Disusun oleh:
Puji dan syukur kita sampaikan kepada Allah SWT yang selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga sampai saat ini kita masih diberi
kesempatan dan kemudahan untuk selalu terbuka akal pikiran, mata, serta hati
dalam beramal dan mencari ilmu sehingga dapat menyelesaikan makalah berjudul
“Agama Menjamin Kebahagiaan” yang dibimbing oleh Bapak Drs. Moh. Saifulloh,
M.Fil.I
Penulis
Kelompok 4
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Agama Sebagai Pencerah .............................................................. 3
B. Kebahagiaan Dalam Beragama ..................................................... 9
C. Penanaman Agama Dalam Hati .................................................... 13
Kata agama sudah tidak asing lagi terdengar di telinga masyarakat. Lalu apa
sebenarnya definisi dari kata agama? Kata agama pada dasarnya sulit untuk
didefinisikan, hal ini dikarenakan agama bersifat subyektif, menyangkut batin, dan
individual. Secara umum kata agama dapat didefinisikan sebagai suatu sistem
kepercayaan dalam hati manusia kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Hal ini
dilakukan dengan selalu menjaga hubungan yang baik dengan Tuhan (Aslamiyah,
2017). Agama juga mengatur mengenai sistem peribadatan kepada Tuhan, serta
kaidah tata budaya yang menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan. Oleh
karena itu, manusia dinilai mempunyai kebutuhan akan agama.
Salah satu agama yang diakui oleh negara Indonesia adalah agama islam.
Kata islam berasal dari kata “salam” yang terdapat pada Al-Quran surah al- An’am
ayat 54, surah al- A’raf ayat 46, dan surah an- Nahl ayat 32. Kata “salam” artinya
adalah selamat, aman, sejahtera, dan sentosa. Melalui ini, islam dekat dengan
keamanan dan ketenangan hati. Memeluk agama islam itu artinya seseorang sudah
menyerahkan hatinya untuk patuh kepada Allah. Kedamaian dalam agama islam,
ketenangan dalam beribadah, rasa aman dan takut terhadap Allah menjadikan islam
sebagai agama yang membawa kebahagiaan dalam hati pemeluknya. Lalu
bagaimana islam dapat menjamin kebahagiaan?
Rumusan Masalah
Tujuan Pembahasan
Dunia kita adalah dunia perubahan dan bergantian, tidak ada sesuatu yang
tepat didalamnya. Segalanya akan senantiasa berubah,memudar, dan setelah itu
mati. Demikian juga dengan agama. Dalam sejarah, agama selalu berkembang
berbarengan dengan peradaban dan kebudayaan manusia. Sebagaimana sejarah
perkembangan agama di dunia barat dan timur.
Menurut Budy Munawar-Rachman ini bukan karena spiritual itu tidak ada.
Tetapi karena manusia modern, manusia modern melihat segala sesuatu hanya dari
sudut pandang pinggiran eksistensi itu, tidak ada “pusat spiritualitas dirinya”,
sehingga mengakibatkan ia lupa siapa dirinya. Dunia barat pada era modernitas
membersihkan “yang suci” dan “yang satu” ini dari alam pikiran filsafat sains dan
seni. Sehingga ketiga alam pikiran tersebut benar benar di kosongkan dari adanya
“Yang suci” atau kesadaran pada “Yang Satu”
Bunuh diri merupakan salah satu penyebab kematian yang kerap terjadi
pada individu yang memiliki masalah gangguan mental. Bunuh diri dapat berawal
dari depresi yang terjadi dalam diri penderita. Aspek spiritual seringkali
dihubungkan dengan pencegahan perilaku bunuh diri. Beberapa penelitian terkait
telah menjelaskan bagaimana dukungan spiritual dapat mengurangi tingkat depresi
pada individu. Literature review ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran
spiritual dalam mempengaruhi resiko perilaku bunuh diri pada orang dewasa.
Penulisan jurnal ini menggunakan pendekatan studi literatur yang berasal dari
beberapa database, yaitu EBSCO, PROQUEST, PubMed, dan Google Cendekia
(Google Scholar) dengan menggunakan kata kunci ‘spiritual support’ OR ‘religious
support’ AND ‘risk of suicide’ OR ‘suicide attempt’ AND ‘adults’. Menyaring dari
159.320 jurnal dan berhasil mendapatkan 14 jurnal terkait. Menggunakan kriteria
inklusi yang mencakup sumber literatur yang diambil mulai tahun 2015 sampai
dengan 2018, menggunakan bahasa inggris, kesesuaian kata kunci penulisan,
keterkaitan hasil penulisan literatur dengan pembahasan yang diangkat Terdapat 4
tema yang ditemukan dalam telaah literatur ini, yaitu faktorfaktor yang
menyebabkan ide bunuh diri, pengalaman bunuh diri dari orang terdekat, dukungan
ahli agama terhadap resiko perilaku bunuh diri, serta intervensi psiko-religius.
Masalah kesehatan mental seperti depresi dapat dicegah dengan melibatkan peran
agama didalamnya. Peran perawat dalam hal ini sangat penting dalam mengetahui
faktor-faktor yang menyebabkan ide bunuh diri muncul serta membantu
memberikan intervensi pencegahan resiko perilaku bunuh diri dengan mendorong
aspek keagamaannya.
Dari hasil yang didapat, dapat melihat bagaimana peran agama dapat
mempengaruhi resiko bunuh diri khususnya pada dewasa. Adapun kriteria inklusi
yang digunakan pada literatur ini adalah jurnal yang menggunakan bahasa inggris,
merupakan jurnal publikasi dengan rentang tahun 2015 sampai dengan 2018, dan
jurnal dalam bentuk full teks. Kriteria eksklusi yang digunakan dalam
mengeksekusi jurnal yang tidak digunakan antara lain adalah jurnal yang tidak
lengkap, biasanya hanya terdapat abstrak saja dan buku. Bagaimana peran keluarga
berpengaruh dalam resiko perilaku bunuh diri merupakan fokus utama dalam
penulisan literature review ini. Sebanyak 159.320 jurnal hasil pencarian yang
dilakukan di beberapa situs pencarian jurnal, tersaring 14 jurnal, kemudian
dilakukan excluded studies dengan memasukkan kriteria inklusi sehingga
didapatkan total jurnal yang memenuhi syarat dan digunakan dalam literature
review sebanyak 14 jurnal. Berdasarkan hasil review beberapa literatur dan jurnal
yang ada, ditemukan beberapa ide yang terkait dengan perilaku bunuh diri.
Beberapa ide/ tema tersebut diantaranya adalah faktor-faktor yang menyebabkan
ide bunuh diri, pengalaman bunuh diri dari orang terdekat, dukungan ahli agama
terhadap resiko bunuh diri, serta intervensi psiko-religius.
Menurut Al-Alusi bahagia adalah perasaan senang dan gembira karena bisa
mencapai keinginan/cita-cita yang dituju dan diimpikan. Pendapat lain menyatakan
bahwa bahagia atau kebahagiaan adalah tetap dalam kebaikan, atau masuk ke dalam
kesenangan dan kesuksesan. Dalam kitab Mīzānul ‘Amal, Al-Ghazali menyebut
bahwa as- sa’ādah (bahagia) terbagi dua, pertama bahagia hakiki; dan kedua,
bahagia majasi. Bahagia hakiki adalah kebahagiaan ukhrawi, sedangkan
kebahagiaan majasi adalah kebahagiaan duniawi. Kebahagiaan ukhrawi akan
diperoleh dengan modal iman, ilmu, dan amal. Adapun kebahagiaan duniawi bisa
didapat oleh orang yang beriman dan bisa didapat oleh orang yang tidak beriman.
Ibnu ‘Athaillah mengatakan, “Allah memberikan harta kepada orang yang dicintai
Allah dan kepada orang yang tidak dicintai Allah, tetapi Allah tidak akan
memberikan iman kecuali kepada orang yang dicintai-Nya.”Kebahagiaan duniawi
adalah kebahagiaan yang fana dan tidak abadi. Adapun kebahagiaan ukhrawi adalah
kebahagiaan abadi dan rohani. Kebahagiaan duniawi ada yang melekat pada dirinya
dan ada yang melekat pada manfaatnya. Di antara kebahagiaan duniawi adalah
memiliki harta, keluarga, kedudukan terhormat, dan keluarga yang mulia.
1. Hati menerima makanan yang berfungsi sebagai nutrisi dan obat. Adapun
makanan yang paling bermanfaat untuk hati adalah makanan “iman”,
sedangkan obat yang paling bermanfaat untuk hati adalah Al-Quran.
2. Selalu berorientasi ke masa depan dan akhirat. Untuk sukses pada masa
depan, kita harus berjuang pada waktu sekarang. Orang yang mau berjuang
pada waktu sekarang adalah pemilik masa depan, sedangkan yang tidak mau
berjuang pada waktu sekarang menjadi pemilik masa lalu. Nabi Muhammad
SAW. berkata kepada Abdullah bin Umar r.a. “Hiduplah kamu di muka
bumi ini laksana orang asing atau orang yang sedang bepergian dan siapkan
dirimu untuk menjadi ahli kubur.” (HR Bukhari). Ali bin Abi Thalib
menyatakan bahwa dunia itu pergi meninggalkan kita, sedangkan akhirat
datang menjemput kita. Masing-masing bagian ada ahlinya, maka jadilah
dirimu bagian dari ahli akhirat bukan ahli dunia, sebab sekarang adalah
waktu beramal dan tidak ada hisab, sedangkan nanti ( di akhirat) ada hisab,
tetapi tidak ada amal.
3. Selalu mendorong pemiliknya untuk kembali kepada Allah Tidak ada
kehidupan, kebahagiaan, dan kenikmatan kecuali dengan rida-Nya dan
dekat dengan-Nya. Berzikir kepada Allah adalah makanan pokoknya, rindu
kepada Allah adalah kehidupan dan kenikmatannya.
4. Tidak pernah lupa dari mengingat Allah (berzikir kepada Allah), tidak
berhenti berkhidmat kepada Allah, dan tidak merasa senang dengan selain
Allah Swt.
5. Jika sesaat saja lupa kepada Allah segera ia sadar dan kembali mendekat
dan berzikir kepada-Nya
6. Jika sudah masuk dalam salat, maka hilanglah semua kebingungan dan
kesibukan duniawinya dan segera ia keluar dari dunia sehingga ia
mendapatkan ketenangan, kenikmatan, dan kebahagiaan dan berlinanglah
air matanya serta bersukalah hatinya.
7. Perhatian terhadap waktu agar tidak hilang sia-sia melebihi perhatian
kepada manusia lain dan hartanya.
8. Hati yang sehat selalu berorientasi kepada kualitas amal bukan kepada
amal semata. Oleh sebab itu, hati selalu ikhlas, mengikuti nasihat, mengikuti
sunnah, dan selalu bersikap ihsan.
Dalam perspektif Islam, kebahagiaan yang hakiki dapat diraih saat manusia
mengenali dirinya, mengenali Tuhannya, mengenali dunia dan mengenali akhirat.
Adapun puncak kebahagiaan manusia akan didapatkan ketika manusia tersebut
mampu mengenali Tuhannya. Ketika manusia mengenali dan dekat dengan
Tuhannya, pada saat itulah dia seakan-akan sudah tidak lagi membutuhkan hal-hal
yang lain karena telah tercukupi dengan kedekatannya dengan Tuhan tersebut (Al
Ghozali, 2017).
Orang yang taat beragama cenderung merasa hidupnya lebih baik, tetapi
sebuah studi menemukan bahwa mereka hanya akan merasa demikian jika orang
disekitarnya juga taat beragama. Menurut sebuah penelitian yang melibatkan
hampir 200.000 orang di 11 negara Eropa dtemukan bahwa orang yang taat
beragama memang memiliki rasa percaya diri lebih tinggi dan kondisi psikologi
yang bagus ketimbang mereka yang tidak religius. Sebelumnya banyak penelitian
yang menunjukan manfaat dari agama, mulai dari meningkatnya pengendalian diri
hingga ke rasa bahagia. Tetapi sumber dari manfaat-manfaat itu masih terus
dipertanyakan, apakah itu dari ajaran-ajaran agamanya atau justru dari efek
samping sosialnya.
Solusi yang dapat kelompok kami berikan untuk mengatasi kurangnya rasa
bahagia seorang beragama diantaranya meningkatkan iman dan taqwa terhadap
Allah SWT, memilah pergaulan dan teman yang tidak memberikan pengaruh buruk,
serta senantiasa mengingat bahwa seseorang yang beragama sudah hakikatnya
untuk bahagia.
Pentingnya nilai agama dan moral dimulai dari anak usia dini. dalam hal ini
tentu orang tualah yang paling bertanggung jawab, karena pendidikan yang utama
dan pertama adalah pendidikan dalam keluarga. Keluarga tidak hanya sekedar
berfungsi sebagai persekutuan sosial, tetapi juga merupakan lembaga pendidikan.
oleh sebab itu kedua orang tua bahkan semua orang dewasa berkewajiban
membantu, merawat, membimbing dan mengarahkan anak-anak yang belum
dewasa di lingkungannya dalam pertumbuhan dan perkembangan mencapai
kedewasaan masing-masing dan dapat membentuk kepribadian, karena pada masa
usia dini adalah masa peletakan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan
fisik, moral dan agama.
A. Kesimpulan
B. Saran
https://www.scribd.com/document/458670337/Konsep-dan-Karakteristik-Agama-
sebagai-Jalan-menuju-Tuhan-dan-Kebahagiaan (Diakses 14 Sept 16.40)
https://fpscs.uii.ac.id/blog/2020/07/04/meraih-kebahagiaan-sejati/ (Diakses 14
Sept 17.21)
https://www.beritasatu.com/amp/archive/28191/benarkah-agama-membuat-hidup-
lebih-bahagia- (Diakses 14 Sept 17.28)
https://disdik.purwakartakab.go.id/berita/detail/pendidikan-agama-dan-moral-
penting-bagi-anak?/berita/detail/pendidikan-agama-dan-moral-penting-bagi-anak
(Diakses 14 Sept 16.23 )
Aekwarangkoon, S., Noonil, N., Petsirasan, R., n.d. Psychosocial Support Provided
by Health Volunteer for Older Adult with Depression and Suicide Attempt: A
Case Study 9.
Cole-Lewis, Y.C., Gipson, P.Y., Opperman, K.J., Arango, A., King, C.A., 2016.
Protective Role of Religious Involvement Against Depression and Suicidal Ideation
Among Youth with Interpersonal Problems. J. Relig. Health 55, 1172–1188.
https://doi.org/10.1007/s10943-016-0194-y
Dadašev, S., Skruibis, P., Gailienė, D., Latakienė, J., Grižas, A., 2016. Too strong?
Barriers from getting support before a suicide attempt in Lithuania. Death Stud. 40,
507–512.