diaplikasikan diruang hemodialisis.
Pelayanan klinis keperawatan ginjal terdiri dari beberapa aspek antara lain asuhan
keperawatan ginjal, akses dankesinambungan keperawatan ginjal, pendidikan kesehatan
dalam mempertahankan kesehatan ginjal, konseling keperawatan ginjal, promosi dan
pengembangan pelayanan keperawatan berdasarkan evidence based dan dokumentasi
keperawatan.
Perawat memegang peranan penting dalam proses pemberian asuhan
keperawatan. Perawat turut andil dalam memberikan pelayanan keperawatan yang
integrasi dan berkesinambungan untuk mengoptimalkan kesehatan pasien dengan
gangguan ginjal. Perawat berperan sebagai pendidik, peneliti, pengelola dan pelaksana
pelayanan keperawatan sehingga diharapkanmampu meminimalkan serta mencegah
meluasnya dampak negative yang ditimbulkan dari masalah keperawatan pasien
gangguan ginjal.
Kewenagan klinik pada area keperawatan ginjal membutuhkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang tinggi terkait ilmu dan teknologi serta penemuan terbaru
dalam bidang keperawatan ginjal. Kewenangan klinikpada area keperawatan ginjal diatur
dan disusun berdasarkan daftar, level perawat klinik(PK), jenis dan syarat kompetensi.
Adapun penyusunan buku putih ini berdasarkan evidence based yang merujuk pada
K/DOQI (Kidney Disease Outcomes Quality Intiative) dan keputusan perhimpunan
Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) dan Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI).
B. KUALIFIKASI KHUSUS
Kriteria yang dibuat sebagai dasar untuk menetapkan seseorang sudah bisa dikatakan
kompeten melaksanakan tindakan/ asuhan keperawatan pada area keperawatan ginjal
sesuai dengan level jenjang karirnya adalah sebagi berikut :
1. Telah mengikuti workshop hemodialis dan Continuous Ambulatory peritoneal
Dialysis(CAPD) yang dibuktikan dengan sertifikat (3 Tahun terakhir).
2. Telah mengikuti pelatihan perawat mahir/pelatihan keperawatan ginjal intensif
yang diakui oleh PERNEFRI dan IPDI yang dibuktikan dengan sertifikat(3 tahun
terakhir)
3. Minimal merupakan perawat klinik II

C. Daftar Kompetensi
1. Perawat Klinik II
Daftar Kompetensi perawat Klinik II sebagai berikut :

No. Kategori Kompetensi Kompetensi Klinis


1 Penerapan Prinsip Menerapkan prinsip etika dalam keperawatan
Etikdan Legal Memfasilitasi pemberian Informen Consent
Melakukan pelayanan dengan prinsip caring
2. Komunikasi Melakukan Pengkajian hemodialisis
Interpersonal Menerima pasien baru di unit HD
Melaporkan segala perubahan dan konsisi pasien
kepada PK III atau DPJP
Mengkaji respon pasien terhadap tindakan
keperawatan mandiri
Mengkaji respon pasien terhadap terapi/pengobatan
Melakukan pengkajian keperawatan pada klien
dengan risiko komplikasi secara mandiri
3. Pasien safety Menyiapkan mesin Hemodialisis
Melaukan Pemasangan Blood Line
Melakukan Pembilasan dialiser (soaking, priming,
rinsing)
Melakukan prosedur hemodialisis dengan akses
Catheter Double Lumen(CDL)
Menyimpan dialezer reuse
Melakukan pergantian cairan CAPD
Melakukan pergantain transfer set CAPD
Menerapkan prinsip 6 goals pasien safety
Mealporkan insiden kejadian tidak
cidera(KTC)/kejadian tidak diharapkan
(KTD)/kondisi potensial cidera(KPC)/kejadian
nyaris cedera(KNC)/sentinel
Melakukan prosedur hemodialisis dengan akses AV
shunt
Melakukan insersi akses AV Shunt
4. Prinsip Pengedalian dan Melakukan perawatan akses AV shunt
pencegahan infeksi Melakukan reuse dialyzer
Melakukan manajemen water treatment
Melkukan Perawatan mesin Hemodialisis
Menerapkan prinsip hand hygiene
Mengunakan alat pelindung diri(APD) sesuai
indikasi
Menerapkan etika batuk
Membuang sampah sesuai standar
Mengunakan spillkit sesuai standar
Manajemen linen
5. Pencegahan cedera Melakukan Skin Test
Manajemen epistaksis
6. Pemenuhan kebutuhan Melakukan pemberian oksigen dengan nasal kanul
oksigen Melakukan pemberian oksigen dengan simple mask
Melakukan pemberian oksigen dengan non
rebreathing mask
Menganalisis kebutuhan pemberian oksigenasi
Melakukan bantuan pernafasan dengan bag value
mask
Memasang saturasi oksigen
Mengatur posisi tubuh pasien(posisi fowler)
Manajemen airway
Melakukan fisioterapi dada
Mengajarkan teknik batuk efektif
Melakukan pemberian terapi nebulizer
Melakukan BHD
7. Pemenuhan kebutuhan Menghitung balance cairan
cairan dan elektrolit Memasang infuse
Menganti cairan infuse
Melakukan penatalaksanaan koreksi inbalance
Elektrolit.
8. Pengukuran Tanda Melakukan pengukuran tekanan darah
Tanda Vital Menghitung frekuensi nadi
Menghitung frekuensi pernafasan
Melakukan pengukuran suhu badan
Memasang monitor
Melakukan Pengkajian Nyeri
9. Analisis, interprestasi, Melakukan analisis data hasil pengkajian
dan dokumentasi data Menentukan masalah/diagnose keperawatan pasien
secara akurat Menyusun rencana asuhan keperawatan berdasarkan
diagnose keperawatan yang ada
Melakukan evaluasi keperawatan
Melakukan dokumentasi keperawatan
Melakukan penginputan Indonesian Renal
Registry(IRR)
Melakukan perhitungan peritoneal equilibration
Test(PET) pasien CAPD
Menghitung adekuasi dialysis
Melakukan analisis EKG
10. Perawatan Luka Melakukan perawatan Catheter Double
Lumen(CDL)
Melakukan perawatan exit site Catheter Double
Lumen (CDL)
11. Pemberian obat dengan Memberikan obat intakutan/subkutan
aman dan benar Memberikan obat intravena
Memberikan obat mata
Memberikan obat melalui NGT
Memberikan obat melalui sublingual
Memberikan obat oral
Memberikan obat pervaginam
Memberikan obat suppositoria
Memberikan obat tetes hidung
Memberikan obat tetes telinga
Memberikan obat topical
Memberikan obat intraperitoneal
Melakukan program heparinisasi hemodialisis
Mempersiapkan obat & alat emergency trolley
Melakukan penatalaksanaan terapi Fe
Mealkukan penatalksanaan terapi Eritropoetin
Stimulating Agent(ESA)

Memberikan obat melalui infuse pump


Memberikan obat melalui syringe pump

12. Pengelolaan pemberian Manajemen tranfusi darah intradialisis


darah
13. Pemenuhan kebutuhan Memberikan diet per oral
nutrisi dan eliminasi Memberikan Enema/Laksatif
Memberikan makanan lewat Naso Gastric
Tube(NGT)
Melakukan pemenuhan kebutuhan perawatan
diri:makan
Memfasilitasi pasien eliminasi BAB/BAK
Melakukan pengukuran antropometri(LLA,BB,
TB,Lingkar Kepala)
Melakukan pemasangan kateter urine
14. Pemenuhan kebutuhan Menyiapkan pasien pulang dan melakukan
belajar discharge planning

Melakukan edukasi pada pasien dan keluarga


15. Pemenuhan kebutuhan Memfasilitasi kegiatan keagamaan
psikososial & spritual Melakukan perawatan tubuh setelah pasien
meninggal
16. Pemenuhan kebutuhan Memfasilitasi lingkungan yang mendukung istirahat
istirahat tidur pasien
Melakukan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur
17. Pemenuhan kebutuhan Membantu pasien untuk ambulasi
aktivitas dan mobilisasi Melakukan ROM aktif
Melakukan ROM pasif
Melakukan pembatasan aktivitas
18 Pemenuhan kebutuhan -
seksualitas
19. Pemeriksaan penunjang Memfasilitasi pelaksanaan biopsy ginjal
Mengambil sampel darah vena
Melakukan pengambilan kultur cairan dialisat
CAPD
20. Pemenuhan kebutuhan Memberikan kompres hangat/dingin
kenyamanan Manajemen nyeri skala ringan
Manajemen nyeri skala sedang

BUKU PUTIH
AREA KEPERAWATAN ANAK

A. DESKRIPSI AREA KEPERAWATAN ANAK

Menurut UUD RI no. IV tahun 1979 tentang kesejateraan anak, disebutkan


bahwa anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah.
Sedangkan menurut UU RI No. I tahun 1974 Bab IX pasal 42 disebutkan bahwa anak yang
sah adalah yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah dan menurut Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak, pasal 1 ayat
1, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang
masih dalam kendungan.

Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian anak
adalah seseorang yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah yang belum
mencapai usia 21 tahun dan belum menikah. Dalam keperawatan anak yang menjadi individu
(klien) adalah anak, anak diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari delapan belas
tahun dalam masa psikologis, social,d an spiritual.

Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yangdimuali dari


bayi/infant(0-1 tahun), usia bermain/toddler(1-3 tahun), pra sekolah(3-6 tahun), usia
sekolah(6-12 tahun), remaja(12-18 tahun).

Ruang lingkup area keperawatananak yang dimaksud disiniadalah pemberian


asuhan keperawatan hanya pada area perawatananak biasa non bedah dan non intensive care.
Konvensi Hak-Hak anak yang disetujui oleh perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 20
November 1989 dan telah ditandatangani oleh pemerintah republic Indonesia di newyork
pada tanggal 26 Januari 1990 melalui keputusan presiden nomor 36 tahun 1990 tentang
pengesahan Convention on the ringt of the child seluruh bagian dalam konversi ini mengatur
pemenuhan hak-hak anak yaitu (1). Non-diskriminasi, (2) Kepentingan yang terbaik bagi
anak, 3() Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan, (4) Penghargaan
terhadap pendapat anak.
B. Kualifikasi Khusus

Kriteria yang dibuat sebagai dasar untuk menetapkan seseorang sudah bisa
dikatakan kompeten melaksanakan tindakan / asuhan keperawatan pada area keperawatan
anak sesuai dengan level jenjang karirnya.
1. Telah mengikuti pelatihan dasar (BLS/BTCLS, Patient safety), Fire Fighting, PPI,
dan Rekam Medik) yang dibuktikan denga sertifikat(3 tahun terakhir).
2. Minimal telah dikerjakan 5 x secara mandiri dan minimal3x supervise dibuktikan
dengan logbook telah dilakukan assessment kompetensi dan dinyatakan
kompeten(dibuktikan dengan sertifikat)

C. DAFTAR KOMPETENSI

Pengelompokan perawat klinik anak dibagi dalam lima kategori yaitu:


a) Perawat klinik II(PK II/ advance Beginner)
1. Kompetensi yang harus dimiliki :
a). Praktik professional, etis, legal, dan peka budaya :
1). Menunjukan perilaku bertanggung gugat terhadap praktik professional
kompetensi PK 1
2). Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik keperawatan Indonesia
dan memperhatikan budaya:
(a). Kompetensi PK 1
(b). Menunjukan tindakan yang sesuai dengan regulasi yang berlaku terkait
praktik keperawatan/ dank ode etik keperawatan.

b) Manajemen dan pemberian asuhan keperawatan :


1). Menerapkan prinsip-prinsip pokok dalam pemberian dan manajemen asuhan
keperawatan
BUKU PUTIH

AREA KEPERAWATAN MATERNITAS

A. DESKRIPSI AREA KEPERAWATAN MATERNITAS

Area keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan


keperawatan professional keperawatan yang ditujukan kepada wanita pada masa usia
subur (WUS) berkaitan dengan system reproduksi, masa kehamilan, masa melahirkan,
masa nifas samapi enam minggu, dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari beserta
keluarganya. Pelayanan keperawatan maternitas berfokus pada pemenuhan kebutuhan
dasar dalam beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan
keluarga dengan mengunakan pendekatan proses keperawatan.
Perkembangan keperawatan maternitas sampai saat ini sudah sampai pada tingkat
pendidikan spesialis, sehingga berdampak pada pelayanan menjadi lebih komprensif.
Oleh karena itu, keperawatan maternitas memerlukan standar kompetensi sebagai acuan
dalam pelaksanaan tugas. Untuk pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan kepada ibu
dan bayi baru lahir secara optimal perlu didukung oleh kompetensi yang memadai dari
perawat pelaksana, perawat pengelola dan kebijakan yang diterapkan sesuai dengan
peraturan berlaku.
Kompetensi perawat dapat dicapai melalui pendidikan berkelanjutan, pelatihan
dan penerapan standar yang berlaku. Diharapkan dengan kesehatan kepada ibu dan bayi
dapat berkontribusidalam menurunkan Angka kematian ibu (AKI) dan Angka kematian
bayi(AKB) di Indonesia, sebagai stndar pelayanan keperawatan bagi perawat yang
bekerja dia area keperawatan maternitas dan sebagai dasar penilaian kinerja setiap
perawat saat dilakukan assement kompetensi.
Kewenangan klinik pada area keperawatan maternitas diatur dan disusun berdasarkan
daftar, level PK, jenis dan syarat kompetensi.
B. KUALIFIKASI KHUSUS

Kriteria yang dibuat sebagai dasar untuk menetapkan seseorang sudah bisa
dikatakan kompetenmelaksanakan tindakan /asuhan keperawatan pada area keperawatan
maternitas sesuai dengan level jenjang karirnya adalah sebagai berikut :
1. Telah mengikuti pelatihan dasar
a. Pelatihan BLS/BTCLS
b. Pelatihan PPI Dasar
c. Pelatihan Caring/Hospitality
d. Pelatihan Patient Safety
2. Telah mengikuti pelatihan maternitas lanju/khusus
a. Pelatihan EKG
b. Pelatihan Pemantauan Kesejahteraan janin
c. Pelatihan Resusitasi Neonatus
d. Pelatihan Manajemen Laktasi
e. Pelatihan Konseling menyusui
f. Pelatihan Asuhan Persalinan Normal
g. Pelatihan kelas ibu hamil
h. Pelatihan Terapi Komplementer persalinan (Akupresure, Hipnoterapi,dll)
i. Pelatihan Kanggoro Mother Care (KMC)
j. Kegawatan Maternal dan Neonatal
k. Massase baby spa
l. Manajemen Bayi Baru Lahir
3. Telah dikredensialdan berada minimal level PK IIyang akan dinilai untuk menajdi
PK III
C. DAFTAR KOMPETENSI
1. Perawat Klinik II
a. Kualifikasi Pendidikan dan Pengalaman Kerja :
b. Daftar kompetensi maternitas Perawat Klinik II sebagai berikut :

No. Kategori Kompetensi Kompetensi Klinis


1 Penerapan Prinsip Etik dan Sesuai PK I
Legal Menjalankan peran advokasi untuk melindungi hak-hak
pasien sebagaimana yang diuraikan dalam kode etik
keperawatan Indonesia.
2 Komunikasi interpersonal Sesuai PK I
3 Pasient safety Sesuai PK I
4 Prinsip pengendalian dan Sesuai PK I
pencegahan infeksi Memotong dan mengikat tali pusat
5 Pencegahan cedera Sesuai PK I
Meningkatkan keamanan pengunaan inkubator

Melakukan indentifikasi gawat janin


Melakukan indentifikasi ketuban pecah dini
Melakukan episiotomy pada intranatal
6. Pemenuh kebutuhan
oksigen

Anda mungkin juga menyukai