Disusun oleh:
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Perubahan Fisiologi Dan Spikologi Masa
Persalinan. Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Ida Farida H,
SST, M.Keb selaku dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan yang sudah memberikan
kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini. Kami sangat berharap makalah ini dapat
bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan juga wawasan menyangkut Imunisasi
Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi
perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun. Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat
dipahami oleh semua orang khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perslinan
2. Untuk mengetahui perubahan fisiologi dalam persalinan
3. Untuk mengetahui perubahan psikologi dalam persalinan
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
pengangkut oksigen dan karbondioksida dalam darah. Tak pelak, peran hemoglobin dalam
mekanisme pernapasan cukup penting. Selain itu, fungsi hemoglobin yang tak kalah krusial
lainnya yakni menjaga bentuk sel darah merah.
Normalnya, sel darah merah bentuknya berupa kepingan mirip donat tanpa lubang
di tengah. Apabila struktur hemoglobin tidak normal, bentuk sel darah merah bisa berubah,
sehingga fungsi dan alirannya ke pembuluh darah jadi tidak optimal. Besarnya kadar
hemoglobin normal seseorang tergantung usia dan jenis kelamin. Berikut perinciannya:
a. Bayi baru lahir: 17-22 gram per desiliter
b. Bayi usia 1 minggu: 15-20 gram per desiliter
c. Bayi usia 1 bulan: 11-15 gram per desiliter
d. Anak-anak: 11-13 gram per desiliter
e. Pria dewasa: 14-18 gram per desiliter
f. Wanita dewasa: 12-16 gram per desiliter
g. Pria paruh baya: 12,4-14,9 gram per desiliter
h. Wanita paruh baya: 11,7-13,8 gram per desilite
5. Protein urine
Protein urine adalah suatu kondisi dimana terlalu banyak protein dalam urine dari
adanya kerusakan ginjal. Protein urin adalah terdapatnya protein dalam urin manusia yang
melebihi nilai normal yaitu lebih dari 150 mg/hari.
Protein urin baru dikatakan patologis bila kadarnya melebihi 200 mg/hari pada
beberapa kali pemeriksaan dalam waktu yang berbeda. Protein urin persisten jika protein
urin telah menetap selama 3 bulan atau lebih dan jumlahnya biasanya hanya sedikit dari
atas nilai normal.
Protein urin merupakan syarat untuk diagnosis preeklampsia, tetapi protein urin
pada umumnya timbul jauh pada akhir kehamilan, sehingga sering dijumpai pre-eklampsia
tanpa protein urin, karena janin sudah lahir lebih dulu. Protein urin timbul sebelum
hipertensi, umumnya merupakan gejala penyakit ginjal, sehingga dapat dipertimbangkan
sebagai penyulit kehamilan. Tanpa kenaikan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg,
umumnya ditemukan padainfeksi saluran kencing atau anemia. Jarang ditemukan protein
urin pada tekanan < 90 mmHg.
4
6. Janin
Janin adalah hasil dari fertilisasi sel telur dan sel sperma, yg nantinya akan menjadi
calon bayi. Janin terbentuk melalui perkembangan dari pembuahan sel telur oleh sel
sperma, dimana sperma melalu perjalanan sejauh +/- 18 cm dan dengan kecepatan 2,5 cm
per 15 menit. Sperma umumnya sampai setelah 45 menit. Pembuahan harus terjadi dalam
waktu 24 jam setelah sel telur dihasilkan. Setelah salah satu sperma berhasil menembus sel
telur, sel tersebut berubah bentuk sehingga sperma lain tidak bisa menembus masuk. Saat
itulah janin terbentuk.
7. Kelahiran Plasenta
Plasenta adalah organ yang tumbuh di dalam rahim selama kehamilan dan
menghubungkan jalur pasokan darah dari ibu dan bayi. Pada umumnya, tubuh akan
melahirkan plasenta sekitar 30 menit pasca lahirnya bayi. Retensi plasenta terjadi apabila
plasenta tertahan atau belum lahir lebih dari 30 menit setelah bayi lahir. Retensi plasenta
dapat menjadi sebuah keadaan yang mengancam jiwa apabila tidak segera tidak ditangani
dengan baik, karena dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi dan perdarahan.
B. Pengertian Persalinan
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawihardjo,
2008).
Persalinan normal WHO adalah persalinan yang dimulai secara spontan beresiko
rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan, bayi dilahirkan
spontan dengan presentasi belakang kepada pada usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu
lengkap. Setelah persalinan ibu dan bayi dalam keadaan baik.
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan
pada serviks (membuka dan menipis) (JNPK-KR DepKes RI, 2008; 37).
Persalinan normal adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan ibu
sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung
kurang dari 24 jam (mochtar, rustam.1998).
5
C. Perubahan Fisiologi Dalam Persalinan
Menurut pusdiknakes 2003, perubahan fisiologis dalam persalinan meliputi :
a. Perubahan Uterus
Di uterus terjadi perubahan saat masa persalinan, perubahan yang terjadi sebagai berikut:
1. Kontraksi uterus yang dimulai dari fundus uteri dan menyebar ke depan dan ke bawah
abdomen
2. Segmen Atas Rahim (SAR) dan Segmen Bawah Rahim (SBR)
a) SAR dibentuk oleh corpus uteri yang bersifat aktif dan berkontraksi. Dinding
akan bertambah tebal dengan majunya persalinan sehingga mendorong bayi
keluar
b) SBR dibentuk oleh istmus uteri bersifat aktif relokasi dan dilatasi. Dilatasi makin
tipis karena terus diregang dengan majunya persalinan
b. Perubahan Servik
1. Pendataran serviks/Effasement
Pendataran serviks adalah pemendekan kanalis servikalis dari 1-2 cm menjadi satu
lubang saja dengan pinggir yang tipis.
2. Pembukaan serviks adalah pembesaran dari ostium eksternum yang tadinya berupa
suatu lubang dengan diameter beberapa milimeter menjadi lubang dengan diameter
kira-kira 10 cm yang dapat dilalui bayi. Saat pembukaan lengkap, bibir portio tidak
teraba lagi. SBR, serviks dan vagina telah merupakan satu saluran
c. Perubahan Tekanan darah
Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan sistolik rata-rata 10-
20 mmHg dan kenaikan diastolic rata-rata 5-10 mmHg. Diantara kontraksi uterus,
tekanan darah kembali normal pada level sebelum persalinan. Rasa sakit, takut dan
cemas juga akan meningkatkan tekanan darah.
d. Perubahan Metabolisme
Selama persalinan metabolisme karbohidrat aerobic maupun metabolisme anaerobic akan
naik secara berangsur disebabkan karena kecemasan serta aktifitas otot skeletal.
Peningkatan inni ditandai dengan kenaikan suhu badan, denyut nadi, pernafasan, kardiak
output, dan kehilangan cairan.
6
e. Perubahan Suhu badan
Suhu badan akan sedikit meningkat selam persalinan, terutama selampersalinan dan
segera setelah kelahiran. Kenaikan suhu di anggap normal jika tidak melebihi 0.5-1 ˚C.
f. Perubahan Kardiovaskular
Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak jantung secara dramatis naik
selama kontraksi. Antara kontraksi, detak jantung sedikit meningkat di bandingkan
sebelum persalinan.
g. Perubahan Pernafasan
Karena terjadi peningkatan metabolisme, maka terjadi peningkatan laju pernafasan yang
dianggap normal. Hiperventilasi yang lama di anggap tidak normal dan bisa
menyebabkan alkalosis.
h. Perubahan pada ginjal
Poliuri sering terjadi selama persalinan, mungkin di sebabkan oleh peningkatan filtrasi
glomerulus dan peningkatan aliran plasma ginjal. Proteinuria yang sedikit di anggap biasa
dalam persalinan.
i. Perubahan gastrointestinal
Motilitas lambung dan absorpsi makan padat secara substansial berkurang banyak sekali
selama persalinan. Selai itu, pengeluaran getah lambung berkurang, menyebabkan
aktivitas pencernaan hamper berhenti, dan pengosongan lambung menjadi sangat lamban.
Cairan tidak berpengaruh dan meninggalkan perut dalam tempo yang biasa. Mual atau
muntah biasa terjadi samapai mencapai akhir kala I.
j. Perubahan hematologi
Hematologi meningkat sampai 1,2 garam/100 ml selama persalinan dan akan kembali
pada tingkat seperti sebelum persalinan sehari setelah pasca persalinan kecuali ada
perdarahan post partum.
7
pada wanita dalam persalinan kala I adalah :
a. Kecemasan dan ketakutan pada dosa-dosa atau kesalahan-kesalahan sendiri.
Ketakutan tersebut berupa rasa takut jika bayi yang yang akan dilahirkan dalam
keadaan cacat, serta takhayul lain. Walaupun pada jaman ini kepercayaan pada
ketakutan-ketakutan gaib selama proses reproduksi sudah sangat berkurang sebab
secara biologis, anatomis, dan fisiologis kesulitan-kesulitan pada peristiwa partus
bisa dijelaskan dengan alasan-alasan patologis atau sebab abnormalitas
(keluarbiasaan). Tetapi masih ada perempuan yang diliputi rasa ketakutan akan
takhayul.
b. Timbulnya rasa tegang, takut, kesakitan, kecemasan dan konflik batin. Hal ini
disebabkan oleh semakin membesarnya janin dalam kandungan yang dapat
mengakibatkan calon ibu mudah capek, tidak nyaman badan, dan tidak bisa tidur
nyenyak, sering kesulitan bernafas dan macam-macam beban jasmaniah lainnya
diwaktu kehamilannya.
c. Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman dan selalu kegerahan serta tidak sabaran
sehingga harmoni antara ibu dan janin yang dikandungnya menjadi terganggu. Ini
disebabkan karena kepala bayi sudah memasuki panggul dan timbulnya kontraksi-
kontraksi pada rahim sehingga bayi yang semula diharapkan dan dicintai secara
psikologis selama berbulan-bulan itu kini dirasakan sebagai beban yang amat berat.
d. Ketakutan menghadapi kesulitan dan resiko bahaya melahirkan bayi yang
merupakan hambatan dalam proses persalinan :
1) Adanya rasa takut dan gelisah terjadi dalam waktu singkat dan tanpa sebab
sebab yang jelas
2) Ada keluhan sesak nafas atau rasa tercekik, jantung berdebar-debar
3) Takut mati atau merasa tidak dapat tertolong saat persalinan
4) Muka pucat, pandangan liar, pernafasan pendek, cepat dan takikardi
e. Adanya harapan harapan mengenai jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan.
Relasi ibu dengan calon anaknya terpecah, sehingga popularitas AKU-KAMU (aku
sebagai pribadi ibu dan kamu sebagai bayi) menjadi semakin jelas. Timbullah
dualitas perasaan yaitu:
1) Harapan cinta kasih
8
2) Impuls bermusuhan dan kebencian
f. Sikap bermusuhan terhadap bayinya
1) Keinginan untuk memiliki janin yang unggul
2) Cemas kalau bayinya tidak aman di luar rahim
3) Belum mampu bertanggung jawab sebagai seorang ibu
g. Kegelisahan dan ketakutan menjelang kelahiran bayi:
1) Takut mati
2) Trauma kelahiran
3) Perasaan bersalah
4) Ketakutan riil
9
Secara umum kecemasan dipengaruhi oleh beberapa gejala yang mirip dengan
orang yang mengalami stress. Bedanya stress didominasi oleh gejala fisik, sedangkan
kecemasan didominasi oleh gejala psikis. Adapun gejala gejala orang yang mengalami
kecemasan adalah sebagai berikut:
a. Ketegangan motorik/alat gerak seperti gemetar, tegang, nyeri otot, letih, tidak
dapat santai, gelisah, tidak dapat diam, kening berkerut, dan mudah kaget.
b. Hiperaktivitas saraf otonom (simpatis dan parasimpatis) seperti keringat
berlebihan, jantung berdebar-debar, rasa dingin di telapak tangan dan kaki, mulut
kering, pusing, rasa mual, sering buang air kecil, diare, muka merah/pucat, denyut
nadi dan nafas cepat
c. Rasa khawatir yang berlebihan tentang hal-hal yang akan datang seperti cemas,
takut, khawatir, membayangkan akan datangnya kemalangan terhadap dirinya.
d. Kewaspadaan yang berlebihan seperti perhatian mudah beralih, sukar konsentrasi,
sukar tidur, mudah tersinggung, dan tidak sabar (Haward, 2004).
10
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pemberian dukungan fisik, emosional dan psikologis selama persalinan akan dapat
membantu mempercepat proses persalinan dan membantu ibu memperoleh kepuasan dalam
melalui proses persalinan normal, karena dalam persalinan sejumlah perubahan-perubahan
fisiologi psikologi terjadi pada ibu yang normal akan terjadi selama persalinan, hal ini
bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang dapat dilihat secara klinis bertujuan
untuk dapat secara tepat dan cepat mengintreprestasikan tanda-tanda, gejala tertentu dan
penemuan perubahan fisik dan laboratorium apakah normal apa tidak pada setiap kala. Agar
dapat mendiagnosa persalinan, bidan harus memastikan perubahan serviks dan kontraksi yang
cukup.
2. Saran
Bidan sebagai tenaga kesehatan harus teliti dalam menilai perubahan-perubahan
keadaan fisiologi dan psikologis dari ibu dalam persalinan agar bidan dapat mengenal dengan
baik faktor resiko yang akan terjadi pada ibu bersalin. Serta dapat menentukan diagnosis
dengan benar dan melakukan rujukan ibu atau bayi ke fasilitas kesehatan rujukan secara
optimal dan tepat waktu jika menghadapi penyulit. Jika bidan lemah atau lalai dalam
melakukannya, akan berakibat fatal bagi keselamatan ibu dan bayi.
11
DAFRAT PUSTAKA
Diana, S., & Mail, E. (2019). Buku ajar asuhan kebidanan, persalinan, dan bayi baru lahir. CV
Oase Group (Gerakan Menulis Buku Indonesia).
Rosyati, H. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas.
Varnney, H., Kriebs, J. M., & Gergor, C. L. (2008). Buku Ajar Asukan Kebidanan. Jakarta: EGC.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Asuhan-Kebidanan-
Persalinan-dan-BBL-Komprehensif.pdf
12