Anda di halaman 1dari 14

MODUL 2

POTENSI LAHAN DAN AIR

1. SIKLUS HIDROLOGI
Kata hidrologi berasal dari bahasa Yunani yaitu "Hydrologia" yang artinya
ilmu air. Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah
berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi,
presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Siklus hidrologi merupakan salah satu jenis siklus biogeokimia yang
berlangsung dan berada di bumi. Pengertian siklus hidrologi tersebut ialah sebuah
siklus air yang berada di bumi menuju ke atmosfer, kemudian akan kembali lagi ke
bumi dan akan berlngsung secara terus menerus. Jenis siklus ini berfungsi dalam
menjaga kelangsungan hidup makhluk di bumi. Dengan adanya siklus hidrologi di
bumi memberikan beberapa manfaat seperti ketersediaan air di bumi tetap
terpenuhi dan terjaga, suhu lingkungan teratur, hujan teratur, ekosistem dibumi
dapat tercipta dengan seimbang, dan cuaca teratur.

2. PROSES SIKLUS HIDROLOGI


Secara garis besar, proses siklus hidrologi yaitu seluruh air yang ada di
bagian bumi akan menguap.

Gambar 1
Siklus Hidrologi
Sumber : https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi

Seluruh air akan menguap ke atmosfer lalu berubah menjadi awan di langit.
Setelah itu, air yang telah berubah menjadi akan berubah lagi menjadi bintik air.

1
Bintik air tersebut selanjutnya akan turun ke bumi dalam bentuk hujan dapat pula
dalam bentuk es dan dapat pula salju. Setelah hujan turun, air akan masuk ke
dalam celah atau pori tanah dengan arah gerak vertikal atau pun arah horizontal.
Air tersebut selanjutnya akan kembali ke aliran permukaan air yang mana akan
terus mengalir hingga kembali ke danau atau sungai.
Proses terjadinya siklus hidrologi berlangsung melalui beberapa tahapan.
Tahapan dalam proses terjadinya siklus hidrologi meliputi transpirasi, sublimasi,
evaporasi, adveksi, run off, infiltrasi, evapotranspirasi, presipitasi, dan kondensasi.
Berikut penjelasan masing masing prosesnya:

A. Evaporasi
Proses terjadinya siklus hidrologi yang pertama ialah tahap evaporasi.
Tahap ini mengawali terjadinya siklus hidrologi. Dalam tahap tersebut terjadi
penguapan air yang berada dipermukaan bumi. Air air di bumi yang telah
ditampung di badan air seperti sungai, sawah, waduk, bendungan dan danau akan
berubah menjadi uap air karena sinar matahari. Penguapan air ini juga terjadi
dipermukaan permukaan tanah. Tahap penguapan iniah yang disebut evaporasi.
Proses terjadinya siklus hidrologi pada tahap evaporasi melakukan
pengubahan air yang awalnya berwujud cair menjadi gas. Uap air tadi akan naik
menuju atmosfer bumi. Panas matahari yang semakin tinggi (seperti musim
kemarau) akan mengakibatkan pengubahan uap air dan akan naik ke atmosfer
bumi kemudian menjadi semakin besar pula.

B. Transpirasi
Proses terjadinya siklus hidrologi selanjutnya ialah tahap transpirasi. Air
yang mengalami peguapan tidak hanya berlangsung di tanah maupun badan air.
Penguapan air ini juga berlangsung pada jaringan makhluk hidup, baik tumbuhan
ataupun hewan. Tahap penguapan pada makhluk hidup inilah yang dinamakan
transpirasi.
Proses terjadinya siklus hidrologi pada tahap transpirasi memiliki kesamaan
dengan tahap evaporasi. Tahap ini juga mengubah air pada jaringan makhluk
hidup yang wujudnya cair menjadi uap air, kemudian membawanya menuju
atmosfer bumi. Namun untuk jumlah air yang menguap pada tahap transpirasi
akan lebih sedikit daripada jumlah air pada tahap evaporasi.

2
C. Evapotranspirasi
Proses terjadinya siklus hidrologi selanjutnya ialah tahap evapotranspirasi.
Evapotranspirasi ialah tahap penguapan air yang terjadi dipermukaan bumi secara
menyeluruh, baik yang berada di dalam tanah, badan air, maupun di dalam
jaringan makhluk hidup. Tahap ini merupakan kombinasi antara tahap evaporasi
dengan tahap transpirasi. Laju evapotranspirasi pada siklus hidrologi akan
berpengaruh pada jumlah air yang menuju permukaan atmosfer.

D. Sublimasi
Proses terjadinya siklus hidrologi selanjutnya ialah tahap sublimasi.
Sublimasi ialah tahap perubahan es yang berada dikutub maupun di puncak
gunung menjadi uap air melalui proses pencairan terlebih dahulu. Tahap sublimasi
tetap berpartisipasi dalam mengangkut jumlah uap air menuju atmosfer walaupuan
hanya sedikit dan berlangsung dengan siklus yang panjang. Tahap sublimasi
memang berlangsung lebih lambat daripada tahap penguapan.

E. Kondensasi
Proses terjadinya siklus hidrologi selanjutnya ialah tahap kondensasi. Saat
uap air yang berhasil dihasilkan melalui tahap evaporasi, transpirasi,
evapotranspirasi, dan sublimasi naik sampai ketinggian tertentu akan berubah
menjadi partikel es dengan ukuran kecil. Perubahan partikel menjadi es inilah
melalui tahap kondensasi. Uap air yang berubah menjadi es diakibatkan oleh suhu
udara yang sangat rendah pada ketinggian tertentu.
Proses terjadinya siklus hidrologi pada tahap kondensasi akan
mengakibatkan partikel es menjadi saling mendekat hingga akhirnya bersatu dan
membentuk awan. Jika partikel es yang saling bergabung semakin banyak akan
membentuk awan hitam dan tebal.

F. Adveksi
Proses terjadinya siklus hidrologi selanjutnya ialah tahap adveksi. Awan
yang telah terbentuk melalui tahap kondesasi akan mengalami adveksi. Adveksi
ialah tahap pemindahan awan dari satu titik menuju titik lain secara horizontal
akibat dari perbedaan tekanan udara maupun arus angin. Tahap inilah awan akan
berpindah dan menyebar dari afmosfer lautan ke atmosfer daratan. Namun harus
diketahui bahwa tahapan adveksi tidak berlangsung pada siklus hidrologi pendek.

3
G. Presipitasi
Proses terjadinya siklus hidrologi selanjutnya ialah tahap presipitasi. Awan
yang telah mengalami adveksi kemudian berlanjut ke tahap presipitasi. Tahap
presipitasi ialah tahap pencairan awan karena suhu udara yang terlalu tingi. Pada
tahap inilah akan terjadi hujan. Butiran air akan jatuh serta membasahi permukaan
bumi.
Proses terjadinya siklus hidrologi pada tahap presipitasi akan
mengakibatkan hujan salju jika suhu udara pada awan lebih rendah atau sekitar
kurang dari 0 derajat celcius. Awan yang didalamnya terdapat kandungan air akan
turun menuju ke litosfer dengan wujud butiran salju tipis.

H. Run Off
Proses terjadinya siklus hidrologi selanjutnya ialah tahap run off. Run off
(limpasan) ialah proses pergerakan air dari tempat tinggi menuju tempat rendah
dipermukaan bumi. Proses pergerakan air ini berlangsung melalui saluran
contohnya salurn danau, got, muara, sungai, laut sampai samudra. Pada tahap
inilah air yang mengalami siklus hidrologi akan kembali ke lapisan hidrosfer.

I. Infiltrasi
Proses terjadinya siklus hidrologi yang terakhir ialah tahap infiltrasi. Air hujan
yang telah mengalami presipitasi tidak semuanya mengalir ke permukaan bumi
melalui tahap run off. Sebagian kecil dari air tersebut akan bergerak menuju pori
pori tanah, merembes serta mengakumulasi menjadi air tanah. Pergerakan air
menuju pori pori tanah inilah yang dinamakan tahap infiltrasi. Tahap ini juga akan
membawa air tanah menuju ke laut lagi walaupun prosesnya lambat.

3. MACAM-MACAM SIKLUS HIDROLOGI


Siklus hidrologi dapat dibagi menjadi 3 macam berdasarkan panjang
pendeknya proses kejadian yang dialami. Macam macam siklus hirologi tersebut
meliputi siklus hidrologi panjang, siklus hidrologi pendek dan siklus hidrologi
sedang. Berikut penjelasan macam macam siklus hidrologi:
A. Siklus Hidrologi Pendek
Siklus hidrologi pendek merupakan siklus hidrologi yang tidak mengalami
proses adveksi. Uap air yang terbentuk melalui siklus hidrologi akan diturunkan

4
mealui hujan yang terjadi di daerah sekitar laut tersebut. Penjelasan mengenai
siklus hidrologi pendek ini adalah sebagai berikut:
− Air laut yang terkena pemanasan sinar matahari akan mengalami
penguapan dan menjadi uap air
− Uap air tersebut akan mengalami kondensasi dan membentuk awan
− Awan yang terbentuk tersebut akan menjadi hujan di sekitar permukaan laut
tersebut.

Gambar 2
Siklus Hidrologi Pendek
Sumber : https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi

B. Siklus Hidrologi Sedang


Siklus yang selanjutnya adalah siklus hidrologi sedang. Siklus hidrologi
sedang merupakan siklus hidrologi yang umum terjadi di Indonesia. Hasil dari
siklus hidrologi sedang ini adalah turunnya hujan di atas daratan. Hal ini karena
proses adveksi akan membawa awan yang terbentuk ke atas daratan. penjelasan
mengenai siklus hidrologi sedang ini adalah sebagai berikut:
− Air laut yang terkena pemanasan sinar matahari akan mengalami
penguapan dan menjadi uap air
− Uap air yang sudah terbentuk mengalami proses adveksi karena adanya
angin dan tekanan udara, sehingga bergerak menuju ke daratan
− Di atmosfer daratan, uap air tersebut akan membentuk awan dan kemudian
akan berubah menjadi hujan
− Air hujan yang jatuh di permukaan Bumi atau daratan akan mengalami run
off, menuju ke sungai dan kembali ke laut.

5
C. Siklus Hidrologi Panjang
Siklus hidrologi panjang merupakan siklus hidrologi yang umum terjadi di
daerah beriklim sub tropis atau di daerah pegunungan. Melalui siklus hidrologi
panjang ini hujan tidak langsung berbentuk air, namun turun dalam bentuk salju
ataupun gletser terlebih dahulu. Penjelasan mengenai siklus hidrologi sedang ini
adalah sebagai berikut:
− Air laut yang terkena pemanasan sinar matahari akan mengalami
penguapan dan menjadi uap air
− Uap air yang telah terbetuk tersebut mengalami proses sublimasi
− Kemudian terbentukla awan yang mengandung kristal- kristal es
− Awan mengalami proses adveksi dan kemudian bergerak ke daratan
− Awan akan mengalami presipitasi dan turun sebagai salju
− Salju akan terakumulasi menjadi gletser
− Gletser tersebut akan mencair karena adanya pengaruh suhu udara dan
membentuk aliran sungai
− Air dari gletser dan mengalir di sungai tersebut kemudian akan kembali ke
laut.

Gambar 3
Siklus Hidrologi Panjang
Sumber : https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi

4. PROFIL TANAH
Tanah merupakan bagian dari alam yang sebagian besar menduduki
daratan planet bumi, yang begitu banyak manfaatnya sebaian kecil manfaat dari
tanah yakni menumbuhkan tanaman dan sebagai tempat mahluk hidup lainnya
dalam melangsungkan kehidupannya. Selain itu, tanah jga memiliki sifat yang

6
mudah terpengaruh oleh iklim, dan juga jasad hidup yang bertindak terhadap
bahan induk dalam jangka waktu tertentu. Secara ilmiah, tanah merupakan hasil
pelapukan bebatuan yang menduduki sebagian besar daratan permukaan bumi
dan memiliki kemampuan guna menumbuhkan tanaman serta menjadi tempat
makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya.
Profil tanah merupakan penampang melintang (vertikal) tanah yang tersusun
atas lapisan tanah (solum) dan lapisan bahan induk. Solum atau lapisan tanah
yakni merupakan bagian dari profil tanah yang terbentuk karena akibat proses
pembentukan pada tanah.

Gambar 4
Profil Tanah
Sumber : https://materibelajar.co.id/pengertian-profil-tanah/

Adapun lapisan – lapisan tanah tersebut akan menjadi beberapa horizon,


diantaranya :
− Horizon O, yakni horizon yang mudah ditemukan pada tanah-tanah yang
menduduki hutan – hutan yang belum terjamah. Horizon O juga adalah
horizon organik yang terbentuk di atas lapisan tanah mineral.
− Horizon A, yakni horizon yang tersusun dari campuran bahan organik dan
bahan mineral. Horizon A juga adalah horizon yang mengalami penyucian.
− Horizon B, yakni horizon yang terbentuk akibat adanya proses penimbunan
dari bahan-bahan yang tercuci dari horizon A.
− Horizon C, yakni horizon yang tersusun dari bahan induk yang telah
mengalami pelapukan dan bersifat tidak subur.
− Horizon D / R, yakni horizon yang terdiri dari batu-batu yang keras dan belum
pernah mengalami pelapukan. Horizon D / R juga disebut dengan batuan
induk atau batuan dasar.

7
Secara ertimologi, lapisan-lapisan pada tanah terbagi menjadi 3, yakni
lapisan tanah atas, lapisan tanah bawah, dan batuan induk tanah. Adapun
penjelasan mengenai ketiga lapisan ini sebagai berikut:

Gambar 5
Lapisan Tanah
Sumber : https://materibelajar.co.id/pengertian-profil-tanah/

A. Lapisan Tanah Atas


Lapisan tanah atas memiliki warna yang relatif gelap dan kehitam-hitaman,
dan memiliki ketebalan sekitar 10 sampai 30 cm. Lapisan tanah atas ini adalah
lapisan tanah tersubur, karena terdapat bunga tanah atau humus. Lapisan tanah
atas (top soil) juga adalah bagian yang optimum untuk kehidupan tumbuh-
tumbuhan. Semua komponen tanah ada pada lapisan ini yaitu diantaranya bahan
organik 5%, mineral 45% dan air sekitar 20 hingga 30%.

B. Lapisan Tanah Bawah


Memiliki warna yang lebih cerah dan lebih padat dibanding tanah lapisan
atas. Lapisan tanah bawah ini memiliki ketebalan 50 hingga 60 cm, yang mana
lebih tebal dibanding lapisan tanah atas, Pada lapisan tanah bawah ini aktivitas
jasad hidup mulai berkurang. Biasanya pada lapisan ini ditumbuhi tanaman-
tanaman yang berumur panjang dan berakar tunggang.

C. Batuan Induk Tanah


Lapisan tanah ini warnanya relatif kemerah-merahan. dan pada lapisan ini
dapat di pecah dan diubah dengan cukup mudah, Akan tetapi sukar ditembus oleh
akar. Jika pada lereng – lereng gunung, lapisan ini akan nampak jelas karena
lapisan atasnya sudah hanyut akibat air hujan. Jika semakin ke dalam lapisan ini

8
berupa batuan pejal yang belum pernah mengalami proses pemecahan/
pelapukan. Sedangkan pada lapisan tanah ini tumbuh-tumbuhan jarang bahkan
sukar bisa hidup.

5. PERTANYAAN DAN TUGAS TAMBAHAN LAPORAN PENDAHULUAN


A. TUGAS TAMBAHAN
a. Rangkuman dari pra modul lahan dan air beserta datanya.
Data hasil pengamatan adalah sebagai berikut.
Tabel 1
Data Hasil Pengamatan Potensi Lahan dan Air
Data Pengamatan
NO Uraian Pengamatan Des
Rata-
1 2 3 krip
rata
si
A Kondisi Cuaca
Lokasi Penelitian UTARA
Jam Mulai Praktikum 09.30 WIB 10.12 WIB 10.05 WIB
Suhu Udara Luar (◦C) 30◦C 31◦C 30◦C 30,5◦C
Kelembaban Udara 43% 36% 37% 38,7%
(%)
Angin (sepoi, sedang, sepoi sepoi sepoi sepoi
kencang)
Langit (cerah, cerah cerah cerah cerah
berawan, mendung,
hujan)
B Kondisi Lingkungan Lubang
Suhu Dalam Lubang 24◦C 24◦C 24◦C 24◦C
Tanah (◦C)
Suhu Diluar Lubang 27◦C 26◦C 24◦C 25,7◦C

Tanah ( C)
Kerapatan Tanaman ± 75% ± 75% ± 75% ± 75%
(0%, 25%, 75%,
100%)
Dalamnya Lubang 12 cm 14 cm 13 cm 13 cm
(cm)
Diameter Lubang 2,5 cm 2,5 cm 2,5 cm 2,5 cm
(cm)
pH Tanah 7 7 6,9 6,97
Kelembaban Tanah 0 0 10 3,3
(%)
Tekstur (halus, halus- halus- halus- kasar halus-
kasar, kasar) kasar kasar kasar
Identifikasi Tanah Campuran Campuran Campuran Campuran
(pasir, lempung,
campuran)
Sample Air (ml) 50 ml 35 ml 50 ml 45 ml
Kecepatan Meresap 20 menit 9 17 menit 20,83 12 menit
Air (detik, menit, jam) detik 31 detik detik 15 detik
Sumber : Hasil Pengamatan Kelompok, 2019

9
Kegiatan pengamatan dilakukan oleh kelompok kami pada hari Rabu, 23
Oktober 2019, pukul 09.30 sampai dengan 10.30 WIB dengan lokasi pengamatan
terletak pada RTH di Sekretariat Mapenta kawasan Utara Universitas Islam
Bandung. Prosedur kerja pada praktikum kali ini yaitu mengukur daya resap tanah
terhadap air. Langkah yang dilakukan meliputi pengukuran suhu udara saat
kegiatan berlangsung. Siang itu cuaca cukup panas dengan suhu antara 30°c
sampai 31°C dengan tingkat kelembapan 36% sampai 43%. Selanjutnya kami
melakukan penggalian tanah di titik- titik yang dapat mewakili semua area RTH
dengan kedalaman antara 12 cm sampai 14 cm. Setelah di ketahui terlebih dahulu
panjang RTH 5,21 m dan lebar RTH 3,80 m. Serta tingkat kerapatan vegetasi pada
3 lubang mencapai 75%.
Kami juga mengamati jenis tanah yang pada lokasi pengamatan, yaitu pada
lubang pertama dan kedua tanah bertekstur halus-kasar sedangkan lubang ketiga
tanah bertekstur kasar. Lubang yang sudah siap, diukur suhu di dalam tanah pada
ketiga lubang suhunya sama yaitu 24°C. Serta Suhu permukaan tanah lubang
pertama 27°C, lubang kedua 26°C, dan lubang ketiga 24°C. Kami pun mengukur
tingkat kelembapan serta pH tanah yang sudah di gali, diketahui lubang pertama
dan kedua memiliki kelembapan 0 dan pH 7, lubang ketiga memiliki kelembapan
10 dan pH 6,9. Selanjutnya kami menancapkan tabung berisi 50 ml air pada
lubang ke pertama dan terakhir, untuk memburu waktu lubang kedua hanya 35 ml,
sembari menghitung waktu sampai air meresap seluruhnya kedalam tanah.
Dibutuhakan waktu 20 menit 9,9 detik lubang pertama untuk meresap air,
sedangkan lubang kedua membutuhkan waktu 17 menit 31,2 detik, dan pada
lubang ke tiga membutuhkan waktu 20,8 detik saja untuk meresap air. Setelah
seluruh air meresap kami ukur kembali suhu tanah dan kelembapannya. Tak lupa
mengambil sempel tanah untuk mengetahui PH menggunakan kertas lakmus. Hal
tersebut dilakukan pada ke tiga lubang.
Setelah kegiatan tersebut kami mendapatkan hasil sebagai berikut:
1. Kelembapan udara semakin siang semakin menurun.
2. Pada tanah yang memiliki tekstur halus kasar vegetasi nya renggang,
sedangkan pada tanah yang bertekstur kasar vegetasinya rapat.
3. Pada tanah yang teridentifikasi pasir air sangat mudah meresap, sedangkan
pada tanah yang teridentifikasi campuran maka air semakin lama meresap.

10
4. Tingkat keasaman dapat terlihat dari pengujian pH menggunakan kertas
lakmus dan tingkat kelembapan berbanding dengan suhunya yang semakin
menurun.

b. Teori tentang mempertahankan ketersediaan air tanah di perkotaan.


Berikut adalah beberapa cara mempertahankan ketersediaan air tanah di
perkotaan.
1. Melindungi Lingkungan Sumber Air Tanah
Cara melestarikan air tanah yang pertama yakni melindungi lingkungan
sumber air tanah. Perlindungan tersebut dimaksudkan agar air tanah
terhindar dari berbagai faktor pencemaran air seperti sampah dan zat kimia
berbahaya. Dengan melindungi sumber air tanah dari pencemaran, maka air
tanah dapat terjaga kelestariannya.
2. Melakukan Konservasi Air Tanah
Konservasi air tanah dapat dilakukan dengan membuat sumur resapan.
Sumur resapan ini berfungsi sebagai resapan air hujan yang jatuh ke
permukaan bumi. Dengan adanya sumur resapan, air hujan akan terserap
dengan cepat ke dalam tanah dan tidak menimbulkan genangan di
permukaan. Selain itu, manfaat sumur resapan yakni dapat dijadikan
sebagai cadangan air saat musim kemarau.
3. Menggunakan Air Tanah Secara Bijak
Setiap orang harus bijak dalam menggunakan air. Kita tidak bisa
mengeksplorasi air tanah secara berlebihan karena dapat mengancam
kelestarian air. Kita bisa melakukan penghematan air di mulai dari rumah
sendiri. Beberapa contoh kegiatan menghemat air yaitu menutup keran
secara rapat setelah digunakan untuk menyiram bunga atau mencuci piring,
tidak membuka keran secara longgar ketika mengalirkan air tanpa
menampungnya dan tidak boros air ketika mandi atau mencuci pakaian.
Dengan menghemat penggunaan air di rumah, maka kelestarian air tanah
bisa tetap terjaga dan kita terhindar dari bencana kekeringan saat musim
kemarau.
4. Mengurangi Penggunaan Zat Kimiawi
Bahan kimia yang terlarut di dalam air bisa terserap ke dalam tanah dan
akhirnya mencemari sumber air tanah. Air tanah yang ada tidak dapat
digunakan karena tercemar oleh zat kimia. Jika sumber air tercemar maka

11
yang akan mengalami kerugian adalah manusia itu sendiri. Manusia bisa
saja kekurangan sumber air bersih. Tidak hanya manusia, hewan ternak juga
akan kekurangan air, tanaman di lahan pertanian juga akan mengalami
kekeringan. Jika sudah demikian, lagi- lagi manusia yang mengalami
kerugian.
5. Melakukan edukasi pada masyarakat
Berbagai permasalahan tentang air seperti kekurangan air bersih dan
pencemaran air disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
ketidakpahaman masyarakat tentang cara melestarikan air. Oleh karena itu,
masyarakat perlu mendapatkan edukasi tentang pentingnya menjaga
kelestarian air.
6. Melindungi dan melestarikan hutan
Seperti yang telah kita pahami, bahwa hutan memiliki peran penting dalam
ketersediaan air tanah. Akar- akar pohon di hutan dapat membantu
menyerap air hujan yang jatuh di tanah. Air tersebut disimpan dan dapat
dijadikan cadangan air ketika musim kemarau. Apabila hutan gundul, maka
kita sendiri yang akan kesulitan memperoleh air bersih.

B. PERTANYAAN LAPORAN PENDAHULUAN


1. Faktor apa saja yang mempengaruhi kelangsungan air tanah dan apa yang
akan terjadi bilamana salah satu faktor tersebut terganggu? Jelaskan!
Jawaban :
− Kedalaman solum atau lapisan tanah; Semakin dalam lapisan tanah akan
samakin banyak juga ketersediaan air yang dikandungnya.
− Kadar bahan organik tanah; Kaitannya adalah terhadap pori-pori yang ada
pada lapisan tanah itu. Semakin tinggi kadar bahan organik tanah akan
berpengaruh juga terhadap jumlah pori yang dimiliki. Jumlah pori yang
dimiliki ini semakin banyak akan memperluas sebaran air yang ada di tanah
itu sehingga akan semakin banyak ketersediaan air tanahnya.
− Iklim dan Vegetasi; Perubahan suhu dan iklim akan berdampak pada
penggunaan air tanah yang kemudian akan memiliki kandungan banyak atau
sedikitnya ketersediaan air tanah. Cuaca yang sesuai juga akan
menumbuhkan vegetasi yang berdampak pada kandungan air dari lapisan
tanah itu.

12
− Senyawa kimia; Air dapat dihidrolisis dan ditarik dengan gaya osmotic
dengan zat garam-garaman dan juga campuran dari senyawa pupuk.
Akibatnya adalah koefisien laju air akan meningkat sehingga kandungan air
akan semakin banyak.
Apabila salah satu faktor diatas terganggu, maka kelangsungan air tanah
akan terganggu juga. Misalnya solum, jika kedalaman lapisan tanah berkurang,
maka ketersediaan air yang di kandung akan semakin berkurang juga. Contoh lain
yaitu iklim, semakin panas suhu dan sedikitnya potensi hujan turun, maka
ketersediaan air tanah akan berkurang dan lama-kelamaan mengering.

2. Apa yang dimaksud dengan run in dan run off?


Jawaban :
− Run in adalah peristiwa masuknya air hujan ataupun air permukaan ke dalam
tanah (bawah permukaan) melalui celah ataupun ruang pori tanah dan
batuan. Tingkat run in dipengaruhi oleh permeabilitas, tutupan vegetasi,
volume air, intensitas curah hujan, tingkat pra-saturasi, topografi tanah, serta
tingkat evapotranspirasi.
− Run off adalah bagian dari curah hujan yang mengalir di atas perkaan tanah
yang menuju ke sungai, danau dan lautan. Sebagian dari air tidak sempat
meresap ke dalam tanah dan oleh karena itu mengalir menuju kedaerah
yang lebih rendah. Ada pula air yang telah masuk kedalam tanah kemudian
keluar lagi karena tanah telah jenuh terhadap air dan mengalir ke tempat
yang lebih rendah.

3. Apa yang dimaksud dengan tanah gambut?


Jawaban :
Tanah gambut merupakan tanah yang terbentuk dari penumpukan sisa dari
tumbuhan yang setengah membusuk atau mengalami dekomposisi yang tidak
sempurna. Tanah gambut memiliki kandungan bahan organik yang tinggi karena
bahan bakunya tersebut adalah sisa- sisa dari tumbuhan, seperti lumut dan
pepohonan serta sisa- sisa dari binatang yang telah mati.

13
DAFTAR PUSTAKA

Citra. 2016. Mempertahankan Ketersediaan Air Tanah.


https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/cara-melestarikan-ketersediaan-
air. Diunduh pada tanggal 2 Desember 2019, pukul 21.46 WIB.
Desy, Fatma. 2016. Siklus Hidrologi : Pengertian, Tahapan, dan Macamnya.
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi. Diunduh pada tanggal 2
Desember 2019, pukul 19. 36 WIB.
Ilham, Mughnifar. 2019. Pengertian Profil Tanah Dan Susunan Lapisan Profil
Tanah. https://materibelajar.co.id/pengertian-profil-tanah/. Diunduh pada
tanggal 2 Desember 2019, pukul 20.55 WIB.

14

Anda mungkin juga menyukai