Anda di halaman 1dari 18

KEWIRAUSAHAAN PETANI MILENIAL

KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT


(Evaluasi Penyuluhan Pertanian)

TIARA APRILIA PUTRI HERNANDA, SP, M.Si


BETTY MEILINA, S.P.

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAMPUNG


BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2021
KATA PENGANTAR

Evaluasi merupakan upaya penilaian atas hasil kegiatan melalui pengumpulan dan
penganalisaan informasi atau data secara sistematis serta mengikuti prosedur tertentu yang
secara ilmu diakui kebenarannya. Salah satu kegiatan diseminasi inovasi teknologi yang
dilakukan oleh BPTP Lampung adalah Pendampingan Gerakan Petani Milenial. Di mana,
kegiatan ini memiliki tujuan utama untuk menumbuhkan jumlah petani milenial. Diketahui
bahwa masalah regenerasi merupakan suatu masalah utama yang dihadapi oleh sektor
pertanian. Bukan hanya di Indonesia namun juga dunia. Oleh sebab itu, berbagai upaya
dilakukan untuk mengatasi hal tersebut.
Tujuan dari kegiatan adalah Menumbuhkan wirausaha muda pertanian (agro-
enterpreneurship). Adapun hal yang ingin dievaluasi dalam kegiatan pendampingan ini
adalah tingkat kewirausahaan petani milenial. Hal ini terkait dengan peran kewirausahaan
dalam membentuk kemandirian petani sehingga dalam pelaksanaan usahataninya akan
lestari.. Oleh sebab itu, untuk mengetahui efek dari kegiatan ini dibutuhkan instrumen
evaluasi. Untuk kemudian dapat diperoleh berbagai masukan demi kemajuan kegiatan
diseminasi teknologi di masa depan. Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan
dalam penyusunan laporan rencana evaluasi ini dan butuh banyak pengembangan. Oleh
sebab itu, saran dan masukan dari semua pihak akan sangat membantu proses
penyempurnaan laporan evaluasi ini.

Tiara Aprilia Putri Hernanda


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................... i

I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Tujuan Kegiatan .......................................................................................... 2
1.3 Perkiraan Manfaat dan Dampak ................................................................. 2

II. LANDASAN TEORI .................................................................................. 3


2.1 Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 3
2.2 Metode ........................................................................................................ 5

III. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 7

IV.PENUTUP .................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 10


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Raudabaugh dalam Adjid (2001) mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses
untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dalam meraih tujuan yang
direncanakan. Proses ini meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut; merumuskan
tujuan, mengidentifikasi kriteria yang cocok untuk mengukur keberhasilan dan untuk
menentukan dan menjelaskan tingkat keberhasilan.
Evaluasi merupakan upaya penilaian atas hasil kegiatan melalui pengumpulan
dan penganalisaan informasi atau data secara sistematis serta mengikuti prosedur
tertentu yang secara ilmu diakui kebenarannya. Evaluasi bisa dilakukan terhadap,
perencanaan, pelaksanaan maupun pada hasil serta dampak suatu kegiatan. Evaluasi
pembinaan kelompok tani perlu dilaksanakan secara teratur, baik awal, evaluasi proses,
evaluasi proses, evaluasi akhir maupun evaluasi dampak (DEPTAN, 2007).
Menurut Homby dan Parnwell dalam Mardikanto dan Sutrani (2008), bahwa
evaluasi adalah suatu tindakan untuk menilai (to decide the value of) sesuatu keadaan,
peristiwa atau kegiatan tertentu yang sedang diamati. Evaluasi penyuluhan pertanian
dapat digunakan untuk memperbaiki perencanaan kegiatan atau program penyuluhan
dan kinerja penyuluh, mempertanggung jawabkan kegiatan yang dilaksanakan,
membandingkan antara kegiatan dan tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam melaksanakan fungsi diseminasi hasil pengkajian teknologi pertanian tepat
guna spesifik lokasi dan dalam pelaksanaan bimbingan teknis materi penyuluhan, BPTP
Lampung mendukung terobosan Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produksi
pertanian di berbagai komoditas melalui peningkatan minat generasi muda petani.
Sebagai bentuk keseriusan terhadap terobosan tersebut, Kementerian Pertanian
meluncurkan Program Petani Milenial. Tujuannya adalah:
1. Membuka lapangan kerja dan mengurangi pengangguran.
2. Menekan kemiskinan dan urbanisasi
3. Menumbuhkan wirausaha muda pertanian (agro-enterpreneurship)
Target program ini adalah tumbuhnya petani milenial sampai dengan 1.000.000
petani milenial atau 40.000 kelompok petani milenial yang tersebar di seluruh
Indonesia dimulai dari Aceh sampai ke Papua yang terbagi dalam zona kawasan jenis
komoditas pertanian mulai dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan
peternakan.
Berdasarkan Kepmentan No.133/KPTS/OT.050/M/2/2019 tentang
penangungjawab kegiatan penumbuhan dan penguatan petani milenial di wilayah
Lampung dengan komoditas padi, kopi, tebu, pisang, unggas dengan perkiraan petani
milenial sekitar 38.785 orang. BPTP Lampung diharapkan ikut menyukseskan program
ini dengan melakukan pendampingan gerakan petani milenial.
Terkait dengan hal tersebut di atas, untuk memperoleh gambaran mengenai
dampak dari penyuluhan yang telah dilakukan, perlu adanya suatu instrumen evaluasi
untuk mengukur capaian hasil dari kegiatan penyuluhan.
Dalam semua kegiatan evaluasi terdapat tiga unsur, yaitu sebagai berikut :
a. Observasi (pengamatan)
b. Membanding antara hasil pengamatan dengan pedoman yang telah ditetapkan
terlebih dahulu.
c. Membuat kesimpulan atau pengambilan keputusan

Evaluasi hasil penyuluhan pertanian bertujuan untuk mengubah perilaku petani


(kognitif, afektif dan psikomotorik).
a. Kognitif merupakan kemampuan mengembangkan intelegensi (pengetahuan,
pengertian, penerapan, analisis dan sintesis).
b. Afektif merupakan sikap, minat, nilai, menanggapi, menilai/tata nilai dan
menghayati.
c. Psikomotorik merupakan kekuatan, kecepatan, kecermatan, ketepatan, ketahanan
dan keharmonisan.

Guna mengetahui hal-hal tersebut di atas maka dilakukanlah perencanaan


evaluasi penyuluhan terkait dengan kegiatan Gerakan Pendampingan Petani Milenial
tahun 2021. Hal ini dinilai sangat penting, agar terdapat ukuran pasti mengenai
pencapaian tujuan kegiatan penyuluhan.

1.2 Tujuan
Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian adalah untuk mengetahui
dampak pelaksanaan metode, alat bantu, penyelenggaraan dan peningkatan
pengetahuan sasaran.
1.3 Manfaat
Manfaat dari evaluasi kegiatan penyuluhan adalah untuk memperoleh gambaran
hasil kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan dan sebagai dasar pengambilan
keputusan mengenai tindak lanjut dari hasil evaluasi yang telah didapatkan.
II. LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


Menurut Homby dan Parnwell dalam Mardikanto dan Sutrani (2008) evaluasi
didefinisikan sebagai suatu tindakan untuk menilai (to decide the value of) sesuatu keadaan,
peristiwa atau kegiatan tertentu yang sedang diamati. Menurut Erwin (2012) evaluasi
merupakan suatu kegiatan yang penting bila dilihat dari segi empat manfaat sebagai upaya
memperbaiki dan penyempurnaan program atau kegiatan penyuluhan pertanian sehingga
lebih efektif, efisien dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. .Evaluasi penyuluhan
pertanian dapat digunakan untuk memperbaiki perencanaan kegiatan atau program
penyuluhan dan kinerja penyuluh, mempertanggung jawabkan kegiatan yang dilaksanakan,
membandingkan antara kegiatan dan tujuan yang telah ditetapkan.
Prinsip-prinsip evaluasi yang merupakan acuan dasar dalam melaksanakan evaluasi
penyuluhan pertanian adalah sebagai berikut:
a. Evaluasi harus berdasarkan fakta
b. Evaluasi penyuluhan merupakan bagian integral dari proses kegiatan atau program
penyuluhan
c. Evaluasi hanya dapat dilakukan dalam hubungannya dengan tujuan dari program
penyuluhan bersangkutan
d. Evaluasi penyuluhan pertanian harus menggunakan alat ukur yang berbeda, untuk
mengukur tujuan evaluasi yang berbeda pula.
e. Evaluasi penyuluhan pertanian perlu dilakukan terhadap hasil-hasil kuantitatif dan
kualitatif.
f. Evaluasi penyuluhan pertanian harus dilakukan terhadap metode penyuluhan yang
digunakan.
g. Evaluasi perlu di pertimbangkan dengan teliti
h. Evaluasi harus dijiwai dengan prinsip mencari kebenaran

Kegiatan penyuluhan pertanian dipengaruhi oleh dua faktor yaitu sumberdaya manusia
dan sumberdaya alam. Pengembangan sumberdaya manusia sangat ditentukan oleh faktor
internal dan faktor ekternal. Faktor-faktor tersebut akan menyebabkan perbedaan antara
rencana yang akan dicapai dengan hasil sangat nyata, sesuai kondisi yang mempengaruhinya.
Evaluasi hasil penyuluhan pertanian bertujuan untuk mengubah perilaku petani (kognitif,
afektif dan psikomotorik).
a. Kognitif merupakan kemampuan mengembangkan intelegensi (pengetahuan,
pengertian, penerapan, analisis dan sintesis).
b. Afektif merupakan sikap, minat, nilai, menanggapi, menilai/tata nilai dan menghayati.
c. Psikomotorik merupakan kekuatan, kecepatan, kecermatan, ketepatan, ketahanan dan
keharmonisan.
Jenis-jenis evaluasi yakni evaluasi penyuluhan pertanian yang merupakan alat untuk
mengambil keputusan dan menyusun pertimbangan-pertimbangan. Dari hasil penyuluhan
pertanian dapat diketahui sejauh mana perubahan perilaku petani, hambatan yang dihadapi
petani, efektivitas program penyuluhan pertanian serta seberapa jauh pemahaman masalah.
Evaluasi program penyuluhan, dimana setiap program kegiatan yang direncakan seharusnya
diakhiri dengan evaluasi dan dimulai dengan hasil kegiatan sebelumnya. Evaluasi program
biasanya dilakukan untuk kepentingan pengambilan keputusan dalam rangka menentukan
kebijakan sebelumnya

2.2 Metode
Lokasi Kegiatan dan Waktu
Kegiatan Petani Milenial Tahun 2021 akan dilaksanakan di Kabupaten Tulang
Bawang Barat. Adapun jangka waktu kegiatan adalah dari Januari-Desember 2021.

Bahan dan Alat


Bahan dan alat yang diperlukan untuk pendampingan gerakan petani milenial, antara
lain:
• Alat tulis kantor seperti; buku folio, buku tulis, ballpoint, Spidol W/B, kertas HVS,
kertas koran, buku kerja, pensil, penghapus dan bahan pembantu lainnya.
• Komputer supplies seperti; flashdisk, toner dan bahan pembantu lainnya.
• Konsumsi dan bahan pembantu lainnya

Teknik Pengumpulan Data


Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh baik secara langsung melalui wawancara atau secara online dengan panduan
kuesioner kepada 40 orang petani milenial. Sedangkan, data sekunder diperoleh dari instansi
terkait baik data dari Kementerian Pertanian, BPS, dinas, kantor kecamatan dan desa. Data-
data yang diperoleh baik berupa data primer maupun data sekunder akan diolah dan
ditabulasi. Data sekunder dapat berupa data petani di kabupaten sentra produksi dan data
terkait lainnya. Data sekunder dapat bersumber dari BPS, Simluhtan, Dinas Pertanian, dan
instansi terkait lainnya.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Evaluasi yang akan dilakukan adalah evaluasi dari pelaksanaan penyuluhan yang telah
dilakukan secara daring pada petani milenial di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Materi
yang kami sampaikan berdasarkan pada prioritas masalah yang telah kami lakukan pada saat
analisa masalah dalam tahap identifikasi masalah, yaitu peningkatan kewirausahaan petani.
Tujuan dari evaluasi pelaksanaan penyuluhan ini adalah untuk mengetahui kompetensi
kewirausahaan petani milenial di Kabupaten Tulang Bawang Barat, dalam melakukan
evaluasi pelaksanaan penyuluhan kami melakukan beberapa tahap, yaitu memahami tujuan
kegiatan yang akan dievaluasi yaitu mengetahui sejauh mana kompetensi kewirausahaan
petani milenial.
Setelah itu kami menetapkan objek evaluasi yaitu petani milenial yang mengikuti
pelaksanaan kegiatan yang berjumlah 40 orang. Selanjutnya kami mengumpulkan data
dengan cara menyebarkan instrumen evaluasi dalam bentuk kuesioner yang berisi 50
pertanyaan untuk aspek kognitif. Setelah itu kami melakukan analisis dan interpretasi data
untuk mengetahui kompetensi kewirausahaan petani. Berikut adalah instrumen evaluasi yang
diajukan dalam kegiatan ini.

3.1 Keragaan Responden


Sesuai dengan sasaran utama dari kegiatan ini yakni petani milenial dengan rentang
usia 25 – 40 tahun, maka responden kegiatan ini adalah petani dengan usia antara usia
tersebut, namun terdapat juga petani dengan usia 23 (satu orang dan 50-54 tahun (3 orang).
Meski demikian, kemampuan dalam mengoperasikan perangkat digital berupa ponsel pintar
juga dimiliki oleh petani dengan usia di atas 40 tahun. Sedangkan responden berdasarkan
jenis kelamin terbagi menjadi 25 petani laki-laki (62,5%) dan 15 petani perempuan (37,5%).
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pertanian di Kabupaten Tulang Bawang Barat masih
dikuasai oleh petani laki-laki. Rendahnya petani berjenis kelamin perempuan perlu untuk
diteliti lebi lanjut untuk mengetahui alas an utamanya. Apakah kewajiban domestik rumah
tangga.
Dari segi pendidikan, Sebagian besar responden telah menamatkan pendidikan
menengah atas (45%) disusul perguruan tinggi (35%). Hal ini merupakan pertanda yang
baik, dengan tingginya tingkat pendidikan maka tingkat kemampuan berwirausaha juga
diharapkan cukup tinggi. Kemudian, untuk lama berusahatani Sebagian besar berusahatani
selama kurang atau sama dengan 5 tahun (41,66%). Untuk lama usahatani paling lama
adalah 25 tahun. Untuk responden yang berusahatani dalam jangka waktu yang lama
mengakui bahwa usahatani adalah satu-satunnya mata pencaharian mereka. Sedangkan,
untuk yang berjangka waktu pendek umumnya memiliki mata pencaharian lain selain
usahatani.

Tabel 1. Keragaan responden


Karakteristik Rentang/Jenis Jumlah (n) Persentase (%)
Umur 23 – 33 7 16,66
34 – 44 13 33,33
45 – 55 20 50,00
Pendidikan SD 2 3,3
SMP 6 16,7
SMA 18 45
PT 14 35
Lama usahatani 0–5 16 41,66
6 – 10 3 8,3
11 - 15 7 16,66
16 – 20 7 16,66
21 - 25 7 16,66
Luas lahan Tidak punya 3 8,3
0,25 – 0,5 16 40
0,6 – 1,0 4 10
1,1 – 1,5 3 8,3
1,6 - 2 14 33,4
Komoditas 1. Padi 14 35
2. Jagung 2 6,25
3. Kacang hijau 2 6,25
4. Ubi kayu 2 6,25
5. Sayuran 5 12,5
6. Cabai 5 12,5
7. Karet 10 25

Lahan yang dimiliki responden rata-rata adalah 0,24-0,5 hektar (40%), disusul dengan
luasan lahan seluas 1,6-2 hektar (33,4%). Kepemilikan lahan mencapai 91,7%, angka ini
cukup besar. Kepemilikan lahan memudahkan petani untuk menentukan corak usahataninya
sendiri dan menjadi lebih mandiri dalam mengambil keputusan. Komoditas yang ditanam
Sebagian besar adalah tanaman pangan seperti padi, jagung, kacang hijau dan ubi kayu
(53,75%). Disusul tanaman perkebunan yakni karet (25%).
Ditinjau dari segi kewirausahaan petani responden, digunakan kuesioner untuk
mengukurnya dengan 50 pertanyaan yang mencerminkan indicator dari kewirausahaan
tersebut. Skor minimal dari kelimapuluh indicator tersebut tersebut adalah 50 dengan skor
maksimal 200. Bobot tiap jawaban adalah 1 = sangat tidak penting, 2 = tidak penting, 3 =
penting dan 4 sangat penting. Berikut adalah skor yang diperoleh dari hasil tabulasi data.

Tabel 2. Skor kewirausahaan


Skor Jumlah (n) Persentase Keterangan
50 – 100 0 0 Rendah
101 – 150 0 0 Sedang
151 - 200 40 100 Tinggi

Berdasarkan table tersebut, diketahui bahwa seluruh responden memiliki tingkat


kewirausahaan yang tinggi. Sehingga, skor ini kemudian dibagi Kembali dan disajikan pada
Tabel 3.

Tabel 3. Skor kewirausahaan


Skor Jumlah (n) Persentase Keterangan
150 – 175 27 67,5 Tinggi
176 - 200 13 32,5 Sangat tinggi

Dari hasil tabulasi diketahui bahwa indicator dengan skor tertinggi adalah pada
indicator ke lima belas dan tiga puluh enam, yakni waktu yang tepat untuk menjual hasil
usaha tani dan menjalin hubungan dengan pihak lain bagi perkembangan usaha petani.
Artinya, responden sudah bisa membaca situasi pasar guna memperoleh waktu dan harga
terbaik bagi produk usaha taninya. Selain itu, dengan memiliki hubungan baik dengan pihak
lain akan memudahkan petani dalam menjalankan usaha taninya. Pada urutan ke dua, adalah
indicator ke tiga belas, yakni menentukan di mana tempat produk akan dijual. Placement
atau penempatan memiliki peranan penting bagi penjualan produk. Hal ini dikarenakan
adanya perbedaan harga pada tiap lokasi penjualan. Semakin dekat dengan konsumen maka
akan lebih banyak ongkos tata niaga yang bisa dipotong. Ke empat adalah indicator ke lima
puluh, yakni menjalin komunikasi yang baik dengan pihak-pihak lain. Terkait dengan hal ini,
melalui komunnikasi responden akan memperoleh informasi berguna terkait dengan usaha
tani mereka. Seperti harga sarana dan prasarana pertanian, harga jual, dan lain lain. Terakhir
adalah indicator ke empat puluh tiga yakni percaya akaan kemampuan diri. Kepercayaan diri
petani memiliki peranan penting dalam pengambilan keputusan dalam usaha tani mereka.
Maka, berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
petani responden memiliki tingkat kewirausahaan yang tinggi. Hal ini sangat baik karena
akan membantu petani dalam mengembangkan usaha tani mereka. Meski demikian, tingkat
kewirausahaan yang tinggi ini harus diiringi dengan pemanfataan informasi dan teknologi
guna mendukung kewirausahaan petani.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa terdapat empat puluh responden
dengan rentang umur 23-54 tahun. Sebagian besar petani berjenis kelamin laki-laki
(62,5%) dan melakukan usahatani tanaman pangan (53,7%)

2. Tingkat kewirausahaan petani tergolong tinggi dengan skor antara 150 – 175 (67,5%)
dengan lima indicator utama yakni : 1) Waktu yang tepat untuk menjual hasil usaha
tani, 2) Menjalin hubungan dengan pihak lain bagi perkembangan usaha petani; 3)
Menentukan di mana tempat produk akan dijual; 4) Komunikasi yang baik dengan
pihak-pihak lain dan 5) Percaya akaan kemampuan diri.

4.2 Saran
Setelah melihat pencapaian hasil kegiatan yang dilakukan pada Evaluasi
Penyuluhan Pertanian serta manfaatnya bagi Petani di Kabupaten Tulang Bawang barat,
maka kami menyarankan agar pihak-pihak terkait dapat menindaklanjuti hasil evaluasi
penyuluhan, yaitu dengan memotivasi dan memantau Petani agar mau dalam melakukan
kegiatan usaha tani yang berbasis agribisnis.
V. PENUTUP

Demikianlah rencana evaluasi kegiatan Pendampingan Gerakan Petani Milenial tahun


2021. Rencana evaluasi ini akan digunakan dalam mengukur kompetensi petani milenial dan
untuk mengetahui faktor apakah yang paling berpengaruh pada kompetensi petani milenial
Kabupaten Tulang Bawang Barat. Hasil dari evaluasi ini berfungsi untuk menjadi dasar
pengambilan keputusan mengenai metode penyuluhan, kegiatan seperti apa yang sesuai untuk
mengembangkan kompetensi kewirausahaan petani milenial.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. SK Menteri Pertanian No. 633/Kpts/ OT.140/12/2003 tanggal 30 Desember


2003 tentang tugas pokok BPTP
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2005. Panduan Umum Pelaksanaan
Pengkajian serta Program Informasi, Komunikasi dan Diseminasi di BPTP.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2007. Keputusan Kepala Badan dan
Pengembangan Pertanian Nomor : 31/Kpts/OT.160/J/2/07 Tentang Rincian Tugas
Pekerjaan Eselon IV Balai Penelitian dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.
Jakarta.
BBP2TP. 2009. Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi,
Serta Pelaporan Kegiatan. BBP2TP. Bogor.
Erwin, SP. Bahan Diklat Penyuluhan Pertanian Level Supervisor Bapeltan Jambi 2012.
Mardikanto, T. 2007. Pengantar Ilmu Pertanian, Surakarta : Pusat Pengembangan Agrobisnis
dan Kehutanan Sosial.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KOMPETENSI
KEWIRAUSAHAAN PETANI DI TULANG BAWANG BARAT
KUESIONER

Nama Petani : ...................................................................


Umur : .............. Tahun
Alamat : ............................................................................................
...........................................................................................
Tanggal wawancara : ...................................................................
Luas Lahan : ..............................
Produksi : ...................................
Pendapatan /siklus : ...................................................................

PETUNJUK: Isilah titik-titik atau berilah tanda ( √ ) pada pilihan jawaban yang
sesuai dengan kondisi dan jawaban Bapak/Ibu.
Pendidikan Formal

1. Tingkat pendidikan formal terakhir yang diikuti?


2. Tidak pernah sekolah 5. Tamat SMP
3. Tidak tamat SD 6. Tidak tamat SMA
4. Tamat SD 7. Tamat SMA
5. Tidak Tamat SMP 8. Perguruan tinggi
Pendidikan Non Formal
1. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti pelatihan/kursus yang berhubungan dengan
usahatani? Ya/Tidak
2. Berapa kali dalam satu tahun terakhir ini Bapak/Ibu mengikuti kegiatan
pelatihan/kursus yang berkaitan dengan usahatani? ...........kali.
3. Apakah pelatihan/kursus yang Bapak?ibu ikuti bermanfaat untuk usahatani yang
dilakukan?
a. Sangat bermanfaat b. Bermanfaat c. Kurang bermanfaat d. Tidak bermanfaat
4. Isilah tabel di bawah ini dengan informasi yang sebenar-benarnya.

No Jenis pelatihan/kursus yang pernah diikuti Lama Penyelenggara


Pelaksanaan
1
2
3
4
5

Faktor Pengalaman Berusahatani


1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu melakukan usahatani ? ............. tahun.
2. Siapakah sumber belajar berusahatani selama ini?...............................................
3. Apakah pekerjaan orang tua Bapak/Ibu? ............................................
4. Apakah keluarga mendukung Bapak dalam berusahatani?
a. Sangat mendukung b. Mendukung c. Kurang mendukung d. Tidak mendukung

Motivasi Kerja
1. Bapak/Ibu melakukan usahatani karena............
a. Melestarikan pekerjaan pertanian yang dilakukan keluarga,
b. Melihat keberhasilan petani lain
c. Dianjurkan oleh penyuluh
d. Kesadaran sendiri
2. Apakah Bapak/Ibu merasa puas dengan usahatani yang telah dilakukan?
a. Sangat puas b. Puas c. Kurang puas d. Tidak puas
3. Apakah Bapak /Ibu punya keinginan untuk memperluas lahan usahatani?
a. Sangat ingin b. Ingin c. Kurang d. Tidak perlu
4. Uang hasil usahatani digunakan untuk apa?
a. Biaya hidup sehari-hari
b. Ditabung
c. Untuk pengembangan usahatani selanjutnya
d. Dan lain-lain. ................................................................................................(sebutkan)

Kompetensi Kewirausahaan Petani


Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu
dengan memberikan tanda √ pada jawaban yang dipilih.
Keterangan Jawaban:
4. Sangat penting 3. Penting 2. Tidak penitng 1. Sangat tidak penting

No Pernyataan 4 3 2 1
1 Membuat keputusan berdasarkan situasi dan kondisi saat ini.
2 Bisa memperkirakan dampak keputusan yang dibuat pada masa
datang.
3 Menilai suatu keputusan berdasarkan pertimbangan yang strategis
4 Membuat keputusan dalam waktu yang singkat
5 Bertanggungjawab terhadap semua keputusan yang diambil
6 Melimpahkan tugas kepada orang lain untuk urusan usahatani
7 Membagi tugas secara efektif
8 Memantau kemajuan rencana kerja
9 Memperbaiki rencana kerja sesuai informasi yang terbaru yang
diperoleh
10 Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan usahatani
11 Mengatur dan mengurus aktivitas pekerja dalam usahatani
12 Mengawasi pencapaian tujuan terutama untuk pekerjaan yang
berisiko
13 Menentukan dimana produk usahatani akan dijual
14 Menjual hasil usahatani dengan harga tertinggi
15 Menentukan saat yang tepat untuk menjual hasil usahatani
No Pernyataan 4 3 2 1
16 Menentukan berapa banyak hasil usahatani yang akan dijual
17 Menjual produk usahatani sesuai syarat kualitas yang diminta
18 Menentukan kepada siapa hasil usahatani dijual
19 Membuat laporan keuangan usahatani
20 Menghitung keuntungan usahatani
21 Menggunakan modal untuk keperluan operasional usahatani
22 Mengatur modal tetap dan modal tidak tetap usahatani
23 Mengatur semua biaya produksi usahatani
24 Berani mengambil risiko dari suatu usahatani
25 Menyadari bahwa ada risiko yang negatif dari suatu pekerjaan
26 Memantau pelaksanaan pekerjaan agar tercapai tujuan yang
ditetapkan.
27 Menggunakan sumberdaya yang tidak terpakai untuk cabang
usahatani lain
28 Mengusahakan ternak sambil menjalankan usahatani
29 Menangani dan memanfaatkan limbah usahatani
30 Mempunyai keinginan untuk melakukan uji coba cara bertani secara
individu maupun kelompok
31 Bersikap proaktif dan responsif terhadap perubahan di dalam
usahatani
32 Menyampaikan ide-ide baru tentang cara bertani kepada petani
laainnya
33 Melakukan uji coba cara bertani dengan menggunakan cara-cara baru
34 Memilih cabang usahatani yang dapat memelihara produktivitas lahan
dan menguntungkan
35 Membuat kombinasi cabang usaha lain yang berkaitan dengan
komoditas
36 Menjalin hubungan dengan pihak lain yang penting bagi
perkembangan usaha petani
37 Menjaga hubungan jangka panjang dengan berbagai pihak
38 Mencari peluang untuk pengembangan usahatani dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang ada
39 Memandang suatu masalah sebagai sebuah peluang
40 Memberikan suatu peluang usaha kepada masyarakat di sekitarnya
41 Memotivasi diri sendiri untuk selalu pada kinerja yang optimal
42 Mampu bekerja mandiri dalam usahatani
No Pernyataan 4 3 2 1
43 Percaya akan kemampuan diri saya.
44 Belajar sebanyak mungkin dalam bidang yang dijalani
45 Mengenali kekurangan diri dan berusaha mengatasinya
46 Memberikan arahan dan bimbingan kepada orang lain
47 Memotivasi orang lain untuk melakukan yang terbaik
48 Bersedia dan terbuka untuk menerima kritik dan saran dari pihak lain
49 Menanggapi komentar orang lain secara efektif selama percakapan

50 Menjalin komunikasi yang baik dengan pihak-pihak lain

TERIMAKASIH ATAS KERJASAMANYA

Anda mungkin juga menyukai