Anda di halaman 1dari 16

HUKUM ASURANSI

Oleh Kelompok 2
I Gusti Agung Wahyu Ananda (1833121143)
Muhammad Fairuz Rizaldi (1833121479)
I Made Satrya Aditya Putra (1833121467)
Putu Dicky Ari Pratama (1833121357)
I Kadek Agus Aditya Kusuma (1833121478)
Agus Widhyartha (1833121337)

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Warmadewa
2018/2019
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………..………….…….i

DAFTAR ISI…………….………………………………………………………….……ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………....…1

1.3 Tujuan………………………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN…………….……………………………………….………….2

2.1 Pengertian Hukum Asuransi……………………………………..………..…2

2.2 Jenis - jenis Asuransi……………………….……………………………..…3

2.3 Prinsip – Prinsip Asuransi…………………….……………………………..6

BAB III PENUTUP………………….……………………………………………….....11

3.1 Kesimpulan……………………………………………………….…………11

3.2 Saran……………………………………………………………….….…….11

DAFTAR PUSTAKA…………………..……………………………………………….12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada
tertanggung apabila Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan
perlindungan pada tertanggung apabila terjadi risiko di masa mendatang. Apabila
risiko tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi
sebesar nilai yang diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung. Mekanisme
perlindungan ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh dengan risiko.
Secara rasional, para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk mengurangi risiko
yang dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga
dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila ada
salah satu anggota keluarga yang menghadapi risiko cacat atau meninggal dunia.
Perkembangan asuransi di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Berbagai perusahaan asuransi berlomba-lomba menawarkan program
asuransi baik bagi masyarakat maupun perusahaan. Seiring dengan perkembangan
berbagai program syariah yang telah diusung oleh lembaga keuangan lain, banyak
perusahaan asuransi yang saat ini juga menawarkan program asuransi syariah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hukum asuransi?
2. Apa saja jenis – jenis asuransi?
3. Apa saja prinsip – prinsip asuransi?
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat:
1. Mengetahui pengertian dari hukum asuransi
2. Mengetahui apa saja jenis – jenis dari asuransi
3. Mengetahui apa saja prinsip – prinsip yang dimiliki asuransi

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Asuransi

Menurut Pasal 246 KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang), Asuransi adalah
“Suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri pada
tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak
tertentu.”

Sementara dalam Undang-Undang Asuransi, yaitu UU No. 2 Tahun 1992 Tentang


Usaha Perasuransian juga dikatakan bahwa “Asuransi atau pertanggungan adalah
perjanjian yang terjadi diantara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada pihak tertanggung dengan cara menerima sejumlah premi
asuransi untuk memberikan layanan penggantian kepada tertanggung akibat adanya
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung akibat
terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran
yang dilakukan karena meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.”

Hukum Asuransi adalah sekumpulan peraturan lisan maupun tulisan yang bersifat
mengikat serta memiliki sanksi tersendiri mengenai peralihan resiko yang ada pada
orang lain untuk mendapatkan ganti rugi setelah terjadinya suatu peristiwa yang
menyebabkan orang tersebut mengalami kerugian.

Tujuan Asuransi:

1. Memberi jaminan perlindungan yang mungkin dialami suatu pihak


2. Sebagai tabungan, karena premi yang dibayarkan pada asuransi nantinya akan
dikembalikan lagi dalam jumlah yang lebih besar.
3. Menjadi dasar bagi bank untuk memberikan kredit. Karena bank membutuhkan
jaminan atas uang yang diberikan kepada peminjam uang

2
4. Untuk mengalihkan resiko yang semula ada pada pihak yang mengalami resiko
kepada pihak penanggung resiko
5. Untuk memberikan ganti kerugian kepada pihak yang bersangkutan

Fungsi Asuransi:

1. Penghimpun Dana: Tugas utama perusahaan asuransi adalah menghimpun dana.


Dalam pengelolaan perusahaan yang baik, dana perusahaan yang tidak produktif
dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin agar dapat menghasilkan, termasuk
menginvestasikannya pada perusahaan asuransi.
2. Penyebaran Kerugian Secara Merata: Dengan pemerataan kerugian ini maka
besarnya iuran atau kontribusi yang dibayar oleh pihak tertanggung untuk dana
premi seimbang dengan resiko yang dialihkannya
3. Bantuan Untuk Perusahaan Bisnis: Investor yang ingin menanamkan modalnya
pasti memiliki rasa takut akan resiko yang mungkin dihadapi perusahaan yang
akan ia tanami modalnya. Asuransi dapat memberikan jaminan, sehingga
mendorong investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan bisnis
2.2 Jenis – Jenis Asuransi
A. Berdasarkan Pengelolaan
1. Asuransi Konvensional adalah adalah asuransi yang berdasarkan akad
jual beli, atau asuransi ini merupakan asuransi yang berdasarkan pada
investasi dana yang bebas dengan menggunakan aturan prinsip
tertentu. Asuransi ini mengemban sebuah misi dari perusahaan yakni
di bidang ekonomi dan sosial.
2. Asuransi Syariah menurut Dewan Syariah Nasional, asuransi syariah
adalah sebuah usaha untuk saling melindungi dan saling tolong
menolong di antara sejumlah orang, dimana hal ini dilakukan melalui
investasi dalam bentuk asset yang memberikan pola pengembalian
untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai
dengan syariah.
B. Berdasarkan Tujuan Operasional
1. Asuransi Komersial adalah asuransi yang premi dan iurannya dibayar
secara mandiri oleh peserta. Dalam hal ini premi dan iuran PNS
dibayarkan oleh IPB, sedangkan permi dan iuran keluarga PNS
dibayarkan sendiri oleh PNS yang bersangkutan.tujuan dari jenis

3
asuransi yang satu ini adalah mendapatkan keuntungan.Keuntungan
tersebut nantinya ditujukan bagi pemegang saham. Asuransi komersial
menjadi jenis yang marak dijumpai karena banyak pihak asuransi
yang menyediakan layanan demikian, mulai dari asuransi Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) hingga yang dikelola oleh swasta.
2. Asuransi Sosial, tugas yang diemban oleh asuransi ini bukanlah
mencari keuntungan dalam kegiatannya, melainkan menyediakan
layanan sosial bagi masyarakat dalam bentuk penjaminan atau
perlindungan terhadap suatu risiko.Biasanya, asuransi model sosial
pemerintahan untuk kebaikan masyarakat luas. Beberapa produk dari
asuransi sosial adalah sebagai berikut:
a. Asuransi kesehatan dan jaminan hari tua dari
BadanPenyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS)
b. Program pension dan tabungan hari tua untuk pegawai negeri
sipil dan angkatan

c. Asuransi kecelakaan di jalan raya yang dikeluarkan oleh PT


Jasa Raharja
C. Berdasarkan Pertanggungjawaban
1. Asuransi Jiwa, jenis mekanisme pengalihan resiko yang satu ini
memiliki tujuan menanggung kerugian finansial dari resiko kematian
yang menimpa tertanggung akibat akibat hal yang tidak terduga.
Pemberian tanggungan tersebut biasanya diserahkan kepada ahli waris
yang merupakan keturunan tertanggung. Dengan adanya nilai
pertanggungan tersebut, diharapkan kehidupan keluarga dari
tertanggung yang meninggal mendadak tersebut tidak semakin sulit.
Asuransi ini juga memberikan pertanggungan kepada tertanggung
yang berusia lanjut. Banyaknya kepentingan yang menyangkut tentang
kesempatan hidup seseorang dan kualitas hidupnya membuat pihak
asuransi memiliki berbagai produk asuransi jiwa yang dapat dipilih
sesuai kebutuhan. Bermacam produk tersebut seperti dibawah ini:
a. Berjangka, Produk asuransi jiwa yang satu ini memberikan
proteksi maksimum dengan premi yang terbilang rendah.
Asuransi jiwa berjangka cocok diambil oleh mereka yang

4
sedang meniti karier ataupun untuk orang tua yang sedang
mempersiapkan masa depan anaknya.
b. Selamanya, Asuransi yang bersifat permanen ini memberikan
perlindungan yang berlaku sepanjang tertanggung masih
hidup. Asuransi jiwa seumur hidup dapat menjadi proteksi
untuk kebutuhan jaminan terhadap pendapatan tetap, misalnya
guna biaya rumah sakit. Selain itu, asuransi jiwa seumur hidup
dapat berfungsi pula sebagai tabungan yang dananya dapat
dipakai ketika ada kebutuhan darurat.
c. Dwiguna, Sesuai namanya, ada dua manfaat besar yang bisa
anda peroleh ketika menjadi tertanggung dalam produk
asuransi jiwa dwiguna. Pertama, ahli waris anda akan
mendapat nilai pertanggungan ketika anda meninggal sebagai
bentuk perekduksi risiko finansial keluarga. Kedua, anda juga
dapat memilih untuk memperoleh seluruh uang pertanggungan
ketika anda masih hidup. Hal Inilah yang membuat asuransi
jiwa dwiguna sering dimanfaatkan sebagai dana pensiun untuk
kebutuhan masa depan.
2. Asuransi Umum, Pertanggungan asuransi umum ditujukan kepada
harta benda yang mengalami risiko kehilangan atau rusak.Jenis
asuransi yang satu ini juga dapat memberikan jaminan tanggung
jawab hokum kepada pihak ketiga yang dirugikan dari pergerakan
harta benda tersebut. Produk-produk dari asuransi umum, antara lain
sebagai berikut:
a. Asuransi Pengangkutan (Marine Insurance)
Produk asuransi ini memberikan penggantian finansial sebagai
bentuk pertanggungan dari kondisi yang mungkin menderita
pemilik kapal ataupun pihak lain yang bersangkutan. Kerugian
yang ditanggung tentunya harus diakibatkan dari proses
pengangkutan yang diasuransikan.
b. Asuransi Kebakaran (Fire Insurance)
Asuransi kebakaran akan menanggung risiko yang ditimbulkan
dari kebakaran yang menimpa bangunan dan harta benda
tertanggung yang diasuransikan. Kebakaran yang dapat

5
diputus klaimnya oleh pihak asuransi adalah yang berasal dari
korsleting listrik, ledakan, kejatuhan watterbang, dan akibat
asap.
c. Asuransi Kendaraan
Asuransi kendaraan yang paling populer di Indonesia adalah
jenis asuransi mobil yang focus terhadap tanggungan cedera
kepada orang lain atau terhadap kerusakan kendaraan orang
lain yang disebabkan oleh sitertanggung. Asuransi ini juga bisa
untuk membayar kehilangan atau kerusakan kendaraan
bermotor tertanggung. Asuransi kendaraan merupakan salah
satu produk asuransi umum. Jenis asuransi satu ini sempat
menjadi booming ketika terjadi kerusuhan Mei 1998 karena
peristiwa tersebut membuat minat masyarakat terhadap
kepemilikan proteksi untuk kendaraan pribadi meningkat
secara drastis.
2.3 Prinsip – Prinsip Asuransi
A. Utmost Good Faith
Utmost Good Faith (itikad baik) adalah kewajiban tertanggung untuk
menyampaikan fakta-fakta mengenai objek pertanggungan (material facts)
yang ia miliki.Fakta-fakta yang bersifat penting dan dibutuhkan oleh
penanggung harus dijabarkan secara lengkap dan akurat, baik atas permintaan
penanggung atau sukarela serta tidak boleh ada hal yang disembunyikan atas
risiko yang akan ditimbulkan dari objek pertanggungan tersebut.Apabila
ada material facts yang sengaja disembunyikan, penanggung akan
menganggapnya sebagai sebuah penipuan (fraudulent) dan selanjutnya,
perusahaan asuransi berhak untuk menolak membayar ganti rugi jika terjadi
klaim atau penghentian kontrak asuransi.Di sisi lain, penanggung juga harus
menyatakan dengan jujur apakah pihaknya memiliki kemampuan untuk
menjamin objek pertanggungan tersebut atau tidak. Beberapa contoh bentuk
cara kerjanya dalam asuransi adalah sebagai berikut:
a. Menginformasikan penyakit kronis atau penyakit bawaan yang
diderita dalam penutupan asuransi kesehatan
b. Menginformasikan penggunaan kendaraan bermotor, apakah untuk
penggunaan pribadi atau komersil

6
c. Memberitahukan barang-barang di dalam rumah yang memiliki
potensi besar yang dapat menimbulkan kebakaran
B. Insurable Interest
Prinsip dasar kedua dalam asuransi adalah insurable interest atau kepentingan
yang dapat dipertanggungkan.Tertanggung berhak untuk mengasuransikan
suatu objek pertanggungan karena adanya hubungan kepentingan (keuangan)
yang diakui secara hukum antara tertanggung dan objek pertanggungannya
tersebut.Kepentingan keuangan terhadap objek pertanggungannya tersebut
yang akan menjadi pokok perjanjian asuransi. Beberapa contoh bentuk
aplikasinya adalah sebagai berikut:
a. Seseorang yang mengasuransikan kendaraan bermotor, tempat tinggal,
atau properti berharga lainnya
b. Seorang kepala keluarga atau pencari nafkah utama yang
mengasuransikan dirinya dalam asuransi jiwa, kesehatan, atau
kecelakaan diri bagi kepentingan keluarganya jika ia sewaktu-waktu
tidak dapat bekerja
c. Pengusaha yang mengasuransikan bisnis komersilnya
C. Indemnity
Indemnity (indemnitas) adalah suatu prinsip asuransi yang mengatur
mekanisme mengenai pemberian ganti rugi.Mekanisme tersebut adalah upaya
penanggung dalam memberikan ganti rugi bagi tertanggung untuk
mengembalikan tertanggung kepada posisi keuangannya seperti semula, yaitu
tepat sesaat sebelum kerugian itu terjadi. Dalam hal ini, ketika terjadi
kerugian atau klaim, penanggung akan memberikan ganti rugi sesuai dengan
kerugian finansial yang benar-benar diderita tertanggung tanpa tambahan atau
pengaruh dari unsur-unsur mencari keuntungan atau profit. Contoh
aplikasinya dalam asuransi adalah sebagai berikut:
a. Perbaikan bagi rumah yang terbakar yang terbatas pada bagian rumah
yang benar-benar rusak karena kebakaran tersebut
b. Penggantian terhadap mobil yang hilang dengan nilai maksimal sesuai
dengan harga pertanggungannya jika mobil tersebut tidak under
insured

7
Prinsip indemnitas ini tidak berlaku pada jenis asuransi yang objek
pertanggungannya adalah jiwa seseorang, seperti asuransi jiwa,
kesehatan, kecelakaan diri, ataupun perjalanan.
D. Subrogation
Subrogation (subrogasi) adalah prinsip asuransi yang memberikan hak
penuntutan ganti rugi dari tertanggung kepada penanggung atau hak untuk
meminta penggantian ganti rugi kepada pihak ketiga yang menyebabkan
terjadinya kerugian.Hak penuntutan tersebut diberikan apabila pihak
penanggung sudah menyelesaikan perihal ganti rugi kepada tertanggung,
dengan contoh aplikasi sebagai berikut:
a. Pada asuransi kendaraan bermotor, perusahaan asuransi berhak untuk
meminta hak penuntutan ganti rugi dari tertanggungnya secara tertulis
untuk menuntut pihak ketiga yang telah menyebabkan kerugian
tertanggungnya
b. Hal yang sama juga terdapat pada asuransi kebakaran. Apabila
kebakaran pada aset tertanggungnya disebabkan oleh merambatnya api
dari kebakaran aset pihak ketiga di sekelilingnya, pihak asuransi
berhak untuk memperoleh hak subrograsinya
c. Jika terjadi kecelakaan diri yang disebabkan oleh pihak lain, asuransi
dapat meminta hak subrogasinya kepada tertanggungnya
Jadi, hak subrogasi secara mutlak bisa diminta oleh pihak asuransi apabila
kerugian yang terjadi disebabkan oleh tindakan kelalaian pihak ketiga.
Namun, tidak semua hak subrogasi bisa dilakukan karena perusahaan asuransi
memiliki pertimbangan tersendiri untuk menggunakan hak subrogasinya atau
tidak.
E. Contribution
Contribution (kontribusi) adalah prinsip asuransi yang berlaku jika suatu
objek pertanggungan dipertanggungkan kepada dua atau lebih penanggung.
Dalam hal ini, kerugian akan ditanggung bersama-sama sesuai dengan bagian
kewajiban (liability) dari masing-masing penanggung. Prinsip ini hanya
berlaku untuk perjanjian asuransi yang bersifat indemnitas dan cara kerjanya
adalah sebagai berikut:
a. Mobil mewah yang diasuransikan ke tiga perusahaan asuransi yang
berbeda

8
b. Sebuah rumah dipertanggungkan ke beberapa perusahaan asuransi
yang berbeda
Perusahaan asuransi yang mendapatkan bagian pertanggungan yang terbesar
menjadi pemimpin (leader) dan perusahaan yang lain menjadi anggota
(member). Pemimpin tersebut bertanggungjawab untuk mengumpulkan premi
dari para anggota dan memutuskan diterima atau tidaknya suatu klaim serta
menentukan besar ganti rugi dari klaim tersebut.Dalam hal ini, seluruh
anggota harus mengikuti si pemimpin berdasarkan kepatutan. Hal ini dikenal
dengan prinsip follow the fortune.

F. Law of the Large Numbers

Hukum bilangan besar (law of the large number) adalah prinsip statistik dan
teori probabilitas yang menyatakan semakin banyak jumlah sampel yang
digunakan dari suatu kejadian, maka hasil pantauan mungkin akan semakin
mendekati rata-rata populasi. Sederhananya dalam dunia asuransi adalah:
semakin banyak orang yang bergabung dengan asuransi, maka kemungkinan
besarnya kerugian akan mendekati kerugian yang diperkirakan.

Berdasarkan teori hukum bilangan besar (law or large number) tersebut, maka
perusahaan-perusahaan asuransi membentuk dua tingkatan:

a. Tingkat Mortalitas yaitu frekuensi atau jumlah angka kematian


b. Tingkat Morbiditas yaitu frekuensi atau jumlah tingkat sakit, cidera,
terjadinya cacat dan kejadian-kejadian lain yang diasuransikan
G. Proximate Cause
Proximate Cause dalam praktek asuransi, kadang-kadang sangat sulit
menetapkan suatu peristiwa yang dianggap sebagai penyebab yang paling
dominan atau paling efisien menimbulkan kerugian. Dimana sering terjadi
peristiwa yang bukan merupakan peristiwa tunggal (single perils), tetapi
merupakan rangkaian peristiwa yang saling berkaitan sehingga sering terjadi
kontroversi dan perdebatan dalam menetapkan kejadian utama penyebab
kerugian. Prinsip proximate cause dapat menjadi solusi untuk masalah ini.

9
Semua prinsip asuransi tersebut, terutama kelima prinsip dasar yang dielaborasikan
di atas harus benar-benar dipraktekkan dalam setiap kontrak asuransi. Hal ini
dikarenakan setiap prinsip saling berhubungan dan tak mungkin terpisahkan. Ini juga
ditujukan untuk menjamin validitas dan kepastian hukum dari kontrak asuransi
tersebut sehingga tertanggung atau penanggung tidak ada yang dirugikan serta
menjamin tidak terjadi perselisihan (dispute) antara keduanya mengenai kontrak
asuransi tersebut di masa yang akan dating

10
BAB III

PENUTUP

3.1 .Kesimpulan

Hukum Asuransi adalah sekumpulan peraturan lisan maupun tulisan yang bersifat
mengikat serta memiliki sanksi tersendiri mengenai peralihan resiko yang ada pada
orang lain untuk mendapatkan ganti rugi setelah terjadinya suatu peristiwa yang
menyebabkan orang tersebut mengalami kerugian.

Pada dasarnya, asuransi dapat memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara
lain dapat memberikan rasa aman dan perlindungan, sebagai pendistribusian biaya
dan manfaat yang lebih adil, polis asuransi dapat dijadikan jaminan untuk
memperoleh kredit, sebagai tabungan dan sumber pendapatan, sebagai alat
penyebaran resiko, serta dapat membantu meningkatkan kegiatan usaha.

3.2 Saran
Masyarakat sebaiknya memiliki asuransi sesuai kebutuhannya, karena program
asuransi ini memiliki banyak manfaat bagi pihak tertanggung.

11
DAFTAR PUSTAKA

www.finansialku.com
www.tesishukum.com
https://dosenakuntansi.com
www.car.co.id
www.academia.edu

12

Anda mungkin juga menyukai