Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN

HUKUM PIDANA, HUKUM PERDATA, DAN ASPEK HUKUM YANG


MENDASARI DALAM PRAKTIK DAN PEKAYANAN KEBIDANAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Etika dan Hukum Kesehatan

Dosen :
Diyah Sri Yuhandini S. SiT, SKM, MPd

Disusun oleh:
Rani Handayani NIM: P20624219029

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN CIREBON
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
A. Hukum Tertulis
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian
kekuasaan kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam
bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak,
sebagai perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap
kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan cara
negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka
kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan
memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan mereka yang akan
dipilih.

Perbedaan hukum pidana dan perdata

hukum pidana bertujuan untuk melindungi kepentingan umum, misalnya


yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), yang
memiliki implikasi secara langsung pada masyarakat secara luas (umum),
dimana apabila suatu tindak pidana dilakukan, berdampak buruk terhadap
keamanan, ketenteraman, kesejahteraan dan ketertiban umum di masyarakat.
Hukum Pidana sendiri bersifat sebagai ultimum remedium (upaya terakhir)
untuk menyelesaikan suatu perkara. Karenanya, terdapat sanksi yang
memaksa yang apabila peraturannya dilanggar, yang berdampak dijatuhinya
pidana pada si pelaku. Penjelasan selengkapnya tentang ultimum remedium
dapat Anda simak Arti Ultimum Remedium.
Berbeda dengan hukum pidana, hukum perdata sendiri bersifat privat,
yang menitikberatkan dalam mengatur mengenai hubungan antara orang
perorangan, dengan kata lain menitikberatkan kepada kepentingan
perseorangan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa akibat dari
ketentuan-ketentuan dalam hukum perdata yang terdapat dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Per) hanya berdampak langsung bagi

2
para pihak yang terlibat, dan tidak berakibat secara langsung pada
kepentingan umum

1. Hukum Pidana
Hukum Pidana adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang
menentukan perbuatan apa yang dilarang dan termasuk ke dalam tindak
pidana, serta menentukan hukuman apa yang dapat dijatuhkan terhadap
yang melakukannya.
Hukum pidana itu ialah hukum yang mengatur tentang pelanggaran
-pelanggaran dan kejahatan-kejahatan terhadap kepentingan umum,
perbuatan mana diancam dengan hukuman yang merupakan suatu
penderitaan atau siksaan.

Contoh hukum pidana dalam pelayanan kebidanan :

a) Aborsi
Pasal 75 ayat (1) UU No. 36Tahun 2009 tentang Kesehatan : kesehatan
setiap orang dilarang melakukan aborsi.

2. Hukum Perdata
Hukum Perdata adalah ketentuan yang mengatur hak dan kepentingan
antar individu dalam masyarakat. Tradisi hukum di daratan Eropa (civil
law) mengenal pembagian hukum menjadi dua yakni hukum publik dan
hukum privat atau hukum perdata.
Secara umum, pengertian hukum perdata yaitu semua peraturan yang
mengatur hak dan kewajiban perorangan dalam hubungan masyarakat.
Hukum perdata disebut pula dengan hukum private karena mengatur
kepentingan perseorangan.
Contoh hukum perdata dalam kebidanan :
a) Malpraktik

3
Pasal 1365 KUHP : perdata perbuatan melawan hukum. Pasal 1367
KUHPerdata : perbuatan melalaikan pekerjaan sebagai penanggung
jawab Pasal 1366 KUHPerdata : perbuatan melakukan kelalaian yang
menyebabkan kerugian

B. Aspek Hukum Dalam Praktik Dan Pelayanan Kebidanan

Pelayanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan


membantu melayani apa yang dibutuhkan oleh seseorang, selanjutnya
menurut kamus besar Bahasa Indonesia, jika dikaitkan dengan masalah
kesehatan diartikan pelayanan yang diterima oleh sesorang dalam
hubungannya dengan pencegahan, diagnosis dan pengobatan suatu gangguan
kesehatan tertentu.
Menurut Ps. 1 UU Kesehatan No: 36 Th. 2009], dalam Ketentuan
Umum, terdapat pengertian pelayanan kesehatan yang lebih mengarahkan
pada obyek pelayanan. Yaitu  pelayanan kesehatan  yang ditujukan pada jenis
upaya, meliputi upaya peningkatan (promotif)  pencegahan (preventif),
pengobatan (kuratif) dan pemulihan  (rehabilitatif). 
pengertian pelayanan kebidananan yang termuat dalam Kepmenkes. RI
Nomor: 369/Menkes/SK/III/2007 tentang standart profesi bidan, Pelayanan
Kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregister) yang dapat dilakukan
secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.

Aspek hukum dalam paktik kebidanan

Bidan merupakan suatu profesi yang selalu mempunyai ukuran


atau standar profesi. Standar profesi bidan yang terbaru adalah diatur dalam
Kepmenkes RI No.369/Menkes/SK/III/2007.

4
Hubungan perikatan antara bidan dengan pasien termasuk dalam
kategori perikatan ikhtiar. Bidan berupaya semaksimal mungkin, sebagai
contoh perikatan atas dasar perjanjian adalah ketika pasien datang ke tempat
praktik bidan untuk mendapatkan pelayanan kebidanan, maka perikatan yang
terjadi atas dasar perjanjian.

Perjanjian adalah ikatan antara satu orang dengan orang lain atau
lebih, yang selalu menimbulkan hak dan kewajiban timbal balik. Perjanjian
selalu merupakan perbuatan hukum. Perikatan bidan dengan
rumah sakit adalah dalam hubungan ketenagakerjaan, yaitu terbentuk
hubungan antara rumah sakit sebagai pemberi kerjaan dan bidan sebagai
penerima kerja.

Peraturan perundang – undangan dan undang – undang yang terkait


dengan praktik bidan diantaranya Undang- Undang no 36 tahun 2009
tentang kesehatan, Kepmenkes RI No.1464/Menkes/PER/X/2010 tentang izin
dan penyelggaraan praktik bidan, undang-undang tentang aborsi, undang-
undang tentang adopsi. Undang-undang No 13 tahun 2003 tentang ketenaga
kerjaan.

Aspek Legal Dalam Pelayanan Kesehatan


Beberapa dasar dalam otonomi dan aspek legal yang mendasari dan terkait
dengan pelayanan kebidanan antara lain sebagai berikut:
a. Permenkes No. 1464/MENKES/ X/2010 Tentang Registrasi dan Praktik
Bidan
b. PP No 36 tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
c. Kepmenkes Republik Indonesia 1144/Menkes/Per/VIII/2010 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kemenkes
d. UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

5
e. Kepmenkes Republik Indonesia Nomor 369/Menkes/SK/III/ 2007 Tentang
Standar Profesi Bidan
f. UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
g. UU Tentang Aborsi, Adopsi, Bayi Tabung, dan Transplantasi
h. KUHAP, dan KUHP, 1981
i. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
585/Menkes/Per/IX/ 1989 Tentang Persetujuan Tindakan Medi.
j. UU yang terkait dengan Hak Reproduksi dan Keluarga Berencana
k. UU No. 10/1992 Tentang Pengembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga Sejahtera
l. UU No. 23/2003 Tentang Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan di
Dalam Rumah Tangga
m. Undang-Undang Tentang Otonomi daerah

Anda mungkin juga menyukai