Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I
SIKAP POSITIF BERBAHASA,
KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA,
DAN RAGAM BAHASA

1. Pendahuluan
Mata Kuliah Bahasa Indonsia untuk Perguruan Tinggi sebagai
mata kuliah umum membahas materi disesuaikan dengan penggunaan
bahasa Indonesia secara praktis. Materi yang akan dibahas di dalam
mata kuliah ini yaitu: tentang Pengantar Kuliah; Kedudukan dan Fungsi
Bahasa Indonesia; Ragam Bahasa Indonesia; Penerapan Kaidah Ejaan;
Diksi atau Pilihan Kata; Kesalahan Berbahasa; Kalimat dalam Bahasa
Indonesia; Paragraf dalam Bahasa Indonesia; dan Penulisan Karya
Ilmiah.
Materi yang disajikan di dalam buku ini telah disesuikan dengan
kebutuhan mahasiswa pada aspek pemahaman dan aspek penggunaan
bahasa Indonesia secara praktis terutama sekali dalam penyusunan
karya tulis ilmiah sebagai tugas terstruktur yang diberikan para dosen
baik berupa laporan buku, makalah, atau kertas kerja. Ketika mahasiswa
mengerjakan tugas terstruktur tersebut, maka materi kuliah bahasa
Indonesia memfasilitasi mahasiswa pada penulisannya dengan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Penggunaan bahasa Indonesia yang dikatakan baik maksudnya
yaitu bahasa Indonesia yang digunakan mahasiswa sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia, sedangkan penggunaan bahasa Indonesia
yang dikatakan benar artinya bahwa maknanya telah sesuai dengan
yang dimaksud tulisan itu sendiri. Jadi, mahasiswa dalam menggunakan
bahasa Indonesia baik konteks lisan maupun pada konteks tulisan harus
benar dari aspek kaidah berbahasa dan baik dari aspek maknanya.
Urutan materi dalam mata kuliah bahasa Indonesia ini beralur
dari pemahaman dan penggunaan aspek bahasa Indonesia yang
2

sederhana mengarah pada pemahaman dan penggunaan bahasa


Indonesia secara kompleks. Karya tulis ilmiah merupakan pokok
bahasan pemahaman dan penggunaan bahasa Indonesia secara
kompleks sebagai pemahaman dan penggunaan bahasa Indonesia
secara totalitas. Hal ini menjadi penting bagi mahasiswa sebagai bekal
pemahaman dalam penggunaan bahasa Indonesia saat mengikuti
perkuliahan khususnya pada penulisan karya tulis ilmiah.

2. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti materi ini Praja dapat mengetahui dan
memahami sikap positif tentang bahasa Indonesia dan kedudukan serta
fungsi bahasa Indonesia.

3. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah membaca modul ini, praja dapat:
a. menjelaskan sikap positif berbahasa Indonesia;
b. menjelaskan manfaat mempelajari bahasa Indonesia sebagai mata
kuliah umum;
c. menjelaskan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia; dan
d. menjelaskan perbedaan ragam bahasa.

4. Kegiatan Belajar 1
4.1 Sikap Positif tentang Bahasa Indonesia
Secara garis besar ada dua tujuan yang diharapkan dapat dicapai
mahasiswa saat mengikuti kuliah bahasa Indonesia yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus. Tujuan umum dari mata kuliah bahasa Indonesia di
Perguruan Tinggi seperti diungkapkan oleh Arifin (1987) bahwa bahasa
Indonesia dijadikan mata kulaih dasar umum di setiap perguruan tinggi
dengan tujuan agar para mahasiswa memiliki sikap secara positif
terhadap bahasa Indonesia.
3

Selanjutnya Arifin menjelaskan bahwa ada tiga indikator sikap


positif dalam menyikapi bahasa Indonesia yaitu diwujudkan dengan
pertama kesetiaan bahasa, yaitu mendorong mahasiswa untuk memiliki
komitmen menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan
bila perlu mencegah adanya pengaruh bahasa asing. Kedua
kebanggaan bahasa, yaitu mendorong mahasiswa untuk
mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa
kita. Ketiga kesadaran akan adanya norma bahasa yaitu mendorong
mahasiswa untuk menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan
kaidah dan aturan yang berlaku.
Tujuan khusus mahasiswa mengikuti mata kuliah bahasa
Indonesia di perguruan tinggi bertujuan agar mahasiswa terampil
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar baik secara
lisan sebagai tuturan berbahasa maupun secara tulisan dalam
mengungkapkan gagasan-gagasan ilmiah.
Selain tujuan umum dan tujuan khusus, mata kuliah bahasa
Indonesia memiliki tujuan berdasarkan lamanya mahasiswa mengikuti
pendidikan yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.
Tujuan jangka pendek, mata kuliah bahasa Indonesia pada akhir
perkuliahan mahasiswa mampu menyusun karya ilmiah sederhana
dalam bentuk dan isi dengan menggunakan bahasa Indonesia secara
baik dan benar. Selain itu, mahasiswa dapat mengerjakan tugas-tugas
dari dosen lain dengan menggunakan bahasa Indonesia yang diperoleh
dari mata kuliah bahasa Indonesia.
Tujuan jangka panjangnya dari mata kuliah bahasa Indonesia
yaitu agar mahasiswa mampu menyusun skripsi atau karya ilmiah yang
lainnya dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
sebagai persyaratan kelulusan pada jenjang pendidikan di perguruan
tinggi yang diikutinya.

4.2 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia


4

Bahasa Indonesia dilihat dari kedudukannya memiliki hal penting


seperti tercantum di dalam ikrar Sumpah Pemuda pada tahun 1982
bunyi ketiga yaitu Kami putra putri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia. Hal ini berarti bahwa bahasa Indonesia
mempunyai kedudukan sebagai bahasa nasional yang lebih tinggi
ketimbang bahasa-bahasa daerah.
Kedudukan bahasa Indonesia yang tercantum di dalam Undang-
Undang Dasar 1945 pada Bab XV, Pasal 36 dinayatakan bahwa
kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara yaitu bahasa
Indonesia harus digunakan di negara kita baik secara lisan maupun
tulisan. Penggunaan bahasa Indonesia secara lisan pada situasi resmi
kenegaraan atau pada penyelenggaraan pemerintahan, sedangkan
tulisan yaitu penggunaan bahas Indonesia pada administrasi surat-
menyurat yang ditulisnya. Dengan demikian, ada dua macam kedudukan
bahasa Indonesia yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
sesuai bunyi sumpah pemuda dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai
bahasa negara sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
Fungsi bahasa Indonesia dari kedudukan bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional seperti dikemukakan oleh Halim (1979) dan
Moeliono (1980) bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut.
a. Lambang kebanggaan kebangsaan.
b. Lambang identitas Nasional.
c. Alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya.
d. Alat yang memungkinkan untuk menyatukan berbagai suku bangsa
dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing
ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia.

Sebagai lambang kebanggaan bangsa, bahasa Indonesia


mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan
kita. Berdasarkan rasa kebanggaan tersebut, maka bahasa Indonesia
sebaiknya kita pelihara dan kita kembangkan serta kita bina agar
5

bahasa Indonesia memiliki nilai yang lebih baik. Tidak usah malu lagi kita
menggunakan bahasa Indonesia baik di dalam negeri maupun di luar
negeri. Justru pada forum Internasional sekalipun, maka sebaiknya
pejabat negara kita menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini
dimaksudkan bahwa kita bangga memiliki bahasa nasional.
Tidak semua negara memiliki bahasa nasional yang cikal
bakalnya diangkat dari bahasa daerah yang ada di negara tersebut.
Banyak negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa
nasionalnya. Indonesia sangat bersyukur dan bangga dengan bahasa
nasional yaitu bahasa Indonesia yang diangkat dari kesepakan para
pemuda bahwa bahasa Melayu sebagai cikal bakal bahasa Indonesia.
Ada tiga alasan penting mengapa bahasa Melayu dijadikan dasar
dalam menentukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yaitu
sebagai berikut.
a. Bahasa Melayu memiliki penutur bahasa yang sangat banyak tidak
hanya Indonesia saja tetapi nusantara termasuk Malaysia.
b. Luas daerah pemakaiannya luas sampai nusantara.
c. Kaidah yang digunakan dalam bahasa Melayu lebih sederhana dan
mudah untuk dipelajari.
Sebagai lambang identitas nasional, maka bahasa Indonesia kita
sebaik menjunjung tinggi selain bendera dan lambang negara. Di dalam
praktiknya fungsi bahasa ini sebaiknya memiliki identitas tersendiri
sehingga serasi dengan lambang kebangsaan kita yang lainnya. Bahasa
Indonesia memiliki identitasnya apabila masyarakat pemakainya
melakukan pembinaan dan pengembangan sehingga bahasa Indonesia
bersih dari pengaruh negatif dari unsur-unsur bahasa lain.
Fungsi bahasa Indonesia sebagai alat penghubung antarwarga,
antardaerah, dan antarsuku bangsa. Dengan adanya bahasa nasional,
maka kita dapat berkomunikasi dengan seluruh warga negara Indonesia
sehingga kesalahpahaman sebagai akibat dari latar bekakang sosial
budaya dan bahasa daerah yang berbeda tidak akan terjadi. Komunikasi
6

dianatara mereka cukup baik dan lancar. Kita patut bangga dengan
lahirnya bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia untuk bepergian ke
semua daerah di Indonesia tidak akan tersandung karena kita dapat
menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasinya.
Fungsi bahasa Indonesia sebagai alat yang memungkinkan
terlaksananya penyatuan berbagai suku bangsa yang memiliki latar
belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda pula menjadi
kesatuan kebangsaan yang utuh. Oleh karena itu, dalam hubungan ini
bahasa Indonesia memungkinkan untuk menjalin keserasian dan kesatuan
dengan tidak perlu meninggalkan indentitas kedaerahannya. Dengan
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, kita dapat meletakkan
kepentingan nasinal di atas kepentingan daerah dan kepentingan golongan.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, maka
bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut.
a. Bahasa resmi kenegaraan.
b. Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan.
c. Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
d. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia digunakan
pada konteks upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik secara
lisan maupun dalam bentuk tulisan. Selain itu termasuk juga penulisan
dokumen-dokumen dan putusan-putusan serta surat-surat yang ditulis
oleh pemerintah dan bada-badan kenegaraan lainnya serta pidato-pidato
kenegaraan.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga
pendidikan mulai pendidikan prasekolah, pendidikan dasar dan
menengah, dan pendidikan di perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Hal
ini berarti bahwa penyelenggaraan pembelajaran pada jenjang sekolah
tersebut menggunakan bahasa Indonesia kecuali di daerah-daerah
tertentu seperti Aceh, Batak, Sunda, Jawa, Madura, Bali, dan Makasar
7

menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa pengantar sampai


dengan tahun ketiga di pendidikan dasar.
Fungsi ketiga dari kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara, bahasa Indonesia sebagai alat penghubung pada tingkat
nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan nasional dan untuk kepentingan pelaksanaan
pemerintahan. Dalam kaitan ini, bahasa Indonesia digunakan bukan saja
sebagai alat komunikasi timbal-balik antara pemerintah dengan
masyarakat luas dan bukan saja sebagai alat perhubungan antardaerah
dan antarsuku, melainkan juga sebagai alat perhubungan di dalam
masyarakat yang sama latar belakang sosial budaya dan bahasanya.
Fungsi keempat dari kedudukan bahasa Indonesia sebagai
bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pengembangan
kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Hal ini berarti
bahwa bahasa Indonesia meruapakan satu-satunya alat yang
memungkinkan kita dapat membina dan mengembangkan kebudayaan
nasional tanpa menghilangkan ciri-ciri dan identitas dari daerahnya
sendiri.

4.3 Ragam Bahasa Indonesia


4.3.1 Ragam Bahasa Indonesia Lisan dan Tulisan
Ragam bahasa di dalam pemakaian bahasa Indonesia lebih
banyak dipengaruhi oleh adanya keragaman latar belakang penuturnya.
Adanya keragaman berbehasa lebih dikarenakan fungsi, kedudukan, dan
lingkungan yang berbeda-beda. Berdasarkan perilaku berbahasa, maka
bahasa dikenal dengan ragam lisan dan ragam tulisan. Ragam bahasa
secara lisan sangat berbeda dengan ragam bahasa secara tulisan.
Ketika berbahasa lisan, maka belum tentu penggunaan bahasanya dapat
8

ditulis seluruhnya menjadi bahasa tulis begitu pula sebaliknya. Hal ini
menyangkut masing-masing ragam tersebut memiliki aturan yang
berbeda.
Perbedaan dari kedua ragam bahasa lisan dengan ragam bahasa
tulisan dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Ragam bahasa lisan sangat membutuhkan orang lain yang diajak
berbicara, sedangkan ragam bahasa tulis tidak harus ada orang lain.
b. Ragam bahasa lisan tidak perlu lengkap fungsi bahasanya seperti
subjek dan predikatnya atau kaidah bahasa tetapi mimik dari
pembicara itulah yang terpenting.
Misalnya:
Orang yang bertanya menyapa kita.
“Neng, mau kemana?” (1)
“Ke Bandung.” (2)
Kalimat di atas, dilihat dari fungsi kalimatnya kurang lengkap tidak
ada predikat untuk kalimat (1) dan tidak ada subjek dan predikat untuk
kalimat (2). Di dalam ragam bahasa lisan lebih dipentingkan
komunikatifnya daripada gramatikalnya. Hal ini sangat berbeda dengan
bahasa tulis, harus lengkap gramatikalnya mengingat tidak terjadi tatap
muka dengan pembecanya.
c. Ragam bahasa lisan sangat diperlukan kondisi, situasi, ruang, dan
waktu, sedangkan ragam bahasa tulisan tidak terikat hal itu. Bahasa
lisan minimal empat aspek komunikasi itu terpenuhi yakni; dengan
siapa berbicara, apa yang dibicarakannya, kapan waktunya, dan
dimana tempatnya. Hal inilah yang menyebabkan ragam bahasa lisan
mudah dipahami atau komunikatif. Lain halnya dengan ragam bahasa
tulisan. Bahasa tulisan sangat diperlukan kaidah dan kelengkapan
fungsi kalimat agar apa yang disampaikan lebih jelas. Misalnya
bahasa tulis yang dituangkan penulis buku pada sebuah buku di
negara lain dapat dipahami oleh pembaca di negara yang berbeda.
9

Begitu pula buku yang ditulis beberapa tahun lalu masih dapat
dipahami oleh pembaca yang ada pada generasi sekarang.
d. Ragam bahasa lisan lebih dipengaruhi oleh intonasi naik atau turun,
sedangkan bahasa tulisan dperlukan tanda baca, huruf kapital, dan
huruf miring.
Berikut perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.1
Perbedaan Ragam Bahasa Lisan dan Ragam Bahasa Tulisan
No Ragam Penggunaa
. Bahasa n
Bentuk Kata Kosakata Struktur Kalimat
1. Bahasa nabrak kasih tahu Rencana itu saya
Lisan pohon sudah sampaikan.

2. Bahasa menabrak memberi tahu Rencana itu sudah


Tulisan pohon saya sampaikan.

4.3.2 Ragam Bahasa Indonesia Baku dan Tidak Baku


Dilihat dari penggunaan kaidah bahasa Indonesia pada aktivitas
berbahasa, maka dikenal dengan ragam bahasa baku dan tidak baku.
Selain itu, situasi penggunaan bahasa Indonesia turut menentukan
ragam bahasa baku atau tidak baku yang digunakan penutur bahasa.
Ragam bahasa baku yaitu ragam bahasa yang dilembagakan atau
resmi, bersifat formal, dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat
pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma
bahasa dalam penggunaannya. Ragam bahasa tidak baku yaitu ragam
yang tidak dilembagakan atau tidak resmi, tidak formal, dan tidak
menggunakan kaidah bahasa yang berlaku.

Ragam bahasa baku dilihat dari penggunaan bahasanya


berdasarkan pendapat Arifin (1985) memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
10

a. Kemantapan Dinamis
Mantap yaitu ragam bahasa yang telah sesuai dengan kaidah
bahasa. Berdasarkan kemantapan bahasa kara rajin dibubuhi pe-
menjadi perajin, bukan pengrajin. Kalau kita berpegang pada sifat
mantaf, kata pengrajin tidak dapat kita terima.
Dinamis sama artinya dengan tidak kaku atau tidak statis. Bahasa
baku tidak statis. Kata langganan mempunyai dua makna yaitu orang
yang berlangganan dan toko tempat berlangganan. Dalam kaitan ini,
tokonya disebut langganan dan orang yang berlangganan disebut
pelanggan.
b. Cendekia
Ragam baku bersifar cendekia artinya bahwa ragam baku dapat
dpakai pada forum resmi. Pewujud ragam baku adalah orang yang
terpelajar. Hal ini sangat dimungkinkan oleh pembinaan dan
pengaembangan bahasa yang lebih banyak melalui jalur pendidikan
formal atau sekolah.
Selain itu, ragam baku dapat dengan tepat memberikan gambaran
apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Selanjutnya,
ragam baku dapat pula menjelaskan dalam pikiran pendengar atau
pembaca.
Misalnya:
Rumah sang jutawan yang aneh akan dijual.
Frasa rumah sang jutawan yang aneh mengandung konsep
ganda, yaitu rumahnya yang aneh atau sang jutawan yang aneh.
Kalimat tersebut tidak memberikan informasi yang jelas, sehingga
sebaiknya diubah menjadi kalimatnya seperti berikut.
1) Rumah aneh milik sang jutawan akan dijual.
2) Rumah milik sang jutawan aneh akan dijual.

c. Seragam
11

Seragam dalam pembakuan kata artinya proses pembakuan bahasa


dilakukan dengan proses penyeragaman bahasa. Misalnya kata
pramugara dan pramugari merupakan penyeragaman untuk makna
pelayan di kapal terbang.

4.3.3 Ragam Sosial dan Ragam Fungsional


Ragam bahasa Indonesia dilihat dari cara penggunaannya baik
lisan maupun tulisan terjadi karena adanya ragam sosial, yakni aturan
bahasa timbul akibat kesepakatan saksama pada lingkungan sosial
tertentu yang ada di masyarakat. Pemakaian bahasa pada lingkungan
keluarga atau sahabat misalnya, ini termasuk ragam sosial. Penggunaan
bahasanya terjadi kesepakan diantara mereka yang berkomunikasi dan
komunikatif pembicaraannya. Ragam bahasa baku yang berlaku secara
lingkup besar bahkan nasional, ini menandakan ragam sosial bahasa
pada tingkar tinggi, sedangkan ragam baku daerah atau ragam sosial
yang lain termasuk ragam sosial yang rendah.
Ragam bahasa secara fungsional atau disebut juga ragam
profesional merupakan ragam bahasa dalam penggunaannya dikaitkan
dengan profesi seseorang, lingkungan kerjanya, lembaganya, dan lai-
lain. Pada kenyataannya penggunaan bahasa pada konteks keprofesian,
maka dikenal dengan ragam bahasa di lingkungan keilmuan/teknologi,
kedokteran, dan keagamaan.
Penggunaan bahasa pada lingkungan ilmu sosial, lingkungan ilmu
pasti, dan teknologi memiliki kosa kata yang berbeda. Hal ini terjadi
karena pemahaman keilmuan pada konteksnya juga berbeda beda.
Penggunaan bahasa pada lingkungan ilmu sosial atau lembaga ekonomi,
maka kosa kata yang banyak digunakan istilah sosial dan istilah
ekonomi.

a. Lembaga Bidang Pemerintahan


12

Ragam fungsional yang ada di lingkungan pemerintahan, maka


istilah bahasa sebagai ciri khas berkisar pada istilah pemerintahan.
Misalnya kata birokrasi, pemerintah, kepemimpinan,dan eksekutif.
Istilah yang melekat dengan penyelenggaraan pemerintahan.
Kata pemerintah dapat berarti lain manakala ada kata pemerintah
pusat dan pemerintah daerah.

b. Lembaga Bidang Pertanian


Ragam fungsional yang ada di lingkungan pertanian, maka istilah
bahasa sebagai ciri khas yaitu istilah pertanian. Misalnya kata lahan,
bibit, pengairan, panen, dan pupuk. Kata tersebut sangat melekat
dengan petani.

c. Lembaga Bidang Pendidikan


Ragam fungsional yang ada di lingkungan pemdidikan misalnya
sekolah, maka istilah bahasa yang digunakan sebagai ciri khas yaitu
istilah pendidikan. Misalnya kata mengajar, melatih, nilai, disiplin,
penghargaan, dan sangsi. Kata tersebut sangat melekat dengan
guru dan para siswa.

d. Lembaga Bidang Teknologi


Ragam fungsional yang ada di bidang teknologi misalnya komputer,
maka banyak istilah yang digunakan di dalam perangkat komputer
tersbut sebagai ciri khas. Misalnya kata enter, delet, dan tab. Kata
tersebut sangat melekat operasional komputer.
e. Lembaga Bidang Kedokteran/Kesehatan
Ragam fungsional yang ada di bidang kedokteran banyak istilah
yang digunakan sebagai ciri khas. Misalnya kata diabetes, hormon,
hernia, dan sebagainya. Kata tersebut sangat melekat dengan
bidang kesehatan.
f. Lembaga Bidang Keagamaan
13

Ragam fungsional yang ada di bidang keagamaan cukup banyak


istilah yang digunakan sebagai ciri khas. Misalnya kata aqidah, iman,
infaq, taqwa, dan sebagainya.Kata tersebut sangat melekat dengan
seseorang sebagai penganut agama.

4.3.4 Ragam Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar


Bahasa yang baik dan benar memiliki dua hal yang tidak dapat
terpisahkan. Suatu kata atau kalimat dikatakan benar apabila sesuai
dengan kaidah bahasa yang berlaku, sedangkan suatu kata atau kalimat
itu dikatakan baik apabila tepat dalam memilih kata.
Misalnya:
Senjata makan tuan.
Kalimat di atas, benar karena memenuhi kaidah bahasa yaitu ada
subjek Senjata, predikat makan, objek tuan. Namun, apabila kalimat
tersebut diubah seperti berikut.
Tuan makan senjata.
Kalimat tersebut benar dilihat dari kaidah bahasa. Ada fungsi
kalimatnya. Subjek Tuan, Predikatnya makan, dan Objeknya senjata.
Namun, kalimat tersebut tidak baik dilihat dari pilihan katanya. Karena
Tuan itu makan nasi bukan makan senjata.

Rangkuman
Sikap positif tentang bahasa Indonesia memiliki tiga indikator yaitu
kesetiaan berbahasa Indonesia, kebanggaan berbahasa Indonesia, dan
kesadaran berbahasa Indonesia. Kesetiaan berbahasa Indonesia yaitu
mendorong praja senantiasa memelihara bahasa nasional dan apabila
perlu mencegah adanya pengaruh bahasa asing. Kebanggan berbahasa
Indonesia yaitu mendorong praja mengutamakan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sebagai lambang identitas bangsanya. Kesadaran
akan adanya norma bahasa Indonesia yaitu mendorong praja
14

menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah dan aturan yang


berlaku.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional melalui
ikrar Sumpah Pemuda tahun 1982 yang berbunyi Kami putra dan putri
Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Selain itu
bahasa Indonesia sebagai bahasa negara seperti tercantum pada
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 36 mengenai kedudukan bahasa
Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa
Indonesia. Kedudukan bahasa Indonesia sebgai bahasa nasional, maka
berfungsi sebagai 1) lambang kebanggaan kebangsaan, 2) lambang
identitas nasional, 3) alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan
antarbudaya, dan 4) alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku
bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing-
masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia.
Kedudukannya bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, maka
berfungsi sebagai 1) bahasa resmi kenegaraan, 2) bahasa pengantar di
dunia pendidikan, 3) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, dan 4) alat
pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ragam bahasa dilihat dari beberapa aspek baik itu penutur
maupun kaidah bahasa Indonesia, maka dikenal ragam bahasa lisan dan
tulisan, ragam bahasa Indonesia baku tidak baku, ragam bahasa sosial
dan fungsional, dan ragam bahasa yang baik dan benar.

Tes Formatif
Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan tepat!
1) Jelaskan mengapa kita harus memiliki sikap positif kepada bahasa
Indonesia?
2) Jelaskan perbedaan bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
bahasa nasional dan sebagai bahasa negara?
3) Mengapa bahasa Indonesia itu mengenal ragam bahasa?
15

Kunci Jawaban Tes Formatif


1) Kita harus memiliki sikap positif tentang bahasa Indonesia karena
kira sebagai bangsa Indonesia dituntut untuk memiliki kesetiaan,
kebanggan, dan kesadaran akan adanya norma bahasa.
2) Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional melalui ikrar sumpah
pemuda 28 Oktober tahun 1982 yang intinya menyatakan bahwa
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, sedangkan bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara tercantum di dalam Undang-
Undang Dasar Tahun 1945 pasal 36 yang menyatakan bahwa
bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
3) Ragam bahasa Indonesia ada ragam lisan dan tulisan, ragam baku
tidak baku, ragam sosial dan fungsional, ragam baik dan benar itu
semua karena adanya penuturan bahasa dan kaidah atau aturan
berbahasa.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal dan Tasai, S. Amran. (1999). Cermat Berbahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.

Alwi, Hasan, dkk. (1989). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Badudu, J.S. (1975). Pelik-pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka


Prima.

Anda mungkin juga menyukai