OLEH:
NIM. 190600017
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Karies gigi umumnya dikenal sebagai kerusakan gigi yang terjadi jika gigi mengalami
pembusukan yang disebabkan oleh karbohidrat yang bersumber dari suatu makanan
sehingga dapat difermentasikan oleh bakteri menjadi asam. Karies gigi merupakan suatu
proses terjadinya kerusakan pada permukaan gigi yang disebabkan karena adanya sisa
sisa makanan yang menempel pada gigi sehingga terjadi pengapuran gigi dan gigi
menjadi keropos hingga berlubang. Karies gigi termasuk penyakit terbanyak diderita oleh
anak-anak dan dewasa. Karies juga termasuk sebagai penyakit multi Faktorial karena
disebabkan oleh beberapa faktor. Empat faktor utama seperti mikroorganisme, substrat,
host dan waktu berperan aktif dalam proses terjadinya Karies. Faktor resiko Karies adalah
hubungan sebab akibat terjadinya Karies. Beberapa faktor yang dianggap sebagai faktor
resiko adalah penggunaan fluor, oral Hygiene, jumlah bakteri, Saliva kebiasaan makan,
kondisi kesehatan umum, serta faktor risiko demografi atau faktor modifikasi karies
seperti umur, jenis kelamin, riwayat sosial.
Restorasi atau penambalan gigi biasanya dibutuhkan untuk memperbaiki struktur gigi
yang rusak baik karena bakteri maupun karena adanya defek atau kelainan pada gigi
tersebut. Tujuan dari restorasi adalah membantu mengembalikan bentuk, fungsi dan
estetik gigi.
1.2.Deskripsi Topik
Seorang perempuan berusia 19 tahun datang ke RSGM USU dengan keluhan ingin
memperbaiki gigi depan yang berlubang dan terasa ngilu ketika minum dingin. Dari
anamnesis diketahui rasa ngilu pada giginya sejak 1 minggu yang lalu dan lidahnya yang
terasa tebal. Pasien sering mengonsumsi air lemon setiap hari dan malas membersihkan
mulutnya. Pemeriksaan objektif terlihat gigi 21 adanya karies dengan kedalaman
mencapai dentin dalam pada bagian mesial dan mencapai insisal. Pada gigi 13, 14, 15, 23,
24, 25 dijumpai lesi non karies. Tes vitalitas dengan EPT (+), perkusi (-), palpasi (-).
Pemeriksaan saliva diketahui hidrasi saliva tanpa stimulasi 40 detik, laju alir saliva
stimulasi 4 ml/5 menit, pH saliva 6. Pasien menggosok gigi hanya 1 kali sehari pada pagi
hari dan diet gula 1 kali sehari. Terlihat adanya lapisan pseudomembran putih yang dapat
dikerok pada sepertiga posterior lidahnya.
1.3.Pertanyaan
1. Jelaskan tatalaksana pemeriksaan dan diagnosis gigi 21 berdasarkan Mount & Home
dan ICDAS dari keluhan yang dirasakan pada pasien tersebut! (Konservasi Gigi)
2. Jelaskan etiologi dari gigi 21 dan kelainan pada lidah pasien tersebut!(Konservasi
Gigi dan IPM)
3. Jelaskan bagaimana ergonomi yang baik untuk perawatan gigi 21 tersebut!
(Konservasi Gigi)
4. Jelaskan bagaimana prosedur penumpatan yang tepat pada gigi 21 untuk mendapatkan
kembali kontur dan titik kontak yang baik! (Konservasi Gigi)
5. Jelaskan bagaimana cara mengevaluasi bahwa restorasi gigi 21 tersebut telah
dilakukan penumpatan dengan benar! (Konservasi Gigi)
6. Jelaskan pemeriksaan dan diagnosis dari kelainan pada lidah pasien tersebut!(IPM)
7. Jelaskan etiologi dari kelainan pada lidah pasien tersebut! (IPM)
8. Jelaskan perawatan kelainan pada lidah pasien tersebut!(IPM)
9. Jelaskan bagaimana pemeriksaan oklusi untuk mendapatkan oklusi yang harmonis
setelah perawatan pada gigi 21 tersebut!(Prostodonsia)
10. Jelaskan bagaimana prognosis dari gigi 21 dan kelainan pada lidah pasien tersebut!
(Konservasi Gigi dan IPM)
1.4.Learning Issues
1. Kelainan struktur jaringan keras gigi
2. Kelainan lidah
3. Tehnik manipulasi bahan tumpatan
4. Ergonomi
5. Oklusi
BAB II
PEMBAHASAN
Dari klasifikasi Mount dan Home karies pasien bersasarkan site/lokasinya dan
size/ukurannya ialah site 2 size 3. 1
Melakukan pengecekan secara fisik. Evaluasi dengan cara ini tidak bisa pula
dilepaskan dari evaluasi dengan cara melihat, evaluasi ini dan evaluasi dengan cara
melihat merupakan dua hal yang saling menguatkan hasil dari evaluasi restorasi.
Evaluasi dengan melakukan pengecekkan secara fisik yang dimaksud ialah
pengecekkan dengan menggunakan tangan dengan instrumen. Instrumen yang biasa
dipakai dalam evaluasi ini ialah dengan memakai sonde. Setiao setelah melakukan
penumpatan, perlu mengecek: 6
1. Tekstur penumpatan (halus atau setara dengan gigi sebelahnya)
2. Perbatasan antara tumpatan dengan gigi asli (overhanging dan under contour)
3. Memeriksa keseluruhan kontur. Jika sudah terdapat keharmonisan dengan struktur
gigi yang masih ada, gigi sebelahnya dan gigi sejenis oada sisi berlawanan, maka
dilanjutkan dengan pemeriksaan oklusi.
4. Pemeriksaan oklusi. Pemeriksaan oklusi menggunakan articulating paper atau
articulating ribbon. Setelah terlihat adanya kontak yang prematur, dilakukan
pengambilan dengan dengan polistone yang berbentuk round, kemudian
dihaluskan kembalu denagn disk fine grit atau finishing strip. 6
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Diagnosis pada kelainan lidah pasien yang mungkin jika dilihat dari gambaran klinis
yaitu warna, ketebalan, distribusi serta riwayat kebersihan rongga mulut pasien yang buruk
sehingga dapat memicu terjadinya penumpukan debris pada dorsal lidah pasien maka
diagnosis yang dapat ditegakkan ialah coated tongue.