Nama : Istiqomah
NPP : 1619002471
Kelas/Kelompok : Farmasi A/Praktikum A
BDosen pengampu : Metha Anung A., M.Sc., Apt.
Tujuan :
Mahasiswa mampu menetapkan viskositas suatu zat cair dengan cara menggunakan
air sebagai pembanding.
Dasar teori
Perbedaan sifat zat cair salah satunya adalah adanya perbedaan terhadap tingkat kekentalan dari zat cair tersebut.
Kekentalan ayau disebut juga viskositas merupakan besar kecilnya gesekan didalam fluida. Besarnya nilai
viskositas suatu fluida juga dipengaruhi oleh besarnya nilai perubahan temperatur. Setiap zat cair memiliki
kekentalan atau viskositas. Kekentalan yang dimiliki setiap zat berbeda-beda, tergantung pada konsentrasi dari zat
cair atau fluida tersebut. Viskositas suatu fluida juga dipengaruhi oleh suhu. Unsur gas memiliki nilai viskositas
yang paling mudah berubah terhadap perubahan suhu. Pada umumnya suatu zat cair akan mengalami pengurangan
viskositas jika suhu dinaikkan. Hal ini berkaitan dengan struktur molekul dalam cairan tersebut (Hermawati, dkk.
2013).
Viskositas adalah ukuran tingkat kekentalan dari cairan. Viskositas adalah sifat minyak yang mampu membentuk,
mempertahankan, dan menawarkan ketahanan terhadap geser sebuah film penyangga dibawah panas dan tekanan.
Semakin besar panas dan tekanan, viskositas lebih besar dibutuhkan dari pelumas untuk mencegah penipisan dan
meremas keluar dari film. Viskositas sering disebut viskositas dinamis dan viskositas kinetis. Dalam berbagai
situasi akan lebih mudah menggunakan viskositas kinematis daripada viskositas dinamis (Komaruddin, 2008).
Sebuah bentuk alternatif untuk tegangan geser aliran turbulen dinyatakan dalam viskositas eddy. Meskipun konsep
viskositas eddy memancing keingintahuan, dalam prakteknya viskositas eddy ini bukanlah parameter yang mudah
digunakan. Viskositas eddy adalah fungsi dari kondisi fluida dan aliran. Artinya viskositas eddy dari air tidak
dapat dilihat pada sebuah buku pegangan yang nilainya dapat berubah-ubah (Munson, dkk. 2003).
Viskositas merupakan suatu sifat friksi atau sifat tahanan dipedalaman fluida terhadap tegangan geser yang
diterapkan pada fluida tersebut. Viskositas cairan akan berkurang dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas
akan lebih tinggi jika suhunya dinaikkan (Umar, 2008).
Viskositas kitosan diukur menggunakan Ubbelohde dilution viscometer. Viskositas terbagi tiga jenis yaitu
viskositas spesifik, kinematika, dan intrinsik. Viskositas spesifik dihitung berdasarkan perbandingan antara
kecepatan aliran suatu larutan dengan pelarutnya. Viskositas kinematika diperoleh dengan mempertimbangkan
densitas larutan. Viskositas spesifik dan kinematika dipengaruhi oleh konsentrasi larutan. Viskositas instriksik
dihitung dari perbandingan antar viskositas spesifik dengan konsentrasi larutan yang diekstarpolasi sehingga nilai
konsentrasi larutan mendekati nol. Dengan demikian nilai kelarutan tidak berpengaruh terhadap viskositas
intrinsik (Rohima, dkk. 2007).
Cara untuk mendapatkan nilai viskositas intrinsik maka dapat dicari dengan menggunakan metode “Least
Square”. Dari permasaan least square diperoleh suatu kurva garis lurus, sehingga di dapat intersept garis lurus
tersebut. Intersept dari kurva garis lurus tersebut dinamakan dengan viskositas intrinsik. Sedangkan untuk mencari
nilai berat molekul dapat digunakan persamaan Mark-Kuhn-Houwink. Dari persamaan tersebut terlihat bahwa
viskositas intrinsik berbanding lurus dengan berat molekul. Sehingga jika semakin kecil suatu viskositas intrinsik
suatu zat maka akan semakin kecil pula berat molekulnya (Julianti, dkk. 2012).
Aliran dua fase merupakan aliran yang banyak dijumpai, wujud atau fase dari suatu zat dapat dibedakan menjadi
tiga yaitu cair, padat, gas. Studi mengenai aliran dua fase dibedakan atas tiga bagian, yaitu batas wujud fase, arah
aliran dan kededeukan aliran. Dilihat darai wujud’-wujud fasenya yaitu aliran cair-gas, cair-padat, dan gas-padat.
Berdasarkan arah aliran adalah aliran searah dan aliran berlawanan arah. Berdasarkan uraian tersebut, maka akan
dilakukan penelitian tentang karakteristik pengaruh viskositas dari dua fluida cair yang berbeda viskositasnya
dalam aliran fluida gas-cair searah keatas didalam sistem perpipaan. Permasalahan timbul dalam kaitannya dengan
karakteristik pengaruh viskositas dari dua fluida cair dalam aliran gas-cair searah keatas pada pipa vertika
(Muhajir, 2011).
ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Piknometer
2. Viskometer Ostwald
3. Corong
4. Labu Takar
5. Stopwatch
6. Timbangan analitik
7. Gelas Kimia
8. Pipet Tetes
9. Filler
10. Statif dan Klem
B. Bahan
1. Air
2. Alkohol
3. Aseton
Dalam kefarmasian manfaat dari viskositas yaitu agar kita dapat mengetahui
suatu kekentalan yang baik dalam sediaan obat seperti emulsi, cream, dan
suspensi.
bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu Air, Alkohol, dan aseton
n untuk menghitung nilai viskositas suatu cairan, harus diketahui kerapatannya
(density) dan waktu alirnya terlebih dahulu.
Lalu dicari waktu rata-rata alir dari tiap sampel menggunakan viskometer ,
perhitungan waktu rata-rata alir ini dilakukan secara triplo atau 3 kali untuk
memperoleh nilai konstannya, sehingga diperoleh rata-rata alir dari Aquadest
diperoleh 6,4 detik, Alkohol 12,03 detik, Aseton 5,43 detik.
Dihitunglah berat larutan dengan cara berat piknometer+ larutan dikurangi
berat piknometer kosong, dengan demikia diperoleh berat larutan Aquadest
10,44 gram, alkohol 8,39 gram, aseton 6,52 gram. mengitung volume piknometer
yaitu dengan cara massa air dibagi ρ air sehingga diperoleh 10,48 ml, volume
piknometer ke 3 sampel sama dikarenakan menggunakan piknometer yang
sama. Kemudian dilanjut dengan menghitung massa jenis larutan dengan cara
Berat zat dibagi ρ air (zat) srhingga diperoleh data ρ Alkohol 0,80057 gram/ml,
ρ Aseton 0,622 gram/ml serta ρ air adalah 0,996 yang merupakan ketetapan.
Saat data sudah diperoleh dari tiap sampel, maka dilakukanlah perhitungan
nilai viskositas rata rata dari tiap sampel yang diujikan sebanyak tiga kali,
Sehingga diperoleh data yaitu Aquadest sebesar 36,2801 poise, alkohol sebesar
103,604 poise, Dan aseton sebesar 16,4052 poise.
Menurut teori yang ada , Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi
larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang
tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat
yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut,
gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
Jadi, dapat dikatakan hasil yang diperoleh telah sesuai dengan teori.
DAFTAR PUSTAKA
Hermawati, Maria Yeni dkk. 2013. Uji Viskositas Fluida Menggunakan
Transduser Ultrasonik sebagai Fungsi Temperatur dan Akuisisinya pada
Komputer Menggunakan Universal Serial Bus (USB). Jurnal Teori dan Aplikasi
Fisika. Vol. 01.Bandar Lampung.