Anda di halaman 1dari 61

BUKU PEGANGAN KULIAH

STUDI KELAYAKAN BISNIS

OLEH :

RETNONINGRUM, SE, M.Sc.

Jurusan :
Manajemen Perusahaan DIII Smt 5
(Dipakai untuk kalangan sendiri)

POLITEKNIK PRATAMA MULIA SURAKARTA


2020
Jln. Haryo Panular No. 18 A Solo, Telp. (0271) 712637
e-mail : Poltek@Politama.ac.id, website : http//www.politama.ac.id

BPK SKB POLITAMA 1


DAFTAR ISI

BAB Materi Pertemuan Hal


- Halaman Judul - 1
- Daftar Isi 2
Kontrak Kuliah dan Lingkup SKB 1
1 Pendahuluan 2 1-8
2 Aspek Hukum 3 8-14
3 Aspek Pasar dan Pemasaran 4 14-22
4 Aspek Keuangan 5 22-30
5 Aspek Teknik/Operasi 6 30-39
6 Aspek Manajemen dan Organisasi 7 39-43
7 Aspek Ekonomi dan Sosial 8 43 – 47
UTS 9
8 Aspek Lingkungan 10 48-54
9 Aspek Teknologi Informasi 11 54-58
Presentasi Kelompok 1 – 2 (proposal SKB) 12
Presentasi Kelompok 3 – 4 (proposal SKB) 13
Presentasi Kelompok 5 – 6 (proposal SKB) 14
Presentasi Kelompok 7 (proposal SKB) 15
Presentasi Kelompok 8 (proposal SKB) 16
17
UAS 18

Surakarta, 19 Oktober 2020


Kaprogdi Manajemen Perusahaan Dosen Pengampu

Retnonigrum, SE, M.Sc. Retnoningrum, SE, M.Sc

BPK SKB POLITAMA 2


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 PENGERTIAN BISNIS

Kata bisnis berasal dari bahasa inggris “busy” yang artinya sibuk sedangkan business
artinya kesibukan. Sedangkan dalam arti luas sebagai keseluruhan kegiatan yang
direncanakan dan dijalankan oleh perorangan atau kelompok secara teratur dengan cara
menciptakan memasarkan barang maupun jasa baik dengan tujuan mencari keuntungan
maupun tidak bertujuan mencari keuntungan

Tujuan bisnis dapat dikelompokan :


a. Bisnis yang berorientasi keuntungan (profit oriented)
Bisnis yang didirikan semata – semata bertujuan memperoleh keuntungan untuk
meningkatkan kesejahteraan pemilik dan karyawan serta untuk mengembangkan usaha
lebih lanjut contohnya : perusahaan rokok,perusaan pembuatan sepatu dan sejenisnya

b. Bisnis yang tidak berorientasi keuntungan (non – profit oriented)


Bisnis yang tujuannya untuk kepentingan sosial contohnya : yayasan sosial yatim piatu
dll.

Berdasarkan jenis kegiatannya secara umum bisnis dapat dibedakan menjadi empat
macam
1. Bisnis ekstratif adalah bisnis yang bergerak dalam penggalian barang-barang
tambang
2. Bisnis agraris adalah bisnis bergerak dalam bidang pertanian ,termasuk
didalamanya perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan
3. Bisnis industri adalah bisnis yang bergerak dalam bidang pengolahan (manufaktur)
4. Bisnis jasa adalah bisnis yang bergerak dalam penyediaan produk yang tidak
berwujud

1.2 PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN BISNIS


Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian yang bertujuan untuk memutuskan apakah
sebuah ide bisnis layak untuk dilaksanakan atau tidak. Sebuah ide bisnis dinyatakan layak
untuk dilaksanakan jika ide tersebut dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi
semua pihak dibandingakan dampak negatif yang ditumbulkan.
Sedangkan menurut subagyo (2005) studi kelayakan bisnis merupakan penelitian yang
mendalam terhadap suatu ide bisnis tentang layak atau tidaknya ide tersebut di laksanakan .

Pengertian studi kelayakan bisnis sering kali membingungkan,hal ini karena baik studi
kelayakan bisnis maupun rencana bisnis menganalis beberapa aspek yang sama yaitu aspek
hukum, lingkungan, pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, manajemen dan sumber
daya manusia, maupun aspek keuangan. Keduanya pun mempunyai fungsi membantu
pengambilan keputusan bisnis

Rencana bisnis atau business plan adalah dokumen tertulis yang mendiskripsikan masa
depan bisnis yang akan dimulai yang meliputi apa, bagaimana, siapa, kapan, dan mengapa
sebuah bisnis dijalankan. Business plan pada umumnya terdiri :
1. Tujuan bisnis
2. Stretegi yang digunakan untuk mencapainya
3. Masalah pontesial yang kira-kira akan dihadapi dan cara mengatasinya
4. Struktur organisasi (termasuk jabatan dan tanggung jawab)
5. Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan
6. Modal yang diperlukan untuk membiayai perusahaan dan bagaimana
mempertahankannya sampai mencapai Break Even Point (BEP)

BPK SKB POLITAMA 3


Table 1.1 perbedaan antara studi kelayakan bisnis dengan rencana bisnis
No
Faktor pembeda Studi kelayakan bisnis Rencana bisnis
.
Jenis data yang Menggunakan data empiris
1 Menggunakan data estimasi
digunakan perusahaan
Sumber data yang
2 Data eksternal Data internal
digunakan
Pihak internal yang
Pihak eksternal, dengan tujuan
3 Penyusunan mengetahui kondisi
agar lebih independent
perusahaan
Menilai kelayakan sebuah ide Membuat rencana bisnis
4 Tujuan
bisnis yang akan datang
Memerlukan waktu yang
Memakan waktu relative lama,
relative pendek, karena data
5 Waktu karena harus menggali data
hanya bersumber dari intern
dari berbagai sumber
perusahaan
Memerlukan biaya yang Memerlukan biaya yang
6 Biaya
relative besar tidak terlalu besar.

Keterkaitan antara studi kelayakan bisnis dengan rencana bisnis dapat diilustrasikan dengan
gambar 1.1

Ide
bisnis

Studi
kelayakan
bisnis

Rencana
bisnis

Pelaksanaan
bisnis

Gambar 1.1 keterkaitan antara studi kelayakan bisnis dengan rencana bisnis

Setiap bisnis memerlukan adanya studi kelayakan pada saat memulai usahanya meskipun dengan
intensitas yang berbeda-beda. Intensitas pada penyusunan studi kelayakan bisnis tergantung pada
beberapa hal berikut.
a. Besar kecilnya dampak yang dapat ditimbulkan
Semakin besar dampak yang ditimbulkan dari ide bisnis yang akan dijalankan. Samakin
tinggi kecermatan yang diperlukan dalam menyusun studi kelayakan bisnis. Sebaliknya,
semakin kecil dampak yang dapat ditimbulkan dari ide bisnis yang akan dijalankan,
semakin rendah tuntutan akan kecermatan dalam menyusun studi kelayakan bisnis.

BPK SKB POLITAMA 4


b. Besar kecilnya tingkat kepastian bisnis
Semakin besar tingkat ketidakpastian suatu bisnis, semakin tinggi intensitas dalam
menyusun studi kelayak bisnis. Sebaliknya, semakin kecil tingkat ketidakpastian bisnis
semakin rendah intensitas dalam menyuun studi kelayakan bisnis.
c. Banyak sedikitnya investasi yang diperlukan untuk melaksanakan suatu bisnis.
Semakin besar nilai investasi yang ditanamkan pada suatu bisnis, semakin tinggi
kecermatan yang diperlukan dalam menyusun studi kelayak bisnis. Sebaliknya’ semakin
kecil investasi yang ditanamkan, semakin sederhana studi kelayakan yang dilakukan.

Studi kelayakan bisnis tidak hanya diperlukan oleh pemrakarsa bisnis atau pelaku bisnis tetapi
juga diperlukan oleh beberapa pihak lain. Berikut pihak-pihak yang membutuhkan studi
kelayakan dengan berbagai kepentingan.
a. Pelaku bisnis/manajemen perusahaan
Pihak pelaku bisnis/manajemen perusahaan memerlukan studi kelayakan sebagai dasar
dalam mengambil keputusan untuk melanjutkan ide bisnis atau tidak. Jika berdasarkan
hasil studi kelayakan suatu ide bisnis dinyatakan layak dilaksanakan maka pelaku
bisnis/manajemen akan mejalankan ide bisnis tersebut untuk mengembangkan usahanya.
b. Investor
Pihak investor memerlukan studi kelayakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan
apakah akan ikut menamankan modal pada suatu bisnis atau tidak. Jika berdasarkan hasil
studi klayakan suatu ide bisnis dinyatakan layak dilaksanakan maka investor akan
menanamkan modalnya dengan harapan memperoleh keuntungan dari investasi yang
akan ditanamkan, demikian pula sebaliknya.
c. Kreditor
Pihak kreditor memerlukan studi kelayakan sebagai salah satu dasar dalam megambil
keputusan, apakah akan memberikan kredit pada suatu bisnis yang disusulkan atau tidak.
Jika berdasarkan hasil studi kelayakan suatu ide bisnis dinyatakan layak dilaksanakan
maka kreditor akan memberikan kredit dengan harapan akan memperoleh keuntungan
berupa bunga, demikian pula sebaliknya.
d. Pemerintah
Pihak pemerintah memerlukan studi kelayakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan
apakah memberikan izin terhadap suatu bisnis atau tidak. Jika berdasarkan hasil studi
kelayakan suatu ide bisnis dinyatakan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
memberikan kesempatan kerja, mengoptimalkan sumber daya yang ada, dan dapat
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) maka pemerintah akan memberikan izin.
Sebaliknya jika suatu bisnis memiliki dampak negative yang lebih besar dibandingkan
manfaatnya maka pemerintah tidak akan memberikan izin atas ide bisnis yang diajukan.
e. Masyarakat
Masyarakat memerlukan studi kelayakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan,
apakah mendukung suatu bisnis atau tidak. Jika berdasarkan hasil studi kelayakan suatu
ide bisnis dinyatakan akan memberikan dampak positif yang lebih besar terhadap
masyarakat dibandingkan dampak negatifnya maka masyarakat kan mendukung ide
bisnis tersebut. Namun jika studi kelayakan menyatakan bahwa suatu ide bisnis akan
memberikan dampak negative yang lebih besar terhadap masyarakat dibandingkan
dengan dampak positifnya maka masyarakat akan menolak ide bisnis tersebut.

1.3 LANGKAH – LANGKAH STUDI KELAYAKAN BISNIS


Studi kelayakan bisnis merupakan metode ilmiah. Salah satu syarat metode ilmiah adalah
sistematis. Penyusunan studi kelayakan bisnis sebagai salah satu metode ilmiah pada
umumnya meliputi beberapa langkah kegiatan, yang secara umum dapat dilihat pada
gambar 1.2

BPK SKB POLITAMA 5


melakukan membuat
penemuan ide
studi desain studi
bisnis
pendahuluan kelayakan

menarik analisis dan


pengumpulan
kesimpulan dan interpretasi
data
rekomendasi data

penyusunan
laporan studi
kelayakan bisnis

Gambar 1.2 langkah – langkah studi kelayakan bisnis

Keterangan :
a. Penemuan ide bisnis
Tahap penemuan ide merupakan tahap seseorang menemukan sebuah ide bisnis. Ide
bisnis muncul karena peluang bisnis yang dipandang mamiliki prospek yang baik
terlihat.penemuan ide bisnis ini dapat bersumber dari bacaan, hasil pengamatan,
informasi dari orang lain, media masa, maupun berdasarkan pengalaman.
b. Melakukan studi pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh gambaran umum peluang bisnis dari ide
bisnis yang akan dijalankan, termasuk di dalamnya prospek dan kendala yang dapat
muncul dari bisni yang akan dilakukan. Jika berdasarkan studi pendahuluan suatu ide
bisnis yang akan dijlankan memiliki kendala yang besar dan kurang prospek maka
penyusunan studi kelayakan yang lebih mendalam tidak perlu dilakukan. Sebaliknya, jika
berdasarkan studi pendahuluan sebuah ide bisnis memiliki prospek yang baik dan pelaku
bisnis memilikikayakinan untuk mengatai kendala yang mungkin muncul maka proses
dilanjutkan dengan tahap berikutnya.
c. Membuat desain studi kelayakan.
Setelah gamaran umum tentang peluang bisnis dari ide yang akan dijalankan diperoleh,
langkah selanjutnya adalah membuat desain studi kelayakan yang meliputi penentuan
aspek-aspek yang akan diteliti, responden, teknik pengumpulan data, penyusunan
kuesioner, alat analisis data, penyusunan anggaran untuk melakukan studi kelayakan
sampai dengan penentuan desain laporan akhir
d. Pengumpulan data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara,
maupun kuesioner, sedangkan sumber data dapat berupa data primer maupun data
sekunder. Pengumpulan data seringkali merupakan pekerjaan yang paling memerlukan
waktu dan biaya yang besar untuk penyusunan studi kelayakan bisnis sehingga proses
pengumpulan data harus didesain sebaik mungkin.
e. Analisis dan interpretasi data
Analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif maupun kuantitatif.
Analisi kualitatif dilakukan jika data yang dikumpulkan berupa data kualitatif
(judgement). Sedangka analisis kuantitatif dilakukan jika data yang dikumpulkan berupa
data kuantitatif.
f. Menarik kesimpulan dan rekomendasi
Kesimpulan didasarkan pada hasil analisis data untuk memutuskan suatu ide bisnis layak
atau tidak layak berdasarkan setiap aspek yang diteliti. Sedangkan rekomendasi
memberikan arahan petunjuk tentang tindak lanjut ide bisnis yang akan dijalankan serta
memberikan catatan-catatan jika ide bisnis tersebut akan dilaksanakan.

BPK SKB POLITAMA 6


g. Penyusunan laporan studi kelayakan bisnis
Format maupun desain laporan akhir harus disesuaikan dengan pihak-pihak yang akan
menggunakan studi kelayakan bisnis. Selain itu, besarnya anggaran untuk menyusun
studi kelayakan bisnis juga harus dipertimbangkan.

Kegiatan penyusunan studi kelayakan bisnis tidak hanya dilakukan pada saat ada ide untuk
merintis bisnis yang benar-benar baru, tetapi studi kelayakan bisnis juga diperlukan ketika
pelaku bisnis akan melakukan hal-hal berikut.
a. Merintis usaha baru
Ketika seorang pelaku bisnis akan merintis usaha baru, studi kelayakan bisnis dilakukan
untuk mengetahui apakah usaha yang akan dirintis layak atau tidak untuk dijalankan.
b. Mengembangkan usaha yang sudah ada
Ketika seorang pelaku bisnis akan mengembangkan usaha, studi kelayakan bisnis
dilakukan untuk mengetahui apakah ide pegembangan bisnis layak atau tidak untuk
dijalankan.
c. Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungkan
Seringkali investor dan pelaku bisnis dihdapkan pada masalah untuk menentukan pilihan
jenis bisnis atau investasi/proyek karena terbatas biaya atau investasi. Agar pilihan
investasi dapat optimal maka diperlukan adanya studi kelayakan bisnis untuk menentukan
pilihan dari berbagai alternatif investasi yang ada.

1.4 ASPEK – ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS


Untuk memperoleh kesimpulan yang kuat tentang dijalankan atau tidaknya sebuah ide bisnis,
studi kelayakan bisnis yang mendalam perlu dilakukan pada beberapa aspek kelayakan bisnis
yaitu:
a. Aspek hukum
Aspek hukum menganalisa kemampuan pelaku bisnis dalam memenuhi ketentuan hukum
dan perizinan yang diperlukan untuk mejalankan bisnis diwilayah tertentu.
b. Aspek pasar dan pemasaran
Aspek pasar menganalisis potensi pasar, intensitas persaingan, market share yang dapat
dicapai, serta menganalisi strategi pemasaran yang dapat digunakan untuk mencapai
market share yang diharapkan.
c. Aspek keuangan
Aspek keuangan menganalisis besarnya biaya investasi dan modal kerja serta tingkat
pengembalian investasi dari bisnis yang akan dijalankan.
d. Aspek Teknik/Operasi
Aspek Teknik/Operasi menganalisis penilaian dalam penentuan lokasi usaha , luas
produksi, tata letak (layout), EOQ, ROP.
e. Aspek manajemen dan organisasi
Aspek manajemen dan sumber daya manusia menganalisis tahap-tahap pelaksanaan
bisnis dan kesiapan tenaga kerja, baik tenaga keja kasar maupun tenaga kerja terampil
yang diperlukan untuk menjalankan bisnis.
f. Aspek Ekonomi dan Sosial
Aspek Ekonomi dan Sosial menganalisis dampak yang timbul dengan adanya investasi,
dampak ekonomi, dampak social dalam meningkatkan pendapatan nasional
g. Aspek dampak lingkungan Hidup (Amdal)
Aspek lingkungan menganalisa kesesuaian lingkungan sekitar (baik lingkungan
operasional, lingkungan dekat, dan lingkungan jauh) dengan ide bisnis yang akan
dijalankan. Dalam aspek ini dampak bisnis bagi lingkungan juga dianalisis.
h. Aspek teknis dan teknologi
Aspek teknis menganalisis kesiapan teknis dan ketersedian teknologi yang dibutuhkan
untuk menjalankan bisnis.

Analisis aspek-aspek dalam studi kelayakan bisnis memiliki keterkaitan antara aspek yang satu
dengan aspek yang lain. Oleh karena itu, kesalahan atau ketidakcermatan pada satu aspek akan
berpengaruh terhadap hasil analisis studi kelayakan secara keseluruhan.

BPK SKB POLITAMA 7


Gambar 1.3 keterkaitan Antar aspek dalam studi kelayakan bisnis

Berdasarkan gambar tersebut aspek pasar dan pemasaran memiliki keterkaitan dengan nilai
proyeksi penjualan, sedangkan aspek hukum, lingkungan, teknis dan teknologis, dan aspek
manajemen dan sumber daya manusia memiliki keterkaitan dengan proyeksi biaya pada laporan
laba rugi perusahaan. Proyeksi penjualan dikurangi dengan proyeksi biaya akan menghasilkan
proyeksi laba/rugi. Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat bersumber dari utang dan modal
sendiri sehingga besarnya biaya akan berpengaruh pada sisi pasiva dalam proyeksi neraca
perusahaan. Proyeksi penjualan akan berkaitan dengan proyeksi kas masuk, sedangkan proyeksi
biaya akan berkaitan dengan proyeksi kas keluar. Proyek aliran kas masuk dikurangi dengan
proyek aliran kas keluar akan menghasilkan proyeksi aliran kas bersih. Aliran kas bersih inilah
yang digunakan untuk melakukan analisis kelayakan pada aspek keuangan.

1.5 BIDANG ILMU YANG TERKAIT DENGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS


Keahlian di berbagai disiplin ilmu diperlukan untuk dapat melakukan studi kelayakan bisnis.
Oleh karena itu, penyelesaian studi kelayakan bisnis yang kompleks seringkali melibatnya
banyak ahli dari berbagai latar belakang ilmu yang berbeda untuk memperoleh kesimpulan yang
lebih akurat. Beberapa bidang ilmu yang memiliki keterkaitan dengan penyusunan studi
kelayakan bisnis adalah sebagai berikut.

Aspek Hukum
hukum bisnis

Aspek Sosiologi &


lingkungan
Lingkungan

Aspek Manajemen Ilmu Penunjang :


Pasar & Pemasaran Pemasaran
 Metodologi
Penelitian
Aspek
Manaj. SDM &  Statistika
Operational Research
BPK SKB
Manajemen POLITAMA
& SDM  Komputer 8

Aspek Manaj. Operasional &


Gambar 1.4 Keterkaitan Studi Kelayakan Bisnis dengan beberapa bidang ilmu
Keterangan :
a. Hukum Bisnis
Pengetahuan tentang hukum bisnis memiliki peranan yang sangat penting untuk
melakukan analisis kelayakan aspek bisnis. Hukum Bisnis membahas ketentuan –
ketentuan hukum dalam menjalankan bisnis, termasuk di dalamnya kontrak perjanjian
yang berkaitan dengan bisnis.
b. Sosiologi dan Lingkungan
Pengetahuan tentang sosiologi memiliki peranan yang sangat penting untuk melakukan
analisis kelayakan aspek sosial. Sosiologi mempelajari perilaku seseorang dalam
kehidupan bermasyarakat, sedangkan ilmu lingkungan penting perananya untuk
melakukan analisis kelayakan dampak bisnis terhadap lingkungan fisik.
c. Manajemen Pemasaran
Pengetahuan tentang manajemen pemasaran diperlukan untuk melakukan analisis pada
aspek pemasaran. Manajemen pemasaran membahas perhitungan potensi pasar,
penentuan harga, pemilihan saluran distribusi, pemilihan sarana promosi, penentuan
produk, dan analisis persaingan.
d. Manajemen operasional dan operational research
Pengetahuan tentang manajemen operasional dan operational research memiliki peranan
yang sangat penting untuk melakukan analisis kelayakan aspek teknis. Manajemen
operasional dan operational research membahas jalur kritis penyelesaian proyek,
penentuan layout, pemilihan lokasi, pengaturan persediaan, dan penentuan pola prouksi.
e. Manajemen sumber daya manusia
Pengetahuan manajemen sumber daya manusia diperlukan untuk melakukan analisis
kondisi sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia membahas perencanaan
tenaga kerja, rekrutmen, seleksi, pengembangan, dan pemberhentian karyawan.
f. Manajemen keuangan dan akuntansi
Pengetahuan tentang manajemen keuangan dan akuntansi diperlukan untuk melakukan
analisis pada aspek keuangan. Manajemen keuangan membahas bagaimana mendapatkan
sumber dana yang murah dan menggunakannya secara efisien, sedangkan akuntansi
membahas tentang pelaporan keuangan perusahaan.
g. Metodologi penelitian, statistika, dan komputer
Pengetahuan tentang metodologi penelitian, statistika, dan komputer diperlukan untuk
menunjang proses penelitian pada semua aspek studi kelayakan bisnis. Pengetahuan
tentang metodologi penelitian memberikan pemahaman untuk melakukan proses
penelititan secara baik dan benar. Pengetahuan statistika memiliki peranan dalam
melakukan analisis data, sedangkan pengetahuan komputer sangat penting dalam
membantu analisis data dan penyusunan laporan.

1.6 ETIKA PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN BISNIS


Studi kelayakan bisnis pada umumnya melibatkan pihak penyusun studi kelayakan bisnis dengan
pihak sponsor. Agar kedua belah pihak tidak ada yang merasa dirugikan maka etika dalam
penyusunan studi kelayakan bisnis diperlukan. Etika merupakan norma atau standar perilaku
yang digunakan sebagai petunjuk bagi perilaku pihak – pihak yang terlibat dalam proses
penyusunan studi kelayakan bisnis dan hubungan dengan orang lain. Tujuannya adalah agar

BPK SKB POLITAMA 9


tidak ada pihak – pihak yang merasa dirugikan sehubungan dengan kegiatan penyusunan studi
kelayakan bisnis yang dilakukan.
a. Etika penyusun studi kelayakan terhadap sponsor
 Jika sponsor meminta agar pihaknya dirahasiakan, bahwa mereka telah mensponsori
sebuah studi kelayakan bisnis, maka penyusun studi kelayakan bisnis harus menjaga
kerahasiaanya. Hal ini dimaksudkan agar hasil studi kelayakan bisnis benar – benar
dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya tanpa adanya tendensi tertentu
dari para responden. Kadang – kadang sponsor meminta bantuan penyusunan studi
kelayakan bisnis independen dengan tujuannya agar kerahasiaannya dapat terjamin
sehingga hasilnya tidak bias.
 Jika sponsor menghendaki hasil studi kelayakan bisnis hanya untuk kepentingan
sponsor maka penyusun studi kelayakan bisnis harus menjaga kerahasiaannya atau
tidak memberikan data atau hasil studi kelayakan kepada pihak lain tanpa seizin
sponsor.
 Penyusun studi kelayakan bisnis harus dapat memberikan hasil studi kelayakan yang
berkualitas sesuai dengan besarnya biaya yang diberikan oleh sponsor. Sponsor
bersedia membiayai suatu studi kelayakan bisnis tentunya dengan harapan
mendapatkan hasil studi kelayakan yang baik sehingga dapat digunakan untuk
mengembangkan bisnis. Jangan memanipulasi hasil studi kelayakan bisnis dengan
tujuan menyenangkan sponsor.
 Penyusun studi kelayakan bisnis harus dapat menyelesaikan penyusunan studi
kelayakan bisnis sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan. Biasanya
kesepakatan penyusunan studi kelayakan bisnis berisi biaya studi kelayakan bisnis,
waktu penyelesaian studi kelayakan bisnis, jumlah eksemplar laporan studi kelayaan
bisnis, dan kesepakatan lain.

b. Etika sponsor terhadap penyusun studi kelayakan bisnis


 Sponsor harus membayar biaya studi kelayakan bisnis sesuai dengan kesepakatan,
baik jumlah maupun waktu pembayarannya.
 Sponsor tidak boleh memaksakan hasil kelayakan bisnis kepada penyusun studi
kelayakan bisnis sesuai dengan kepentingan sponsor.

BAB 2
ASPEK HUKUM

2.1 Pengertian aspek hukum


Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usulan proyek yang akan dibangun dan dioperasikan,
ini berarti bahwa setiap proyek yang akan didirikan dan dibangun di wilayah tertentu haruslah
memenuhi hukum dan tata peraturan yang berlaku di wilayah tersebut. Bagi penilaian studi
kelayakan bisnis,dokumen yang perlu diteliti keabsahan,kesempurnaan dan keasliannya meliputi
badan hukum,izin-izin yang dimiliki,sertifikat tanah atau dokumen lainnya yang mendukung
kegiatan usaha tersebut. Kegagalan dalam penelitian aspek ini akan berakibat tidak sempurnanya
hasil penelitian,dengan kata lain apabila ada dokumen yang tidak sah atau tidak sempurna pasti
akan menimbulkan masalah dikemudian hari.

Oleh karna itu,hendaknya dalam melakukan analisis aspek hukum ini dilakukan secara teliti dan
cermat dengan mencari sumber-sumber informasi yang jelas sampai ketangan yang memang
berkompeten untuk mengeluarkan surat-surat yang hendak kita teliti,demikian juga bagi mereka
yang hendak menyiapkan suatu proyek atau usaha mak perlu dilakukan berbagai persiapan yang
berkaitan dengan dengan aspek hukum ini.
Berikut ini disajikan jenis data, sumber data dan cara memperoleh data dan cara menganalisis
data yang terkait dengan aspek hukum.

1. Jenis data dan sumber data


Jenis data yang diperlukan secara umum yaitu data kuantitatif yang mencakup tentang bentuk
badan usaha, ijin usaha dan ijin lokasi pendirian proyek atau bisnis.
Semua ini dapat diperoleh dari sumber ekstern seperti notaries, pemda, departemen terkait
maupun pemerintah setempat.

BPK SKB POLITAMA 10


2. Cara memperoleh dan menganalisis data
Untuk memperoleh gambaran kelengkapan data dasar dan data yang harus dipenuhi tentang ijin
usaha dan ijin lokasi pendirian dapat digali dengan teknik wawancara dan dokumentasi.

2.2 Tujuan Pengkajian Aspek Hukum

Berdasarkan aspek hukum, suatu ide bisnis dinyatakan layak jika ide bisnis tersebut sesuai
dengan ketentuan hukum dan mampu memenuhi segala persyaratan perizinan di wilayah
tersebut. Secara spesifik analisis aspek hukum pada studi kelayakan bisnis bertujuan untuk:

a) Menganalisis legalitas usaha yang dijalankan


b) Menganalisis ketepatan bentk badan hukum dengan ide bisnis yang akan dilaksanakan
c) Menganalisis kemampuan bisnis yang akan diusulkan dalam memenuhi persyaratan
perizinan
d) Manganalisis jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika bisnis akna dibiayai dengan
pinjaman

2.3 Jenis-Jenis Badan Usaha

Kegiatan bisnis tidak dapat dilepas dari bentuk badan usaha dan perizinan yang diperlukan untuk
menjalankan usaha. Bentuk badan usaha yang dipilih tergantung pada modal yang dibutuhkan
dan jumlah pemilik. Pemilihan badan usaha didasarkan oleh beberapa pertimbangan sbagai
berikut:
a) Besarnya modal yang diperlukan untuk menjalankann bisnis
b) Tingkat kemampuan dan tanggung jawab hukum dan keuangan
c) Bidang industry yang dijalankan
d) Persyaratan perundang-undangan yang berlaku

Untuk memilih badan usaha yang tepat, sesuai dengan dasar-dasar pertimbangan tersebut. Perlu
mengetahui definisi dari badan usaha, berikut bentuk badan usaha:
a. Perusahaan Perseroan
Merupakan bentuk badan usaha tanpa ada pembedaan pemilik antara hak pribadai dengan hak
milik perusahaan (Indriyo, 2005). Sedangkan menurut Swasta (2002), perusahaan perseroan
adalah salah satu bentuk usaha yang dimiliki oleh sesorang dan ia bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap semua resiko dan kegiatan perusahaan.
b. Firma (Fa)
Merpakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan untuk mengelola usaha
bersama (Indriyo, 2005). Sedangkan menurut Manulang (1975), persekutuan dengan firma
adalah persekutan untuk menjalankan perusahaan dengan memakai nama bersama.
c. Perserikatan Komanditer (CV)
Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan untuk mengelola
usaha bersama, dimana sebagian anggota merupakan anggota aktif, sedangkan anggota yang lain
merupakan anggota pasif.
d. Perseroan Terbatas (PT)
Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan untuk mengelola
usaha bersama, dimana perusahaan memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk
menyertakan modalnya ke perusahaan dengan cara membeli saham perusahaan.
e. Yayasan
Pengertian yayasan menurut undang-undang nomor 16 tahun 2001 tentang yayasan, yayasan
adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk
mencapai tujuan tertentu di bidang social, keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak mempunyai
anggota.
f. Koperasi
Koperasi menurut pasal 1 ayat 1 undang-undang nomor 25 tahun 1992, koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai garakan ekonomi rakyat berdasarkan
asas kekeluargaan.

BPK SKB POLITAMA 11


Langkah-langkah Mendirikan Badan Usaha

a. Langkah-langkah Mendirikan Perusahaan Perseroan


1. Persiapan
o Menyiapkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) pihak yang akan mendirikan perusahaan
o Menentukan calon nama perusahaan
o Menentukan tempat kedudukan perusahaan
o Menentukan maksud dan tujuan yang spesifik dari perusahaan perseorangan tersebut

2. Pendaftaran ke notaris
Setelah semua kelengkapan tersebut terpenuhi, selanjutnya adalah mendaftar ke notaris
untuk mendapatkan akta notaris tentang pendirian perusahaan perseorangan.

b. Langkah-langkah Mendirikan Perserikatan Komanditer (CV)


1. Persiapan
o Membuat kesepakatan antarpihak yang akan membentuk Perserikatan Komanditer
(CV)
o Menyiapkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) pihak yang akan membentuk Perseriaktan
Komanditer (CV)
o Menentukan calon nama yang akan digunkan oleh Perserikatan Komanditer (CV)
o Menentukan tempat kedudukan Perserikatan Komanditer (CV)
o Menentukan pihak yang akan bertindak selaku persero aktif dan pihak yang akan
bertindak selaku persero diam
o Menentukan maksud dan tujuan yang spesifik dari Perserikatan Komanditer (CV)
tersebut
2. Pendaftaran ke notaris
Setelah semua kelengkapan tersebut terpenuhi, selanjutnya adalah mendaftar ke notaris
untuk mendapatkan akta notaris tentang pendirian Peserikatan Komanditer (CV).
3. Untuk memperkokoh posisi Perserikatan Komanditer (CV), sebaiknya Perserikatan (CV)
yang telah didirikan dengan akta notaris didaftarkan pada pengadilan negeri setempat.

c. Langkah-langkah Mendirikan Perseroan Terbatas (PT)


1. Pembuatan akta notaries
Akta pendirian Perseran Terbatas (PT) memuat anggaran dan keterangan sebagai berikut:
o Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan
kewarganegaraan pendiri
o Susunan, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan
kewarganegaraan anggota Direksi dan Komisaris yang kali pertama diangkat
o Nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham, rincian jumlah saham,
dan nilai nominasi atau nilai yang diperjanjikan dari saham yang telah ditempatkan
dan disektor pada saat pendirian
2. Anggaran dasar
Anggaran dasar berisi:
o Nama dan tempat kedudukan perseroan
o Maksud dan tujuan serta kegiatan perseroan yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
o Jangka waktu berdirinya perseroan
o Besarnya jumlah modal dasar, modal yang ditempatkan, dan modal yang disetor
o Jumlah saham, jumlah klasifikasi saham apabila ada jumlah saham untuk tiap
klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham, dan nilai nominal setiap saham
o Susunan, jumlah, dan nama anggota direksi dan komisaris
o Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS)
o Tata cara pemilihan, pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota direksi
dan komisaris

BPK SKB POLITAMA 12


o Tata cara pengguanaan laba dan pembagian deviden
o Ketentuan-ketentuan lain menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT)
3. Pengesahan Menteri Kehakiman
Akta notaris yang telah dibuat harus mendapatkan pengesahan Menteri Kehakiman untuk
mendapatkan status sebagai badan hukum.
4. Pendaftaran wajib
Akta Pendirian/ Anggaran Dasar PT disertai SK pengesahan dari Menteri Kehakiman
selanjutnya wajib didaftarkan dalam daftar perusahaan paling lambat 30 hari setelah
tanggal pengesahan Perseroan Terbatas (PT) atau tanggal diterimanya pengesahan.
5. Pengumuman dalam Tambahan Berita Negara (TBN)
Apabila pendaftaran dalam daftar perusahaan telah dilakukan, direksi mengajukan
pemohonan pengumuman perseroan di dalam Tambahan Berita Negara (TBN) dalam
waktu paling lambat 30 hari, terhitung sejak pendaftaran tersebut.

d. Langkah-langkah Mendirikan Yayasan


1) Penyampaian dokumen-dokumen yang diperlukan, yang meliputi:
o Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) para badan pendiri, badan Pembina, dan
badan pengurus
o Nama yayasan
o Maksud dan tujuan yayasan serta kegiatan usaha yayasan
o Jangka waktu berdirinya yayasan
o Modal awal yayasan
o Susunan badan pendiri, badan pembina, dan badan yayasan
2) Penandatanganan akta pendirian yayasan
3) Pengurusan surat keterangan domisili Usaha Perseroan Terbatas (PT)
4) Pengurusan NPWP
5) Pengesahan yayasan menjadi badan hukum di Dep. Keh dan HAM
6) Pengumuman dalam Berita Negara Republic Indonesia (BNRI)

e. Langkah-langkah Mendirikan Koperasi


1) Menyelenggarakan rapat pendirian koperasi oleh anggota masyarakat yang menjadi
pendirinya.
2) Pelaksnaan rapat pendirian yang dihadiri oleh para pendiri ini dituangkan dalam berita
acara rapat pembentukan dan akta pendirian yang memuat anggaran dasar koperasi.
3) Apabila diperlukan, dan atas permohonan para pendiri, pejabat Departemen Koperasi,
Pengusaha Kecil dan Menengah dalam wilayah domisili para pendiri dapat diminta
hadir untuk membantu kelancaran jalannya rapat dan memberikan petunjuk-petunjuk
seperlunya.
4) Para pendiri koperasi mengajukan permohonan pengesahan akta pendirian secara
tertulis kepada pejabat.
5) Permohonan pengsahan akta pendirian kepada pejabat, tergantung pada bentuk koperasi
yang didirikan dan luasnya wilayah keanggotaan koperasi yang bersangkutan.
6) Dalam hal permintaan pengesahan akta pendirian ditolak, alasan penolakan
diberitahukan oleh pejabat kepada para pendiri secara tertulis dalam waktu paling
lambat 3 bulan setelah diterimanya permintaan.
7) Pengesahan akta pendirian dalam jangka waktu paling lama 3 bulan setelah diterimanya
permintaan pengesahan.
8) Pengesahan akta pendirian diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
(BNRI).

Berkaitan dengan keberadaan secara legal dimana memulai suatu usaha yang meliputi ketentuan
hukum yang berlaku termasuk :
Perizinan
1. Izin lokasi :
a) sertifikat (akte tanah)
b) bukti pembayaran PBB yang terakhir,
c) rekomendasi dari RT / RW / Kecamatan.

BPK SKB POLITAMA 13


2. Izin usaha :
Beberapa jenis izin usaha yang dikeluarkan oleh pemerintah yang menyangkut izin usaha
perdagangan, yaitu:

1. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)


Merupakan surat izin yang diberikan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada
pengusaha untuk melaksanakan kegiatan usaha dibidang perdagangan dan jasa. Surat
izin usaha perdagangan (SIUP) diberikan kepada para pengusaha, baik perseorangan,
firma, CV, PT, koperasi, maupun BUMN.
Kewajiban pemegang SIUP yaitu melaporkan kepada kepala kantor wilayah
Departemen Perdagangan dan Industri atau kantor Departemen Perdagangan yang
menerbitkan SIUP apabila perusahaan tidak melakukan lagi kegiatan perdagangan
atau menutup perusahaan disertai dengan pembelian SIUP.

2. SITU (Surat Izin Tempat Usaha)


Setiap perusahaan yang ada perlu dan harus mengurus SITU, demi keamanan dan
kelancaran usahanya. SITU dikeluarkan oleh pemerintah Kabupaten atau Kotamadya
sepanjang ketentuan-ketentuan Undang-Undang Gangguan mewajibkannya.
Dalam menjalankan perusahaan, pengusaha yang bersangkutan wajib menaati syarat-
syarat antara lain:
a) Keamanan.
b) Kesehatan.
c) Ketertiban.
d) Syarat-syarat lain (mengutamakan tenaga kerja dari sekitarnya dan menjaga
keindahan lingkungan, serta penghijauan).
3. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
Setiap pribadi yang berpenghasilan diatas penghasilan tidak kena pajak (PTKP), dan
badan usaha wajib atau harus mendaftarkan diri sebagai wajib pajak pada Kantor
Pelayanan Pajak setempat dan akan diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Terhadap para wajib pajak yang tidak mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak dan
mendaftarkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), akan dikenakan sanksi pidana
sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor X Tahun 2000, yaitu sebagai
berikut: "Barang siapa dengan sengaja tidak mendaftarkan dirinya atau
menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP, sehingga dapat menimbulkan
kerugian pada negara, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya tiga tahun dan
atau denda setinggi-tingginya empat kali jumlah pajak yang terutang atau yang
kurang atau yang tidak dibayar."
4. NRP (Nomor Register Perusahaan) atau TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang wajib daftar perusahaan,
maka perusahaan diwajibkan mendaftarkan ke kantor pendaftaran perusahaan, yaitu
di Kantor Departemen Perdagangan setempat. NRP (Nomor Register Perusahaan)
disebut juga TDP. NRP/TDP wajib dipasang di tempat yang mudah dilihat oleh
umum. Nomor NRP/TDP wajib dicantumkan pada papan nama perusahaan dan
dokumen-dokumen yang dipergunakan dalam kegiatan usaha.
5. AMDAL (Analisis Mengenal Dampak Lingkungan)
AMDAL adalah suatu hasil studi yang dilakukan dengan pendekatan ilmiah,
dipandang dari beberapa sudut pandang ilmu pengetahuan, yang merupakan dampak
penting usaha atau kegiatan yang terpadu yang direncanakan terhadap lingkungan
hidup dalam suatu kesatuan hamparan ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih
dari satu instansi yang bertanggung jawab.

2.4 Pengertian Legalitas Perusahaan


Legalitas suatu perusahaan atau badan usaha adalah merupakan unsur yang terpenting, karena
legalitas merupakan jati diri yang melegalkan atau mengesahkan suatu badan usaha sehingga
diakui oleh masyarakat. Dengan kata lain, legalitas perusahaan harus sah menurut undang-
undang dan peraturan, di mana perusahaan tersebut dilindungi atau dipayungi dengan berbagai
dokumen hingga sah di mata hukum pada pemerintahan yang berkuasa saat itu.

BPK SKB POLITAMA 14


Keberlangsungan suatu usaha dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah keberadaan
unsur legalitas dari usaha tersebut. Dalam suatu usaha, faktor legalitas ini berwujud pada
kepemilikan izin usaha yang dimiliki. Dengan memiliki izin maka kegiatan usaha yang
dijalankan tidak disibukkan dengan isu-isu penertiban atau pembongkaran
Bentuk-Bentuk Legalitas Perusahaan
Ada beberapa jenis jati diri yang melegalkan badan usaha, diantaranya yaitu:
1. Nama Perusahaan
2. Merek
3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
4. Izin Usaha Industri (IUI)

Cara Memperoleh Legalitas Perusahaan


1. Nama Perusahaan
Nama perusahaan merupakan jati diri yang dipakai oleh perusahaan untuk menjalankan
usahanya yang melekat pada bentuk usaha atau perusahaan tersebut, dikenal oleh
masyarakat, dipribadikan sebagai perusahaan tertentu, dan dapat membedakan perusahaan
itu dengan perusahaan yang lain.
2. Merek
Menurut Pasal 1 UU no. 15 Taun 2001:
Merek adalah tanda berupa gambar, susunan warna, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda, dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan perdagangan diwajibkan memiliki Surat Izin
Perusahaan Dagang (SIUP), yaitu surat izin yang diberikan oleh menteri atau pejabat yang
ditunjuk kepada pengusaha untuk melaksanakan kegiatan usaha perdagangan secara sah,
baik itu perusahaan kecil, perusahaan menengah, apalagi perusahaan besar, terkecuali
perusahaan kecil perorangan .
Untuk memperoleh SIUP, perusahaan wajib mengajukan Surat Permohonan Izin (SPI), yaitu
daftar isian yang memuat perincian data perusahaan pengusaha dan kegiatan usaha, dan
pengusaha juga wajib membayar sejumlah uang sebagai biaya administrasi.
SIUP dikeluarkan berdasarkan domisili pemilik atau penanggung jawab perusahaan. Bagi
pemilik perusahaan yang berdomisili di luar tempat kedudukan perusahaan maka ia harus
menunjuk penanggung jawab/ kuasa berdasarkan domisili yang dikuatkan dengan KTP di
tempat SIUP diterbitkan.
4. Izin Usaha Industri (IUI)
Selain perusahaan perdagangan barang dan/atau jasa, ada pula perusahaan industri. Sama
halnya dengan perusahaan perdagangan, perusahaan industri pun juga harus memiliki surat
izin yaitu Surat Izin Industri (IUI). Setiap pendirian perusahaan industri baru atau perluasan
wajib memperoleh IUI.
Untuk memperoleh IUI diperlukan tahap Persetujuan Prinsip yang diberikan kepada
perusahaan industri untuk dapat langsung melakukan persiapan dan usaha pembangunan,
pengadaan, pemasangan / instalasi peralatan dan lain-lain yang diperlukan termasuk
dimulainya kegiatan produksi percobaan. IUI berlaku untuk seterusnya selama perusahaan
industri yang bersangkutan berproduksi.

Manfaat Legalitas Perusahaan


Dengan dimilikinya surat-surat izin sebagai bentuk legalitas perusahaan, amka akan diperoleh
beberapa manfaat diantaranya:
1. Sarana perlindungan hokum: Seorang pengusaha yang telah melegalkan perusahaannya akan
terhidar dari tindakan pembokaran atau penertiban dari pihak berwajib, sehingga
memberikan rasa amandan nyaman akan keberlangsungan usahanya
2. Sarana Promosi: Dengan mengurus dokumen-dokumen legalitas tersebut, secara tidak
langsung pengusaha telah melakukan serangkaian promosi.
3. Bukti kepatuhan terhadap hokum: Dengan memiliki unsur legalitas tersebut menandakan
bahwa pengusaha telah mematuhi aturan hukum yang berlaku, secara tidak langsung ia telah
menegakkan budaya disiplin pada dirinya.

BPK SKB POLITAMA 15


4. Mempermudah mendapatkan suatu proyek: Dalam suatu tender, selalu mensyaratkan bahwa
perusahaan harus memiliki dokumen-dokumen hukum yang menyatakan pelegalan
perusahaan tersebut.Sehingga hal ini sangat penting nantinya untuk sarana pengembangan
usaha.
5. Mempermudah pengembangan usaha: Untuk pengembangan usaha pasti diperlukan dana
yang cukup besar untuk merealisasikannya. Dana yang dibutuhkan bisa diperoleh dengan
proses peminjaman kepada pihak bank, dan dokumen-dokumen legalitas ini akan menjadi
salah satu persyaratan yang diajukan pihak bank.

Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usulan proyek yang akan dibangun dan dioperasikan,
ini berarti bahwa setiap proyek yang akan didirikan dan dibangun di wilayah tertentu haruslah
memenuhi hukum dan tata peraturan yang berlaku di wilayah tersebut. Jenis Badan Usaha seperti
Perusahaan Perseroan, Firma (Fa), Perserikatan Komanditer (CV), Perseroan Terbatas (PT),
Yayasan, Koperasi. Suatu perusahaan, baik itu perusahaan perdagangan maupun perusahaan
industri, dalam menjalankan kegiatannya akan sangat membutuhkan suatu legalitas demi
keberlangsungan perusahaan tersebut. Bentuk-bentuk legalitas perusahaan bermacam-macam
disesuaikan dengan bidang dan jenis kegiatan perusahaan tersebut, diantaranya Nama
Perusahaan, Merek, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), dan Izin Usaha Industri (IUI).
Dengan dimilikinya dokumen-dokumen pelegalan perusahaan, maka akan didapat beberapa
manfaat diantaranya dalam hal perlindungan dari tindakan hukum yang berhubungan dengan
masalah perizinan, dalam hal promosi produk, dalam hal bukti kepatuhan terhadap hukum,
dalam hal permudahan mendapatkan proyek, dan dalam hal permudahan mendapatkan pinjaman
dana unutk perluasan perusahaan maupun kegiatan lainnya.

BAB 3
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

3.1 Aspek Pasar


1. Definisi
a) Pasar (Market)
Pengertian pasar secara sederhana ialah sebagai tempat bertemunya para penjual dan
pembeli untuk melakukan transaksi. Pengertian lain yang lebih luas tentang pasar ialah
himpunan pembeli nyata dan pembeli potensial atas suatu produk. Dalam pengertian ini
mengandung arti bahwa pasar merupakan kumpulan atau himpunan dari para pembeli,
baik pembeli nyata maupun pembeli potensial atas suatu produk atau jasa tertentu.
b) Pemasaran (Marketing)
Pemasaran (bahasa Inggris: marketing) adalah aktivitas, serangkaian institusi, dan proses
menciptakan, mengomunikasikan, menyampaikan, dan mempertukarkan tawaran yang
bernilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat umum.
Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh
menjadi keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia membutuhkan air dalam
memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka kebutuhan dahaganya akan
terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya namun juga ingin
memenuhi keinginannya yaitu misalnya segelas air merek Aqua yang bersih dan mudah
dibawa. Maka manusia ini memilih Aqua botol yang sesuai dengan kebutuhan dalam
dahaga dan sesuai dengan keinginannya yang juga mudah dibawa.
2. Aspek Pasar Dalam Studi Kelayakan Bisnis
Aspek pasar merupakan salah satu aspek yang berkenaan mengenai kondisi pasar dari bidang
usaha yang di jalankan, dan merupakan urutan pertama bila akan menyusun suatu laporan
Studi Kelayakan Bisnis. Oleh karena itu terdapat beberapa pertanyaan yang mendasar
mengenai aspek pasar pada bisnis atau usaha yang akan di jalankan.
Pertanyaan yang mendasar :
a) Berapa market potensial yang tersedia.
Untuk mengetahui berapa market potensial yang tersedia maka dapat menggunakan
informasi yang telah lalu, dengan kata lain sang pemilik usaha sebelum membuka
usahanya harus terlebih dahulu melakukan perbandingan dengan mengumpulkan

BPK SKB POLITAMA 16


informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan usaha yang akan akan di
lakoninya.
Sebagai contoh :
Apabila akan membuka usaha rumah makan bakmi jawa, tentunya pasar potensial yang
tersedia sangat banyak sekali dari orang yang berusia lanjut sampai dengan orang yang
berusia muda.
b) Berapa market share yang tersedia dari seluruh pasar potensial.
Untuk mengetahui ini maka dapat melakukan pengamatan siapa saja yang bisa atau
mungkin dapat membeli produk yang dihasilkan, dengan mengetahui perbandingan yang
ada di dalam market potensial.
Sebagai contoh :
Apabila akan membuka usaha berupa warung Bakmi Jawa, usahakan mempunyai tempat
usaha yang terletak di tengah perkampungan dan di pinggir jalan serta memiliki cita rasa
tersendiri, dengan alasan tidak semua orang yang lewat atau lingkungan sekitar akan
selalu membeli bakmi jawa yang sudah di hasilkan dan merasa cocok dengan cita rasa
tersebut.
c) Strategi pemasaran yang akan di gunakan.
Untuk melakukan strategi pemasaran dapat menggunakan strategi Marketing Mix yang di
titik beratkan kepada Product Life Cycle atau keberlangsungan hidup produk yang di
hasilkan, ini ditujukan karena bila sebuah usaha sudah menjadi dominan maka tidak
berarti tidak ada pesaing, justru sebaliknya, pasti akan ada pesaing, dan kalau pesaing ini
di biarkan maka jika terdapat kesalahan dalam pemasokan dari perusahaan yang dominan
sempat mengalami keterlambatan atau hambatan, pangsa pasar yang kecil itu akan di
manfaatkan oleh pesaing sebagai senjata untuk merebut market potensial dari usaha yang
sudah dominan tersebut.
Sebagai contoh :
Apabila warung Bakmi jawa tadi sudah cukup terkenal dan memiliki pelanggan potensial
yang sudah memenuhi target penjualan perhari, akan tetapi tempat yang di jadikan makan
tidak di renovasi, sehingga saat para pelanggan tersebut menikmati makannanya sering
berdesakan dan kepanasan, apabila ada pesaing yang membuka jenis usaha yang sama
dan cita rasa yang mendekati dengan warung bakmi tersebut serta memiliki tempat yang
lebih luas dan nyaman untuk menikmati makanan yang dihidangkan, maka tidak menutup
kemungkinan apabila lama kelamaan usaha bakmi jawa yang dominan tadi akan
ditinggalkan oleh para pelanggan potensialnya.

3. Pasar Sasaran
Pengertian pasar sasaran adalah kelompok spesifik dari pelanggan potensial yang dijadikan
sasaran dalam rencana pemasaran perusahaan.
Target pasar adalah sekelompok pembeli yang memiliki sifat-sifat sama yang membuat pasar
berdiri sendiri. Banyak pihak yang masih bingung dengan istilah segmentasi pasar dan
penentuan target pasar, karena sepintas memang keduanya sama tetapi perbedaan yang
mendasar ialah bahwa segmentasi pasar lebih kepada membagi konsumen yang heterogen
(bermacam-macam) ke dalam kelompok-kelompok yang memiliki karakteristik yang sama.
Sementara target pasar yaitu memilih kelompok konsumen mana yang akan dilayani
Pasar sasaran adalah sekelompok pembeli yang mempunyai sifatsifat yang sama yang
membuat pasar itu berdiri sendiri. Adanya sekelompok orang dengan ciri-ciri yang sama
belumlah berarti mereka membentuk pasar sasaran. Hanya bila mereka mempunyai ciri-ciri
yang sama sebagai pembeli, maka barulah berarti mereka membentuk suatu pasar sasaran.
Sebagai contoh, selama para remaja selaku pembeli atau konsumen bertingkah laku yang
berlainan dengan kelompok usia lain, muncullah suatu pasar sasaran remaja. Ciri-ciri
pemasaran tersendiri yang ditemukan pada setiap pasar sasaran yang sedemikian itu
membantu pemasar menyesuaikan produk serta program pemasarannya guna memenuhi
kebutuhan serta keinginan setiap sasaran. Oleh karena itu pemasar modern mencurahkan
banyak perhatian terhadap pengenalan dan telaah berbagai pasar sasaran bagi produk mereka.

Penentuan Sasaran Pasar (Market Targetting)


Setelah mengadakan pengelompokan atau pembagian pasar keseluruhan ke dalam segmen-
segmen pasar yang homogen, maka perusahaan perlu melakukan penetapan pasar sasaran

BPK SKB POLITAMA 17


(target market). Segmentasi pasar pada dasarnya menunjukkan peluang pasar yang dihadapi
perusahaan, selanjutnya perusahaan perlu mengevaluasi macam-macam segmen yang ada
untuk memutuskan berapa banyak dan segmen mana yang akan dijadikan sasaran.
Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda, perusahaan harus memperhatikan potensi
laba masing-masing segmen, daya tarik laba jangka panjang suatu segmen, dan tujuan jangka
panjang perusahaan. Sedangkan untuk memilih pasar sasaran, perusahaan perlu dapat
mempertimbangkan tiga alternatif strategi:
1. Undifferentiated Marketing
Yaitu usaha untuk meninjau pasar secara keseluruhan yang mendasarkan pada kesamaan-
kesamaan kebutuhan konsumen dengan mencoba mengembangkan produk tunggal untuk
memenuhi keinginan banyak orang. Misal penawaran gula merah dan minyak goreng
tanpa merek yang dibutuhkan semua orang.
2. Differentiated marketing
Yaitu usaha untuk mengidentifikasi kelompok-kelompok pasar tertentu dengan membagi
pasar ke dalam dua kelompok atau lebih. Misal suatu perusahaan yang menawarkan
berbagai macam merek dengan kemasan yang berbeda-beda untuk ditujukan pada segmen
pasar yang berbeda.
3. Concentrated Marketing
Yaitu usaha untuk memusatkan usaha pemasaran perusahaan pada satu atau beberapa
kelompok pembeli saja dengan menempatkan posisinya pada segmen pasar yang terbesar
yang paling menguntungkan. Misal penawaran sepeda motor jenis bebek dengan empat
tak yang mempunyai potensi pasar yang tinggi.
4. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok
pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang
berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda.
Segmentasi pasar juga dapat diartikan sebagai proses pengidentifikasian dan menganalisis
para pembeli di pasar produk, menganalisis perbedaan antara pembeli di pasar.
a) Manfaat dari segmentasi pasar adalah:
a. Penjual atau produsen berada dalam posisi yang lebih baik untuk memilih
kesempatan-kesempatan pemasaran.
b. Penjual atau produsen dapat menggunakan pengetahuannya terhadap respon
pemasaran yang berbeda-beda, sehingga dapat mengalokasikan anggarannya
secara lebih tepat pada berbagai segmen.
c. Penjual atau produsen dapat mengatur produk lebih baik dan daya tarik
pemasarannya.
b) Identifikasi segmen pasar
Semakin banyak perusahaan memilih jenis pasar sasaran maka jenis pemasaran dapat
membantu perusahaan untuk mengidentifikasi peluang pasar dengan baik. Dengan
demikian, perusahaaan dapat mengembangkan produk yang tepat, serta mampu
menyesuaikan harga, saluran distribusi dan periklanan bagi masing-masing pasar
target dengan efisien. Tujuan dari segmentasi pasar itu sendiri yaitu merancang pesan
pemasaran sesuai dengan kebutuhan yang spesifik dari setiap konsumen tersebut agar
dapat melakukan prioritas, titik berat atau konsentrasi usaha pemasaran dan
mendorong pembagian untuk mendapatkan keuntungan kompetitif dari segmen pasar
tersebut.
Cara memilih pasar dalam pemasaran yaitu dengan mempelajari dan meneliti
perilaku konsumen dan pemasaran sasaran. Pemasaran sasaran akan mencakup tiga
langkah utama. Pertama, segmentasi pasar yaitu suatu usaha memisahkan atau
membagi-bagi pasar dalam kelompok pembeli menurut jenis atau variable lain dan
mempunyai bauran pemasaran tersendiri.
Kedua, menetapkan sasaran pasar, yaitu dengan menilai dan memilih satu atau lebih
segmen pasar mana yang akan dipilih dan dimasukinya sesuai dengan faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Pemasar akan mencoba berbagai variabel untuk
menghasilkan mana yang menggambarkan peluang segmentasi terbaik. Perusahaan
harus membidik satu segmen atau beberapa segmen pasar yang terbaik. Perusahaan
juga harus menghitung dan mengevaluasi laba masing-masing segmen kemudian
memutuskan berapa banyak segmen yang akan diinput. Keputusan penginputan dasar

BPK SKB POLITAMA 18


segmentasi akan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti sumberdaya perusahaan,
homogenitas produk dan pasar, tahap siklus hidup produk dan strategi pemasaran
bersaing. Dalam memilih segmen sasaran, para pemasar perlu menyadari bahwa
adanya keterkaitan antar segmen dan kemungkinan pergerakan dari satu segmen ke
segmen lain.
Ketiga, penempatan produk, yaitu kegiatan menciptakan atau merancang penempatan
produk yang sesuai dengan segmen pasar dan pasar sasaran yang telah dipilih, agar
tepat dengan hasil yang diharapkan. Strategi penempatan produk perlu
dikembangkan oleh suatu perusahaan karena pentingnya persepsi atau tanggapan
konsumen mengenai posisi yang dipegang oleh setiap produk dipasar. Perusahaan
harus membina sekumpulam keunggulan bersaing yang khas dan menarik untuk
sekelompok pembeli tertentu dalam suatu segmen.
Tiga langkah tersebut saling berhubungan dalam proses pemasaran maka manfaat
bagi perusahaan yang menggunakan langkah tersebut yaitu akan menghemat biaya,
energi, dan waktu hingga strategi bauran pemasaran akan tepat mengenai sasaran.
Efektifitas analisis segmentasi bergantung pada dapat atau tidaknya menentukan
segmen yang dapat diukur, cukup besar atau menguntungkan, dapat dimasuki dan
dapat dilaksanakan.

c) Langkah-langkah dalam segmentasi pasar


Tahapan sistimatis dalam melakukan segmentasi pasar adalah sebagai berikut:
a) Segmentasi pasar, yaitu kegiatan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok
konsumen yang berbeda yang diasumsikan membutuhkan produk. Atau dalam
hal ini perusahaan mengidentifikasi berbagai cara yang berbeda untuk membagi
pasar menjadi kelompok segmen, mengembangkan segmen pasar yang akan
menguntungkan, serta mengevaluasi daya tarik segmen tersebut.
b) Pentargetan pasar, yakni kegiatan menyeleksi dan mengevaluasi satu atau
beberapa segmen yang akan dipilih.
c) Penempatan pasar, yaitu kegiatan menciptakan suatu penempatan produk yang
kompetitif diantara produk pesaingnya. Yang dimaksud penempatan pasar ialah
penempatan produk pada alam pikiran serta benak konsumen. Jika persepsi
mengenai produk telah berada dalam benak konsumen, maka pada saat
diperlukan produk tersebutlah yang akan diutamakan oleh konsumen.

d) Persyaratan Segmentasi yang Efektif


a) Dapat diukur, besar dan daya beli setiap segmen harus dapat diukur dengan
tingkat tertentu.
b) Besarnya. Suatu kelompok akan pantas disebut segmen apabila cukup besar
dan/atau cukup menguntungkan.
c) Dapat dicapai. Seberapa jauh segmen dapat dijangkau dan dlayani dengan efektif.
d) Dapat dilaksanakan. Seberapa jauh program-program efektif dapat disusun untuk
menarik minat segmen.

e) Segmentasi Pasar Terkait dengan Perilaku Konsumen


Macam-macam pendekatan :
a. Pendekatan serba fungsi (functional approach)
fungsi pokoknya adalah :
1. Penjualan
2. Pembelian
3. Pengangkutan
4. Penyimpanan
5. Pembelanjaan
6. Penanggungan resiko
7. Standardisasi dan grading
8. Pengumpulan informasi pasar
b. Pendekatan serba lembaga (institutional approach)
Lembaga tersebut adalah :
1. Supplier yang menyediakan bahan kepada produsen

BPK SKB POLITAMA 19


2. Produsen yang mengolah bahan menjadi barang jadi
3. Perantara pedagang : pedagang besar dan pengecer
4. Perantara agen
5. Perusahaan saingan
6. Pembelian akhir

c. Pendekatan serba barang (commodity approach)


Disebut juga pendekatan organisasi industri, merupakan suatu pendekatan pada
pemasaran yang melibatkan studi tentang bagaimana barang-barang tertentu
berpindah dari titik produksi ke konsumen akhir atau konsumen industri.
d. Pendekatan serba manajemen (managerial approach)
Memplajari pemasaran menitik beratkan pada pendapat manajer serta keputusan
yang mereka ambil.
e. Pendekatan serba sistem (total sistem approach)
Sumber pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukantugas
pemasaran, barang,jasa, ide, orang, dan faktor-faktor lingkungan yang saling
memberikan pengaruh, dan membentuk serta mengetahui hubungan perusahaan
dengan pasarnya.

5. Alasan Menentukan Pasar Sasaran


Penetapan pasar sasaran dilakukan setelah meninjau lebih lanjut golongan konsumen
potensial yang akan menjadi sasaran bisnis. Peninjauan dilakukan dengan mengevaluasi
daya tarik relatif dari setiap pembagian golongan. Penilaian ini didasarkan pada ukuran,
potensi penghasilan, dan tingkat pertumbuhan. Selain itu dapat juga melalui deskriptor
fisik seperti yang telah dijelaskan di atas. Setelah melalui tahap evaluasi terhadap daya
tarik relatif tersebut, maka proses selanjutnya adalah mengetahui manfaat masing-masing
segmen terhadap perkembangan bisnis, dalam sumber daya relatif bengkel kerjanya atau
dengan kata lain, kemampuan ekonomis golongan tersebut untuk menjadi pengguna tetap
suatu produk. Seterlah melalui keseluruhan proses, didapatilah sebuah golongan sebagai
pasar sasaran yang dinilai tepat untuk pelemparan produk. Keseluruhan proses inilah
yang disebut sebagai penetapan pasar sasaran. Satu tujuan penting dalam menentukan
pasar sasaran adalah menentukan bagaimana cara terbaik menjangkau pasar target –
kelompok prospek puncak yang tampaknya paling mungkin membeli produk.
a. Dasar Penentuan Pasar Sasaran
Sebagian besar dari dasar-dasar ini dapat digolongkan menjadi tiga kategori yaitu:
b. Dasar-dasar Geografis
Manajemen biasanya harus memangsa pasar-pasar sepanjang perbatasan-perbatasan
daerah. Walaupun hambatan-hambatan ekonomi dan politik telah disingkirkan antara
bangsa-bangsa dalam masyrakat. Dalam acuan-acuan konsumsi bagi makanan,
umpamanya, terdapat variasi-variasi luas di antara negara-negara, dan banyak pengusaha
makanan harus memperlakukan masing-masing negara sebagai pasarpasar yang
tersendiri. Di dalam berbagai wilayah suatu negara sering ditemukan variasivariasi yang
mencukupi dalam acuan konsumsi untuk membenarkan diadakannya penentuan pasar
geografis. Variasi ini mungkin disebabkan warisan budaya atau topografi yang berbeda-
beda, dan mempunyai implikasi-implikasi penting bagi pemasar beberapa produk.
Pengusahapengusaha produk rumah misalnya mendapati bahwa pilihan-pilihan gaya
konsumen banyak berbeda diantara wilayah geografis Amerika serikat. Konsumen dari
wilayah selatan memperlihatkan suatu pilihan yang jauh lebih kuat bagi perabot rumah
bergaya tradisional dari pada konsumen dari wilayah barat tengah. Demikian juga,
banyak konsumen dari wilayah barat jauh memiliki pilihan kuat yang nyata bagi gaya
perabot rumah yang bepadu dengan pengaruh-pengaruh ketimuran. Contoh-contoh lain
dari pilihan-pilihan wilayah yang tersendiri dijumpai dalam makanan, pakaian, penutup
lantai, cat, dan perumahan. Perbedaan-perbedaan iklim antara wilayah-wilayah dapat pula
mempunyai dampak pemasaran yang penting. Pabrik-pabrik pakaian luar menjual jas-jas
yang lebih berat di wilayah-wilayah timur laut dan barat tengah dari pada wilayah-
wilayah tenggara dan barat daya, dan lebih banyak baju hujan di wilayah barat laut
pasifik.
6. Dasar-dasar Demografis

BPK SKB POLITAMA 20


Faktor-faktor demografis merupakan dasar-dasar yang paling sering digunakan bagi
pemangsaan pasar, pertama karena mudah diukur dan kedua karena dipandang sebagai
teristimewa penting dalam membeda-bedakan pasar. Faktor-faktor demografis meliputi
penghasilan, usia, pendidikan, tahapan dalam siklus kehidupan, golongan sosial, jenis
kelamin, pekerjaan, agama dan ras. Masing-masing dapat bermanfaat bagi penentuan
pasar sasaran produk-produk tertentu. Pengahasilan adalah sumber pokok dari daya beli
konsumen, penentuan pasar sasaran yang semata-mata didasarkan pada penghasilan
digunakan dengan luas. Penghasilan seorang individu, dalam kebanyakan hal membatasi
bukan saja berapa yang dapat dia beli tapi juga apa yang dibeli. Orang yang
berpernghasilan rendah, umpamanya sering sudah sedemikian terdesaknya untuk
membayar harga makanan, pakaian dan perumahan sehingga dia tidak sanggup untuk
membeli karcis untuk suatu pertandingan sepak bola dan hanya memuaskan diri dengan
menonton televisi di rumah. Penentuan pasar atas dasar usia calon-calon pembeli adalah
penting bagi banyak produk terutama yang dirancang sendiri bagi pasar sasaran tertentu.
Sebagai contohnya, beberapa merk dimaksudkan untuk memenuhi selera anak-anak
sedang merek lain dimaksudkan agar menarik bagi konsumen-konsumen dalam cakupan
usia yang lebih luas.
7. Dasar-dasar Psikografis
Seringkali terasa perlu menentukan pasar sasaran berdasarkan bagaimana orang
bertingkah laku dari pada dimana mereka tinggal, atau apa pekerjaan mereka. Dasar-dasar
psikografis ini seringkali sulit diukur, namun mereka menawarkan bantuan yang potensial
berupa penyediaan suatu dasar yang lebih relevan pada manajemen untuk melihat
perbedaan antara pasar sasaran yang satu dengan pasar sasaran yang lain. Kepribadian
mempengaruhi pemakaian banyak barang, terutama yang dipakai secara terang-terangan.
Kepribadian yang agresif mungkin saja akan tercermin dalam pemilihan pakaian, perabot,
dan mobil yang menyolok misalnya. Pilihan-pilihan seringkali demikian berbeda-bedanya
sehingga tidak mungkin untuk melayani semua jenis-jenis kepribadian dengan produk
atau merk yang sama. Pengenalan jenis-jenis kepribadian yang penting dapat membantu
manajemen mengarahkan produknya kepada pasar sasaran yang mendatangkan laba.
8. Pasar Masal (Mass Market)
Pemasaran massal adalah upaya yang dilakukan perusahaan saat hanya memproduksi satu
jenis produk (barang / jasa), sehingga semua konsumen diperlakukan sama untuk
mendapatkan produk tersebut. Maksud pernyataan bahwa konsumen diperlakukan sama
adalah bahwa hanya ada satu produk untuk semua orang. Contoh riil yang dikemukakan
Kotler ini adalah pada saat perusahaan mobil Ford dari Amerika Serikat memproduksi
Ford Model T, saat COCA COLA menjual minumannya secara massal dengan botol
ukuran 185 ml, dan lain-lain.

Bagaimana dengan pemasaran massal di Indonesia? Kegiatan pemasaran disebut sebagai


pemasaran massal pada saat kaum ibu membeli produk vetsin AJINOMOTO, kita
membeli teh botol SOSRO (saat SOSRO belum memiliki ESTEE, TEBS dan FRUIT
TEA), kita membeli pasta gigi PEPSODENT (saat PEPSODENT waktu itu hanya ada
yang kotaknya warna merah putih saja), dan lain-lain. Fokus yang kita lihat adalah
perusahaan hanya memproduksi satu jenis produk untuk semua konsumen tanpa
dikelompok-kelompokkan dalam karakteristik tertentu.

3.2 Aspek Pemasaran


1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran (bahasa Inggris: marketing) adalah aktivitas, serangkaian institusi, dan proses
menciptakan, mengomunikasikan, menyampaikan, dan mempertukarkan tawaran yang
bernilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat umum.
Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh
menjadi keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia membutuhkan air dalam memenuhi
kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka kebutuhan dahaganya akan terpenuhi.
Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya namun juga ingin memenuhi
keinginannya yaitu misalnya segelas air merek Aqua yang bersih dan mudah dibawa. Maka
manusia ini memilih Aqua botol yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai
dengan keinginannya yang juga mudah dibawa.

BPK SKB POLITAMA 21


2. Marketing Mix
Pengertian marketing Mix Secara bahasa adalah Bauran Pemasaran, sedangkan menurut
istilah marketing Mix adalah strategi pemasaran yang di laksanakan secara terpadu atau
strategi pemasaran yang di lakukan secara bersamaan dalam menerapkan elemen strategi yang
ada dalam marketing Mix itu sendiri. Pengertian Marketing Mix menurut pakar marketing
dunia yaitu Kotler dan Amstrong pada tahun 1997 berbunyi “Marketing Mix adalah
sekumpulan variable – variabel pemasaran yang dapat dikendalikan, yang digunakan oleh
perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam target pemasaran“
Marketing Mix sendiri di dalamnya terdapat beberapa elemen marketing kalau jaman dahulu
dikenal dengan unsur 4P , namun seiring berkembangnya jaman makin modern kini ada yang
mengatakan marketing mix ada 7P artinya ada penambahan Tiga strategi lagi. bukan perkara
salah atau benar dari kedua pendapat di atas tapi yang namanya strategi menurut saya kita
bebas menambahkan selama apa yang ditambahkan bisa menjadikan strategi pemasaran yang
kita lakukan semakin hebat.
3. Kepuasan Pelanggan
Menurut Kotler & Keller pengertian kepuasan pelanggan adalah tingkat keadaan perasaan
seseorang yang merupakan hasil perbandingan antara penilaian kinerja/hasil akhir produk
dalam hubungannya dengan harapan pelanggan.
Kepuasan merupakan fungsi dari harapan dan kinerja yang dirasakan. Jika kinerja produk atau
jasa lebih rendah dari yang diharapkan, konsumen akan merasa tidak puas. Jika kinerja
produk atau jasa sesuai harapan maka konsumen akan merasa puas (satisfied), dan jika kinerja
produk atau jasa melebihi harapan maka konsumen akan merasa sangat puas (delighted).
4. Faktor Pendorong Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction) ditentukan oleh persepsi pelanggan atas
performance produk atau jasa dalam memenuhi harapan pelanggan. Pelanggan merasa puas
apabila harapannya terpenuhi atau akan sangat puas jika harapan pelanggan terlampui.
Pertanyaan yang fundamental adalah apa sebenarnya yang membuat pelanggan puas ?

Berdasarkan studi literature terdapat 5 pemicu-utama (driver) kepuasan pelanggan.


a) Kualitas Produk.
Pelanggan akan puas kalau membeli dan menggunakan suatu produk yang ternyata
kualitasnya baik. Kualitas produk ini adalah dimensi yang global dan kualitas paling tidak
ada terdapat 6 elemen, yaitu performance, durability, feature, reliability, consistency, dan
design.
b) Harga.
Bagi pelanggan yang sensintif harga, biasanya harga murah adalah sumber kepuasan yang
penting karena mereka akan mendapatkan value of money yang tinggi. Komponen harga
ini relatif tidak penting bagi mereka yang tidak sensitif terhadap harga.
c) Service quality.
Service quality sangat tergantung pada tiga hal, yaitu sistem, teknologi dan manusia.
Faktor manusia memegang kontribusi sekitar 70 %. Tidak mengherankan kepuasan
terhadap kualitas pelayanan biasanya sulit ditiru. Pembentukan attitude dan perilaku
konsumen yang seiring dengan keinginan perusahaan, bukanlah pekerjaan mudah.
Pembenahan harus dilakukan mulai dari proses perekrutan, training, budaya kerja dst
yang hasilnya baru terlihat setelah 3 tahun.
d) Emotional Factor.
Adalah driver yang berhubungan dengan gaya hidup, seperti mobil, kosmistik, pakaian.
Kepuasan pelanggan akan muncul manakala memiliki mobil dengan brand image yang
baik. Banyak jam tangan seharga Rp 200.000 mempunyai kualitas sama dengan jam
seharga Rp 10 juta. Walaupun demikian pelanggan yang menggunakan jam tangan
seharga Rp 10 juta bisa lebih buas karena emotional value yang diberikan oleh brand dari
produk tersebut.
e) Kemudahan untuk mendapatkan produk tersebut.
Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah, nyaman dan efisien dalam
mendapatkan produk atau pelayanan. Banyak nasabah yang mungkin tidak puas dengan
pelayanan di cabang-cabang BCA, karena antrian yang panjang. Tetapi tingkat kepuasan
terhadap BCA secara keseluruhan relatif tinggi, karena total value yang diberikan BCA

BPK SKB POLITAMA 22


relatif lebih tinggi dibandingkan bank lainnya karena didukung olah jumlah ATM-nya
yang sangat banyak.

5. Customer Loyalty (Loyalitas Pelanggan)


Secara harfiah loyal berarti setia, atau loyalitas dapat diartikan sebagai suatu kesetiaan.
Kesetiaan ini timbil tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa
lalu. Usaha yang dilakukan untuk menciptakan kepuasaan konsumen lebih cenderung
mempengaruhi sikap konsumen. Sedangkan konsep loyalitas konsumen lebih menekankan
kepada perilaku pembeliannya.
Loyalitas pelanggan merupakan salah satu tujuan inti yang diupayakan dalam pemasaran
modern. Hal ini dikarenakan dengan loyalitas diharapkan perusahaan akan mendapatkan
keuntungan jangka panjang atas hubungan mutualisme yang terjalindalam kurun waktu
tertentu.
Boulding (dalam Ali Hasan, 2008:83) mengemukakan bahwa terjadinya loyalitas merek pada
konsumen disebabkan oleh adanya pengaruh kepuasan dan ketidakpuasan terhadap merek
tersebut yang terakumulasi secara terus – menerus disamping adanya persepsi tentang kualitas
produk.
Customer loyalty atau loyalitas konsumen menurut Amin Widjaja Tunggal (2008:6) adalah
kelekatan pelanggan pada suatu merek, took, pabrikan, pemberi jasa, atau entitas lain
berdasarkan sikap yang menguntungkan dan tanggapan yang baik, seperti pembelian ulang.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada unsur perilaku dan sikap dalam
loyalitas pelanggan.

6. Alat-alat Analisis Dalam Aspek Pasar dan Pemasaran


Didalam analisis aspek ini, misalnya untuk meramalkan permintaan menganalisis pesaing,
menentukan kombinasi produk diperlukan suatu analisis. Alat analisis itu diantaranya teknik
regresi, peramalan dan korelasi. Sebelum melakukan analisis, berdasarkan metode statistik,
langkah pertama yang dibutuhkan adalah tersedianya data. Data bisa berupa data primer,
misalnya lewat penyebaran angket, kuesioner kepada sasaran. Data yang selanjutnya
dianalisis sesuai dengan jenis dan alat analisis yang digunakan.

Beberapa alat analisis yang bisa digunakan :


a) Analisis SWOT
Analisis mengenai kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), Kesempatan (Opportunity),
dan ancaman (Threat) yang mungkin akan dihadapi.
Analisa SWOT adalah suatu metoda penyusunan strategi perusahaan atau organisasi yang
bersifat satu unit bisnis tunggal. Ruang lingkup bisnis tunggal tersebut dapat berupa domestik
maupun multinasional. SWOT itu sendiri merupakan singkatan dari Strength (S), Weakness
(W), Opportunities (O), dan Threats (T) yang artinya kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman atau kendala, dimana yang secara sistematis dapat membantu dalam
mengidentifikasi faktor-faktor luar (O dan T) dan faktor didalam perusahaan (S dan W). Kata-
kata tersebut dipakai dalam usaha penyusunan suatu rencana matang untuk mencapai tujuan
baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut salah satu pakar SWOT
Indonesia, yaitu Fredy Rangkuti.

b) Analisis data Kuesioner


Analisis data ini biasanya menggunakan metode statistik, misalnya mencari rata-rata (mean),
penyimpangan (standar deviasi), proporsi.

Selain dengan analisis data diatas masih ada lagi yaitu :


Regresi
Dalam kenyataannya kita mungkin ingin memperkirakan suatu keadaan tertentu yang timbul
karena dipengaruhi oleh satu atau beberapa faktor lain. Misalnya, menduga hasil penjualan
berdasarkan biaya promosi, biaya distribusi biasanya menggunakan alat a
nalisis tertentu, yaitu regresi, baik linier, berganda maupun non linier. Pembahasan, persamaan,
rumus dan pemakaian rumus telah dibahas pada matakuliah statistik.

BPK SKB POLITAMA 23


Selain untuk melihat pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain, metode peramalan, misalnya
peramalan penjualan, permintaan, market share, penawaran, bisa digunakan alat analisis
menggunakan metode Least Square.
Sy Sxy
Dimana : nilai a = dan b =
n Sx2
Y = nilai data hasil ramalan
n = jumlah data deret waktu
x = waktu tertentu yang telah ditransformasikan dalam bentuk kode.

Korelasi
Masih berkaitan dengan analisis hubungan antara beberapa variabel, analisis korelasi berguna
untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan seberapa kuat hubungan suatu variabel
dengan variabel lain. Nilai koefisien korelasi menunjukkan derajat hubungan, sedangkan tanda
negatif atau positif menunjukkan arah hubungan. Nilai koefisien korelasi berkisar dari –1 sampai
+1.

BAB 4
ASPEK KEUANGAN

Pengertian Aspek Keuangan


Keuangan
Keuangan (bahasa Inggris: finance) mempelajari bagaimana individu, bisnis, dan
organisasi meningkatkan, mengalokasi, dan menggunakan sumber daya moneter sejalan dengan
waktu, dan juga menghitung risiko dalam menjalankan proyek mereka. Istilah keuangan dapat
berarti :
 Ilmu keuangan dan asset lainnya
 Manajemen asset tersebut
 Menghitung dan mengatur risiko proyek
Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan
secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang berkaitan dengan keuntungan
perusahaan, sehingga merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti
kelayakanya. Alat ukur untuk menentukan kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria investasi
dapat dilakukan melalui pendekatan :
1. Payback Period (PP)
Yaitu jangka waktu yang diperlukan untuk mendapatkan kembali jumlah modal yang
ditanam, semakin cepat modal dapat diperoleh kembali berarti semakin kecil resiko yang
harus diambil/ dihadapi (Periode waktu yang menunjukkan berapa lama dana yang
diinvestasikan akan bisa kembali).
 Kebaikan dan kelemahan Pay Back Period
a. Kebaikan Pay Back Period
1) Digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian
investasi dengan resiko yang besar dan sulit.
2) Dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang mempunyai rate of
return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu
pengembaliannya cepat.
3) Cukup sederhana untuk memilih usul-usul investasi.
4) Mudah dan sederhana bisa dihitung untuk menentukan lamanya waktu pengembalian
dana investasi.
5) Memberikan informasi mengenai lamanya BEP project.
6) Sebagai alat pertimbangan resiko karena semakin pendek payback periodnya maka
semakin pendek pula resiko kerugiannya.
b. Kelemahan
1) Mengabaikan penerimaan investasi atau proceeds yang diperoleh sesudah payback
periode tercapai.
2) Mengabaikan Time Value Of Money (Nilai Waktu Uang).
3) Tidak memberikan informasi mengenai tambahan value untuk perusahaan.

BPK SKB POLITAMA 24


4) Pay back period digunakan untuk mengukur kecepatan kembalinya dana, dan tidak
mengukur keuntungan proyek pmbangunan yang telah direncanakan.
5) Tidak memperhitungkan nilai sisa dari investasi.
 Indikator Pay Back Period
a. Periode pengembalian lebih cepat dari waktu yang ditentukan = Layak/Diterima
b. Periode pengembalian lebih lama atau melebihi waktu yang telah ditentukan = Tidak
layak/Ditolak.
c. Jika usaha proyek investasi lebih dari satu, maka periode pengembalian yang diambil
adalah yang lebih cepat.

 Rumus Pay Back Period


Payback Period =               Nilai Investasi
                                Proceed (Penerimaan Investasi)
 Rumus Pay Back Period jika kas pertahunnya jumlahnya berbeda
             a - b
Payback Period = n +______ x 1 tahun
                                        c–b
Keterangan:
n : Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum menutup investasi mula-mula
a : Jumlah investasi mula-mula
b : Jumlah investasi arus kas pada tahun ke-n
c : jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n + 1

2. Average Rate of Return (ARR)


Merupakan cara untuk mengukur rata-rata pengembalian bunga dengan cara
membandingkan antara rata-rata laba sebelum pajak EAT dengan rata-rata investasi.
Jumlah EAT  
ARR = ________________________ X  100%
Investasi
Kriteria penilaian ARR :
Jika ARR > 100%,  Investasi diterima
Jika ARR < 100%,  Investasi Ditolak

Kelebihan dari metode ini adalah:


a. Sederhana dan mudah dimengerti.
b. Metode ini menggunakan data akuntansi yang sudah tersedia sehingga tidak memerlukan
perhitungan tambahan.
Kekurangan utama dari metode ini adalah :
a. Tidak memperhitungkan “time value of money”
b. Menitik beratkan pada laba akuntansi dan bukan pada arus kas dari investasi
bersangkutan.
c. Merupakan pendekatan jangka pendek dengan menggunakan angka rata-rata yang dapat
menyesatkan.
d. Kurang memperhitungkan jangka waktu investasi

3. Net Present Value (NPV)


Yaitu selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan
menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor. Dengan kata lain
merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskontokan
pada saat ini. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi,
biaya operasional, dan pemeliharaan, serta perkiraan manfaat/ benefit dari proyek yang
direncanakan. Rumus yang digunakan Net Present value yaitu Arus kas masuk dan keluar
yang didiskonkan pada saat ini (present value (PV) yang dijumlahkan selama masa hidup
dari proyek tersebut dihitung dengan rumus.

Dimana:
t= waktu arus kas

BPK SKB POLITAMA 25


i= suku bunga diskonto yang digunakan
Rt= arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu t
Arti perhitungan NPV yaitu pada tabel berikut ditunjukkan arti perhitungan NPV terhadap
keputusan investasi yang akan dilakukan.
Bila Berarti Maka
NPV > Investasi yang dilakukan Proyek bisa dijalankan
0 memberikan manfaat bagi
perusahaan
NPV < Investasi yang dilakukan akan Proyek ditolak
0 mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan
NPV = Investasi yang dilakukan tidak Kalau proyek dilaksanakan atau tidak
0 mengakibatkan perusahaan dilaksanakan tidak berpengaruh pada
untung ataupun merugi keuangan perusahaan. Keputusan harus
ditetapkan dengan menggunakan kriteria
lain misalnya dampak inestasi terhadap
positioning perusahaan.

 Kelebihan dari metode Net Present Value ini :


a. Memperhatikan nilai waktu dari pada uang (time value of money).
b. Mengutamakan aliran kas yang lebih awal
c. Tidak mengabaikan aliran kas selama periode proyek atau investasi
 Kelemahan dari metode Net Present Value adalah :
a. Memerlukan perhitungan Cost Of   Capital sebagai Discount Rate
b. Lebih sulit penerapannya dari pada Pay Back Period

4. Internal Rate of Return (IRR)


IRR adalah hasil yang diperoleh dari suatu proposal bisnis, yaitu tingkat diskonto
(discount rate) yang akan menjadi present value dari aliran kas masuk (cash inflow) sama
dengan investasi awal. IRR adalah memberikan asumsi bahwa cash inflow diinvestasikan
kembali pada tingkat bunga internal (internal rate).

 Kelebihan :
a. Memperhatikan nilai waktu dari uang.
b. Menggunakan arus kas sebagai dasar perhitungan.
c. Hasilnya dalam persentase, sehingga pengambilan keputusan dapat membuat perkiraan
bila r (discount rate) sulit diketahui.
 Kekurangan :
a. Perhitungan lebih sulit bila tidak menggunakan komputer, karena harus dicoba-coba (trial
and error).
b. Tidak membedakan proyek yang mempunyai perbedaan ukuran dan keadaan investasi.
c. Dapat menghasilkan IRR ganda atau  tidak menghasilkan IRR sama sekali.

5. Profitability Index (PI)


Metode ini menghitung perbandingan antara nilai arus kas bersih yang akan datang
dengan nilai investasi yang sekarang. Profitability Index harus lebih besar dari 1 baru
dikatakan layak. Semakin besar PI, investasi semakin layak.

Kelayakan investasi menurut standar analisa ini adalah : Jika PI > 1 ; maka investasi tsb
dpt dijalankan (layak/ feasible) Jika PI < 1 ; investasi tsb tidak layak dijalankan (tidak layak/
not feasible).

BPK SKB POLITAMA 26


Kelebihan Profitability Index adalah :
a. Memberikan percentage future cash flows dengan cash initial.
b. Sudah mempertimbangkan cost of capital.
c. Sudah mempertimbangkan time value of money.
d. Mempertimbangkan semua cash flow.
Kekurangan Profitability Index adalah :
a. Tidak memberikan informasi mengenai return suatu project.
b. Dibutuhkan cost of capital untuk menghitung Profitability Index.
c. Tidak memberikan informasi mengenai project risk.
d. Susah dimengerti untuk dijadikan indicator apakah suatu project memberikan value
kepada perusahaan.

6. Break event point (BEP)


Break Even Point (BEP) ialah titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya
sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu
perusahaan. Break Even Point ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana
banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk
mendapatkan titik impas atau kembali modal.

Komponen Penghitungan Dasar Break Even Point :


1. Fixed Cost. Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya tindakan
produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini yaitu biaya
tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dll.
2. Variabel Cost. Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung
dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat, berarti
variabel cost pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik,
dll.
3. Selling Price. Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah
diproduksi.

Rumus Break Even Point


Rumus yang digunakan untuk analisis Break Even Point ini terdiri dari dua macam
sebagai berikut :
1. Dasar Unit. Berapa unit jumlah barang/jasa yang harus dihasilkan untuk mendapat titik
impas : BEP = FC /(P-VC)
2. Dasar Penjualan. Berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapat titik
impas: FC/ (1 – (VC/P))* Penghitungan (1 – (VC/P)) biasa juga disebut dengan
istilah Margin Kontribusi Per Unit. 
Dalam berbisnis, tentunya analisis break even point sangat membantu pelaku bisnis untuk
memproyeksikan seberapa banyak barang yang harus diproduksi dan perbandingannya
dengan uang/pendapatan yang diterima.

SUMBER-SUMBER DANA
Untuk mendanai suatu kegiatan investasi maka biasanya diperlukan dana yang relative
cukup besar. Perolehan dana dapat dicari dari berbagai sumber dana yan ada seperti dari modal
sendiri atau dari modal pinjaman atau keduanya. Pilihan apakah menggunakan modal sendiri
atau modal pinjaman atau gabungan dari keduanya tergantung dari jumlah modal yang
dibutuhkan dari kebijakan pemilik usaha. Pertimbangannya tidak lain adalah untung ruginya jika
menggunakan salah satu modal atau dengan modal gabungan. Dilihat dari segi sumber asalnya,
modal dibagi 2 (dua) macam, yaitu :
1. Modal asing (modal pinjaman)
Modal asing atau modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh dari pihak luar 
perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman. Sumber dana dari modal asing dapat
siperoleh antara lain :
a. Pinjaman dari dunia perbankan
b. Pinjaman darilembaga keuangan seperti perusahaan modal ventura, asuransi, leasing,
dana pension, atau lembaga keuangan lainnya.
c. Pinjaman dari perusahaan nonbank.

BPK SKB POLITAMA 27


2. Modal sendiri
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan cara
mengeluarkan saham baik tertutup atau terbubuka. Perolehan dana dari modal sendiri
biasanya berasal dari :
a. Setoran dari pemegang saham.
b. Dari cadangan laba.
c. Atau dari laba yang belum dibagi.

2.3 BIAYA KEBUTUHAN INVESTASI


Komponen yang terkandung dalam biaya kebutuhan investasi biasanya disesuaikan dengan
jenis usaha yang akan dijalankan. Secara garis besar biaya kebutuhan investasi meliputi :
1. Biaya pra investasi
2. Biaya Pembelian Aktiva tetap
3. Biaya operasi

Secara umum biaya kebutuhan investasi adalah sebagai berikut :


1. Biaya pra investasi terdiri dari :
a. Biaya pembuatan study
b. Biaya pengurusan izin-izin
2. Biaya pembelian aktiva tetap seperti:
a. Aktiva tetap berwujud antara lain :
 Tanah
 Mesin-mesin
 Bangunan
 Peralatan
 Inventaris kantor
 berwujud lainnya
b. Aktiva tetap tidak berwujud antara lain:
 Good will
 Hak cipta
 Lisensi
 Merk pedagang
3. Biaya operasional yang terdiri dari:
a. Upah dan gaji karyawan
b. Biaya listrik
c. Biaya telpon dan air
d. Biaya pemeliharaan
e. Pajak
f. Premi asuransi
g. Biaya pemasaran
h. Biaya-biaya lainnya.

ARUS KAS (CASH FLOW)


Arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar dalam suatu perusahaan mulai dari
investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya investasi tersebut.Dalam hal ini investor yang
terpenting adalah berapa kas bersih yang diterima dari uang yang diinvestasikan disuatu usaha.
Pentingnya kas akhir bagi investor jika dibandingkan dengan laba yang diterima perusahaan
dikarenakan :
1. Kas diperlukan untuk memenuhi kebutuhan uang tunai sehari-hari.
2. Kas digunakan untuk membayar semua kewajiban yang jatuh tempo.
3. Kas juga digunakan untuk melakukan investasi kembali.
4. Jenis-jenis cash flow yang dikaitkan dengan suatu usaha terdiri dari :
a. Intial cash flow
b. Operasional cash flow
c. Terminal cash flow

BPK SKB POLITAMA 28


KRITERIA PENILAIAN INVESTASI
Adapun kriteria yang biasa digunakan untuk menuntukan kelayakan suatu usaha atau
investasi adalah :
1. Playback period (PP)
2. Average rate of return (ARR)
3. Net present value (NPV)
4. Internal rate of return (IRR)
5. Profitability index (IP)
6. Serta berbagai rasio keuangan seperti rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan
profabilitas.

RASIO-RASIO KEUANGAN
Pengertian Laporan Keuangan
Pada praktiknya setiap perusahaan, baik bank maupun nonbank pada suatu waktu(periode)
akan melaporkan semua kwgiatan keuanganya. Pembuatan masing-masing laporan laporan
keuangan memiliki tujuan tersendiri. Secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan suatu
perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Memberikan informasi keaungan, jumlah aktiva, jenis-jenis aktiva.
2. Jumlah kewajiban, jenis-jenis kewajiban, dan jumlah modal.
3. Membirikan informasi tentang hasil usaha yang tercermindari jumlah pendapatn yang
diperoleh,sumber-sumber pendapatan.
4. Jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam
periode tertentu.
5. Memberikan informasi tentangperubahan-perubahan yang terjadi dalam aktiva,
kewajiban, dan modal suatu perusahaan
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari hasil laporan
keuangan yang disajikan.

Pihak-pihak yang berkepentingan


Adapun pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan
adalah sebagai berikut :
1. Kreditor
2. Pemegang saham
3. Pemerintah
4. Manajemen
5. Karyawan

Jenis- jenis laporan keuangan


Dalam praktiknya jenis-jenis laporan keuangan yang ada adalah sebagai berikut :
1. Neraca
2. Laporan laba/ rugi
3. Laporan arus kas
4. Laporan perubahan modal

PROYEKSI NERACA DAN LAPORAN LABA/RUGI


Di samping itu membuat cash flow perusahaan juga diminta untuk membuat proyeksi
laporan keuangannya untuk beberapa periode (biasanya seumur proyek). Proyeksi laporan
keuangan yang dibuat adalah neraca dan laporan laba/rugi. Untuk lebih mengenal memahami
neraca daan laporan laba/rugi ada baiknya kita mengulang kembali pengertian dan komponen-
komponen apa saja yang terdapat dalam dua laporan keungan tersebut.

Neraca (income statement)


Neraca merupakan laporan keungan yang menunjukan posisi harta, utng, dan modal
perusahan pada waktu tertentu.Artinya, neraca dapat dibuat untuk mengetahui kondisi keungan
perusahaan dalam waktu tertentu setiap saat dibutuhkan. Secara garis besar neraca

BPK SKB POLITAMA 29


menggambarkan jumlah harta di posisi aktiva dan jumlah utang serta modal (ekuitas) diposisi
posiva. Komponen harta yang tergambar diposisi adalah sebagai berikut :
1. Aktiva lancar terdiri dari :
a. Kas
b. Rekening pada bank(giro dan tabungan)
c. Deposito berjangka
d. Surat-surat berharga
e. Piutang/kredit yang diberikan
f.   Persediaan
g. Biaya yang dibayar dimuka
h. Pendapatan yang masih harus diterima
i. Aktiva lancer lainnya
2. Penyertaan
3. Aktiva tetap yang terdiri dari :
a. Aktiva tetap berwujud yaitu :
 Tanah
 Mesin
 Bangunan
 Akumulasi penyusutan
 Aktiva tetap lainnya.
b. Aktiva tetap yang tidak berwujud, yaitu:
 Good will
 Hak cipta
 Lisensi
 Merek dagang
4. Aktiva lainnyaterdiri dari antara lain:
a. Gedung dalam proses
b. Tanah dalam penyelesaiaan
c. Piutang jangka panjang
d. Uang jaminan
e. Uang muka investasi
Kemudian, komponen utang (kewajiban) serta modal (ekuitas) tergambar dalam posisi pasiva
sebagai berikut :
1. Utang lancar (kewajiban jangka pendek) trdiri dari:
a. Utang dagang
b. Utang wesel
c. Utang bank
d. Utang pajak
e. Biaya yang masih harus dibayar
f. Utang sewa guna usaha
g. Utang dividen
h. Utang lancer lainnya
2. Utang jangka panjang terdiri dari:
a. Utang hipotek
b. Utang obligasi
c. Utang bank jangka panjang
d. Utang jangka panjang lainnya.
3. Ekuitas terdiri dari:
a. Modal saham
b. Aigo saham
c. Laba ditahan
d. Modal sumbangan

Laporan Laba/Rugi (balance sheet)


Laporan laba/rugiadalah laporan yang menunjukan jumlah pendapatan yang diperoleh dan
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode tertentu. Berikut ini adalah komponen-
komponen yang terdapat dalamsuatu laporan laba/rugi, antara lain :

BPK SKB POLITAMA 30


1. Penjualan (pendapatan)
2. HPP (harga pokok penjaulan)
3. Laba kotor.
4. Biaya operasi terdiri dari :
 Biaya umum
 Biaya penjualan
 Biaya sewa
 Biaya administrasi
5. Laba koter operasional
6. Penyusutan (depresiasi)
7. Pendapatan bersih operasi
8. Pendapatan lainnya
9. Laba sebelum laba dan pajak atau EBIT (earning before intrest and tax)
10. Biaya bunga terdiri dari :
 Bunga wesel
 Bunga bank
 Bunga hipotek
 Bunga obliges
 Bunga lainnya
11. Laba sebelum pajak atau EBT (earning before tax)
12. Pajak (tax)
13. Laba sesudah bunga dan pajak atau EAIT (earning after interest and tax)
14. Laba perlembar saham (earning per share)

PENGUKURAN  DENGAN RASIO KEUANGAN


Agar laporan keungan yang disajikan dapat diartikan dengna angka-angka yang ada
dilaporan keuangan, maka perlu dianalisis.Alat analisis yang dapat digunakan adalah rasio-rasio
keuangan.

Bentuk rasio keuangan


Untuk mengukur keungan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan terdiri
dari beberapa rasio. Setiap rasio mempunyai tujuan, kegunaan, dan mengandung arti
tertentu.Kemudian setiap rasio diukur dan diinterprestasikan, sehingga menjadi berarti bagi
pengambilan keputusan. Adapun sebagian dari jenis-jenis rasio-rasio keuangan yang dimaksud
adalah sebagai berikut :

Rasio likuiditas (liquidity ratio)


Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuid suatu
perusahaan.caranya adalah dengan membandingakan seluruh komponen yang ada di aktiva
lancer dengan komponen di pasiva lancer(utang jangka pendek). Untuk mengukur rasio likuiditas
dapat digunakan beberapa rasio, antara lain :
 Current Ratio (CR)
 Quick Ratio (acid Test Ratio)
 Inventory To Net Working Capital
 Cash Ratio
Laverage Ratio
Laverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengartur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai dengan utang. Seperti diketahui dalam mendanai usahanya, perusahaan
memiliki beberapa sumber dana. Sumber-sumber dana yang dapat diperoleh adalah dari sumber
pinjam atau modal sendiri. Adapun rasio-rasio yang ada dalam laverage ratio antara lain :
1. Debt to asset ratio (debt ratio)
2. Debt to equity ratio
3. Long term debt to equity ratio
4. Current liabilities to net worth

Rasio aktivitas (activity ratio)

BPK SKB POLITAMA 31


Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efesien pemanfaatan sumber
daya perusahaan(penjualan, persediaan, penagihan piutang, dan lainnya). Atau rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Adapun sebagian dari
rasio-rasio aktivitas adalah sebagai berikut :
1. Perputaran piutang (turnover receivable)
2. Perputaran persediaan (inventory turnover)
3. Working capital turnover
4. Fixed assets turnover
5. Asset turnover

Rasio profitabilitas (profitability ratio)


Rasio profatibilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas menejemensuatu
perusahaan.rasio ini terdiri dari :
1. Profil margin (profil marygin onsales)
2. Return on investment ( RoI)
3. Return on equity (RoE)

Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan bisnis adalah untuk menentukan
rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang di harapkan dengan
membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.
Aktiva tetap ada dua yaitu aktiva tetapn berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud.
1. Untuk menghitung keseluruhan dana yang di pakai, rincian analisis biaya dari sumber
pembelanjaan ditentukan oleh : Biaya utang, Biaya modal sendiri dan Biaya laba yang
ditahan.
2. Manajer Keuangan merupakan seseorang yang mempunyai hak dalam mengambil suatu
keputusan yang sangat penting dalam suatu bidang investasi dan pembelanjaan
perusahaan. Manajer keuangan juga bertanggung jawab dalam bidang keuangan pada
suatu perusahaan. Tujuan Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai
perusahaan.
3. Fungsi manajemen keuangan sbb :
 Perencanaan Keuangan,
 Penganggaran Keuangan,
 Pengelolaan Keuangan,
 Pencarian Keuangan,
 Penyimpanan Keuangan,
 Pengendalian Keuangan,
 Pemeriksaan Keuangan,
 Pelaporan keuangan.
4. Fungsi manajer keuangan meliputi hal-hal sebagai berikut :
 Melakukan pengawasan atas biaya.
 Menetapkan kebijaksanaan harga.
 Meramalkan laba yang akan datang.
 Mengukur atau menjajaki biaya modal kerja.
5. Ada dua jenis laporaan keuangan sbb:
 Neraca
 Laporan laba rugi
6. Analisis rasio keungan dan jenis-jenisnya sbb :
a. Rasio Likuiditas
b. Rasio Akivitas
c. Rasio Leverage / rasio Solvabilitas
d. Rasio Profitabilitas

BAB 5
ASPEK TEKNIS/OPERASI

PENGERTIAN ASPEK TEKNIS/OPERASI

BPK SKB POLITAMA 32


Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Penilaian kelayakan
terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum perusahaan dijalankan. Hal-hal yang perlu
diperhartikan dalam aspek ini adalah masalah penentuan lokasi, tata letak (lay out), penyusunan
peralatan pabrik, dan proses produksinya termasuk pemilihan teknologi. Jadi, analisis dari aspek
operasi adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai
ketepatan lokasi, luas produksi, dan lay out serta kesiagaan mesin-mesin yang akan digunakan.
TUJUAN ASPEK TEKNIS/OPERASI
Secara umum ada beberapa hal yang hendak dicapai dalam penilaian aspek teknis/operasi, yaitu:
1. Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat.
2. Agar perusahaan dapat menentukan lay out yang sesuai dengan proses produksi yang
dipilih.
3. Agar perusahaan bisa menentukan teknologi yang tepat dalam menjalankan produksinya.
4. Agar perusahaan bisa menentukan metode persediaan yang paling baik untuk dijalankan.
5. Agar perusahaan dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan saat ini dan
masa yang akan datang.
PENENTUAN LOKASI USAHA
Penentuan lokasi sangat penting karena apabila perusahaan salah dalam menentukan lokasi
yang dipilih akan mengakibatkan terjadinya peningkatan biaya yang harus dikeluarkan. Harga
produk yang akan dipasarkan nantinya juga sangat tergantung pada lokasi pabrik yang dipilih,
karena harga pasar akan terpengaruh dengan jarak lokasi pabrik dengan pasar. Selanjutnya akan
sangat terkait dengan kemampuan bersaing barang yang diproduksi yang nantinya akan
berpengaruh terhadap laba perusahaan.
Penentuan lokasi yang tepat akan memberikan keuntungan bagi perusahaan, baik dari sisi
finansial maupun nonfinansial, misalnya: dapat memberikan pelayanan kepada konsumen
dengan lebih memuaskan, kemudahan untuk memperoleh tenaga kerja yang diinginkan baik
secara kuantitas maupun kualifikasinya, memudahkan dalam memperoleh bahan baku atau bahan
lainnya dalam jumlah yang diinginkan dalam jangka waktu yang sudah diperhitungkan,
kemudahan dalam memperluas lokasi usaha, karena sejak awal sudah dipertimbangkan
kebutuhan lahan yang dibutuhkan, mempunyai prospek nilai ekonomis yang tinggi di masa yang
akan datang, meminimalisasi konflik terutama dengan masyarakat setempat, serta adanya
dukungan pemerintah terhadap usaha yang akan dijalankan.
Untuk memilih lokasi tergantung dari jenis usaha yang dijalankan. Untuk
mempertimbangkan lokasi yang dipilih harus disesuaikan dengan keperluan usaha, misalnya
untuk lokasi pabrik, lokasi kantor pusat, lokasi kantor pemasaran, lokasi gudang, dan lainnya.
Sebenarnya terdapat beberapa pertimbangan yang harus diketahui dalam penentuan lokasi,
namun pada garis besarnya terdapat dua pendekatan sebagai berikut:
1. Pendekatan berdasarkan kedekatan dengan bahan baku (raw material approximity
approach)
Pendekatan penentuan lokasi ini didasarkan pada bahwa sebaiknya lokasi perusahaan
ditentukan di daerah bahan baku. Dengan demikian biaya angkut dari bahan baku dari
sumbernya ke pabrik seefisien mungkin. Jadi, pertimbangannya adalah biaya angkut
bahan baku yang semurah mungkin. Contoh:
 Perusahaan semen sebaiknya ditempatkan di daerah gunung kapur/bahan semen.
Itulah sebabnya mengapa pabrik semen didirikan di daerah Gresik dan Tuban karena
daerah tersebut merupakan daerah gunung kapur.
 Perusahaan pengolahan minyak harus terletak di kawasan yang terdapat tambang
minyak, misalnya daerah Cepu, Jawa Tengah.
 Perusahaan air minum kemasan sebaiknya ditempatkan pada daerah yang banyak
terdapat sumber air yang memadai, misalnya di daerah Tretes, Pandaan, Pasuruan.
 Perusahaan tambang batu bara harus ditempatkan di daerah yang banyak terdapat
deposit batu bara. Demikian juga dengan perusahaan tambang yang lain seperti
aluminium, emas, tembaga, dan lainnya.
2. Pendekatan berdasarkan kedekatan dengan daerah pemasaran (Market Approximity
Approach)
Berdasarkan pendekatan ini, maka perusahaan harus ditempatkan di daerah pemasaran.
Pertimbangannya adalah efisiensi pengangkutan hasil produksi dari pabrik ke daerah
pemasaran.
Beberapa contoh pendekatan ini adalah:

BPK SKB POLITAMA 33


 Perusahaan atau pabrik televise/radio/video dan kaset recorder hendaknya
ditempatkan di daerah pemasaran. Misalnya, beberapa perusahaan perakitan TV,
radio, komputer, umumnya berada di kota-kota besar bukan di daerah pedalaman.
 Perusahaan obat-obatan banyak terletak di daerah perkotaan.
 Perusahaan konveksi banyak di daerah pemasaran, dll.
Meskipun secara umum penentuan lokasi bisnis berdasarkan kedua pendekatan tersebut,
namun terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi yang
nantinya akan dianalisis untuk mencapai keputusan akhir dimana lokasi akan dipilih. Faktor-
faktor tersebut antara lain:
1) Faktor primer
Pertimbangan utama faktor primer dalam menentukan lokasi pabrik antara lain:
a. Kedekatan dengan pasar sasaran atau konsumen potensial dimana tempat produk
akan dijual
b. Kedekatan dengan sumber (ketersediaan) bahan baku utama
c. Ketersediaan tenaga kerja, baik dari sisi kuantitas maupub kualifikasi yang
dibutuhkan
d. Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai yang dapat
memperlancar pengadaan bahan baku dan memasarkan hasil produksi, misalnya
jalan raya, jembatan, pelabuhan laut, bandar udara, kereta api, dll.
e. Ketersediaan sarana listrik, sumber air, telekomunikasi untuk memperlancar
kegiatan produksi agar tidak terganggu
f. Sikap masyarakat setempat yang dapat memengaruhi aktivitas usaha baik positif
maupun negatif.
2) Faktor sekunder
Beberapa faktor sekunder yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi pabrik
adalah:
a. Kondisi iklim, kelembaban, curah hujan dan tanah, misalnya untuk jenis usaha
dibidang agrobisnis harus dapat memilih iklim yang sejuk dan kondisi tanah yang
subur.
b. Strategi kebijakan pemerintah terutama pemerintah daerah setempat yang dapat
mendukung atau menghambat usaha yang akan dijalankan serta kebijakan arah
pembangunan yang akan dijalankan. Misalnya masalah peraturan perpajakan,
peraturan ketenagakerjaan, peraturan ijin usaha, intensif, dll.
c. Kemungkinan perluasan pengembangan perusahaan dan rencana masa depan
perusahaan.
d. Sikap masyarakat setempat yang dapat memengaruhi aktivitas usaha baik positif
maupun negatif, misalnya adat istiadat, budaya, agama, keamanan, dll.
e. Biaya untuk investasi dan eksplorasi, misalnya pengadaan tanah dan
pembangunan gedung.
Kemudian pertimbangan untuk menentukan lokasi kantor pusat yang umum dilakukan adalah
sbb:
1. Dekat pemerintahan
2. Dekat lembaga keuangan
3. Dekat dengan pasar
4. Tersedia sarana dan prasarana
Sedangkan pertimbangan untuk lokasi gudang yang umum dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Di kawasan industri
2. Dekat dengan pasar
3. Dekat dengan bahan baku
4. Tersedia sarana dan prasarana
Penilaian lokasi yang tepat akan memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan, baik
dari segi finansial maupun non finansial. Keuntungan yang diperoleh dengan mendapatkan lokasi
yang tepat antara lain adalah :
1. Pelayanan yang diberikan kepada konsumen dapat lebih memuaskan.
2. Kemudahan dalam memperoleh tenaga kerja yang diinginkan baik jumlah maupun
kualifikasi.
3. Kemudahan dalam memperoleh bahan baku atau bahan penolong dalam jumlh yang
diinginkan secara terus – menerus

BPK SKB POLITAMA 34


4. Kemudahn untuk memperluas lokasi usaha, karena biasanya sudah di perhitungkan untuk
usaha perluasan lokasi sewaktu – waktu.
5. Memiliki nilai atau harga ekonomis yang lebih tinggi dimasa yang akan datang.
6. Meminimalkan terjadinya konflik terutama dengan masyarakat dan pemerintah setempat

METODE PENILAIAN LOKASI


Paling tidak ada 3 metode yang dapat digunakan dalam menilai sesuatu lokasi sebelum
diputuskan, yakni :
1. Metode penilaian hasil value
 Pasar
 Bahan baku
 Transportasi
 Tenaga kerja
 Perimbangan lainnya
2. Metode perbandingan biaya (cost comparison method)
 Bahan baku
 Bahan bakar dan listrik
 Biaya operasi
 Biaya umum
 Biaya lainya
3. Metode analisis ekonomi (economic analysis method)
 Biaya sewaa
 Biaya tenaga kerja
 Biaya pengangkutan
 Biaya bahan bakar dan listrik
 Pajak
 Perumahan
 Sikap masyarakat

PENENTUAN LUAS PRODUKSI/SKALA OPERASI


Skala operasi/luas produksi adalah kuantitas unit produksi yang seharusnya dihasilkan
pada satu periode tertentu dalam rangka mencapai optimalisasi profit. Penentuan skala produksi
berkaitan dengan berapa jumlah produksi yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan
mempertimbangkan kapasitas produksi dan peralatan yang dimiliki serta biaya yang paling
efisien. Skala operasi dapat dilihat dari segi ekonomis, yaitu yang dilihat adalah berapa jumlah
produk yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan biaya yang paling efisien dan segi teknis
yang dilihat adalah jumlah produk yang dihasilkan atas dasar kemampuan mesin dan peralatan
serta persyaratan teknis lainnya.
Dalam industri manufaktur, terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam
merencanakan skala operasi, yaitu:
a. Kemungkinan perkembangan pangsa pasar yang dapat diraih.
b. Kapasitas mesin serta peralatan yang dimiliki.
c. Kualitas-kualitas SDM dalam proses produksi.
d. Kemampuan keuangan perusahaan.
e. Kemungkinan adanya perubahan teknologi produksi dimasa yang akan datang.
f. Peraturan pemerintah dan ketentuan teknis lainnya juga berperan dalam perencanaan
skala operasi.
Luas produksi ekonomis ditentukan oleh :
a. Kecenderungan permintaan yang akan dating
b. Kemungkinan pengadaan bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja, dll.
c. Tersedianya teknologi dan peralatan dipasar
d. Daur hidup produk dan produk substitusi
Penentuan jumlah produksi optimal
a. Pendekatan marginal cost dan revenue
b. Pendekatan break even point
c. Metode liniear programming

PENENTUAN TATA LETAK (LAY-OUT)

BPK SKB POLITAMA 35


Tata letak (lay-out) adalah suatu proses dalam menentukan bentuk dan penempatan
fasilitas yang dapat menentukan efisiensi produksi atau operasi. Lay-out dirancang berkenaan
dengan produk, proses, sumber daya manusia dan lokasi sehingga efisiensi operasi dapat
tercapai. Tujuan penentuan lay-out adalah optimalisasi pengaturan fasilitas-fasilitas operasi
sehingga nilai yang diciptakan oleh sistem produksi menjadi optimal.
Keuntungan yang diperoleh dengan adanya penentuan lay-out:
 Memberikan ruang gerak yang memadai untuk beraktivitas dan pemeliharaan
 Efisiensi pemakaian ruangan
 Biaya investasi dan produksi bisa dikurangi
 Kelancaran aliran material
 Efisiensi biaya pengangkutan material dan barang jadi
 Kebutuhan persediaan yang rendah
 Adanya kenyamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja yang lebih baik

Macam-macam Lay-Out Pabrik (Subagyo, 2000)


1. Lay-Out Garis
Lay-out garis juga disebut sebagai lay-out produk. Artinya pengaturan letak mesin-
mesin atau fasilitas produksi dalam suatu pabrik yang berdasarkan atas urut-urutan proses
produksi dalam membuat suatu barang. Barang yang dikerjakan setiap hari selalu sama dan arus
barang yang dikerjakan setiap hari juga selalu sama seolah-olah menyerupai garis sehingga
dikatakan sebagai lay-out produk.
Mesin 1 Mesin 2 Mesin 3

Mesin 6 Mesin 5 Mesin 4

2. Lay-out Fungsional
Lay-out fungsional ini sering disebut dengan lay-out proses, yaitu pengaturan letak
fasilitas produksi di dalam pabrik berdasarkan atas fungsi bekerjanya setiap mesin atau fasilitas
produksi yang ada. Mesin atau fasilitas yang mempunyai kegunaan yang sama dikelompokkan
dan diletakkan pada ruangan atau tempat yang sama. Lay-out ini biasanya digunakan untuk
membuat barang yang bermacam-macam. Contoh dari lay-out fungsional ini adalah pabrik yang
mengerjakan berbagai macam barang-barang dari besi.

Mesin
Bubut
Gerinda Bor

Cor Poles

Vercroom
Potong

BPK SKB POLITAMA 36


3. Lay-out Kelompok
Lay-out kelompok adalah suatu pengaturan letak fasilitas suatu pabrik berdasarkan atas
kelompok barang yang dikerjakan. Biasanya pabrik yang menggunakan lay-out kelompok
memiliki produk yang bermacam-macam, tetapi garis besar urutan prosesnya dapat dibagi dalam
beberapa kelompok yang sama. Untuk setiap kelompok produk dibuatkan lay-out tersendiri.
Contoh penggunaan lay-out ini adalah pada perusahaan pemroses kulit. Perusahaan ini
menghasilkan sepatu, sandal, sepatu sandal, baik untuk pria maupun wanita, berbagai dompet,
tas, dan berbagai macam ikat pinggang. Proses untuk mengerjakan setiap barang tidak sama,
tetapi pada dasarnya produk dapat dikelompokkan dalam beberapa marga atau kelompok produk
yang garis besar urutan proses pembuatannya hampir sama. Semua produk dalam setiap
kelompok memiliki garis produksi yang sama, meskipun cara pengerjaan setiap barang secara
rinci berbeda-beda. Misalnya pembuatan kelompok sepatu mesti melalui bagian sol, bagian atas,
bagian perakitan, dan finishing atau penyelesaian. Hanya cara pembuatan sol setiap macam dan
model sepatu agak lain, meskipun garis besarnya sama. Demikian juga pembuatan bagian atas
dan perakitannya.

sol bagian atas assembling finishing

potong jahit finishing bungkus

jahit pasang perlengkapan finishing

Lay-out dengan Posisi Tetap


Lay-out dengan posisi tetap adalah pengaturan fasilitas produksi dalam membuat barang
dengan letak barang yang tetap atau tidak pindah-pindah. Contoh, lay-out pembuatan jembatan,
lay-out pembangunan gedung, lay-out pembuatan jalan, dan lay-out penghijauan.
Kriteria untuk menilai lay-out pabrik:
a. Adanya konsistensi dengan teknologi
b. Adanya arus produk dalam proses yang lancar dari suatu proses ke proses yang lain
c. Penggunaan ruangan optimal
d. Terdapat kemungkinan untuk dengan mudah melakukan penyesuaian maupun ekspansi
e. Meminimasi biaya produksi dan memberikan dan memberika jaminan yang cukup untuk
keselamatan tenaga kerja.
Untuk memperoleh lay-out yang baik maka perusahaan perlu menentukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur
a. Sifat produk yang dibuat
Sifat produk yang dibuat dapat menentukan lay-out yang akan dibuat. Misalnya jika
produk yang dibuat padat akan berbeda dengan produk yang bersifat cair atau gas.
b. Jenis proses produksi yang digunakan
Lay-out garis biasanya digunakan pada pabrik yang memiliki proses produksi
continous atau memiliki line flow, sedangkan lay-out fungsional biasanya digunakan
pada proses produksi intermitten.
c. Jenis barang serta volume produksi barang yang dihasilkan
Apabila perusahaan menghasilkan bermacam-macam barang produk yang jumlah
setiap jenis hanya sedikit, biasanya menggunakan lay-out fungsional. Akan tetapi jika
produknya selalu sama serta setiap jenisnya banyak, sebaiknya menggunakan lay-out
garis.
d. Nilai investasi
Penentuan lay-out disesuaikan dengan modal yang tersedia, karena untuk membuat
lay-out diperlukan investasi yang cukup besar.

BPK SKB POLITAMA 37


e. Keluwesan atau fleksibilitas
Fleksibel adalah jika terjadi perubahan macam barang yang dihasilkan atau terjadi
penambahan kapasitas pabrik/penambahan mesin, maka letak mesin dan berbagai
fasilitas mudah disesuaikan.
f. Pengangkutan barang
Untuk lay-out agar dapat diusahakan dengan menggunakan conveyor karena jalan
yang dilalui barang selalu sama sehingga biaya pengangkutannya murah
g. Aliran barang
Mesin-mesin sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga aliran barang yang
dikerjakan tidak saling mengganggu.
h. Efektivitas penggunaan ruangan
Penempatan mesin-mesin sebaiknya sedemikian rupa sehingga ruangan dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya dan menghindari pemborosan ruangan.
i. Lingkungan dan keselamatan kerja
Lay-out harus mempertimbangkan keselamatan kerja dan lingkungan kerja, jangan
sampai keselamatan mesin dapat membahayakan karyawan.
j. Pemeliharaan
Peletakan mesin-mesin harus memungkinkan pelaksanaan pemeliharaan dengan
mudah.
k. Letak kamar kecil
Letak kamar kecil jangan terlalu jauh dari ruang kerja, sehingga tidak banyak waktu
yang terbuang untuk perjalanan ke kamar kecil.
l. Pengawasan
Sebaiknya mesin atau fasilitas produksi lain diletakkan sedemikian rupa sehingga
memudahkan pengawasan.
2. Kantor
a. Nilai investasi
Penentuan lay-out harus disesuaikan dengan modal yang tersedia, karena untuk
membuat lay-out memerlukan investasi yang cukup besar.
b. Komunikasi
Peletakan fasilitas-fasilitas kantor hendaknya memudahkan untuk melakukan
komunikasi.
c. Fleksibilitas
Fleksibilitas lay-out kantor terkadang diperlukan untuk kemudahan penggunaan dan
menghindari kejenuhan.
d. Struktur organisasi
Struktur organisasi juga menentukan lay-out kantor karena dalam organisasi yang
berbeda terdapat perbedaan jumlah macam dan jumlah bagian.
e. Jenis lembaga
Lay-out pada bank dengan di pemda berbeda. Pada bank antara karyawan satu dengan
lainnya biasanya dipisahkan dengan pembatas kaca karena bank memerlukan
ketelitian, pengawasan, serta keamanan lebih ketat dibandingkan pemda. Sedangkan di
pemda biasanya satu dengan lainnya terpisah.
3. Gudang
a. Nilai investasi
Penentuan lay-out disesuaikan dengan modal yang tersedia, karena untuk membuat
lay-out memerlukan investasi cukup besar.
b. Bongkar muat barang
Penempatan barang di dalam gudang harus membantu kegiatan bongkar muat barang.
Jangan meletakkan barang di sembarang tempat agar tidak mengganggu kegiatan
bongkar muat barang yang lain.
c. Fleksibilitas
Penempatan barang di gudang harus diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan
pengaturan kembali jika jumlah barang yang disimpan ditambah atau berubah
macamnya.
d. Lingkungan kerja
Agar tidak mengganggu lingkungan kerja, penempatan barang dalam gudang harus
terencana dengan baik.

BPK SKB POLITAMA 38


e. Keselamatan barang yang disimpan
Barang-barang yang mudah kabur sebaiknya ditaruh di tempat yang aman dari tiupan
angin. Barang-barang yang jika berdekatan dapat menimbulkan reaksi kimia,
sebaiknya dijauhkan.
4. Toko
a. Nilai investasi
Lay-out yang baik harus didukung dengan dana yang banyak karena untuk tambahan
rak, dekorasi, dan sarana-sarana pengaman.
b. Daya tarik untuk pembeli
Toko harus menarik bagi para pembeli sehingga lay-out diusahakan sedemikian rupa
agar pembeli merasa senang dan nyaman.
5. Tata letak (lay-out) bagi industri jasa
a. Pertimbangan spasial
Aspek seperti warna, tekstur proporsi, simetri, dan lainnya hendaknya
dipertimbangkan, dikombinasikan, dan dikembangkan untuk memancing respons dari
para konsumen atau orang yang melihatnya.
b. Perencanaan ruangan
Unsur ini mencakup perencanaan interior dan arsitektur, seperti penempatan perabotan
dan perlengkapannya dalam ruangan, desain aliran sirkulasi, dll.
c. Perlengkapan/perabotan
Memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai sesuatu yang menunjukkan status pemilik
atau penggunanya.
d. Tata cahaya
Selain berfungsi sebagai penerang ruangan, hendakya juga diperhatikan aktivitas-
aktivitas apa saja yang dilakukan di ruangan tersebut agar sesuai dengan persepsi
penyedia jasa dan pelanggan mereka.
e. Warna
Pemilihan warna dalam ruangan menjadi penting karena dapat membangkitkan
perasaan dan emosi bagi yang melihatnya.
f. Pesan-pesan yang disampaikan secara grafis
Aspek terpenting dan terkait dalam unsur ini adalah penampilan visual, penempatan,
pemilihan bentuk fisik, pemilihan warna, pencahayaan, dan pemilihan bentuk
perwajahan lambang yang digunakan untuk maksud tertentu.
Untuk memperoleh lay out yang baik maka perusahaan perlu menentukan hal-hal
berikut :
1. Kapasitas dan tempat yang dibutuhkan
2. Peralatan untuk menangani material atau bahan
3. Lingkungan dan estetika
4. Arus informasi
5. Biaya perpindahan antara tempat kerja yang berbeda

PEMILIHAN TEKNOLOGI
Pemilihan teknologi yang akan digunakan dalam proses produksi baik untuk barang
atau jasa hendaknya disesuaikan dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang. Dengan
demikian kemajuan teknologi diharapkan dapat menjadikan proses produksi lebih efisien yang
sekaligus dapat menghasilkan produktiitas yang tinggi. Teknologi yang digunakan hendaknya
disesuaikan dengan lingkungan internal dan eksternal perusahaan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar teknologi yang digunakan sesuai dengan
derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan, antara lain:
a) Kesesuaian teknologi dengan bahan mentah yang digunakan
b) Keberhasilan pemakaian teknologi di tempat lain
c) Kemampuan sumber daya manusia dalam menerapkan teknologi
d) Kemampuan mengantisipasi perkembangan teknologi lanjutan
e) Besarnya biaya investasi serta biaya pemeliharaan
f) Peraturan pemerintah terkait dengan kebijakan ketenagakerjaan

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BPK SKB POLITAMA 39


Untuk mengantisipasi permintaan konsumen yang mengikat secara signifikan, atau
untuk menyuplai kekurangan bahan baku, maka diperlukan adanya persediaan barang yang
memadai. Untuk mengendalikan persediaan diperlukan adanya manajemen persediaan yang baik.
Tujuan utamanya adalah mengendalikan persediaan agar dapat melayani kebutuhan persediaan
akan bahan mentah/bahan jadi dari waktu ke waktu serta dapat meminimalkan total biaya operasi
perusahaan.
Dalam mengendalikan persediaan agar dapat melayani kebutuhan persediaan akan
bahan mentah/bahan jadi dari waktu ke waktu serta dapat meminimalkan total biaya operasi
perusahaan terdapat beberapa metode, salah satunya EOQ (Economic Order Quantity) dimana
dalam perhitungannya harus meperhatikan SS (safety stock) dan RP (reorder point).
Economic Order Quantity (EOQ)
Adalah jumlah pembelian yang paling ekonomis (Economical Order Quantity = EOQ)
Definisi : jumlah setiap kali pembelian bahan yang disertai biaya minimal = jumlah pembelian
bahan yang paling ekonomis.
Perumusan Economic Order Quantity (EOQ)
Salah satu metode manajemen persediaan yang paling terkenal adalah metode Economic Order
Quantity atau bisac disebut dengan EOQ. Metode ini dapat digunakan baik untuk barang yang
dibeli maupun untuk barang yang diproduksi sendiri. Model EOQ bisaa digunakan untuk
menentukan kuantitas pesanan persediaan yang meminimumkan biaya langsung penyimpanan
persediaan dan biaya kebalikannya ( inverse cost) pemesanan persediaan.
Rumusan EOQ yang bisaa digunakan adalah :

2 SD
   EOQ = 
√ H

Dimana:
D : Penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu.
S : Biaya pemesanan ( persiapan pesanan dan penyiapan mesin ) per pesanan
H : Biaya penyimpanan per unit per tahun

Secara umum klasifikasi biaya yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
a.       Biaya angkut/penyimpanan atau Carrying ( CC )
b.      Biaya pemesanan atau Ordering Cost ( OC )
c.       Biaya total atau total Cost ( TC )
Safety Stock
Safety stock adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga
kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock out). Stock out dapat disebabkan oleh adanya
penggunaan bahan baku yang lebih besar dari perkiraan semula atau adanya keterlambatan bahan
baku yang dipesan. Dengan adanya safety stock akan mengurangi stockout cost bagi
perusahaann. Akan tetapi akan menimbulkan penambahan carrying cost sebesar perkalian antara
prosentase carrying cost terhadap harga atau nilai safety stock
Terdapat beberapa faktor penentu dalam menghitung besarnya safety stock, yaitu antara lain :
  1.      Penggunaan bahan baku rata – rata
  2.      Faktor waktu
  3.      Biaya yang digunakan
Disamping faktor penentu diatas dalam menentukan safety stock di perlukan standar
kuantitas yang hrus di penuhi, yaitu :
  1.      Persedisaan minimum
  2.      Besarnya pesanan standar
  3.      Persediaan maksimum
  4.      Tingkat pemesanan kembali
  5.      Administrasi persediaan 

Reorder Point (ROP)


ROP merupakan waktu perusahaan akan memesan kembali atau batas waktu pemesanan
kembali dengan melihat minimal jumlah persediaan yang ada. Pemesanan kembali dihitung
dengan probabilitas atau kemungkinan terjadinya kekurangan stock dan di hitung selama tangga
waktu.

BPK SKB POLITAMA 40


SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Sistem Informasi Manajemen (SIM) berperan memberikan informasi berbagai fasilitas
operasi secara benar, lengkap, dan tepat waktu sehingga pemimpin perusahaan dapat mengambil
langkah-langkah efektif dalam upaya melaksanakan operasi perusahaan.
RISIKO
Risiko yang akan dihadapi dalam aspek teknis adalah:
a) Kesalahan menentukan lokasi, baik lokasi pabrik, kantor, maupun gudang sehingga
terjadi inefisiensi biaya.
b) Kesalahan menata lay-out pabrik, kantor, gudang maupun toko sehingga kurang menarik
bagi konsumen.
c) Kesalahan memilih teknologi yang digunakan sehingga operasional perusahaan tidak
optimal dan cepat ketinggalan jaman.
d) Risiko sistem informasi terutama terkait komputerisasi.
e) Pemasok tidak memenuhi komitmen yang sudah mereka buat.
f) Berkurangnya daya saing produk dengan produk sejenis di pasar.

Kesimpulan
1. Dalam mendirikan sebuah usaha perlu adanya system teknis yang mendukung proses
kegiatan perusahaan mulai dari penentuan lokasi usaha yang dekat dengan bahan baku,
tata letak pabrik yang aman dari lingkungan sekitar.
2. Pemilihan teknologi yang bagus sangat mendukung proses produk dan persediaan bahan
baku. Maka dalam hal ini perlu ada peninjaun lokasi usaha serta kenyamana dan
keamanan perusahaan serta fasilitas yang mendukung proses kegiatan perusahaan.
3. Untuk membantu pengambilan keputusan luas produksi dapat digunakan pendekatan
biaya marginal dan penghasilan marginal, analisa breakeven point dan metode liniear
programming.
4. Terdapat dua model layout lain selain layout fungsional dan layout garis, yakni layout
kelompok dan layout posisi tetap.
5. Salah satu metode manajemen persediaan yang paling terkenal adalah metode Economic
Order Quantity atau bisac disebut dengan EOQ. Metode ini dapat digunakan baik untuk
barang yang dibeli maupun untuk barang yang diproduksi sendiri
6. Safety stock adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga
kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock out). Stock out dapat disebabkan oleh
adanya penggunaan bahan baku yang lebih besar dari perkiraan semula atau adanya
keterlambatan bahan baku yang dipesan.

BAB 6
ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI

PERENCANAAN SDM
Dalam hal membangun proyek bisnis, ketersediaan SDM-nya, manajer proyek dan staf
proyek hendaknya dikaji secara cermat.Kesuksesan suatu perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan sebuah proyek bisnis sangan tergantung pada SDM yang solid, yaitu manajer dan
timnya. Membangun sebuah tim yang eklusif merupakan suatu seni dan ilmu pengetahuan.
Dalam membangun sebuah tim yang efektif, pertimbangan harus diadakan bukan hanya pada
keahlian teknis para para manajer atau anggota tim semata, tetapi juga peranan penting mereka
dan keselarasan mereka dalam bekerja. Hal-hal yang dapat ddiperhatikan dalam perencanaan
SDM diantaranya yaitu:

Memilih manajer proyek


Manajer proyek merupakan salah satu anggota terpenting dari suatu proyek.Orang ini
memegang peranan penting dalam perencanaan dan pelaksanaan proyekj. Manajer proyek
bertugas menjelaskan kepada organisasi dan kepada pihak luar perihal proyek yang akan
dibangun. Beberapa hal pokok dalam memilih manajer proyek adalah perihal pemilihan waktu
dan kriteria seleksi.
Pemilihan waktu, waktu yang tepat untuk memilih seorang manajer proyek tidak ada
patokan yang dianggap paling benar karena memang beragam sifatnya. Akan tetapi, syarat yang

BPK SKB POLITAMA 41


harus diingat adalah, manajer proyek dan tim proyek harus secepatnya terlibat dalam
perencanaan proyek sehingga mereka akan lebih terikat untuk segera merealisasikn proyek bisnis
tersebut.
Kriteria seleksi: tujuan utama seseorang memilih seorang manajer proyek adalah untuk
menugaskan seseorang yang berpengalaman, mampu dan kompeten untuk menghasilkan produk
akhir secara tepat waktu, sesuai dengan biaya yang tersedia dan juga sesuai dengan syarat yang
diberikan. Untuk itu, seorang pemimpin proyek harus memiliki karakteristik yang dominan yang
dapat digolongkan dalam lima kategori, diantaranya yaitu :
1. Latar belakang dan pengalaman
2. Kepemimpinan dan keahlian setrategi
3. Keahlian teknis
4. Kemampuan kehumasan
5. Dan kemampuan menejerial.

Memilih tim proyek


Setelah manajer proyek dipilih, selanjutnya dipilih pula tim proyek. Memilih tim proyek
tergantung pada beberapa factor, tujuan dan hasil proyek yang diharapkan pekerjaan teknis yang
harus dilakukan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menarik menugaskan, mendegelasikan,
mengawasi, mengkomunikasikan, dan melakukan pekerjaan yang dibutuhkan disetiap tahap dari
proyek.
Kriteria seleksi. Kriteria umum yang digunakan untuk memilih anggota tim proyek adalah
sebagai berikut:
 Memiliki komitmen pada tujuan proyek dan ammpu menyelesaikannya
 Kemampuan untuk berkomunikasi dan membagi tanggung jawab
 Fleksibilitas, dapt berpindah dari satu kegiatan pekerjaan kekegiatan pekerjaan lainnya,
sesuai dari skedul dan kebutuhan proyek
 Kemampuan teknis
 Kemauan untuk mengakui kesalahan dan memperbaikinya
 Konsentrasi pada pekerjaaan
 Kemampuan untuk mengerti dan bekerja berdasarkan jadwal dan pengadaan sember
daya. Minsalnya mau bekerja lembur jika dibutuhkan.
 Memiliki pengetahuan dan pengalaman dengan peralatan manajemen proyek.
Selanjutnya, dalam hal permasalahan tenaga kerja pada fase pengimplementasian bisnis
secara rutin, pertama tentukan dulu tenaga-tenaga untuk posisi top manajemen. Lalu untuk
keperluan tenaga kerja dibawahnya, termasuk untuk tenaga pelaksana, hendaklah mereka mampu
merencanakannya melalui suatu proses perencanaan. Orang-orang yang kelak akan menduduki
posisi top manajemen ini, hendaknya mampu merealisasikan manajemen SDM, dimana
perencanaan SDM merupakan salah satu kegiatan intinya.
Proses perencanaan tersebut memiliki tiga macam model, yaitu:

             
Rata-Rata
pegawai = pendapatan dari tahun N     X 40
yang butuhkan biaya rata-rata perkepala di tahun N 100
             

 Perncanaan dari atas kebawah : bahwa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan telah
disesuaikan dengan rencana yang menyeluruh dari perusahaan baik untuk jaga pendek,
menengah dan jaka panjang.

 Perencanaan dari bawah keatas : proses dengan menggunakan model ini, bermula dari
kelompok kerja yang terkecil yang menghasilkan taksiran kebutuhan pegawai untuk
tahun berikutnya dalam rangka mencapai target kerja yang telah ditetapkan. Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan akan dapat diketahui setelah tenaga yang ada dihitung
kapasitas kerja maksimalnya.

BPK SKB POLITAMA 42


 Ramalan : adalah dengan meningkatkan pendayagunaan orang-orang yang ada
sekarang. Masalahnya adalah bahwa persediaan tenaga kerja itu tidak pernah statis,
sehingga tetap akan dipengaruhi oleh harus masuk (seperti : rekrutmen dan transfer
masuk) dan arus keluar ( seperti : pentyusutan dan transfer keluar serta penumpukan
pegawai dengan kualitas kerja yang tidak ststis.

ANALISI PEKERJAAN
Pekerjaan merupakan komponen dasar bagi struktur organisasi dan merupakan alat untuk
mencapai tujuan organisasi. Analisis pekerjaan merupakan suatu proses untuk menentukan isi
suatu pekerjaan, sehingga pekerjaaan dapat dijelaskan kepada orang lain.isi suatu pekerjaaan
merupakan hasil dari analisis pekerjaan dalam bentuk tertulis yang sering disebut dengan
deskripsi pekerjaan. Selanjutnya, agar suatu pekerjaaan dapat dikerjakan oleh orang yang tepat,
maka diperlukan syarat untuk harus dipenuhi oleh orang tersebut, yang sering disebut dengan
kualifikasi/ spesifikasi personalia.

REKRUTMEN SELEKSI DAN ORIENTASI


Rekrutmen merupakan suatu kegiatan untuk mencari sebanyak-banyaknya calon tenaga kerja
yang sesuai dengan lowongan yang tersedia. Sumber-sumber dimana terdapat calon karyawan
dapat diketahui melalui dianta lain: lembaga pendidikan, depertemen tenaga kerja, biro-biro
konsultan, melalui iklan dimedia manadan tenaga kerjadari dalam organisasi sendiri.
Seleksi pada dasarnya merupakan usaha yang sistematis yang dilakkukan gunanya lebih
menjamin bahwa mereka yang diterima adalah mereka yang dianggap paling tepat dengan
kriteria yang telah ditetapkan serta jumlah yang dibutuhkan.
Orientasi dilakukan pada pegawai yang telah diterima, setelah melalui tahapan seleksi. Proses
orientasi ini dimaksutkan untuk memperkenalkan pegawai baru kepada situasi kerja dan
kelompok kerjanya yang baru.

PRODUKTIFITAS
Produktifitas memiliki dua dimensi diantaranya yaitu :
1. Suatru efektifitas yang mengarah kepada pencapaian untuk kerja yang maksimal, yaitu
pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu,
2. Efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan masukan dengan reaslisasi
penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Berkaitan dengan SDM, ciri poegawai yang poroduktif menurut Dale Timpe(1989)adalah :
 Cerdas dapat belajar dengan lelatif cepat
 Kompeten secara professional
 Kreatif dan inofatif
 Memahami pekerjaan
 Dianggap bernilai oleh atasannya
 Memiliki catatan prestasi yang baik
 Selalu mendekatkan diri

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN


Untuk melaksanakan program pelatihan dan pengembangan, manajemen hendaknya
melakukan analisi tentang kebutuhan, tujuan, sasaran, serta isi dan prinsip belajar terlebih dahulu
agar hasil dari pelaksanaan program pelatihan tidaklah sia-sia.
Prinsip belajar hendaknya menjadi pedoman secara belajar, minsalnya bahwa program
bersifat partisipatif, relavan, terjadi pemindahan keahlian serta memberikan feedback mengenai
peserta pelatihan. Dilain pihak pengembangan sumberdaya manusia jangka panjang banyak
memiliki manfaat, minsaknya dalam rangka mengurangi ketergantungan pada penarikan
karyawan baru, memberikan kesempatan kepada karyawan lama. Mengantisifasi keusangan
karyawan, dan perputaran tenaga kerja.

PRESTASI KERJA
Agar pelaksanaan penilaian prestasi kerja dapat dilaksanakan denagn baik, aktivitas ini
perlu disiapkan.sistem-sistim penilaian harus mempunyai hubungan dengan pekerjaan, praktis,
memiliki standar-standar, dan menggunakan ukuran yang dapat diandalkan.

BPK SKB POLITAMA 43


Penilaianpun perlu disiapkan. penilaian sering tidak berhasil untuk tidak melibatkan
emosinya dalam menilai karyawan, hal ini dapat terjadi karena berbagai macam factor, yaitu :
balo offect, enggan dalam menilai hal-hal yang ekstrem walau seharusnya secara objektif bernilai
ekstrim, menilai terlalu lunak atau terlalau keras, prasangka pribadi serta, nilai berdasarkan data
atau factor dari waktu yang paling akhir saja.

KOMPENSASI
Cara manajemen untuk menungkatkan prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja
karyawan adalah melalui konpensasi.Kopmpensasi dapat didefenisikan sebagai sesuatu yang
diterima karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka.
Imbalan atau balas jasa yang diterima karyawan dibagi atas dua macam, yaitu imbalan
yang bersifat finansial (sering disebut kompensasi langsung), satu lagi nonfinansial (sering
disebut kompensasi pelengkap atau kompensasi tidak langsung) yang tidak secara langsung
berkaitan dengan kompensasi kerja.

PERENCANAAN KARIER
Karier merupakan semua pekerjaan atau jabatan seseorang yang telah maupun yang
sedang dilakoninya.Pekerjaan-pekerjaan ini dapat saja merupakan realisasi dari rencana-rencana
hidup seseorang, atau mungkin sekedar nasib.
Dapat dilihat bahwa konsep dasar perencanaan karier seseorang adalah:
 Karier sebagai urutan promosi atau transfer dari jabatan-jabatan yang lebih besar
tanggung jawabnya tanggung jawabnya kelokasi-lokasi yang lebih baik selama
kehidupan kerja seseorang.
 Karier sebagi petunjuk pekerjaan yang membentuk suatu pola yang sistematik dan jelas
(membentuk satu jalur karier)
 Karier sebagai sejarah pekerjaan seseorang atau serangkaian posisi yang dipegangnya
selama kehidupan kerja.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


Keselamatan kerja termasuk didalamnya adalah kesehatan fisik dan mental. Kesehatan
karyawan bias saja terganggu karena adanya penyakit, maupun kecelakakan. Denagn adanya
program kesehatan kerja diharapkan pekerja menjadi lebih produktif karena jarang tidak masuk
kerja Karena sakit.Oleh karena itu, gangguan-gangguan penglihatan, pandangan, kelelahan,
lingkungan kerja (minsalnya suhu dan kelembapan) dan lainnya perlu dihilangkan atau
diperkecil semaksimal mungkin.

PEMBERHENTIAN
Pemberhentian sinonim denag separation, pemisahan tau pemutusan hubunagn kerja
(PHK) dari suatu organisasi terhadap karyawannya. Pemberhentian karyawan ini dapat terjadi
oleh berbagai sebab, minsalnya :
 Peratuan perundang-undanga n yang berlaku
 Keinginan perusahaan
 Keinginan karyawan
 Pension
 Kontrak kerja telah berakhir
 Kesehatan karyawan
 Meninggal dunia
Pemberhentian dari pekerjaan dapat menimbulkan kerugian-kerugian baik bagi
perusahaan maupun karyawan. Dan sisi perusahaan, kerugian dapat timbul karena minsalnya
adanya biaya-bioaya penarikan, seleksi, dan pengembangan. Dari sisi karyawan, kerugian dapat
timbul karena hilangnya pekerjaan. Agar tidak timbul masalah karena pemberhentian ini, proses
pemberhentian karyawan hendaknya berdasarkan pada undang-undang atau peraturan yang
berlaku. Namun demikian, dalam klenyataannya pemecatan sering terjdi. Jika pemecatan
terpaksa dilakukan, hendaklah menurut prosedur yang berlaku.

IMPLIKASI PADA SKB


Hasil studi aspek SDM hendaknya memberikan informasi dalam hal:

BPK SKB POLITAMA 44


1. Mampu membedakan antara merencanakan SDM dalam pembangunan proyek bisnis dan
SDM dalam implementasi bisnis rutin.
2. Menentuikan kelayakan tiap MSDM, seperti: berapa jumlah karyawan yang dibutuhkan
penentuan diskripsi pekerjaan yang jelas, penentuan pekerjaan pelaksanaan rekturmen-
seleksi-orientasi, penentuan produktifitas, rencana pelatihan dan poengembangan,
penentuan porestasi kerja, kompensasi, perencanaan karier, keselamatan dan kesehatan
kerja, dan mkanisme PHK
Hasil Analisi
Hasil analisis terhadap elemen-elemen diatas berupa suatu pernyataan apakah rencana bisnis
dianggap layak atau tidak layak. Jika rencana bisnis dinyatakan layak maka studi akan
dilanjutkan keaspek yang lain. Jika, rencana bisnis dinyatakan tidak layak, dapat dilakukan
kajian ulang yang lebih realistis dan positif sehingga kajian menjadi layak. Apabila memang sulit
untuk menjadi layak, sebaiknya rencana bisnis ini diakhiri saja.

KESIMPULAN
SDM merupakan bagian yang dapat dipelihara dan dioptimalklan secara efisien dan
seefektif mungkin dengan pola-pola yang telah ditetapka, dengan ini perusahaan lebih maju
karena selai dari teknologi SDM sangat diperluksn untuk memgoptimalkan atau ,engontrol
teknologi serta langha atau sasaran yang akan dituju bias tercapai sesuai dengan yanginginkan.
Pengadaan adalah fungsi operasional pertama SDM. Pengadaan karyawan
merupakanmasalah penting, sulit, dan kompleks karena untuk mendapatkan dan menempatkan
orang-orang yang kompeten, serasi, serta efektif tidaklah semudah membeli dan
menempatkanmesin. Karyawan adalah asset utama perusahaan yang menjadi perencana dan
pelaku aktifdari setiap aktivitas organisasi. Mereka memounyai pikiran, perasaan, keinginan,
status danlatar belakang pendidikan, usia, dan jenis kelamin yang heterogen yang dibawa ke
dalamorganisasi perusahaan. Karyawan bukan mesin, uang dan material yang sifatnya pasif
dandapat dikuasai serta diatur sepenuhnya dalam mendukung tercapainya tujuan
perusahaan.Kualitas dan kuantitas karyawan harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan supaya
efektifdan efisien menunjang tercapainya tujuan. Penempatan tenaga kerja juga harus tepat
sesuaidengan keinginan dan keterampilannya. Dengan demikian gairah kerja dan
kedisiplinannyaakan lebih baik serta efektif dengan menunjang terwujudnya tujuan perusahaan.

BAB 6
ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL

Pengertian Aspek Ekonomi dan Sosial


Setiap usaha yang dijalankan, tentunya akan memberikan dampak positif dan negatif.
Dampak positif dan negatif ini akan dapat dirasakan oleh berbagai pihak, baik bagi pengusaha itu
sendiri, pemerintah ataupun masyarkat luas. Dalam aspek ekonomi dan sosial dampak yang di
berikan dengan adanya investasi lebih ditekankan kepada masyarakat khususnya dan pemerintah
umumnya.
Bagi masyarakat adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi adalah akan memberikan
peluang untuk meningkatkan pendapatannya. Sedangkan bagi pemerintah dampak positif yang
diperoleh adalah dari aspek ekonomi memberikan pemasukan berupa pendapatan baik bagi
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Lebih dari itu yang terpenting adalah ada yang mengelola dan mengatur sumber daya alam
yang belum terjamah. Sebaliknya, dampak negative pun tidak akan terlepas dari aspek ekonomi,
misalnya eksplorasi sumber daya alam yang berlebihan, masuknya pekerja dari luar daerah
sehingga mengurangi peluang bagi masyarakat sekitarnya.
Aspek sosial adalah mengelola dan mengatur sumber daya alam yang belum ada campur tangan
dari manusia.Aspek sosial memiliki 2 sisi, yaitu sisi negatif dan sisi positif. Dari sisi negatif yaitu
perubahan demografi, budaya dan kesehatan masyarakat juga perubahan gaya hidup,adat istiadat
dan struktur sosial lainnya.Dari sisi positif yaitu adanya alat transportasi, listrik, air juga
tersedianya jembatan bagi masyarakat sekitarnya.
Aspek ekonomi dan sosial ini perlu diperhatikan karena dampak yang terjadi saat terjadinya
kesalahan sangat banyak. Diharapkan aspek ekonomi dan sosial ini lebih banyak memberikan
keuntungan dari kerugian apabila berdirinya sebuah usaha atau proyek.

BPK SKB POLITAMA 45


Jadi, dalam aspek ekonomi dan sosial yang perlu dtelaah apakah jika usaha atau proyek
dijalankan akan memberikan manfaat secara ekonomi dan sosial kepada berbagai pihak atau
sebaliknya. Oleh karena itu, aspek ekonomi dan sosial ini perlu dipertimbangkan, karena dampak
yang akan ditimbulkan nantinya sangat luas apabila salah dalam melakukan penilaian.

Dampak yang Timbul


Secara garis besar dampak dari aspek ekonomi dengan adanya suatu usaha atau investasi,
misalnya pendirian suatu pabrik, antara lain:
1. Dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui:
a. Peningkatan tingkat pendapatan keluarga. Dengan adanya suatu investasi akan
memberikan peningkatan pendapatan kepada masyarakat, terutama bagi mereka yang
dapat diterima bekerja di lokasi pabrik maupun mereka yang bekerja di luar lokasi
pabrik dengan cara berdagang atau lainnya.
b. Perubahan pola nafkah. Di beberapa wilayah kehadiran pabrik atau suatu usaha akan
mengubah pola hidup masyarakat. Misalnya, semula masyarakat hidup dengan
pertanian, dengan kehadiran pabrik banyak yang beralih profesi menjadi karyawan
pabrik.
c. Adannya pola nafkah ganda. Bagi masyarakat di sekitar lokasi usaha disamping tetap
mempertahankan pekerjaan semula seperti bertani, mereka juga bekerja sebagai
karyawan, sehingga memperoleh penghasilan ganda.
d. Tersedianya jumlah dan ragam produk barang dan jasa di masyarakat, sehingga
masyarakat punya banyak pilihan untuk produk yang diinginkan. Banyak produk dan
jasa pada akhirnya akan meningkatkan persaingan, sehingga para produsen berusaha
untuk meningkatkan kemasan, harga, mutu produk dan jasa. Sehingga hal ini akan
berpengaruh terhadap harga jual di pasaran.
e. Membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekaligus mengurangi pengangguran,
karena setiap proyek atau usaha baru yang didirikan pasti akan membutuhkan tenaga
kerja tambahan dan hal ini tentu saja akan membuka peluang bgi tenaga kerja yang
belum mnedapatkan pekerjaan atau yang masih menganggur.
f. Tersedianya sarana dan prasarana dengan dibukanya suatu proyek atau usaha dapat
pula memberikan fasilitas bagi masyarakat luas maupun pemerintah seperti
dibangunanya:
 Jalan raya
 Sarana hiburan
 Sekolah
 Rumah ibadah
 Rumah sakit
 Pusat perbelanjaan
 Listrik.
 Telepon
2. Menggali, mengatur, dan menggunakan ekonomi sumber daya alam melalui :
a. Pemilikan dan penguasaan SDA yang teratur.
b. Penggunaan lahan yang efisien dann efektif.
c. Peninggakatan nilai tambah SDA.
d. Peningkatan SDA lainnya yang belum terjamah.
3. Meningkatkan perekonomian pemerintah baik lokal maupun regional melalui :
a. Menambah peluang dan kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat.
b. Memberikan nilai tambah proses manufaktur.
c. Menambah jenis dan jumlah aktivitas ekonomi nonformal di masyarakat.
d. Pemerataan pendistribusian pendapatan.
e. Menimbulkan efek ganda ekonomi.
f. Meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
g. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
h. Menambah pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di daerah tertentu.
i. Menyediakan fasilitas umum yang sangat dibutuhkan masyarakat.
j. Menghemat devisa apabila produk dan jasa yang dihasilkan dapat mengurangi
pemakaian impor barang dan jasa dari luar negeri.
BPK SKB POLITAMA 46
k. Memperoleh pendapatan berupa pajak dari sumber-sumber yang dikelola oleh
perusahaan, baik dari pendapatan penjualan maupu dari pajak lainya
4. Pengembangan wilayah
a. Meningkatkan pemerataan pembangunan (dengan prioritas pembanguan di daerah
tertentu).
b. Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
c. Terbuka lingkungan pergaulan dengan adanya pembukaan suatu wilayah.
d. Membuka isolasi wilayah dan cakrawala bagi penduduk.
Sedangkan dampak sosial dengan adanya suatu proyek atau investasi antara lain meliputi:
1. Adanya perubahan demografi melalui terjadinya:
a. Perubahan struktur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, mata
pencaharian, dan agama.
b. Perubahan tingkat kepadatan penduduk.
c. Pertumbuhan penduduk, tingkat kelahiran, tingkat kemtian bayi, dan pola migrasi.
d. Perubahan komposisi tenaga kerja baik tingkat partisipasi angkatan kerja maupun
tingkat pengangguran
2. Perubahan budaya yang meliputi terjadinya:
a. Kemungkinan perubahan kebudayaan melalui perubahan adat istiadat, nilai, dan
norma budaya setempat.
b. Terjadi proses sosial baik proses asosiatif/ kerjasama, proses disosiatif konflik sosial,
akulturasi, asimilasi, dan integrasi maupun sosial lain.
c. Perubahan pranata sosial / kelembagaan masyarakat di bidang ekonomi.
d. Perubahan warisan budaya seperti perusakan situs perbakala maupun cagar budaya.
e. Perubahan pelapisan sosial berdasarkan pendidikan, ekonomi, pekerjaan dan
kekuasaan.
f. Perubahan kekuasaan dan kewenangan melalui kepemimpinan formal dan informal.
g. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha dan atau kegiatan.
h. Kemungkinan terjadinya tingkat kriminalitas dan konflik antara warga asli dengan
pendatang.
i. Perubahan adaptasi ekologis
3. Perubahan kesehatan masyarakat meliputi terjadinya:
a. Perubahan parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana
pembangunan dan berpengaruh terhadap kesehatan.
b. Perubahan proses dan potensi terjadinya pencemaran.
c. Perubahan potensi besarnya dampak timbulnya penyakit.
d. Perubahan karakteristik spesifik penduduk yang berisiko terjadi penyakit.
e. Perubahan sumber daya kesehatan masyarakat.
f. Perubahan kondisi sanitasi lingkungan.
g. Perubahan status gizi masyarakat.
h. Perubahan kondisi lingkungan yang dapat mempermudah proses penyebaran
penyakit.
Dapat disimpulkan bahwa dalam aspek ekonomi komponen yang penting untuk ditelaah
diantaranya :
1. Ekonomi rumah tangga (tingkat pendapatan, pola nafkah dan pola nafkah ganda).
2. Ekonomi sumber daya alam (pola penggunaan lahan, nilai tanah sumber daya alam dan
sumber daya lainnya).
3. Perekonomian lokal dan regional (memberikan nilai tambah, jenis dan jumlah aktivitas
ekonomi nonformal, distribusi pendapatan, efek ganda ekonomi, Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD), pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi, fasilitas umum dan fasilitas sosial, aksesibilitas wilayah).
4. Pengembangan wilayah.
Sedangkan komponen sosial yang penting untuk ditelaah diantaranya meliputi sebagai
berikut :
1. Komponen Demografi.
a. Struktur penduduk.
b. Tingkat kepadatan penduduk.
c. Pertumbuhan penduduk.
d. Tenaga kerja.

BPK SKB POLITAMA 47


2. Komponen Budaya.
a. Kebudayaan (adat istiadat, nilai dan norma budaya).
b. Proses sosial.
c. Warisan budaya (situs purbakala, cagar budaya).
d. Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha atau kegiatan.
3. Kesehatan masyarakat.
a. Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana pembangunan
pengaruh terhadap kesehatan.
b. Proses dan potensi terjadinya pencemaran.
c. Potensi besar dampa timbulnya penyakit (angka kesakitan dan angka kematian).
d. Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran penyakit.

Peningkatan Pendapatan Nasional


Ditinjau dari aspek ekonomi salah satu kelayakan usaha atau dapat dilihat dari kemampuan
investasi tersebut dalam meningkatkan pendapatan nasional atau daerah melalui peningkatan
PDB dan PAD. Artinya, dengan adanya investasi akan berpengaruh terhadapt penigkatan
pendapatan secara nasional dan pendapatan daerah di mana investasi tersebut dilakukan.
Kemudian kelayakan lain adalah naiknya income per kapita masyarakat melalui peningkatan
pendapatan seiring dengan tumbuhnya sektor ekonomi, demikian pula sebaliknya.
Untuk menghitung pendapatan nasional dapat dilakukan dengan melalui tiga pendekatan,
yaitu:
1. Pendekatan produksi (Production approach)
2. Pendekatan pengeluaran (Expenditure approach)
3. Pendekatan pendapatan (income approach)
Yang dimaksud dengan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi adalah nilai
seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam satu tahun tertentu. Cara
menghitung pendapatan nasional dengan pendekatan produksi adalah dengan menjumlahkan
nilai tambah yang diwujudkan oleh berbagai lapangan usaha (sektor ekonomi) dalam
perekonomian.
Pada umumnya lapangan usaha (sektor ekonomi) untuk menghitung pendapatan nasional ada 11
sektor, yaitu:
1. Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan.
2. Pertambangan dan penggalian.
3. Industry pengolahan.
4. Listrik, jasa dan air minum.
5. Bangunan.
6. Perdagangan, hotel dan restoran.
7. Pengangkutan dan komunikasi
8. Bank dan lembaga keuangan lainnya.
9. Sewa rumah
10. Pemerintah dan pertahanan
11. Jasa-jasa lainnya.
Kemudian yang dimaksud dengan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran adalah
pendapatan nasional yang dihitung dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan
oleh berbagai golongan masyarakat dalam perekonomian. Pengeluaran yang dimaksud adalah:
1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga.
2. Pengeluaran konsumsi dan investasi pemerintah.
3. Pengeluarann pengusaha untuk investasi
4. Ekspor impor.
Selanjutnya yang dimaksud dengan pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan adalah
pendapatan nasional yang dihitung dengan menjumlahkan balasan jasa yang diterima oelh
factor produksi. Jenis-jenis pendapatan yang diterima, yaitu:
1. Gaji dan upah.
2. Sewa, bunga dan pedapatan lainnya.
3. Pajak tidak langsung.
4. Penyusutan.
5. Laba (keuntungan).

BPK SKB POLITAMA 48


Dalam praktiknya, pendapatan nasional di negara maju biasanya menggunakan pendekatan
pengeluaran dan pendapatan. Adapun di negara yang sedang berkembang menggunakan
pendekatan produksi dan pengeluaran. Metode atau pendekatan mana yang digunakan tergantung
pada mudah tidaknya memperoleh data di lapangan dan tingkat validitas data tersebut.
Dengan metode perhitungan tersebut, maka kegiatan proyek atau investasi yang dilaksanakan
dapat diketahui sumbangan atau perannya dalam pendapatan nasional, seperti meningkatnya
produksi/output di berbagai sektor, di mana investasi tersebut ditanam pada khususnya dan
sektor lain pada umumnya.
Dari segi pendapatan dengan adanya investasi tersebut dapat dihitung seberapa besar
peningkatan pendapatan yang diterima oleh berbagai golongan masyarakat, sehingga dapat
meningkatkan tingkat kesejahteraannya. Begitu juga di sisi pengeluaran yang dilakukan oleh
berbagai golongan masyarakat, sehingga dapat mendongkrak multiplier effect kegiatan ekonomi
lainnya.
Untuk memudahkan pemahaman perhitungan pendapatan nasional akan diberikan kasus berikut
ini. Sebagai contoh: PT ABC ingin melaksanakan investasi di bidang hutan tanaman industry di
kabupaten Belitung, Provinsi Babel, dengan areal seluas 76.000 ha. Dari investasi tersebut
diperkirakan dapat meningkatkan pendapatan atau penghasilan masyarakat sebagai berikut:
Komponen Pendapatan Tahap Pembangunan Tahap Produksi
Nasional (rupiah/th.) (rupiah/th.)
1. Gaji 2.351,30 3.476,70
2. Upah 940,50 12.420,50
3. Pajak 0 13.200,00
4. Penyusutan 1.145,20
5. Laba setelah pajak 0 30.116,00
Total Pendapatan nasional 4.437,00 61.653.50

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa sumbangan proyek atau investasi hutan tanaman industri
yang dilaksanakan oleh PT ABC sebesar 4.437.000.000/tahun pada tahap pembangunan tanaman
dan meningkat lagi menjadi Rp61.653.500.00/tahun pada tahap mantap atau produksi, sehingga
bisa disimpulkan bahwa dari segi peningkatan pendapatan daerah proyek atau usaha tersebut
layak untuk dilaksanakan.
Cara perhitungan pendapatan nasional bagi dunia usaha untuk pertanian X.
Output
Hasil Penjuaan Biaya Produksi
(beras dan jagung) Rp.1000 Upah Rp 800
Sewa Rp 100
Bunga Rp 25
Keuntungan Rp 75
Total Rp.1000 Total pendapatan nasional Rp.1000

Table di atas menggambarkan output yang dihasilkan oleh suatu usaha pertanian X dan biaya
produksi yang harus dikeluarkannya.

Arus perputaran modal Arus perputaran pengasilan


Hasil Penjualan output akhir
10xRp.1000 = Rp.10.000 Upah 10 x Rp 800 = Rp.8000
Sewa 10 x Rp 100 = Rp.1000
Bunga 10 x Rp 25 = Rp. 250
Keuntungan 10 x Rp 75 = Rp. 750
Total Rp.1000 Total pendapatan nasional Rp.10.000

Tabel di atas mengambarkan 10 petani yang serupa. Jadi semakin banyak petani maka semakin
meningkat pendapatan nasional.

Kesimpulan
Bagi masyarakat adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi adalah akan memberikan peluang
untuk meningkatkan pendapatannya. Sedangkan bagi pemerintah dampak positif yang diperoleh

BPK SKB POLITAMA 49


adalah dari aspek ekonomi memberikan pemasukan berupa pendapatan baik bagi pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah. Aspek sosial adalah mengelola dan mengatur sumber daya
alam yang belum ada campur tangan dari manusia.Aspek sosial memiliki 2 sisi, yaitu sisi negatif
dan sisi positif. Dari sisi negatif yaitu perubahan demografi, budaya dan kesehatan masyarakat
juga perubahan gaya hidup,adat istiadat dan struktur sosial lainnya.Dari sisi positif yaitu adanya
alat transportasi, listrik, air juga tersedianya jembatan bagi masyarakat sekitarnya.

BAB 7
ASPEK LINGKUNGAN

Uraian Umum Aspek Lingkungan


Lingkungan tempat bisnis akan dijalankn harus dianalisis dengan cermat. Hal ini
disebabkan lingkungan disatu sisi dapat menjadi peluang dari bisnis yang akan dijalankan,
namun disisi lain lingkungan juga dapat menjadi ancaman bagi perkembangan bisnis.
Keberadaan bisnis dapat berpengaruh terhadap lingkungan, baik lingkungan masyarakat maupun
lingkungan ekologi tempat bisnis yang akan dijalankan.
Suatu bisnis dapat menimbulkan berbagai aktivitas sehinggga menimbulkan dampak bagi
lingkungan disekitar lokasi bisnis. Perubahan kehidupan masyarakat sebagai akibat dari adanya
aktivitas bisnis dapat berupa semakin ramainya lokasi disekitar lokasi bisnis, timbulnya
kerawanan sosial, timbulnya penyakit masyarakat, juga perubahan gaya hidup sebagai akibat
masuknya tenaga kerja dari luar daerah.
Analisis aspek lingkungan dilakukan untuk menjawab “apakah lingkungan setempat sesuai
dengan ide bisnis yang akan dijalankan dan apakah manfaat bisnis bagi lingkungan lebih besar
dibandingkan dampak negatifnya?’. Suatu ide bisnis dinyatakan layak berdasarkan aspek
lingkungan sesuai dengan kebutuhan ide bisnis dan ide bisnis tersebut  mampu memberikan
manfaat yang lebih besar dibandingkan  dampak negatifnya di wilayah tersebut. Aspek 
lingkungan dalam studi kelayakan bertujuan untuk:
1.  Menganalisis kondisi lingkungan operasional
2.  Menganalisis kondisi lingkungan industri
3.  Menganalisis lingkungan ekonomi
4.  Menganalisis dampak positif maupun negatif bisnis terhadap lingkungan
5.  Menganalis usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif bisnis
terhadap lingkungan.[1]

Aspek Lingkungan Industri


Aspek   lingkungan   industri   lebih   mengarah   pada   aspek   persaingan   dimana   bisnis
perusahan berada. Akibatnya, faktor – faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan seperti
ancaman pada perusahaan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan
itu  sendiri   menjadi   perlu   untuk   dianalisis   guna   studi   kelayakan   bisnis. Michael
E.Porter mengemukakan konsep Competitive Strategy yang menganalisis persaingan bisnis
berdasarkan 5 aspek utama yang disebut 5 kekuatan bersaing. Lalu R.E. Freeman sebagaimana
dikutip oleh Wheelen merekomendasikan aspek yang keenam untuk melengkapinya.
Keenam aspek yang menjadi pokok bahasan tersebut adalah : Ancaman masuk pendatang
baru., Persaingan sesama perusahaan di dalam industrinya., Ancaman dari produk pengganti,
Kekuatan tawar menawar pembeli (buyers), Kekuatan tawar menawar pemasok (suppliers),
Pengaruh kekuatan stakeholder lainnya.
1.        Ancaman Masuk Pendatang Baru
Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi
perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan
pangsa   pasar   serta   perebutan   sumber   daya   produksi   yang   terbatas. Ada   beberapa  
faktor   penghambat pendatang baru masuk ke dalam suatu industri, yang sering disebut dengan
Hambatan Masuk, diataranya adalah :

BPK SKB POLITAMA 50


a.    Skala Ekonomi[2]. Apabila pendatang baru berproduksi dengan skala kecil, maka mereka
akan dipaksa berproduksi   pada   biaya   per   unit   yang   tinggi   padahal   perusahaan  
yang   ada   tengah berupaya pada skala produksi yang terus diperbesar dan proses produksi
yang terus menerus diefisiensikan sehingga harga per unit barang menjadi lebih rendah.
b.    Diferensiasi Produk.
Diferensiasi   yang   menciptakan   hambatan   masuk   memaksa   pendatang   baru   untuk
mengeluarkan biaya dan usaha yang besar untuk merebut para pelanggan yang loyal kepada
perusahaan utama.
c.    Kecukupan Modal. Jenis industri  yang   memerlukan modal besar merupakan hambatan
yang besar bagi pemain baru, terutama pada jenis industri yang memerlukan biaya yang
besar untuk riset dan pengembangan serta eksplorasi.
d biaya Peralihan. Biaya peralihan  (switching cost) ini   dapat berupa biaya pelatihan kembali
karyawan, biaya peralatan pelengkap yang baru, dan desain ulang produk. Padaakhirnya
biaya ini akan ditanggung oleh konsumen.
e.  Akses ke saluran distribusi. Jalur distribusi sangat menentukan penyebaran produk.
Perusahaan yang mempunyai jalur distribusi yang luas dan bekerja secara baik akan sangat
menghambat masuknya produk baru ke dalam pasar.
f.  Ketidak unggulan biaya independen. Keunggulan  biaya   yang  dipunyai  oleh   perusahaan
yang   sudah   ada sulit  ditiru oleh pendatang baru. Keunggulan itu mungkin timbul dari
teknologi yang telah dipatenkan perusahaan, konsesi bahan baku, atau subsidi pemerintah.
g.  Peraturan pemerintah.
Pemerintah   biasanya   menerbitkan   sejumlah   aturan   yang   mengatur   bidang   – bidang
tertentu seperti yang selalu diterbitkan oleh pemerintah Indonesia, misalnya lewat Daftar
Investasi Negatif (DIN)

2.     Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri


Persaingan   dalam   industri   sangat   mempengaruhi   kebijakan   dan   kinerja  
perusahanDalam situasi persaingan yang oligopoli, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup
besaruntuk   mempengaruhi   pasar.   Persaingan   pasar   yang   sempurna   biasanya   akan  
memaksa perusahaan   menjadi  follower  termasuk   dalam   hal   harga   produk. Menurut  
Porter,   tingkatpersaingan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :
a.    Jumlah competitor. Jumlah kompetitor atau pesaing sudah tentu akan mempengaruhi tingkat
persaingan.kompetitor hendaknya dilihat dari beberapa sisi seperti jumlah, ukuran, dan
kekuatannya.
b.    Tingkat pertumbuhan industry.
Pertumbuhan   industri   yang   besar   biasanya   menyediakan   sejumlah   peluang   bagi
perusahaan   untuk   tumbuh   bersama   industrinya.   Pertumbuhan   industri   yang   lambat
sebaiknya tidak direspons dengan ekspansi pasar kecuali perusahaan mampu mengambil
pangsa pasar pesaing.
c.    Karakteristik Produk.
Produk   hendaknya   tidak   hanya   sekedar   menyediakan   kebutuhan   dasar   akan  
tetapihendaknya memiliki suatu pembedaan (differentiation) atau nilai tambah.[4]
d.    Biaya tetap yang besar. Pada jenis industri yang mempunyai total biaya tetap yang besar,
perusahaan hendaknya beroperasi pada skala ekonomi yang tinggi.
e.    Kapasitas. Kapasitas selalu berkorelasi dengan biaya produksi per unit. Produksi pada
kapasitasyang tinggi diperlukan untuk menjaga efisiensi biaya per unti.
f.    Hambatan keluar. Hambatan keluar memaksa perusahaan untuk tidak keluar dari industri.
Hambatan inidapat berupa aset – aset khusus ataupun kesetiaan manajemen pada bisnis
tersebut.
3.    Ancaman Dari Produk Pengganti
Perusahaan – perusahaan yang berada dalam suatu industri bersaing pula dengan
produkpengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda, barang substitusinya dapat
memberikanfungsi atau jasa yang sama.
4.   Kekuatan tawar menawar pembeli (Buyers)
Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk memotong harga, meningkatkan mutudan
pelayanan serta  mengadu perusahaan dengan competitor melalui kekuatan yangmereka miliki.
[5] Beberapa kondisi yang mungkin dihadapi perusahaan antara lain adalah :
a.  Pembeli membeli dalam jumlah yang besar.

BPK SKB POLITAMA 51


b.  Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan.
c.  Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok
d.  Switching Cost pemasok adalah kecil
e.  Produk yang dibeli perusahaan mempunyai andil persentase yang besar bagi biayabiaya
produksi, sehingga pembeli akan menawarkan insentif kepada pegawainyayang mampu
menyediakan produk yang sama dengan harga yang lebih murah.
f.   Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah sehingga sensitif terhadapharga dan
diferensiasi servis
g.  Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli, sehingga pembeli denganmudah
mencari substitusinya.

5. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Suppliers)


Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemanapun mereka menaikan harga
ataumengurangi kualitas produk atau servis. Pemasok akan kuat apabila beberapa kondisiberikut
terpenuhi :
a. Jumlah pemasok sedikit
b. Produk/pelayanan yang ada adalah unik dan mampu menciptakan Switching Cost yang besar
c. Tidak tersedia produk substitusi
d. Pemasok   mampu  melakukan  integrasi  ke  depan  dan  mengolah  produk   yangdihasilkan
menjadi produk yang sama yang dihasilkan perusahaan
e.    Perusahaan hanya membeli dalam jumlah yang kecil dari pemasok[6]

6.    Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya.


Kekuatan ke enam yang ditambahkan oleh freeman yang dikutip Wheelen adalah berupa
kekuatan di luar perusahaan yang mempunyai pengaruh dan kepentingan secara langsung kepada
perusahaan. Stakeholder yang dimaksud antara lain adalah pemerintah, serikat pekerja,
lingkungan masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi  dagang, kelompok yang mempunyai
kepentingan lain, dan pemegang saham.[7]

Aspek Lingkungan Usaha dan Lingkungan Hidup


1.      Dampak Sosial Usaha
Para pakar lingkungan sangat menghawatirkan adanya suatu usaha yang didirikan akan
merusak lingkungan termasuk tatanan kehidupan masyarakat akan mengalami perubahan dengan
adanya usaha atau pabrik yang didirikan. Pelaku studi harus membuat prediksi sebelum usaha itu
ada. Dampak sosial yang sering muncul adalah ketidakpuasan dari masyarakat di sekitar lokasi,
baik mengenai kompetensi yang mereka terima ataupun adanya kecemburuan kepada tenaga
kerja asing yang datang.
Dampak lain adalah sifat masyarakat yang acuh terhadap proyek, jika jumlah mereka
banyak maka akan sangat berbahaya bagi usaha di kemudian hari. Karena itulah dalam
kelayakan penerimaan lokasi, sikap masyarakat ini perlu dipertimbangkan, apakah lebih banyak
masyarakat yang mendukung atau yang tidak mendukung, barulah diputuskan pemilihan lokasi
walaupun mungkin pertimbangan biaya operasi yang lebih tinggi dibandingkan lokasi lain.
2.        Dampak Ekonomi Usaha
Guna mendapatkan gambaran yang jelas adalah penting bagi pelaku studi kelayakan untuk
membuat kajian yang mendalam mengenai dampak ekonomi. Dampak ekonomi tersebut dapat
dirinci sebagai berikut :
a.    Besarnya tenaga kerja yang terserap oleh usaha  yang akan didirikan.
b.    Apakah ada usaha lain yang muncul akibat usaha ini. Jika ada berapa banyak, dalam bentuk
apa, apakah dapat menunjang usaha ata dapat bermitra, dan lain-lain.[9]
c.    Besarnya penerimaan pemerintah dengan adanya usaha, baik yang berasal dari retribusi,
pajak pertambahan nilai dan pajak penghasilan.
d.    Besarnya kontribusi usaha terhadap penambahan pendapatan masyarakat di sekitar lokasi
usaha.
e.    Besarnya kerugian akibat dari peralihan fungsi lahan atau tanah ke lokasi usaha.

3.        Dampak Fisik (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan / AMDAL )


Studi mengenai dampak fisik ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kemungkinan
bahwa akibat dari pendirian dan proses produksi dari usaha baru itu akan menimbulkan

BPK SKB POLITAMA 52


pencemaran udara, pencemaran air, dan sebagainya di sekitar lokasi usaha.[10] AMDAL
diperlukan untuk melakukan suatu studi kelayakan dengan dua alasan pokok : Pertama, Karena
UU dan Peraturan Pemerintah menghendaki demikian. Jawaban ini cukup efektif untuk memaksa
para pemilik proyek yang kurang memperhatikan kualitas Lingkungan. Kedua, AMDAL harus
dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya proyek-proyek industri.

Selanjutnya, beberapa peran AMDAL adalah sebagai berikut:


a. Peran AMDAL dalam pengelolaan Lingkungan. Aktivitas pengelolaan lingkungan telah
disusun berdasarkan perkiraan dampak lingkungan yang akan timbul akibat dari proyek
yang akan dibangun.
b. Peran AMDAL dalam pengelolaan proyek.  AMDAL merupakan salah satu studi kelayakan
lingkugan yang disyaratkan untuk mendapatkan perizinan.[12] Bagian dari AMDAL yang
diharapkan oleh aspek teknis dan ekonomis biasanya adalah sejauh mana keadaan
lingkungan dapat menunjang perwujudan proyek, terutama sumber daya yang diperlukan
proyek tersebut.
c.  AMDAL sebagai dokumen penting. Laporan AMDAL merupakan dokumen penting
sumber informasi yang detail mengenai kedaan lingkungan pada waktu penelitian proyek
dan gambaran keadaan lingkungan di masa setelah proyek dibangun.[13]

Seperti telah diketahui bahwa AMDAL merupakan suatu hasil studi mengenai dampak
suatu kegiatan yang direncanaan dan diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap
lingkungan hidup. Analisis ini meliputi keseluruhan kegiatan pembuatan 5 dokumen yang terdiri
dari : PIL (Penyajian Informasi Lingkungan), KA (Kerangka Acuan), ANDAL (Analisis
Dampak Lingkungan), RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan), dan RKL (Rencana
Pengelolaan Lingkungan).

Dalam PP 51 Tahun 1993 ditetapkan 4 jenis studi AMDAL, yaitu :


a. AMDAL Proyek, yaitu AMDAL yang berlaku bagi satu kegiatan yang berada dalam
kewenangan satu instansi sektoral. Misalnya rencana kegiatan pabrik tekstil yang
mempunyai kewenangan memberikan ijin dan mengevaluasi studi AMDAL nya ada pada
Departemen Perindustrian.
b.   AMDAL Terpadu / Multisektoral, adalah AMDAL yang berlaku bagi suatu rencana
kegiatan pembangunan yang bersifat terpadu, yaitu adanya keterkaitan dalam hal
perencanaan, pengelolaan dan proses produksi, serta berada dalam satu kesatuan ekosistem
dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi.
c.  AMDAL Kawasan, yaitu AMDAL yang ditujukan pada satu rencana kegiatan
pembangunan yang berlokasi dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan menyangkut
kewenangan satu instansi. Contohnya adalah rencana kegiatan pembangunan kawasan
industri.
d. AMDAL Regional, adalah AMDAL yang diperuntukan bagi rencana kegiatan
pembangunan yang sifat kegiatannya saling terkait dalam hal perencanaan dan waktu
pelaksanaan kegiatannya. Contoh AMDAL Regional adalah pembangunan kota -kota baru.

AMDAL merupakan suatu proses yang panjang dengan sistematika langkah tertentu
menurut PP 29 Tahun 1986 :[16]
a.    Usulan proyek. Usulan proyek datang dari pemerakarsa, yaitu orang atau badan yang
mengajukan dan bertanggungjawab atas suatu rencana kegiatan yang akan dilaksanaknan.
b.    Penyajian informasi lingkungan. Usulan proyek kemudian mengalami penyaringan yang
bertujuan untuk menentukan perlu atau tidak perlu dilengkapi dengan ANDAL. Penyaringan
dilakukan dengan penyajian informasi lingkungan atau disebut PIL. PIL ini disusun oleh
pemerakarsa sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Penilaian terhadap PIL dikerjakan
oleh sebuah komisi yang dibentuk oleh innstansi yang bertanggungjawab dan menentukan
usulan proyek kedalam tiga kemungkinan, yaitu :[17]
1)   Perlu dibuatkan AMDAL, karena dinilai proyek akan menimbulkan dampak penting
terhadap lingkungan. Langkah selanjutnya adalah TOR untuk menyusun ANDAL.
2)   Tidak perlu dibuatkan ANDAL, karena diperkirakan tidak akan menimbulkan dampak
penting. Pemerakarsa kemudian menyiapkan RPL dan RKL.

BPK SKB POLITAMA 53


3)   PIL kurang lengkap dan dikembalikan ke pemerakarsa proyek untuk perbaikan sebelum
diajukan kembali.
c.   Menyusun kerangka acuan. Bila inastansi yang bersangkutan memutuskan perlu membuat
ANDAL, pemerakarsa bersama instansi gtersebut menyusun kerangka acuan TOR sesuai
dengan pedoman yang telah ditetapkan bagi analisis damapk lingkungan.
d.    Membuat ANDAL. Pemerakrsa membuat ANDAL sesuai dengan pedoman yang ditetapkan,
kemudian mengajukan nya kepada instansi yang bertanggungjawab untuk dikaji terlebih
dahulu sebelum mendapatkan keputusan. Kemungkinan hasil penialaian ada 3, yaitu :
1)    ANDAL disetujui kemudian pemerakarsa melnajutkan pembuatan RKL dan RPL.[18]
2)    ANDAL ditolak karena dianggap kurang lengkap atau kurang sempurna. Untuk ini
perlu perbaikan dan diajukan kembali.
3)    ANDAL ditolak karena dampak negatif nya, karena tidak dapat ditanggulangi oleh ilmu
dan teknologi yang telah ada, diperkirakan lebih besar dari dampak positifnya. Dalam
kondisi seperti ini pemerakarsa diberi kesempatan untuk mengajukan keberatan kepada
instansi yang berwenang.
e.    Membuat RKL dan RPL. Bila ANDAL telah disetujui maka pemerakarsa dapat
melanjutkannya denagn mmebuat Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan(RPL) untuk diajukkan kepada instansi yang berwenang. Demikian
pula halnya dengan usulan rencana proyek yang tidak memerlukan ANDAL karena tidak
adanya dampak penting.
f.    Implementasi pembangunan proyek dan aktivitas pengelolaan lingkungan. Bila RKL dan
RPL telah disetujui maka implementasi proyek dapat dimulai, lalu dilanjuykan dengaan
pelaksanaan aktivitas pengelolaan lingkungan[19]

Prediksi Kemungkinan Dampak Lingkungan


Tahapan ini adalah langkah lanjut dari studi lingkungan, yaitu pelaku studi kasus dapat
merinci perkiraan dari adanya dampak lingkungan baik yang bersifat sosial, ekonomi maupun
secara fisik dan harus disajikan dalam suatu daftar sehingga akan terlihat dengan jelas dan dapat
dianalisis terutama yang berhubungan dengan masalah dana investasi dan besarnya nilai harapan
dari investasi tersebut.
Contoh hasil prediksi dampak lingkungan usaha :
Dampak Lingkungan
No Item yang dinilai Negatif Positif Nilai Opportunit
Tindakan
(-) (+) Tambah y Cost
1 Sosial
2 Ekonomi
3 Fisik

Keterangan :
1.    Kolom dampak negatif dan positif diperuntukan untuk menempatkan prediksi dampak
lingkungan pada kehidupan sosial masyarakat dan dampak fisik yang diperkirakan muncul
akibat didirikannya usaha baru tersebut.
2.    Kolom dampak terhadap nilai tambah dan opportunity cost dengan hasil dampak ekonomi
dari berdirinya usaha tersebut.

Pilihan dampak lingkungan yang dimasukan ke dalam daftar harus dikaji dengan benar dan
sudah dirangking berdasarkan besarnya dampak yang muncul,[20] dan setiap dampak yang ada
dalam daftar tersebut harus dapat dikonversikan ke dalam nilai rupiah. Sehingga jelas jika akan
dikaitkan dengan kebutuhan dana untuk mengatasinya yang selanjutnya akan diuji dan dianalisis
kembali hingga dapat dinilai secara keseluruhan dampak dari lingkungan yang diperkirakan akan
muncul akibat dari berdirinya usaha di lokasi itu, yang akan menentukan ide/gagasan pendirian
usaha ini layak jika dinilai dari dampak lingkungan.

Kalkulasi Biaya Dampak Lingkungan


Pada tahap ini dilakukan untuk menghitung seluruh nilai yang diakibatkan dari adanya
dampak lingkungan yang telah diperkirakan dan dituangkan pada daftar prediksi dampak

BPK SKB POLITAMA 54


lingkungan. Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan sebelum melakukan kalkulasi dampak
lingkungan :
1. Melakukan verifikasi data hasil prediksi dampak Lingkungan.
2. Meneliti kebenaran nilai-nilai yang diterapkan pada saat prediksi dilakukan. Tujuannya
adalah untuk mengetahui apakah nilai-nilai yang telah diterapkan pada waktu prediksi itu
tidak ada kesalahan dalam penafsiran atau ada perubahan karena adanya sesuatu ketentuan
pemerintah yang pada waktu studi belum diperhitungkan.
3.   Membuat daftar kalkulasi biaya dampak lingkungan dan menghitung seluruh biaya yang
mungkin timbul. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan langsung dari seluruh dampak
lingkungan dengan besarnya dana yang diperlukan untuk menanggulangi dampak
lingkungan tersebut.
4. Menganalisis biaya dampak lingkungan dengan sasaran untuk melakukan perbandingan
antara biaya penanganan dampak lingkungan dengan dana investasi dan banefit dari usaha
tersebut. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar dapat menguraikan secara detail pegaruh dari
masing-masing dampak lingkungan terhadap pelaksanaan operasional usaha dimasa yang
akan datang. Para pelaku studi juga harus dapat memeperkirakan besarnya dana
penanggulangan dampak lingkungan, apakah harus dikeluarkan sekaligus pada awal
pendirian atau ada yang sebagian yang baru diadakan setelah usaha beroperasi dan
seterusnya.

Daftar lengkap yang menggambarkan hubungan dampak lingkungan dengan nilai-nilai dan
jumlah biaya yang diperlukan untuk menanggulangi dampak lingkungan sebagai berikut :[21]
Nilai Dampak Nilai Dampak Nilai Dampak Fisik
No Sosial (Rp) Ekonomi (Rp) (Rp)
Unsur yang
Nilai Pencemaran
dinilai Opportunit
Negatif Positif Tamba Udar
y Cost Air Suara
h a
Lingkungan
1 30 50 50 75 80 60 55
Sosial
Lingkungan
2 20 70 70 80 75 65 50
Ekonomi
Lingkungan
3 45 80 75 60 60 60 60
Fisik
Total Biaya 95 200 205 215 215 185 165

Analisis dimulai dengan membandingkan antara besarnya biaya dampak lingkungan sosial
yang negatif dengan biaya yang positif dan membuat selisih antara nilai tambah
dengan opportunity cost dari lingkungan ekonomi. Kemudian dibuat rekap dana keseluruhan.
Apakah besarnya dana yang akan dikeluarkan, yaitu dana dampak sosial yang negatif ditambah
dengan opportunity cost ditambah biaya dampak fisik untuk menanggulangi lingkungan lebih
besar daripada dampak sosial yang positif ditambah dengan jumlah valie added dari dampak
ekonomi. Jika perkiraan dana ini lebih besar, berarti usaha atau proyrek ini tidak layak dari aspek
lingkungan, apalagi jika lebih besar dari banefit usaha secara keseluruhan.[22]

KESIMPULAN
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan
makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakuknya, yang mempengaruhi
kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan
tempat bisnis akan dijalankan harus dianalisis dengan cermat. Hal ini disebabkan lingkungan di
satu sisi dapat menjadi peluang dari bisnis yang akan dijalankan, namun disisi lain lingkungan
juga dapat menjadi ancaman bagi perkembangan bisnis. Keberadaan bisnis dapat berpengaruh
terhadap lingkungan, baik lingkungan masyarakat maupun lingkungan ekologi tempat bisnis
yang akan dijalankan.
Analisis aspek lingkungan tidak hanya membahas tentang kesesuaian lingkungan dengan
bisnis yang akan dijalankan, tetapi juga membahas tentang dampak bisnis terhadap lingkungan
serta pengaruh perubahan lingkungan yang akan datang terhadap bisnis. Suatu bisnis dapat
menimbulkan berbagai aktivitas sehinggga menimbulkan dampak bagi lingkungan disekitar

BPK SKB POLITAMA 55


lokasi bisnis. Perubahan kehidupan masyarakat sebagai akibat dari adanya aktivitas bisnis dapat
berupa semakin ramainya lokasi disekitar lokasi bisnis, timbulnya kerawanan sosial, timbulnya
penyakit masyarakat, juga perubahan gaya hidup sebagai akibat masuknya tenaga kerja dari luar
daerah. Oleh karena itu, analisis pada aspek lingkungan memerlukan kemampuan analisis yang
lebih komprehensif.

BAB 8
ASPEK TEKNOLOGI INFORMASI

Aspek teknologi informasi merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan teknologi dan
informasi yang digunakan perusahaan. Banyak istilah yang berhubungan dengan teknologi
informasi karena banyaknya perubahan dan tidak adanya kesepakatan istilah yang digunakan.
Beberapa istilah yang sering digunakan adalah yaitu : sistem informasi manajemen, sistem
informasi manajemen berbasis komputer, teknologi informasi (TI), teknologi sistem informasi,
teknologi komputer, manajemen informasi, dan sistem informasi (Jogiyanto, 2003:2).
Namun begitu, aspek ini merupakan salah satu aspek yang sangat vital dalam kelangsungan
sebuah perusahaan. Terutama di era globalisasi yang di mana kompetisi dalam berbisnis menjadi
semakin ketat. Perusahaan pun sebisa mungkin harus mampu memilih strategi yang paling tepat
agar bisa berproduksi seefektif dan seefisien mungkin. Salah satu hal yang menunjang daya saing
perusahaan adalah penggunaan teknologi dalam segala lini kegiatan perusahaan, yang akan lebih
menguntungkan dari segi waku maupun energi.
 Pengertian Teknologi Informasi
Menurut beberapa pakar teknologi terdapat beberapa definisi teknologi informasi, yaitu:
a.   Menurut Haag dan Keen, teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda
bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan
informasi.
b.  Menurut Martin, teknologi informasi adalah hal yang tidak hanya terbatas pada teknologi
komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untukmemproses dan
menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan
informasi.
c.   Menurut Williams dan Sawyer, teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan
komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi yang membawa data, suara,
dan video.
d.  Menurut Rahardjo (2002:74), teknologi informasi adalah sama dengan teknologi lainnya,
hanya informasi merupakan komoditas yang diolah dengan teknologi tersebut. Dalam hal ini,
teknologi mengandung konotasi memiliki nilai ekonomi yang mempunyai nilai jual.

Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa teknologi informasi tidak sekedar berupa
teknologi komputer, tetapi juga mencakup teknologi komunikasi. Dengan kata lain, teknologi
informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi.

Klasifikasi Sistem Teknologi Informasi


Menurut Abdul Kadir dan Terra, TI dapat diklasifikasikan atas :
1.      Menurut fungsi yang diemban sistem, sistem teknologi informasi dapat dibedakan atas :
a)    Embedded IT systemadalah sistem teknologi informasi yang melekat pada produk lain.
Contohnya sistem VCR ( Video Casette Recorder) memiliki sistem teknologi informasi
yang memungkinkan pemakai dapat merekam tayangan televisi.
b)   Dedicated IT system adalah sistem teknologi informasi yang dirancang untuk melakukan
tugas-tugas khusus. Contohnya, ATM (Anjungan Tunai Mandiri) dirancang secra
khususuntuk melakukan transaksi keuangan bagi nasabah bank.

BPK SKB POLITAMA 56


c)    General purpose IT system adalah sistem teknologi informasi yang dapat digunakan
untuk melakukan berbagai aktifitas yang bersifat umum. Contohnya, PC (Personal
Computer).
2.      Menurut departemen dalam perusahaan bisnis, TI dibedakan atas: sistem informasi akutansi,
sistem informasi pemasaran, sistem informasi produksi, dan lain-lain.
3.      Menurut dukungan terhadap level manajemen dalam perusahaan, TI dapat dibedakan atas :
sistem pemrosesan transaksi, sistem pendukung keputusan, dan sistem informasi eksekutif.
Peranan Teknologi Informasi Bagi Perusahaan
Menurut Jogiyanto sistem teknologi informasi memberikan lima peran utama di dalam
organisasi :
1.      Meningkatkan efisiensi, yaitu menggantikan manusia dengan teknologi di proses produksi.
2.      Meningkatkan efektifitas, yaitu menyediakan informasi bagi para manajer di organisasi
untuk mendukung proses pengambilan keputusan dengan lebih efektif yang didasarkan
dengan informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan sehingga mendapat hasil produksi
yang akurat dan bebas dari cacat produksi sesuai dengan sasaran produksi yang diinginkan.
3.      Meningkatkan komunikasi, yaitu mengintegrasikan penggunaan sistem teknologi informasi
dengan menggunakan email dan chat.
4.      Meningkatkan kolaborasi, yaitu dengan menggunakan video conference dan teleconference.
5.      Meningkatkan kompetitif, yaitu sistem teknologi informasi digunakan untuk keunggulan
kompetisi.
Peranan TI pada masa sekarang tidak hanya diperuntukan bagi organisasi, melainkan juga untuk
kebutuhan perseorangan. Bagi organisasi, TI dapat digunakan untukmencapai keunggulan
kompetitif, sedangkan bagi perseorangan TI dapat digunakan untuk mencapaikeunggulan
pribadi, termasuk untuk mencari pekerjaan.(Abdul dan Terra, 2003:22).

Pemanfaatan Teknologi Informasi


Berkaitan dengan pemanfaatan TI dalam perusahaan, keunggulan kompetitif mengacu pada
penggunaan TI untuk meningkatkan kualitas informasi, kontrol kinerja perusahaan, dan
peningkatan layanan untuk memenangkan pasar. Ide dasarnya adalah perusahaan menggunakan
TI baik sebagai alat bantu maupun strategi yang tangguh untuk mengintegrasikan dan mengolah
data dengan cepat dan akurat serta untuk penciptaan produk layanan baru sebagai daya saing
untuk menghadapi kompetisi (Sutedjo, 2002:26).
Teknologi informasi juga dimanfaatkan oleh banyak organisasi sebagai kekuatan untuk
menghadapi persaingan yang semakin ketat dewasa ini. Menurut Sutedjo (2002:24) banyak
manfaat yang dipetik oleh perusahaan dengan penggunaan TI, yaitu :
1.      Integrasi data dan informasi Pembangunan TI maupun data transaksi yang dilakukan dari
berbagai lingkungan jaringan.
2.      Sistem pengorganisasian data memungkinkan sistem bebas redudansi data.
3.      Meningkatkan kecepatan dan keakuratan penyusuanan laporan manajerial.
4.      Meningkatkan kualitas produk dan kecepatan layanan konsumen.
5.      Meningkatkan citra perusahaan.

Menurut Jogiyanto (2003:8) sistem teknologi informasi dapat dimanfaatkan di internal atau di
eksternal organisasi. Di internal organisasi TI dapat diterapkan di fungsi-fungsi organisasi dan
ditingkatan-tingkatan manajemen. Sistem TI yang diterapkan secara eksternal merupakan sistem
TI internal yang ditarik ke luar organisasi menggunakan teknologi komunikasi. Tujuan dari
sistem TI ini adalah untuk menjangkau pihak eksternal perusahaan secara lebih efektif sehingga
menjangkau secara langsung pemasok dan pelanggan perusahaan supaya perusahaan dapat
memenangkan persaingan, karena sistem TI seperti ini sekarang merupakan alat yang
memungkinkanmenciptakan keunggulan kompetisi.
Manfaat TI di bidang bisnis dapat dijadikan sebagai produk atau dapat digunakan sebagai alat
(tools). Jadi, sebuah perusahaan dapat menghasilkan produk TI atau dapat menggunakan TI
untuk menghasilkan produk atau layanannya. (Rahardjo, 2002:77).
Dalam hubungan pembeli-penjual, informasi dapat menentukan daya tawar relatif dari
konsumen serta informasi mendefinisikan relasi dengan pemasok. Adanya sebuah relasi berarti
bahwa perusahaan telah membangun saluran khusus secara elektronik (TI). (Philip dalam Janita).

BPK SKB POLITAMA 57


 Resiko dan Kegagalan Penerapan Teknologi Informasi
Masalah investasi dan penggunaan di bidang TI merupakan hal yang cukup memusingkan
bagi perusahaan. Di satu sisi perusahaan sadar bahwa harus memiliki TI yang dapat menunjang
bisnis, sementara di lain pihak perusahaan harus mengeluarkan baiya yang cukup besar untuk
dapat merancang dan mengimplementasikan TI yang dibutuhkan. Tanpa memiliki TI yang cukup
canggih, sulit bagi perusahaan untuk bersaing dengan perusahan lain. Dalam pemanfaatan TI,
tentu mengandung resiko atau kegagalan yang mungkin saja terjadi di dalam perusahaan.
Resiko-resiko atau kegagalan-kegagalan tersebut tersebut antara lain :
a)      Gagalnya penerapan TI kareana faktor internal dan eksternal perusahaan yang belum siap
untuk mengimplementasikan TI sehingga investasi telah keluar secara percuma dan tidak
dapat dikembalikan lagi. (indrajit, 2004:5).
b)      Tingginya biaya pemeliharaan dan pengembangan teknologi yang harus ditanggung oleh
perusahaan. Sehingga walaupun secara bisnis telah terjadi peningkatan output,
membengkaknya biaya overhead pemeliharaan maupun pengembangan TI telah
menyebabkan tingginya faktor input yang dibutuhkan sehingga secara langsung berdampak
pada perhitungan produktifitas. (Indrajit, 2004:5).
c)      Cepatnya perkembangan dan perubahan inovasi TI sehingga perusahaan harus terus meng-
up date TI yang dimilikinya untuk dapat terus bersaing secara kompetitif. Padahal dalam
penerapan TI perusahaan harus mengeluarkan investasi yang cukup besar.
d)     Perusahaan harus memahami TI yang digunakan dengan tingkat keamanan yang dibangun di
sekeliling database dan software secara hati-hati karena TI yang digunakan sangat rentan
terhadap gangguan dari luar seperti hacker, virus dan gangguan lainnya yang merugikan
perusahaan (Prahalad, 2005:133).

Penerapan tekknologi informasi di perusahaan


1)     DSS (Decision Support System)
DSS mulai dikenalkan oleh ilmuwan dari MIT yaitu Michael Morton, G. Anthony Gorry dan
Peter G. W. Keen. Sistem pendukung keputusan (SPK) banyak diterapkan untuk mnajemen
tingkat menengah. SPK atau DSS merupakan sistem interaktif dan ad-hoc untuk mendukng
keputusan setengah terstruktur (semi structured decision) manajer-manajer tingkat
menengah. DSS sering mengintergrasikan model kuantitatif dalam kerangka kerjanya.
2)      SIM (System Information Management)menunjukkan sistem-sistem informasi fungsional,
yaitu sistem-sistem informasi yang diterapkan di fungsi-fungsi organisasi. Sistem informasi
manajemen terdiri dari sistem informasi akuntansi, sistem informasi keuangan, sistem
informasi produksi, sistem informasi sumber daya manusia dan sistem informasi perusahaan.

KESIMPULAN
teknologi informasi tidak sekedar berupa teknologi komputer, tetapi juga mencakup teknologi
komunikasi. Dengan kata lain, teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer
dan teknologi telekomunikasi.

Peranan TI pada masa sekarang tidak hanya diperuntukan bagi organisasi, melainkan juga untuk
kebutuhan perseorangan. Bagi organisasi, TI dapat digunakan untuk mencapai keunggulan
kompetitif, sedangkan bagi perseorangan TI dapat digunakan untuk mencapai keunggulan
pribadi, termasuk untuk mencari pekerjaan.
Menurut Jogiyanto (2003:8) sistem teknologi informasi dapat dimanfaatkan di internal atau di
eksternal organisasi. Di internal organisasi TI dapat diterapkan di fungsi-fungsi organisasi dan
ditingkatan-tingkatan manajemen. Sistem TI yang diterapkan secara eksternal merupakan sistem
TI internal yang ditarik ke luar organisasi menggunakan teknologi komunikasi. Tujuan dari
sistem TI ini adalah untuk menjangkau pihak eksternal perusahaan secara lebih efektif sehingga
menjangkau secara langsung pemasok dan pelanggan perusahaan supaya perusahaan dapat
memenangkan persaingan, karena sistem TI seperti ini sekarang merupakan alat yang
memungkinkanmenciptakan keunggulan kompetisi.
Masalah investasi dan penggunaan di bidang TI merupakan hal yang cukup memusingkan bagi
perusahaan. Di satu sisi perusahaan sadar bahwa harus memiliki TI yang dapat menunjang
bisnis, sementara di lain pihak perusahaan harus mengeluarkan baiya yang cukup besar untuk
dapat merancang dan mengimplementasikan TI yang dibutuhkan. Tanpa memiliki TI yang cukup

BPK SKB POLITAMA 58


canggih, sulit bagi perusahaan untuk bersaing dengan perusahan lain. Dalam pemanfaatan TI,
tentu mengandung resiko atau kegagalan yang mungkin saja terjadi di dalam perusahaan.

Contoh perusahaan milenial yang menggunakan teknologi dan informasi sebagai media berbisnis

1. Saya mengangkat UMKM yang mungkin sudah besar yaitu nine apparel. UMKM
yang memproduksi Jersey Futsal, Sepakbola, Basket, dan E sport
IG : nineapparel2014
web : nineapparel.co.id
Alamat : Jalan Tantular Selatan, Pringwulung, Condongcatur, Yogyakarta

Perusahaan ini aktif untuk berpromosi di instagram dan web


1. Bagaimana ketetapatan teknologi yang sudah mereka gunakan? Jelaskan pernyataan
dan fakta yang mendukung opini Anda!
sangat tepat apabila nine apparel menggunakan teknologi melalui media web dan
instagram, faktanya pengikut di instagram nine sudah mencapai hampir 21 rb. dan saya
yakin bahwa kunjungan pelanggan di web yang dimiliki nine apparel juga tidak jauh
berbeda dengan kunjungan pelanggan di instagram. ini terjadi karena di web juga
sangat banyak foto foto yang sangat berkelas dan tentunya sesuai dengan
perkembangan zaman untuk kaos olahraga. saya sudah mengamati UMKM ini sejak
2015 dan memang citra dari nine apparel ini sangat baik. untuk desain dan kualitas
bahan sendiri memang nine terkenal baik juga

2. Teknologi apa saja yang masih harus diganti atau ditambahkan pada usaha tersebut,
agar usaha yang saat ini dijalankan semakin berkembang? Berikan pernyataan-
pernyataan yang mendukung jawaban Anda!
menurut saya minus dari web yang digunakan ialah, seluruh operasional belum mampu
tersaji di web. jadi apabila kita memesan, di web, kita akan di arahkan ke WA ataupun
Nomor telepon. karena memang untuk bisa mengelola web bisnis perlu dana yang
banyak

3. Secara umum, usaha yang Anda survei apakah layak jika ditinjau dari aspek
teknologi? Jelaskan jawaban Anda!
secara umum, saya mengatakan layak. dikarenakan juga faktanya nine besar karena
web dan instagram, sampai sekarang banyak juga yang belum tau lokasi store nine itu
sendiri. dan apabila kita menilik penjualan, yang terbaru nine berhasil menjadi provider
jersey bagi tim BJL 2000 Semarang yang notabene merupakan salah satu kontestan
PRO FUTSAL LEAGUE Indonesia 2019/2020. itu merupakan bukti keberhasilan promosi
nine apparel melalui teknologi

2. 18812141003_Anggun Tiara Anggraeni_Akuntansi A 2018 berkata:

BPK SKB POLITAMA 59


Maret 16, 2020 pukul 7:07 pm

1. Usaha yang berada disekitar saya terutama di kota Yogyakarta yaitu Monokrom
Store. Usaha ini berada di Jalan Wates Km.3 No.32 Sonosewu, Bantul, Yogyakarta.
Usaha ini bergerak dibidang fashion yang khusus menjual produk-produk untuk wanita
dan sasaran pelanggannya yaitu anak milenial yang suka berbelanja dan suka dengan
berbagai model baju yang saat ini sedang menjadi trend. Usaha ini sudah tepat dalam
menggunakan teknologi yaitu untuk sistem penjualannya dengan menggunakan market
place/ bekerjasama dengan market place yaitu shopee. Selain itu, Monokrom Store juga
memasarkan produk usahanya dengan menggunakan media sosial yaitu instagram.
Dengan memanfaatkan kemudahan teknologi instagram tersebut, Monokrom Store
dapat terkenal lebih luas oleh masyarakat dan dengan begitu dapat meningkatkan
penjualannya. Untuk pelanggan yang dari luar Yogyakarta yang ingin membeli produk
dari Monokrom Store bisa melalui Shopee, sehingga pelanggan tidak perlu jauh-jauh
datang ke Yogyakarta. Selain itu di Monokrom Store sendiri sudah menggunakan sensor
alarm/mesin detector untuk keamanan agar terhindar dari adanya pencurian.
Monokrom Store sendiri juga sudah menggunakan mesin kasir dan sudah ada cctv.
2. Teknologi yang harus diganti yaitu tablet yang digunakan diganti dengan komputer
untuk memudahkan penjaga casier dalam menginput trannsaksi yang ada. Selain itu
dengan penggunaan komputer agar lebih efektif dan efisien dalam pelayanan terhadap
pelanggan. Jika pelanggan merasa nyaman dan dalam proses pembayaran dilakukan
dengan cepat maka hal ini akan memberikan kepuasaan terhadap pelanggan dan dapat
meningkatkan penjualan dengan adanya kemudahan tersebut.
3. Monokrom Store ditinjau dari aspek teknologi dapat dikatakan layak karena usaha
tersebut telah memanfaatkan teknologi yang ada dengan baik yaitu dengan
menggunakan market place dan instragram dalam menunjang pemasarannya. Selain
itu, pemilihan mesin detector juga akan membantu usaha tersebut untuk mendeteksi
adanya pencurian yang terjadi. Adanya cctv juga dapat memantau pelanggan yang ada
di toko, dan penggunaan mesin kasir dapat mempermudah pemrosesan dan pencatatan
transaksi penjualan.

Awaludin Rizqi pambudi berkata:

Maret 16, 2020 pukul 2:47 pm

1. Usaha disekitar saya khususnya di kota jogja ini yaitu House of shopaholic ini berada
di kota Baru jogja. Usaha Yang Bergerak pada bidang fashion ini Sudah menggunakan
teknologi yaitu sistem penjualannya di Google play store Dan market place yang ada.
Dengan Adanya teknologi menjadi mempermudah owner untuk mengecek stock baju
Yang terjual di tokonya karena di house of shopaholic ini memiliki 3 cabang Toko. Jadi
dengan menggunakan teknologi menjadi lebih mudah mengecek barang ready atau
tidak. Di teknologi ini pelanggan dapat membeli melalui aplikasi ini Namun menurut
owner hos belum maksimal karena masih kalah dengan market place yang ada seperti
shopee, tokopedia karena mereka menjajikan adanya pelayanan ongkir seperti gratis
ongkir atau diskon.
2. Teknologi Yang masih harus diganti pada usaha house of shopaholic ini yaitu pada
metode pencatatan segala aspek masih dicatat menggunakan manual. Sedangakan jika
kita menggunakan teknologi tentunya akan sangat mudah untuk menginput data Dan
mengoutput nya dengan sebuah informasi Yang memudahkan pemilik untuk mengambil
sebuah keputusan. Banyak sekarang metode pencatatan akuntansi dengan teknologi
seperti Zahir atau MYOB agar mempermudah perusahaan untuk mencatat segala
aktifitasnya.

BPK SKB POLITAMA 60


3. Menurut saya, Sudah Layak untuk house of shopaholic ini berjalan karena dari
keterserdiaan barang ada. Pelayanan melalui customer service ada. Dan ditunjang
Adanya aplikasi Yang mempermudah Pelanggan untuk membeli barang di sana.
Kemudian ada Toko langsung Yang terletak di kota Baru memudahkan untuk Pelanggan
mengecek langsung barang agar Pelanggan percaya. Dan house of shopaholic ini rutin
untuk membayar pajak ke pemerintah.

BPK SKB POLITAMA 61

Anda mungkin juga menyukai