Anda di halaman 1dari 8

AYAT-AYAT NASIONALISME

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas kelompok dari


MATA KULIAH : TAFSIR BUDAYA
DOSEN PENGAMPUH : USTADZ AHMAD ZUHRI Ph.D

DISUSUN OLEH :
EMA ARISNA : 0403183196
SEMESTER : VI - E

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUMATERA UTARA
MEDAN
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadiran Allah SWT, atas segala limpah rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Ayat-ayat
Nasionalisme”

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Allah SWT
dan tidak lepas dari bantuan berrbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa
hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini.

Kami sadar ,sebagai seorang mahasiswa/wi yang masih dalam prosess pembelajaran,penulisan ini
masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang berrsifat
positif dan berguna dalam penulisan makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Harapan
kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran tersendiri bagi generasi muda.

Akhirnya kami selaku penulis berrharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.

Medan,21 mei 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN ...........................................................................................................1


A A. Latar Belakang .............................................................................................................1
B B. Rumusan Masalah ........................................................................................................2
C
BAB II : PEMBAHASAN ............................................................................................................2
D A. Definisi Ayat Budaya ...................................................................................................2
E B. Contoh Ayat Budaya .....................................................................................................3

BAB III : PENUTUP......................................................................................................................6

A. Kesimpulan ........................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................8


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Islam sebagai agama yang Rahmatan lil ‘alamin telah mengatur segala sesuatu yang berkaitan
dengan kehidupan manusia. Sebagai agama yang sempurna, islam telah memberikan intisari dari
nasionalisme. Intisari dari nasionalisme adalah rasa kecintaan terhadap tanah air. Konsep mengenai
nasionalisme banyak tertuang dalam sumber pokok ajaran islam baik itu ayat-ayat Al-Qur’an maupun
Hadits Nabi SAW. Al-Quran dan hadist sebagai sumber primer ajaran islam dan otoritatif secara
eksplisit mungkin tidak menyebutkan mengenai pentingnya nasionalisme akan tetapi secara implisit
para ulama melalui interpretasinya terhadap beberapa ayat dan hadist mengatakan bahwa
nasionalisme di anjurkan oleh islam, Bertolak dari uraian diatas penulis akan mengupas dan mengkaji
tentang Nasionalisme dalam perspektif Al-Qur’an dan Hadits. Sebagai respon penolakan dan upaya
untuk menepis anggapan sementara orang dari sebagian kelompok umat islam yang berasumsi bahwa
Nasionalisme tidak ada dalilnya, atau tidak ada landasannya dalam islam.

B. Rumusan Masalah
1. Definisi ayat-ayat Nasionalisme
2. Contoh ayat-ayat Nasionalisme
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi ayat Nasionalisme


Nasionalisme berasal dari kata nation yang dipadankan dengan bangsa.bangsa
mempunyai dua pengertian, yaitu pengertian antropologis serta sosiologis, dan dalam pengertian
politis. Dalam pengertian antropologis dan sosiologis, bangsa adalah suatu masyarakat yang
merupakan suatu persekutuan hidup yang berdiri sendiri dan masing-masing anggota persekutuan
hidup tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama, sejarah, dan adat istiadat.4 Sedangkan
yang dimaksud bangsa dalam pengertian politik adalah masyarakat dalam suatu daerah yang
sama, dan mereka tunduk pada kedaulatan negaranya segabai suatu kekuasaan tertinggi. 1

Rupert Emerson mendefinisikan nasionalisme sebagai komunitas orang-orang yang


merasa bahwa mereka bersatu atas dasar elemen-elemen signifikan yang mendalam dari warisan
bersama dan bahwa mereka memiliki takdir bersama menuju masa depan. Sedangkan menurut
Ernest Renan, nasionalisme merupakan unsur yang dominan dalam kehidupan sisoal-politik
sekelompok manusia dan telah mendorong terbentuknya suatu bangsa guna menyatukan
kehendak untuk bersatu. Anggapan ini paralel dengan pandangan islam sebagaiman termaktub
dalam Alquran surah Al-Hujurat, 49:13.2

Nasionalisme harus terpatri dalam sanubari setiap anak bangsa demi menjaga semangat
mempertahankan, siap berkorban, dan berjuang demi bangsa sehingga tetap lestari dan
kemajemukannya baik di bidang agama, suku, dan budaya dapat terpelihara menjadi kekuatan ril
yang memperkokoh kedaulatannya, dengan demikian tercipta suasana kehidupan yang damai
saling menghormati menghargai melindungi dan mengasihi .3

B. Contoh Ayat-ayat Nasionalisme

1
Dede Rosyada Dkk, Pendidikan Kewargaan, Demokrasi, Hak Asasi Manusia Dan Masyarakat Madani,
(Jakarta: Icce Uin Syarif Hidayatullah, 2003), Hlm. 24.
2
Anhiyaksa Dault, Islam Dan Nasionalisme,Jakarta:Y adulu.2003 Hlm.2.
3
Tim Bahtsul Masa’il Himasal, Fikih Kebangsaan Merajut Kebersamaan Di Tengah Kebhinekaan, Lirboyo Pres,
2018, Hlm 14.
Pandangan islam terhadap Nasionalisme adalah seperti yang terdapat didalam Al-Qur’an :

َ‫ك َويَ ْم ُكرُوْ نَ َويَ ْم ُك ُر هّٰللا ُ ۗ َوهّٰللا ُ خَ ْي ُر ْال َما ِك ِر ْين‬


َ ۗ ْ‫ك اَوْ ي ُْخ ِرجُو‬ aَ ْ‫ك الَّ ِذ ْينَ َكفَرُوْ ا لِي ُْثبِتُو‬
َ ْ‫ك اَوْ يَ ْقتُلُو‬ َ ِ‫َواِ ْذ يَ ْم ُك ُر ب‬

“Dan (ingatlah) ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk
menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan
tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.

(Qs. al-Anfal 30)”

‫ار ُك ْم َّما فَ َعلُوْ هُ اِاَّل قَلِ ْي ٌل ِّم ْنهُ ْم َۗولَوْ اَنَّهُ ْم فَ َعلُوْ ا َما يُوْ َعظُوْ نَ بِ ٖه لَ َكانَ َخ ْيرًا‬ ْ ‫َولَوْ اَنَّا َكتَ ْبنَا َعلَ ْي ِه ْم اَ ِن ا ْقتُلُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم اَ ِو‬
ِ َ‫اخ ُرجُوْ ا ِم ْن ِدي‬
‫لَّهُ ْم َواَ َش َّد ت َْثبِ ْيتً ۙا‬

Dan sekalipun telah Kami perintahkan kepada mereka, “Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu
dari kampung halamanmu,” ternyata mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil
dari mereka. Dan sekiranya mereka benar-benar melaksanakan perintah yang diberikan, niscaya
itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka). (Qs. An-Nisa:66).

‫ت َم ْن ٰا َمنَ ِم ْنهُ ْم بِاهّٰلل ِ َو ْاليَوْ ِم ااْل ٰ ِخ ۗ ِر قَا َل َو َم ْن َكفَ َر فَا ُ َمتِّعُهٗ قَلِ ْياًل ثُ َّم اَضْ طَرُّ ٗ ٓه اِ ٰلى‬
ِ ‫ال اِب ْٰر ٖه ُم َربِّ اجْ َعلْ ٰه َذا بَلَدًا ٰا ِمنًا َّوارْ ُز ْق اَ ْهلَهٗ ِمنَ الثَّ َم ٰر‬
َ َ‫َواِ ْذ ق‬
‫صيْر‬ِ ‫س ْال َم‬َ ‫ار ۗ َوبِ ْئ‬
ِ َّ‫ب الن‬ِ ‫َع َذا‬

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa,
dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada
Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan
sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.”
(Qs. al-Baqarah 126)”

‫ْۖم‬aْۖ ‫ار ِه‬ ۤ ٓ


ِ َ‫ثُ َّم اَ ْنتُ ْم ٰهؤُاَل ِء تَ ْقتُلُوْ نَ اَ ْنفُ َس ُك ْم َوتُ ْخ ِرجُوْ نَ فَ ِر ْيقًا ِّم ْن ُك ْم ِّم ْن ِدي‬ 

“Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir
segolongan daripada kamu dari kampung halamannya (Qs. al-Baqarah 85)”
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Nasionalisme ada dalil dan landasannya baik dalam Al-Quran , Ayat-ayat yang diatas
menunjukkan betapa sangat berharganya sebuah tanah air, dalam pandangan Alquran, sampai-
sampai alquran menyandingkan pengusiran dari tanah air dengan pembunuhan atas nyawa atau
bahkan lebih berat dan kejam. Demikian nabi Muhammad SAW sangat mencintai Makkah
sekalipun beliau terusir darinya, dan juga mencintai Madinah sebagai tempat tinggalnya,
menyebarkan dakwah islam hingga beliau wafat dan dimakamkan disana.

Walhasil Nasionalime sama sekali tidak bertentangan dengan ajaran islam. Bahkan
semua unsur yang melahirkan ajaran tersebut, inklusif dalam al-Quran, sehingga seorang muslim
yang baik adalah anggota suatu bangsa yang baik pula. Menjadi seorang muslim bukanlah sebuah
penghalang untuk memiliki identitas ganda. Identitas keislaman tidakklah menghalangi
keanggotaannya sebagai bagian dari bangsa dan warga Negara atau sebaliknya. Nasionalisme
tidak perlu dipertentangkan dengan Islam bahkan sebenarnya dapat menjadi media
mengejawantahkan ajaran-ajarannya seperti melakukan amal shaleh dan kebaikan, menjalin
silaturahmi dan menyantuni anak yatim dan fakir miskin.

DAFTAR PUSTAKA
Dede Rosyada Dkk, Pendidikan Kewargaan, Demokrasi, Hak Asasi Manusia Dan
Masyarakat Madani, (Jakarta: Icce Uin Syarif Hidayatullah, 2003).

Anhiyaksa Dault, Islam Dan Nasionalisme, Jakarta:Yadaulu.2003.

Tim Bahtsul Masa’il Himasal, Fikih Kebangsaan Merajut Kebersamaan Di Tengah Kebhinekaan,
Lirboyo Pres, 2018.

Anda mungkin juga menyukai