Anda di halaman 1dari 12

Accelerat ing t he world's research.

Peran Perawat Anak terhadap Prinsip


Perawatan Atraumatik Pada Anak
ani wulan

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Persepsi perawat
febri anna

PERAN PERAWAT DALAM MENGATASI DAMPAK HOSPITALISASI PADA ANAK DIRUANG PERAWATAN AN…
Andhy Bhawel

KONSEP PROSES KEPERAWATAN ANAK


Rest y Kahfi
GASTER, Vol.8 No. 1 Februari 2011

Peran Perawat Anak terhadap Prinsip Perawatan Atraumatik


Pada Anak

Riyani Wulandari
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan‘Aisyiyah Surakarta

Abstrak: Perawatan atraumatik adalah perawatan terapeutik yang diberikan kepada anak
sebagai intervensi terpenting dalam perawatan anak untuk mencapai tumbuh kembang
optimal ketika berada di Rumah Sakit. Apabila seorang perawat anak memiliki persepsi yang
baik, maka perawat juga akan bersikap dan berprilaku baik dalam memberikan asuhan
keperawatan. Prinsip perawatan atraumatik meliputi 5 komponen, yaitu mencegah dampak
dari perpisahan keluarga, meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan
anak, mencegah terjadinya trauma dan mengurangi nyeri, tidak melakukan kekersan pada
anak dan modifikasi lingkungan fisik.Dengan adanya prinsip perawatan atraumatik pada
anak tersebut diharapakan dapat meningkatkan peran perawat anak dalam menerapkan
intervensi terpenting pada perawatan anak di Rumah Sakit dan dapat mempercepat proses
penyembuhan dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
Kata Kunci: Peran perawat anak, prinsip perawatan atraumatik pada anak

PENDAHULUAN

Seorang perawat adalah individu yang bertanggung jawab dan berwenang dalam

memberikan pelayanan keperawatan. Salah satu faktor yang mempengaruhi peran perawat

pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan adalah tersedianya sarana dan prasarana

yang dapat memperlancar kegiatan seperti peralatan medik (obat-obatan, set infus, kateter),

peralatan keperawatan (materi pencegahan infeksi, pencegahan trauma), dan peralatan

pendukung keperawatan (Herymrt, 2008: 56).

Hospitalisasi pada anak merupakan proses karena suatu alasan yang berencana atau

darurat mengharuskan anak untuk tinggal di Rumah Sakit menjalani terapi dan perawatan

sampai pemulangan kembali ke rumah. Selama proses tersebut, anak dapat mengalami
GASTER, Vol.8 No. 1 Februari 2011

berbagai kejadian yang menunjukkan pengalaman yang sangat trauma dan penuh stress

(Nursalam, 2005: 25).

Tindakan yang dilakukan dalam mengatasi masalah anak, apapun bentuknya harus

berlandaskan pada prinsip atraumatik care atau asuhan yang terapeutik karena bertujuan

sebagai terapi bagi anak. Perawatan atrumatik pada anak tidak terlepas dari peran serta orang

tua (Supartini. 2004:22).

Lingkungan fisik dan psikososial Rumah Sakit dapat menjadi stressor bagi anak untuk

menimbulkan trauma. Prinsip dasar dari perawatan atraumatik yang harus dimiliki oleh setiap

perawat anak terdiri dari 5 komponen yang meliputi menurunkan atau mencegah perpisahan

keluarga, meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak,

mencegah atau mengurangi cedera dan nyeri, tidak melakukan kekerasan pada anak dan

modifikasi lingkungn fisik. Selain itu perilaku petugas dan ruangan perawatan anak tidak

dapat disamakan seperti orang dewasa (Hidayat, 2005: 32).

A. PERAN PERAWAT ANAK

Beberapa peran penting seorang perawat anak menurut Nursalam (2005:57) yaitu

sebagai pendidik baik secara langsung dengan member penyuluhan atau pendidikan

kesehatan pada orang tua anak maupun secara tidak langsung dengan menolong orang tua

atau anak memahami pengobatan dan perawatan anaknya. Tiga domain yang dapat diubah

oleh perawat melalui pendidikan kesehatan adalah pengetahuan, keterampilan, serta sikap

keluarga dalam hal kesehatan, khususnya perawatan anak sakit. Suatu waktu anak dan

keluarganya mempunyai kebutuhan psikologis berupa dukungan atau dorongan mental.

Sebagai konselor, perawat dapat memberikan konseling keperawatan ketika anak dan orang

tuanya membutuhkan.
GASTER, Vol.8 No. 1 Februari 2011

Perawat dituntut untuk dapat berperan sebagai pembuat keputusan etik dengan

berdasarkan pada nilai moral yang diyakini dengan penekanan pada hak pasien untuk

mendapat otonomi, menghindari hal-hal yang merugikan pasien, dan asuhan keperawatan,

yaitu meningkatkan kesejahteraan pasien. Perawat yang paling mengerti tentang layanan

keperawatan anak. Oleh karena itu, perawat anak harus dapat meyakinakan pemegang

kebijakan bahwa usulan tentang perencanaan pelayanan keperawatan yang diajukan dapat

memberikan dampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan.

Menurut Hidayat (2005:77) sebagai perawat anak dalam melaksanakan perannya

sebagai perawat anak harus memahami prinsip-prinsip dalam perawatan anak yang antara

lain adalah sebagai berikut:

1. Anak bukan miniature orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik. Prinsip ini

mengandung arti bahwa tidak boleh memandang anak dari ukuran fisik saja, karena anak

mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan menuju proses kematangan.

2. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap

perkembangannya.

3. Pelayanan keperawatan amnak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit dan

peningkatan derajat kesehatan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian.

4. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada

kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab komprehensif dalam

memberikan asuhan keperawtan anak, misalnya anak tidak merasakan gangguan

psikologis, rasa cemas dan takut.

5. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dengan keluarga untuk

mencegah, mengkaji, mengintervensi, dan meningkatkan kesejahteraan hidup, dengan

menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek

hukum (legal).
GASTER, Vol.8 No. 1 Februari 2011

6. Tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan maturasi atau

kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk biopsikososial dan

spiritual dalam konteks keluarga dan masyarakat.

7. Pada masa yang akan dating kecenderungan keperawatan anak berfokus pada ilmu

tumbuh kembang.

B. PRINSIP PERAWATAN ATRAUMATIK PADA ANAK

1. Definisi Perawatan Atraumatik Pada Anak

Menurut Hidayat ( 2005:12) atraumatic care adalah perawatan yang tidak

menimbulkan adanya trauma pada anak maupun keluarga. Perawatan tersebut

difokuskan dalam pencegahan terhadap trauma yang merupakan bagian dalam

keperawatan anak. Perhatian khusus pada anak sebagai individu yang masih dalam usia

tumbuh kembang, sangat penting karena masa anak merupakan proses menuju

kematangan.

Dengan demikian, atraumatic care sebagai bentuk perawatan terapeutik dapat

diberikan kepada anak dan keluarga dengan mengurangi dampak psikologis dari

tindakan keperawatan yang diberikan seperti memperhatikan dampak tindakan yang

diberikan dengan melihat prosedur tindakan atu aspek lain yang kemungkinan adanya

trauma (Hidayat, 2005:10).

Menurut Wong (2005:22) atraumatic care merupakan ketetapan dan kepedulian

dari tim pelayanan kesehatan melalui intervensi yang meminimalkan atau meniadakan

stressor yang dialami oleh anak dan keluarga di Rumah Sakit baik fisik maupun psikis.

Perawatan atraumatik juga disebut dengan perawtan yang terapeutik yang meliputi

pencegahan trauma, hasil diagnose, dan mengurangi dampak kondisi-kondisi yang akut

maupun kronis. Stressor lingkungan yang sering dialami oleh anak adalah lingkungan
GASTER, Vol.8 No. 1 Februari 2011

Rumah Sakit yang tidak nyaman bagi mereka yang mengakibatkan anak stress selama

dirawat di Rmah Sakit.

2. Prinsip Perawatan Atraumatik Pada Anak

Pada umumnya anak yang dirawat di Rumah Sakit akan timbul rasa takut baik

pada dokter maupun perawat, apalagi jika anak telah mempunyai pengalaman

mendapatkan imunisasi. Dalam bayangannya, perawat tau dokter akan menyakiti dan

menyuntik. Selain itu anak juga merasa terganggu hubungannya dengan orang tua dan

saudaranya. Lingkungan di rumah tentu berbeda bentuk dan suasanya dengan ruang

perawtan. Reaksi pertama selain ketakutan, tidak mau makan dan minum bahkan

menangis. Untuk mengatasi masalah tersebut adalah memberikan perawatan

atraumatik. Ada beberapa prinsip perawatan atraumatik yang harus dimiliki oleh

perawat anak menurut Hidayat (2005:44), yaitu:

a. Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dengan orang tua

Dampak perpisahan dari keluarga, anak akan mengalami gangguan

psikologis seperti kecemasan, ketakutan, kurangnya kasih saying, gangguan

tersebut kan menghambat proses penyembuhan anak dan dapat mengganggu

pertumbuhan dan perkembangan anak. Bila anak dirawat di Rumah Sakit dan

selama itu tidak boleh berhubungan dengan orang tuanya, maka ia kan merasa

ditolak oleh keluarganya dan mengakibatkan anak cenderung emosi saat kembali

pada keluarganya. Pada umumnya anak bereaksi negative waktu pulang ke rumah.

Selama anak mengalami hospitalisasi, keluarga memainkan peran bersifat

dukungan moril seperti kasih sayang, perhatian, rasa aman, dan dukungan materiil

berupa usaha keluarga untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga. Jika

dukungan tersebut tidak ada, maka keberhasilan untuk penyembuhan sangat

berkurang.
GASTER, Vol.8 No. 1 Februari 2011

Untuk mencegah atau meminimalkan dampak perpisahan dari keluarga

dapat dilakukan dengancara melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan

anak dengan cara memperbolehkan mereka untuk tinggal bersama anak selama 24

jam (rooming in), jika tidak mungkin untuk rooming in, beri kesempatan orang tua

untuk melihat setiap saat dengan maksud mempertahankan kontak antar mereka

dan mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah, diantaranya dengan

memfasilitasi pertemuan dengan guru, teman sekolah dan lain-lain (Supartini,

2004:66).

b. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak

Melalui peningkatan kontrol orang tua pada diri anak diharapkan anak akan

selalu berhati-hati dalam melakukan aktivitas sehari-hari, selalu bersikap waspada

dalam segala hal. Serta pendidikan terhadap kemampuan dan keterampilan orang

tua dalam mengawasi perawatan anak. Intervensi keperawtan difokuskan pada

upaya untuk mengurangi ketergantungan dengan cara member kesempatan anak

mengambil keputusan dan melibatkan orang tua.

c. Mencegah atau mengurangi cedera dan nyeri

Mengurangi nyeri merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam

keperawatan anak. Proses pengurangan nyeri tidak bias dihilangkan secara cepat

akan tetapi dapat dikurangi melalui berbagai teknik, misalnya: distraksi, relaksasi,

dan imaginary. Apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan maka cedera dan

nyeri akan berlangsung lama pada anak sehingga dapat mengganggu pertumbuhan

dan perkembangan anak.

Untuk meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri

dilakukan dengancara mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk

tindakan prosedur yang menimbulkan rasa nyeri, yaitu dengan menjelaskan apa
GASTER, Vol.8 No. 1 Februari 2011

yang akan dilakukan dan memberikan dukungan psikologis pada orang tua.

Lakukan permainan terlebih dahulu sebelum melakukan persiapan fisikanak,

misalnya dengan bercerita yang berkaitan dengan tindakan atau prosedur yang

akan dilakukan pada anak.

Aktivitas bermain dilakukan perawat pada anak akan memberikan

keuntungan seperti meningkatkan hubungan anatara anak, keluarga dan perawat

karena bermain merupakan alat komunikasi yang efektif antara perawat dank lien.

Aktivitas bermain yang terprogram akan memulihkan perasaan mandiri pada anak

dan bias mengekspresikan perasaan anak. Pertimbangan untuk menghadirkan

orang tua pada saat dilakukan prosedur yang menimbulkan rasa nyeri apabila

mereka tidak dapat menahan diri, bahkan menangis bila melihatnya. Dalam

kondisi seperti itu tawarkan pada anak dan orang tua untuk mempercayakan

kepada perawat sebagai pendamping anak.

d. Tidak melakukan kekerasan pada anak

Secara umum kekerasan didefinisikan sebagai suatu tindakan yang

dilakukan oleh individu terhadap individu lain yang mengakibatkan gangguan fisik

dan psikis. Kekerasan pada anak adalah tindakan yang dilakukan seseorang atau

indivisu pada mereka yang belum genap berusia 18 tahun yang menyebabkan

kondisi fisik dan psikis terganggu (Sugiarno, 2007:11).

Kekerasan pada anak menimbulkan gangguan psikologis yang sangat

berarti dalam kehidupan anak. Apabila hal tersebut terjadi pada saat anak dalam

proses tumbuh kembang, maka kemungkinan pencapaian kematangan akan

terhambat, dengan demikian tindakan kekerasan pada anak sangat tidaka

dianjurkan karena akan memperberat kondisi anak seperti melakukan tindakan

keperawtan yang berulang-ulang dalam pemasanagan IVFD.


GASTER, Vol.8 No. 1 Februari 2011

e. Modifikasi lingkungan fisik

Melalui modifikasi lingkungan fisik Rumah Sakit yang bernuansa anak

dapat meningkatkan keceriaan, perasaan aman dan nyaman bagi lingkungan anak

sehingga anak selalu berkembang dan merasa nyaman di lingkungannya.

Modifikasi ruang perawatan dengan cara membuat situasi ruang rawat seperti di

rumah dan ruangan tersebut memelukan dekorasi yang penuh dengan nuansa anak,

seperti adanya gambar dinding brupa gambar binatang, bunga, tirai dan sprei serta

sarung bantal berwarna dan bercorak binatang atau bunga, cat dinding yang

berwarna serta tangga yang pengangannya berwarna ceria.

Wong (2005:221) mengungkapkan ada 3 prinsip perawatan atraumatik

yang harus dimiliki oleh tim kesehatan dalam merawat pasien anak yaitu

diantaranya adalah mencegah atau meminimalkan stressor fisik dan psikis yang

meliputi prosedur yang menyakitkan seperti suntikan, kegelisahan,

ketidakberdayaan, tidur yang tidak nyaman, pengekangan, suara bising, bau yang

tidak sedap dan lain-lain, mencegah dampak perpisahan orang tua dan anggita

keluarga yang lain, bersikap empati keluarga dan anak yang sedang dirawat serta

memberikan pendidikan kesehatan tentang kondisi sakit yang dialami anak.

3. Pencegahan Kecelakaan Pada Anak

Menurut Sacharin (1996:77) ada beberapa cara pencegahan kecelakaan terhadap anak,

yaitu:

a. Jatuh dari tempat tidur

Hal ini merupakan kecelakaan yang umum terjadi pada anak-anak di bangsal

Rumah Sakit. Tempat tidur harus dirancang sehingga bagian sisi tempat tidur

dapat dikunci dan cukup tinggi sehingga anak yang mulai berjalan tidak dapat
GASTER, Vol.8 No. 1 Februari 2011

memanjat keluar. Oleh karena itu perawat harus menjamin bahwa sisi tempat tidur

terkunci setelah menyelesaikan suatu tindakan.

b. Mandi

Teseduh air panas dan tenggelam merupakan konsekuensi dari perencanaan

dan prosedur yang sembrono. Oleh karena itu suhu air harus aman bagi anak.

Untuk mencegah tenggelam maka diperlukan pengawasan yang konstan selama

mandi. Tidak selalu memungkinkan untuk mencegah anak masuk kamar mandi,

karena hal ini sebagian besar tergantung pada penataan bangsal.

c. Obat-obatan

Penyimpanan obat-obatan secara aman merupakan ketentuan hokum yang

mengikat semua perawat. Selama pembagian obat harus di bawah pengawasan

perawat.

d. Peralatan (Rumah Sakit)

Setiap peralatan yang digunakan harus dalam keadaan dapat dipakai dan

secara mekanis dan listrik dalam keadaan aman seperti thermometer, mainan dari

Rumah Sakit, spuit, dan lain

4. Pengelompokan Masalah Keperawatan Anak yang Dirawat di Rumah Sakit

a. Masalah fisik

Masalah fisik yang terjadi bias berupa perubahan tanda-tanda vital: suhu,

pernapasan, nadi dan tekanan darah, gangguan terhadap kebutuhan cairan dan

nutrisi, gangguan terhadap aktivitas dan istirahat, penurunan respon imun.

b. Masalah psikis

Masalah psikis pada anak yang sering terjadi adaklah perasaan tidak berdaya

karena perpisahan dengan keluarga atau pengasuh (care giver), protes, apatis,
GASTER, Vol.8 No. 1 Februari 2011

penolakan, cemas, serta takut terhadap lingkungan baru (alat-alat, peraturan, dan

sikap petugas kesehatan).

Masalah social yang sering terjadi pada anak adalah perasaan terisolasi dan

suka menyendiri. Sedangakan masalah ketergantungan bias berupa perasaan

bersalah dan memerlukan pertolongan.

SIMPULAN

Atraumatic care atau asuhan yang tidak menimbulkan trauma pada anak dan

keluarganya merupakan asuhan yang terapeutik , yang bertujuan sebagai terapi bagi anak.

Pentingnya atraumatic care adalah bahwa walaupun ilmu pengetahuan dan teknologi di

bidang pediatric telah berkembang pesat, tindakan yang dilakukan pada anak tetap

menimbulkan trauma, rasa nyeri, marah, cemas dan takut pada anak. Sampai saat ini belum

ada teknologi yang dapat mengatasi masalah yang timbul sebagai dampak dari perawatan

tersebut. Hal itu memerlukan perhatian khusus dari tenaga kesehatan, khususnya perawat

dalam melaksanakan tindakan keperawatan pada anak dan orang tua.

Ada beberapa prinsip perawatan atraumatik yang harus dimiliki oleh perawat anak

dalam merawat pasien anak yaitu diantaranya adalah mencegah atau meminimalkan stressor

fisik dan psikis yang meliputi prosedur yang menyakitkan seperti suntikan, kegelisahan,

ketidakberdayaan, tidur yang tidak nyaman, pengekangan, suara bising, bau yang tidak sedap

dan lain-lain, mencegah dampak perpisahan orang tua dan anggota keluarga yang lain,

bersikap empati keluarga dan anak yang sedang dirawat serta memberikan pendidikan

kesehatan tentang kondisi sakit yang dialami anak.


GASTER, Vol.8 No. 1 Februari 2011

DAFTAR PUSTAKA

Herymrt.(2008).“Pelayanan Rumah Sakit yang


Bermutu”.http://app.healthsciencepro.gov.sg/nursing/research-local_research.asp
diakses tanggal 23 Desember 2010

Hidayat, A.A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika

Sacharin, R.N. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Sugiarno. (2007). “ Aspek Klinis Kekerasan Pada Anak dan Upaya Pencegahannya”.
http://etd.eprints.kekerasan-pada-anak.umsu.ac.id/907/ diakses tanggal 7 Desember
2010

Supartini. Y. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC

Wong, D.L. 2005. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik.Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai