Anda di halaman 1dari 6

RESUME METABOLISME MINERAL, AIR DAN KESEIMBANGAN CAIRAN

Dosen : Rizki Widyan A, S.Gz, M.Gz

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia Gizi

Disusun Oleh :
Aisyah Khoirunnisaa
12020140002

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN AJARAN 2021/2022

Jl. Ganesha Raya No.I, Purwosari, Kec. Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah
59316
1. Metabolisme Mineral dan Air
 Mineral Makro
a) Kalsium (Ca)
Penyerapan kalsium merupakan proses yang kompleks juga dipengaruhi
oleh banyak factor. Antara lain, jumlah kalsium dalam makanan,
ketersediaan kalsium (kalsium dapat terikat oleh fitat dan oksalat), umur
dan zat gizi yang lain.
Penyerapan kalsium dari lumen usus menuju saluran darah membutuhkan
protein pembawa yang protein tersebut terdapat pada dinding usus. Dari
saluran darah kalsium disebarkan keseluruh jaringan tubuh yang
memelukannya, misalnya tulang, gigi, ginjal dan cairan ekstraseluler.
b) Fosfor (P)
Fosfor diserap dalam usus halus, terutama dibagian jejenum. Diserap
melalui 2 mekanisme, yaitu transport aktif yang melibatkan natrium dan
difusi pasif. Penyerapan ini dipengaruhi oleh system endokrim dan
interaksi dengan substansi lain dalam lumen usus.
Fosfor dari makanan dilepaskan oleh enzim fosfatase, diserap oleh usus
dengan bantuan dari vit D. hormone paratiroid membantu dalam
pengontrolan fosfor dalam darah dan juga jumlah penyerapan dari usus,
jumlah fosfor yang ditahan oleh ginjal, serta yang disimpan di ginjal.
Fosfor dalam tubuh berbentuk ion fosfor bebas dalam darah, dan fosfolipid
juga hidroksiapatit dalam tulang.
c) Natrium (Na)
Sebagian kecil natrium diserap dalam lambung dan sebagian besar dalam
usus halus. Terjadi secara proses aktif yang memelukan energy. Natrium
yang diserap, ditransportasikan oleh darah ke ginjal untuk disaring dan
diekskresikan sehingga kadar dalam darah tetap rendah sesuai kebutuhan.
d) Magnesium (Mg)
Diabsorpsi di usus halus menggunakan protein pembawa atau difusi pasif.
Vit D dan laktosa dapat meningkatkan penyerapan magnesium. Sebaliknya
jika ada kalsium, fitat, fosfat, alcohol dan lemak dapat menurunkan
penyerapan magnesium. Metabolismenya dikontrol oleh kelenjar tiroid,
yaitu peningkatan penyerapan magnesium jika terjadi sekresi hormone
paratiroid akibat penurunan kadar magnesium dalam serum. Eskresinya
dilakukan melalui ginjal.
 Minaeral Mikro
a) Besi (Fe)
Penyerapan zat besi terjadi apabila sudah terpisah dari bahan organic dan
Fe3+ sudah direduksi menjadi Fe2+ oleh HCL lambung dan vit C.
penyerapan terjadi dibagian duodenum usu halus, yang pengaturannya
tergantung kebutuhan tubuh. Setelah itu, diangkut oleh darah dan
diditribusikan keseluruh jaringan tubuh dalam keadaan terikat oleh protein
transferin.
b) Zink (Zn)
Zink perlu dihidrolisis dari asam amino dan asam nukleat sebelum dapat
diserap. Zink diyakini dibebaskan dari makanan selama proses pencernaan,
kemungkinan besar oleh protease dan nuclease di lambung dan usus kecil.
Penyerapan zink dalam usus bervariasi dari 15-40%. Zink dapat diserap
oleh protein khusus dalam sel usus yang disebut metalotionein. Zink diikat
oleh protein ini dalam hati sampai diperlukan dalam darah. Jika tidak
diperlukan zink dapat dikeluarkan dari feses.
Zink diangkut oleh transferrin, kemudian memasuki darah yang
mengelilingi system pencernaan dan bias any diikat oleh albumin dan
protein darah. Tempat utama penyerapan zink adalah usu kecil bagian
proksimal, khususnya jejenum. Zink diserap ke dalam enterosit melalui
proses carrier-mediated.
c) Yodium (I)
Yodium diserap ke dalam darah melalui saluran pencernaan dan diambil
oleh kelenjar tiroid, lalu digunakan untuk sintesis hormone tiroksin.
Kemudian dibawa ke sel untuk mengatur metabolisme. Didalam kelenjar
tiroid, tiroksin membentuk monoiodotirosin (MIT) dan diiotirosin (DIT).
Selanjutnya 2 DIT akan membentuk hormone tiroksin, sedangkan DIT +
MIT akan membentuk hormone triiodirotin. Apabila kadar tiroksin daran
turun, kelenjar endokrin dan hipofisis masing-masing akan mengeluarkan
factor pelepas tiroid dan hormone perangsang tiroid, yang akan
menstimulus kelenjar tiroid untuk memproduksi tiroksin (tiroksin dan
tironin) yang nantinya hormone ini akan meningkatkan kecepatan
metabolism basal tubuh.
d) Tembaga (Cu)
Penyerapan tembaga terjadi lambung dan duodenum usus halus, serta
dilakukan dengan metalotionein. Sekitar 15 menit setelah penyerapan,
tembaga terdapat dalam darah, terikat lemah pada albumin atau asam
amino yang membantu pengangkutan tembaga melalui membrane sel.
Pengangkutan tembaga berjumlah sekitar 7% dari tembaga dalam serum.
Tembaga dihilangkan dari darah oleh hati yang dikontrol oleh kelenjar
adrenal. Penghilangan tembaga dari darah dilakukan dengan cara
diekskeriskan ke dalam empedu, disimpan sebagai komplek protein atau
digunakan untuk sintesis seruloplasmin.
e) Mangan (Mn)
Prosesnya hamper sama dengan zat besi. Transportasinya dalam darah
memerlukan protein khusu yaitu transmanganin. Sekitar 10-20 mg
mangan disimpan sebagai cadangan dalam pancreas, tulang, hati dan
ginjal. Jumlah mangan dalam tubuh dikontrol dengan cara mengatur
mangan yang diekskresikan oleh asam empedu dan mealui urin.
f) Fluor (F)
Diserap di lambung dan usus halus. Merupakan bagian integral tulang dan
gigi. Kadarnya dalam darah selalu konstan, berkat kemampuan ginjal
untuk mengaturnya.
g) Kobalt (Co)
Terjadi pada bagian atas usus halus mengikuti mekanisme absorpsi besi.
Absorpsi kobalt meningkat apabila konsumsi besi rendah. Sebanyak 85%
ekskresi kobalt dilakukan melalui urin, selebihnya melalui feses dan
keringat.
2. Keseimbangan Cairan
Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang
lainnya. Apabila terjadi gangguan keseimbangan, baik cairan atau elektrolitdalam
tubuh dapat mengakibatkan overhidrasi, dehidrasi, hiponatremia, hipeanatremia,
hipokalemia, hiperkalemia, dan hipokalsemia. Dengan demikian, keseimbangan
cairan dan elektrolit merupakan komponen atau unsur vital pada tubuh manusia.
Kebutuhan air setiap hari dapat ditentukan dengan dua cara, ditentukan
berdasarkan umur dan berat badan. Jika berdasarkan umur ditentukan dari umur 0-1
tahun memerlukan air sekitar 120 ml/kg BB, 1-3 tahun memerlukan air sekitar 100
ml/kg BB, 3-6 tahun memerlukan air sekitar 90 ml/kg BB, 7 tahun memerlukan air
sekitar 70 ml/kg BB, dan dewasa memerlukan sekitar 40-50 ml/kg BB.
Sedangkan berdasarkan berat badan ditentukan mulai dari 0-10 kg kebutuhan
cairannya 100 ml/kg BB, 10-20 kg kebutuhan cairannya 1000 ml ditambah dengan 50
ml/kg BB (jika diatas 10 kg), dan jika diatas 20kg kebutuhan cairannya sekitar
1500ml ditambah 20 ml/kg BB (jika diatas 20 kg), dan jika dewasa memerlukan
cairan 40-50 ml/kg BB.
Pengeluaran cairan sebagai bagian dalam mengimbangi kebutuhan cairan pada
orang dewasa. Pengeluaran cairan ini dibagi menjadi empat proses yaitu urin, IWL
(Insensible Water Loss), keringat, dan feses. Dalam kondisi normal, output urin
sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam. Pada orang dewasa
normal, kehilangan cairan tubuh melalui IWL berkisar 200-400 ml perhari. Tetapi,
IWL akan meningkat jika ada proses peningkatan suhu tubuh dan proses respirasi
meningkat. Pengeluaran cairan dari proses berkeringat terjadi sebagai respon terhadap
kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal dari anterior hypothalamus, lalu
impulsnya akan ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh
susunan saraf simpatis pada kulit. Pada pengeluaran air melalu feses, berkisar antara
1500 mL per hari, yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus
besar.
Sumber
Khrisna, Nyoman E A. Hartawan, Utara. 2017. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit.
4631b9b8c3f8152608a46238e4a719dc.pdf (unud.ac.id). Diakses pada 1 oktober 2021.
Darawati, Made. 2017. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai