Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MANAGEMENT PATIENT SAFETY

“PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Management Patient Safety


Dosen pengampu : Mardian . M. Ramdan, S.Kep,Ners

Oleh Kelompok 3:

1. Acep Syaiful Luthi (E2014401027)


2. Jeni (E2014401004)
3. Laila Astri Wulandari (E2014401028)
4. Moh Guntur Firdaus (E2014401040)
5. Nur Anggraeni N.A (E2014401007)
6. Sinta Nuraeni (E2014401003)
7. Ucu Dini Aryani (E2014401013)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas Mata Kuliah Management Patient Safety yaitu makalah tentang
“Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai”.

Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat melancarkan pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki
makalah ini di kemudian hari.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi tehadap pembaca.

Tasikmalaya, September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan...................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................................3
A. Pengertian Sasaran Keselamatan Pasien...............................................................................3
B. Sasaran III  :  Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High Alert
Medications).....................................................................................................................................4
a. Pengertian............................................................................................................................4
b. Daftar Obat Yang Perlu Diwaspadai Terdiri Atas :..........................................................4
c. Identifikasi Area Yang Membutuhkan Elektrolit Konsentrat.........................................5
d. Persepan Dan Instruksi Medis............................................................................................5
e. Pemberian Obat perlu Diwaspadai....................................................................................6
f. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan......................................................................................8
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................9
A. Kesimpulan..............................................................................................................................9
B. Saran.........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan pasien merupakan prioritas utama yang harus dilaksanakan oleh
rumah sakit. Hal ini sangat erat kaitannya baik dengan citra rumah sakit maupun
keamanan pasien. Tujuan dari pelaksanaan keselamatan pasien di rumah sakit adalah
untuk melindungi pasien dari kejadian yang tidak diharapkan. Risiko kejadian ini
berasal dari proses pelayanan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan melalui
program-program yang telah ditetapkan oleh rumah sakit (Depkes RI, 2008).
Kasus tentang keselamatan pasien telah menjadi perhatian beberapa negara di
dunia dikarenakan masih tetap ada kejadian yang tidak diharapkan (KTD). Hal ini
dapat dilihat dari KTD yang terjadi di rumah sakit Utah dan Colorado yaitu sebesar
2,9 %, dimana 6,6 % diantaranya meninggal. Sedangkan di New York, KTD sebesar
3,7 % dengan angka kematian 13,6 %. Angka kematian akibat KTD pada pasien
rawat inap yang berjumlah 33,6 juta per tahun di seluruh Amerika berkisar 44.000-
98.000 per tahun. World Health Organization (WHO) pada tahun 2004
mengumpulkan data tentang KTD di rumah sakit dari berbagai negara (Amerika,
Inggris, Denmark, dan Australia) yang memiliki rentang KTD sebesar 3,2-16,6 %.
Data tersebut menjadi pemicu di berbagai negara untuk melakukan penelitian dan
pengembangan sistem keselamatan pasien (Depkes RI, 2008).
Kasus tersebut yang mendorong pemerintah Indonesia untuk lebih
memberikan perhatian khususnya terhadap masalah keselamatan pasien di rumah
sakit. Hal ini dibuktikan dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan (PMK)
Nomor 1691 Tahun 2011 tentang keselamatan pasien di rumah sakit. Peraturan
tersebut menekankan adanya enam Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) yang wajib
diupayakan oleh setiap rumah sakit yang meliputi: ketepatan identifikasi pasien,
peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai, kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi, pengurangan
risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan pengurangan risiko pasien jatuh.
Manajemen diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seluruh
tingkatan manajer dituntut untuk memiliki kemampuan kepemimpinan dan

1
menjalankan fungsi manajerial. Pemimpin bertugas membangun visi dan misi,
mengkomunikasikan ide perubahan, dan menyusun strategi sehingga setiap
komponen dalam organisasi akan bekerja dengan memperhatikan keselamatan
(Cahyono, 2008).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Standar Keamanan Pasien?
2. Apa saja sasaran dari standar keamanan pasien?
3. Apa itu Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High Alert
Medications)?
4. Apa saja daftar obat yang perlu diwaspadai?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari Standar Keamanan Pasien?
2. Mengetahui apa saja sasaran dari standar keamanan pasien?
3. Mengetahui tentang Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu
Diwaspadai (High Alert Medications)?
4. Mengetahui daftar obat yang perlu diwaspadai
D. Manfaat Penulisan
Makalah yang penulis buat diharapkan mampu bermanfaat bagi orang lain
baik manfaat secara teoritis maupun secara praktis
1. Manfaat Teoritis
Manfaat makalah ini secara teoritis diharapkan bisa bermanfaat dan penulis
harapkan dapat memperkaya teori-teori sebelumya tentang sasaran keselamatan
pasien.
2. Manfaat praktis
1) Bagi Rumah Sakit,dapat meningkatkan kinerja perawat dalam melakukan
pengkajian setiap pasien di ruang rawat inap   terhadap   resiko jatuh sehingga
kejadian pasien jatuh bisa dicegah dan dikurangi.
2) Bagi pasien yang dirawat di Rumah sakit dan keluarganya,akan merasa aman
bila kejadian pasien jatuh ini bisa dicegah.
3) Bagi masyarakat,akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan rumah sakit terutama keselamatan pasien di rumah sakit.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sasaran Keselamatan Pasien


Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi rumah
sakit, komponen penting dari mutu layanan kesehatan, prinsip dasar dari pelayanan
pasien dan komponen kritis dari manajemen mutu (WHO, 2004 dalam Depkes RI
2011).
Patient safety adalah suatu upaya dari petugas kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang aman untuk pasien. Standar Akreditasi Rumah Sakit tahun
2011 dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 pasal 8
tentang sasaran keselamatan pasien rumah sakit pada ayat 1 dan 2 menyebutkan
bahwa setiap rumah sakit wajib mengupayakan pemenuhan sasaran keselamatan
pasien. Sasaran keselamatan pasien tersebut meliputi tercapainya hal-hal sebagai
berikut: ketepatan identifikasi pasien; peningkatan komunikasi yang efektif;
peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai; kepastian tepat-lokasi, tepat-
prosedur, tepat-pasien operasi; pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan; dan pengurangan resiko pasien jatuh (Depkes RI, 2011).

6 Sasaran Keselamatan Pasien :

1) Ketepatan Identifikasi Pasien :


Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, pengambilan darah, atau
produk darah, dan lain-lain.
2) Peningkatan Komunikasi yang Efektif :
Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil
pemeriksaan dituliskan secara lengkap, dibacakan kembali dan dikonfirmasi
oleh pemberi perintah
3) Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai (High Alert) :
Prosedur memuat proses identifikasi, menetapkan lokasi, pemberian label,
dan penyimpanan elektrolit konsentrat

3
4) Kepastian Tepat Lokasi, Prosedur, dan Pasien Operasi :
Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas untuk identifikasi lokasi
operasi.
5) Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan :
Prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan secara
berkelanjutan risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan
6) Pengurangan Resiko Pasien Jatuh :
Prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan berkelanjutan
risiko pasien cedera akibat jatuh di rumah sakit

B. Sasaran III  :  Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High


Alert Medications)
a. Pengertian
Obat yang perlu diwaspadai (High-Alert Medications)adalah sejumlah obat-
obatan yang memiliki resiko tinggi menyebabkan bahaya yang besar pada pasien jika
tidak digunakan secara tepat(ISMP-Institute for safe Medication Practices).
Obat yang perlu diwaspadai merupakan obat yang presentasi nya tinggi dalam
menyebabkan terjadinya kesalahan/error dan /atau kejadian sentinel (sentinel event),
obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse
outcome) termasuk obat-obat yang tampak mirip (nama obat, lupa dan capan mirip,
norum atau Look-Alike Sound-Alike, LASA)termasuk pula elektrolit konsentrasi
tinggi. Jadi, obat yang perlu diwaspadai merupakan obat yyang memerlukan
kewaspadaan tinggi, terdaftar dalam kategori obat beresiko tinggi, dapat
menyebabkan cedera serius pada pasien jika terjadi kesalahan dalam penggunaan.
Standar SKP III Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk
memperbaiki keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert). Rumah sakit
menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses meningkatkan keamanan terhadap
obat-obat yang perlu diwaspadai.
Maksud dan Tujuan SKP III:
Setiap obat jika salah penggunaannya dapat membahayakan pasien, bahkan
bahayanya dapat menyebabkan kematian atau kecacatan pasien, terutama obat-obat
yang perlu diwaspadai. Obat yang perlu diwaspadai adalah obat yang mengandung
risiko yang meningkat bila kita salah menggunakan dan dapat menimbulkan kerugian
besar pada pasien.

4
b. Daftar Obat Yang Perlu Diwaspadai Terdiri Atas :
1. Obat risiko tinggi, yaitu obat yang bila terjadi kesalahan (error) dapat
menimbulkan kematian atau kecacatan seperti, insulin, heparin, atau
kemoterapeutik;
2. Obat yang nama, kemasan, label, penggunaan klinik tampak/kelihatan sama
(look alike), bunyi ucapan sama (sound alike), seperti Xanax dan Zantac
atau hydralazine dan hydroxyzine atau disebut juga nama obat rupa ucapan
mirip (NORUM);
3. Elektrolit konsentrat seperti potasium klorida dengan konsentrasi sama atau
lebih dari 2 mEq/ml, potasium fosfat dengan konsentrasi sama atau lebih
besar dari 3 mmol/ml, natrium klorida dengan konsentrasi lebih dari 0,9%
dan magnesium sulfat dengan konsentrasi 20%, 40%, atau lebih.
c. Identifikasi Area Yang Membutuhkan Elektrolit Konsentrat
Berdasarkan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien maka unit yang
dinilai membutuhkan penempatan elektrolit konsentrasi tinggi di unit pelayanan
hanya berada di Intensive Care Unit (ICU). Elektrolit konsentrat tinngi tidak boleh
berada di ruang perawatan, kecuali di ruang tersebut di atas, dengan syarat disimpan
di tempat terpisah, akses terbatas, jumlah terbatas, dan diberi label yang jelas untuk
menghindari penggunaan yang tidak disengaja.
Persepan, penyimpanan, penyiapan, pemberian elektrolit konsentrat di ruangan
tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku tentang manajemen obat yang perlu
diwaspadai (high-alert medications).
d. Persepan Dan Instruksi Medis
Penulisan resep untuk obat yang termasuk kelompok obat yang perlu
diwaspadai (high-alert medications) harus sesuai dengan ketentuan penulisan resep
yang baku serta beberapa hal penting berikut :
1. Dokter memeriksa kelengkapan dan ketepatan resep, penulisan resep,
indikasi, ketepatan obat, dosis, rute pemberian
2. Penulisan obat yang termasuk kelompok obat LASA/NORUM harus
menggunakan huruf capital semua serta mecantumkan dengan jelas dosis
dan satuan obat, contoh : IR 15 IU seharusnya dituliskan International Unit
3. Instruksi lisan hendaknya dihindari, jika sangat terpaksa diperbolehkan
dalam keadaan emergensi yang diatur sesuai dengan pedoman komunikasi
efektif dengan teknik SBAR

5
4. Apoteker atau asisten apoteker yang menerima resep, harus melakukan
konfirmasi jika terdapat penulisan yang tidak sesuai (nama obat/sediaan,
satuan, dll)
5. Penulisan instruksi terapi oleh dokter dan perawat di rekam medis pasien
(catatan terintegrasi) juga sesuai dengan penulisan resep, yaitu :
 Ditulis dengan huruf capital
 Satuan tertentu harus ditulis lengkap
 Dosis dan rutepemberian harus ditulis jelas
 Pemberian elektrolit konsentrat hendaknya memberikan penjelasan
untuk mengingatkan perawat tentang dosis dan cara pemberiannya
 Satuan obat yang harus ditulis lengkap, misalnya IU harus ditulis
Internasional Unit.

e. Pemberian Obat perlu Diwaspadai


1. Penyimpanan obat yang perlu diwaspadai (high alert) di ruang perawatan
Penyiapan dan pemberian obat kepada pasien yang perlu diwaspadai termasuk
elektrolit konsentrasi tinggi harus memperhatikan kaidah berikut:
a) Setiap pemberian obat selalu menerapkan prinsip 7 benar
b) Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan penggunaan
label khusus
c) Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang yang
berkompeten
d) Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA
e) Tidak menyimpan obat dengan kategori kewaspadaan tinggi di meja
dekat pasien tanpa pengawasan
f) Biasakan mengeja nama obat dengan kategori obat LASA/NORUM
(Look Alike Sound alike = nama obat mirip rupa) saat
member/menerima instruksi

2. Cara pengenceran obat yang perlu diwaspadai (high alert) di ruang perawatan
a) KCL 7,46% injeksi (konsentrasi sediaan yang ada adalah 1mEq=1 ml)
harus diencerkan sebelum digaunakan dengan perbandingan 1 ml KCL :
1ml pelarut (WFI/NaCl 0,9%). Konsentrasi dalam larutan maksimum

6
adalah 10 meQ/10ml. Pemberian KCL melalui perifer diberika secara
perlahan-lahan dengan kecepatan infuse 10meQ/jam (atau 10meQ KCL)
dalam 100ml pelarut/jam. Pemberian obat KCL melalui central line
(vena central) konsentrasi maksimum adalah 20meQ/100ml kecepatan
infuse maksimal 20meQ KCL dalam 100ml pelarut/jam.
b) NaCl 0,3% injeksi intravena diberikan melalui vena sentral dengan
kecepatan infuse tidak lebih dari 100ml/jam
c) Atrium bicarbonate (Meylon vial 8,4%) injeksi, harus diencerkan
sebelum digunakan. Untuk penggunaan bolus, diencerkan dengan
perbandingan 1M1 NA Bicarbonat : 1 M1 pelarut WFI untuk pemberian
bolus dengan kecepatan maksimum 10mEq/menit untuk penggunaan
infuse drip, diencerkan dengan perbandingan 0,5M1 Na Bicarbonat : 1
M1 Dextrose 5% pemberian drip infuse dilakukan dengan kecepata
maksimum 1mEq/Kg BB/jam.

3. Cek 7 (tujuh) benar obat pasien


Setiap penyerahan obat kepada pasien dilakukan perifikasi 7 benar untuk
mencapai medication safety, yaitu diantaranya :
1) Benar obat
2) Benar waktu dan frekuensi pemberian
3) Benar dosis
4) Benar rute pemberian
5) Benar identitas pasien
- Kebenaran nama pasien
- Kebenaran nomor rekam medis pasien
- Kebenaran umur/tgl lahir pasien
- Kebenaran alamat rumah pasien
- Nama DPJP
6) Benar informasi
7) Benar dokumentasi

4. Pemberian obat yang perlu diwaspadai (high alert) di ruang perawatan


a) Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien maka
perawat lain harus melakukan pemeriksaan kembali, diantaranya:

7
- Kesesuaian antara obat dengan rekam medis/instruksi dokter
- Ketepata penghitungan osis obat
- Identitas pasien
b) Obat high alert infus harus dipastikan :
- Ketepatan kecepatan pompa infuse (infuse pump)
- Jika obat lebih dari satu, tempelkan nama label obat pada
syringe pump dan di setian ujung jalur selang
c) Obat high alert elektrolit konsentrasi tinggi harus diberikan sesuai
perhitungan standar yang telah baku, yang berlaku di semua ruang
perawatan
d) Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar menjelaskan
kepada perawat penerima pasien bahwa pasien mendapatkan obat high
alert dan menyerahkan formulir pencatatan obat
e) Dalam keadaan emergency yang dapat menyebabkan pelabelan dan
tindakan pencegahan terjadinya kesalahan obat high alert dapat
mengakibatkan tertundanya pemberian terapi dan memberikan dampak
yang buruk pada pasien, maka dokter dan perawat harus memastikan
terlebih dahulu keadaan klinis pasien yang membutuhkan terapi segera
(cito) sehingga double check dapat tidak dilakukan, namun sesaat
sebelum memberikan obat, perawat harus menyebutkan secara lantang
semua jenis obat yang diberikan kepada pasien sehingga diketahui dan
didokumentasikan dengan baik oleh perawat yang lainnya.

f. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan


1. Setiap depo farmasi, ruang perawat, poliklinik harus memiliki daftar obat
high alert
2. Setiap tenaga kesehatan harus mengetahui penanganan khusus untuk obat
high alert
3. Prosedur peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai dilakukan mulai
dari peresepan, penyimpanan, penyiapan di farmasi dan ruang perawatan dan
pemberian obat.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Patient safety adalah suatu upaya dari petugas kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang aman untuk pasien. . Sasaran keselamatan pasien tersebut
meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut: ketepatan identifikasi pasien;
peningkatan komunikasi yang efektif; peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai; kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi; pengurangan
risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan pengurangan resiko pasien jatuh
(Depkes RI, 2011).
Adapun sasaran yang ketiga dalam ptient safety yaitu obat yang perlu
diwaspadai (High-Alert Medications) adalah sejumlah obat-obatan yang memiliki
resiko tinggi menyebabkan bahaya yang besar pada pasien jika tidak digunakan
secara tepat(ISMP-Institute for safe Medication Practices).
Obat yang perlu diwaspadai merupakan obat yang presentasi nya tinggi dalam
menyebabkan terjadinya kesalahan/error dan /atau kejadian sentinel (sentinel event),
obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse
outcome) termasuk obat-obat yang tampak mirip (nama obat, lupa dan capan mirip,
norum atau Look-Alike Sound-Alike, LASA) termasuk pula elektrolit konsentrasi
tinggi.
B. Saran
Semoga pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami selaku
penulis memohon adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Dengan mempelajari makalah ini diharapkan agar pembaca khususnya
mahasiswa keperawatan dapat menerapkan sasaran keselamatan pasien sesuai dengan
konsep management patient safety.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/275112746/Peningkatan-Keamanan-Obat-Yang-
Perlu-Diwaspadai-Print

https://tiaraa280599.wordpress.com/2018/10/12/sasaran-keselamatan-pasien-skp-
3-4/

iii

Anda mungkin juga menyukai