A. JUDUL
PRAKTIKALITAS PERANGKAT PERCOBAAN FLUIDA DINAMIS
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA SMA
B. LATAR BELAKANG
Pendidikan dalam artian yang sederhana merupakan usaha manusia untuk
membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan
kebudayaan. Menurut Langeveld (dalam Hasbullah, 2006) pendidikan adalah
setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada
anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak
agar dapat melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Sementara menurut Drikarya
(dalam Hasbullah, 2006) pendidikan adalah pemanusiaan manusia muda atau
pengangkatan manusia muda ke taraf insani. Tujuan pendidikan yang
dikemukakan oleh Made Pidarta (2009) adalah untuk membentuk manusia
seutuhnya, dalam arti berkembangnya potensi-potensi individu secara
berimbang, optimal, dan terintegrasi.
Untuk mencapai tujuan pendidikan, maka pembelajaran yang benar juga
harus diterapkan. Menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2007)
pembelajaran merupakan suatu yang melibatkan seseorang dalam upaya
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan
memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan
dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan teori-teori yang tersusun secara
sistematis yang membahas tentang makhluk hidup ataupun benda mati. IPA
lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen
serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan
sebagainya. Pengertian IPA yang dikemukakan oleh James B. Conant (dalam
Depdikbud, 2007) bahwa IPA sebagai suatu rangkaian konsep yang saling
berkaitan dengan bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu
2
Perangkat perobaan yang dibuat tidak hanya diuji validitasnya tetapi juga
praktikalitas dan efektifitasnya. Penelitian sebelumnya menguji praktikalitas
modul pembelajaran
NARUTO UZUMAKI
Sebagai penunjang proses pembelajaran fisika terkhususnya dalam topik
fluida dinamis, peneliti berusaha mengembangkan media percobaan fluida
dinamis, peneliti berusaha mengembangkan media percobaan yang lebih
praktis. Tahap pengembangan tersebut mengacu pada penelitian dan
pengembangan (research and development), dalam kajian ini peneliti
membatasasi penelitian sampai pada ujicoba produk. Perangkat percobaan
fluida dinamis akan dibuat sepraktis mungkin agar dapat melibatkan siswa
belajar secara aktif untuk menemukan konsep melalui pengamatan-
pengamatan dengan melakukan percobaan secara langsung.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimanakah kepraktisan perangkat percobaan fluida dinamis sebagai
media percobaan fisika yang dikembangkan menurut guru dan siswa
SMA?
2. Bagaimanakah kepraktisan buku panduan penggunaan alat percobaan
fluida dinamis yang dikembangkan menurut guru dan siswa SMA?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian praktikalitas perangkat percobaan fluida dinamis sebagai media
percobaan fisika SMA secara umum bertujuan untuk menghasilkan perangkat
percobaan fluida dinamis yang terdiri dari peralatan eksperimen beserta buku
panduan penggunaannya yang praktis digunakan untuk percobaan fluida
6
dinamis pada jenjang pendidikan SMA. Secara khusus tujuan penelitian ini
adalah :
1. Menguji kepraktisan penggunaan alat percobaan fluida dinamis.
2. Menguji kepraktisan penggunaan buku panduan penggunaan perangkat
percobaan fluida dinamis
E. Manfaat Penelitian
Adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya
adalah :
1. Bagi peserta didik
Perangkat percobaan yang dikembangkan dapat membantu peserta didik
untuk belajar dan memudahkan pembelajaran sehingga lebih bermakna
untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik pada mata pelajaran fisika
SMA.
2. Bagi guru
Perangkat percobaan yang dikembangkan dapat dijadikan media untuk
menunjukkan konsep-kosep yang abstrak pada topik fluida dinamis melalui
pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
3. Bagi peneliti
Dapat menambah wawasan dalam mengembangkan perangkat percobaan
yang praktis, untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar kelak.
F. Defenisi Operasional
1. Perangkat percobaan fluida dinamis
Perangkat merupakan sekumpulan atau alat yang akan digunakan
dalam melakukan suatu kegiatan. Sementara itu percobaan adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode
eksperimen dimana peserta didik mengalami sendiri pembelajarannya.
7
G. Kajian Teoritis
1. Hakekat Pembelajaran Fisika SMA
IPA merupakan ilmu yang mempelajari alam semesta, benda-benda
yang ada dipermukaan bumi, di dalam perut bumi, dan diluar angkasa,
baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak teramati. Menurut H.W
Foeler (dalam Trianto, 2010), IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan
dirumuskan yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan
8
Secara umum IPA terbagi dalam tiga ilmu dasar yaitu biologi, fisika
dan kimia. Fisika merupakan bagian dari IPA, maka hakikat fisika sama
dengan sains dimana fisika adalah sebagai produk (a body of knowledge),
fisika sebagai sikap (a body of thinking), dan fisika sebagai proses (a way
of investigating). Fisika sebagai produk merupakan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori dan
model. Fisika sebagai proses berkaitan dengan kata-kata kunci fenomena,
dugaan, pengamatan,pengukuran, penyelidikan, dan publikasi. Dengan
demikian pembelajaran fisika hendaknya berhasil mengembangkan
keterampilan proses sains pada siswa. Fisika sebagai sikap digambarkan
dari rasa ingin tahu dan rasa penasaran yang tinggi, diiringi dengan rasa
percaya, sikap objektif, jujur, dan terbuka serta mau mendenganrkan
pendapat orang lain. Sikap-sikap itulah yang kemudian memaknai
hakekat fisika sebagai fisika atau a way of thinking. IPA dipandang
sebagai kegiatan kreatif, karena ide-ide dan penjelasan-penjelasan dari
suatu gejala alam disusun dalam fikiran. Oleh sebab itulah pemikiran dan
argumentasi para ilmuwan dalam bekerja menjadi rambu-rambu penting
dalam kaitan dengan hakekat fisika sebagai sikap. (Sutrisno, 2006)
bahan kajian fisika eksperimen dan juga menganalisis persoalan dan data
yang dihasilkan oleh fisika eksperimen. (Asan Damanik, 2014)
Pembelajaran IPA di sekolah, pada pelaksanaannya dipengaruhi oleh
tujuan apa yang ingin dicapai tertuang dalam kurikulum yang berlaku di
Indonesia. Tujuan pembelajaran IPA di sekolah adalah memberikan bekal
pengetahuan dasar, baik untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi maupun diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Sumaji (2006) fungsi mata pelajaran IPA di sekolah adalah :
a. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam memperoleh,
mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep IPA.
b. Menanamkan sikap ilmiah dan melatih siswa dalam menggunakan
metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
c. Menyadarkan siswa akan keteraturan alam dan segala keindahannya
sehingga siswa terdorong untuk mencintai dan mengagungkan
Pencipta-Nya.
d. Memupuk daya kreatif dan inovatif siswa. Membantu siswa
memahami gagasan atau informasi baru dalam IPTEK. Memupuk serta
mengembangkan minat siswa terhadap IPA
a. Mengamati
Manusia mengamati objek-objek dn fenomena alam dengan panca
indera. Informasi yang diperoleh dapat menumbuhkan rasa ingin tahu,
mempertanyakan, memikirkan, melakukan interpretasi tentang
lingkungan sekitar, dan meneliti lebih lanjut.
b. Mengklasifikasi
Mengklasifikasi merupakan keterampilan proses untuk memilah
berbgai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga
didapatkan golongan /kelompok sejenis dari objek peristiwa yang
dimaksud
c. Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai menyampaikan dan
memperoleh fakta, konse, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk
suara,visual, atau suara visual.
d. Mengukur
Mengukur merupakan membandingkan yang diukur dengan satuan
ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
e. Memprediksi
Memprediksi diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan
tentang segala hal yang terjadi berdasarkan perkiraan pada pola atau
kecenderungan tertentu, hubungan antara fakta, konsep dan prinsip
dalam ilmu pengetahuan.
f. Menyimpulkan
Menyimpulkan dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk
memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa atau peristiwa
berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui.
3. Pendekatan Saintifik
13
4. Media Pembelajaran
Menurut Gearlach dan Ely (dalam Pupuh Fathurrohman, 2011)
mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membangun suatu kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan keterampilan atau
sikap. Menurut Atwi Suparman (dalam Pupuh Fathurrohman, 2011)
mendefenisikan media merupakan alat yang digunakan untuk
menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan.
Dalam aktivitas pembelajaran media dapat didefenisikan sebagai sesuatu
14
Untuk dapat memilih media pengajaran yang tepat dan sesuai prinsip-
prinsip pemilihan perlu memperhatikan faktor-faktor lain, yaitu:
Menurut Dick dan carey (dalam Arief S. Sadiman, 2005) ada empat
faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media selain
kesesuaian dengan tujuan prilaku belajarnya, adapun faktor tersebut yang
pertama adalah ketersediaan sumber setempat. Artinya bila media yang
bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, harus dibeli
atau dibuat sendiri. Kedua adalah apakah untuk membeli atau
memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga dan fasilitasnya. Ketiga
adalah faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan, dan ketahanan
media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Faktor yang terakhir
adalah efektifitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang.
.
21
b. Persamaan kontinuitas
Pada aliran tunak, kecepatan setiap partikel fluida di suatu titik A
(lihat gambar) selalu sama. Ketika melewati titik B, kecepatan partikel
fluida mungkin berubah. Walaupun demikian, ketika tiba di titik B,
partikel yang menyusul dari belakang mengalir dengan kecepatan yang
sama seperti partikel fluida yang mendahuluinya. Demikian juga
ketika tiba di titik C dan seterusnya. Garis arus itu merupakan kurva
yang menghubungkan titik A, B, dan C seperti pada gambar 5.2.
Garis Arus C
B
A VC
VB
VA
Pada gambar 5.3 terdapat tiga gambaran garis alir atau garis arus.
Jika luas penampang lintang tabung tidak sama, kecepatan partikel
fluida itu juga berubah sepanjang garis arusnya. Akan tetapi pada satu
titik tertentu dalam tabung, kecepatan setiap partikel fluida itu sama.
volum fluida V
Debit= →Q= (7.1)
selang waktu t
Misalkan ada sebuah fluida mengalir melalui sebuah pipa. Pipa
biasanya berbentuk silinder dan memiliki luas penampang tertentu.
Pipa tersebut juga mempunyai panjang. Ketika fluida mengalir dalam
pipa tersebut sejauh L, misalnya maka volume yang ada dalam pipa
adalah V=AL (V = volume fluida, A= luas penampang dan L=panjang
pipa). Karna selama mengalir dalam pipa sepanjang L fluida
menenmpuh selang waktu tertentu, maka bisa dikatakan bahwa
besarnya debit fluida :
23
V AL A ( vt)
Q= = = =Av (7.2)
t t t
Sehingga persamaan kontinuitas dapat dinyatakan secara matematis:
A.v = konstan atau
v1 A1=v 2 A 2 (7.3)
Dengan demikian, ketika fluida mengalir melalui suatu pipa yang
memiliki luas penampang dan panjang tertentu selama selang waktu
tertentu, maka besarnya debit fluida (Q) tersebut sama dengan luas
permukaan penampang (A) dikalikan dengan laju aliran fluida (v).
c. Persamaan Bernauli
Persamaan Bernauli menghubungkan tekanan, laju aliran, dan
ketinggian aliran, fluida inkompresibel yang ideal. Persamaan bernauli
merupakan alat pokok dalam meanalisis sIstem perpipaan, stasiun
pembangkit listrik tenaga air dan penerbangan pesawat.
Ketergantungan tekanan pada laju mengikuti persamaan kontinuitas.
Ketika fluida inkompresibel mengalir sepanjang tabung air dengan
penampang yang berubah-ubah, lajunya pasti berubah dan karna itu
elemen dari fluida memiliki percepatan. Jika tabung horizontal, gaya
yang menyebabkan percepatan ini digunakan oleh fluida
disekelilingnya. Ini berarti bahwa tekanan pasti berbeda pada
penampang melintang yang berbeda, jika tekanan sama disetiap
tempat, gaya total pada setiap elemen harga nol. Ketika tabung alir
horizontal menyempit dan laju elemen fluida meningkat, fluida akan
bergerak menuju daerah bertekanan rendah untuk mendapatkan gaya
kedepan total mempercepatnya. Jika ketinggian juga berubah,
peningkatan perbedaan tekanan akan terjadi.
Untuk menurunkan persamaan bernauli diterapkan teorema
kerja(usaha)-energi pada fluida dalan daerah tabung air. Aliran fluida
24
dianggap tetap dan laminer, fluida tersebut tidak bisa ditekan, dan
viskositas cukup kecil sehingga bisa diabaikan. Agar berlaku umum,
fluida dianggap mengalir dalam tabung dengan penampang lintang
yang tidak sama, yang ketinggiannya berubah terhadap suatu tingkat
acuan tertentu. (Young & Freedman, 2002)
1
P+ ρg h+ ρ v 2=konstan (7.13)
2
v 2=√ v 21 +2 gh (7.15)
Keterangan:
v1 = kecepatan aliran pada permukaan 1 (m/s)
v2 = kecepatan aliran pada permukaan 2 (m/s)
A1= luas penampang 1 (m2)
A2= luas penampang 2 (m2)
ρ = massa jenis fluida pada venturimeter (kg/m3)
ρ’ = massa jenis fluida pada manometer (kg/m3)
h = selisih tinggi permukaan fluida pada pipa pengukur
beda tekanan (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
28
Dirumuskan:
'
v1 =A 2
√ 2 ( ρ −ρ ) gh
ρ ( A 21− A 22)
v1 = kecepatan aliran pada permukaan 1 (m/s)
(7.16)
b. Karburator
Karburator berfungsi untuk menghasilkan campuran bahan
bakar dengan udara, dengan campuran ini dimasukkan dalam
selinder-selinder mesin untuk tujuan pembakaran. Prinsip kerja
karburator adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.7,
penampang pada atas jet menyempit, sehingga udara yang
mengalir pada bagian ini bergerak dengan kelajuan yang tinggi.
Sesuai asa bernauli, tekanan pada bagian ini rendah. Tekanan
didalam tangki bensin sama dengan tekanan atmosfer. Tekanan
atsmosfer memaksa bahan bakar tersempur keluar melalui jet,
sehingga bahan bakar tercampur dengan udara sebelum
memasuki selinder mesin.
2 ρ' gh
v=2
ρ√ (7.18)
2.19 diperoleh
H. Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian Praktikalitas Perangkat Percobaan Fluida Dinamis Fisika
SMA akan dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Fisika pada tahap
pengembangan perangkat eksperimen hingga akhirnya produk akan
divalidasi. Perangkat eksperimen akan diuji praktikalitasnya di sekolah
untuk mendapatkan nilai kepraktisannya. Penelitian ini diperkirakan akan
terlaksana pada bulan maret 2016 hingga bulan juni 2015.
2. Rancangan Penelitian
Penelitian pengembangan perangkat percobaan fluida dinamis fisika
SMA ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (research and
development) .
Penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall (dalam Punaji
Setyosari, 2010) suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan
memvalidasi suatu produk pendidikan, penelitian ini mengikuti suatu
langkah-langkah secara siklus. Langkah-langkah penelitian atau proses
pegembangan terdiri dari kajian tentang temuan penelitian produk yang akan
dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan-temuan
34
tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar di mana produk
tersebut akan dipakai, dan melakukan revisi terhadap hasil lapangan.
Menurut Sugiyono (2014) langkah-langkah penelitian dan
pengembangan dapat dilihat pada gambar 3.1. Berdasarkan gambar 3.1 dapat
dilihat bahwa langkah-langkah penggunaan metode research and
development meliputi : (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data (3)
Desain produk, (4) Validasi desain, (5) Revisi desain, (6) Uji coba produk,
(7) Revisi Produk, (8) Uji coba pemakaian, (9) Revisi produk, (10) Produksi
massal.
Studi Literatur
35
Wawancara
Pengisian
angket
Berdasarkan gambar 3.2 untuk menghasilkan produk yang valid dan praktis
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Tahap persiapan
Tahap awal dari uji praktikalitas ini, Perangkat percobaan fluida dinamis
dipastikan merupakan produk yang valid sebelum diuji praktikalitasnya.
b. Sosialisasi penelitian
Sosialisasi penelitian dilakukan kepada responden dengan tujuan agar
respoden paham mengenai penelitian yang akan dilakukan, sehingga
responden dapat melakukan fungsinya sebagaimana mestinya.
c. Uji praktikalitas
Tahap uji praktikalitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
kepraktisan perangkat percobaan. Uji coba pemakaian perangkat
percobaan fluida dinamis dilakukan pada kelas uji coba terbatas.
d. Observasi
Peneliti mengamati tingkat kemudahan praktikan dalam menggunakan
perangkat percobaan fluida dinamis selama proses pembelajaran.
e. Pengisian angket
37
7. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah perangkat percobaan fluida dinamis
yang terdiri dari alat percobaan fluida dinamis dan buku panduan
penggunaannya. Sumber data yang diperoleh penelitian ini adalah praktikan
yang terdiri dari guru fisika SMA dan siswa SMA. Guru praktikan terdiri
dari 3 orang guru fisika SMA, dan siswa praktikan berjumlah 30 orang
siswa/I yang duduk di kelas XI SMA dari sekolah yang sama.
Jumlah
No Indikator
Item
Aspek Peralatan
1 Efisiensi Waktu Percobaan 1
2 Keamanan Penggunaan Alat Percobaan 1
3 Efisiensi Pengajaran Konsep 2
4 Pengenalan Komponen Perangkat Percobaan 1
5 Kebermaknaan Pembelajaran 1
6 Keaktifan Siswa 1
7 Perolehan Pengalaman Dalam Pembelajaran 1
Total Item 8
No Aspek Buku Panduan
1 Kemudahan Pemahaman 1
2 Efisiensi Pengajaran Konsep 1
3 Kualitas Isi Buku Panduan 1
4 Estetika Buku Panduan 1
5 Keaktifan Siswa 1
6 Efisiensi Waktu Percobaan 1
7 Kemudahan Menyimpulkan Konsep 1
8 Kepercayaan Kebenaran Konsep 1
Total Item 8
b. Observasi
Observasi pada penelitian ini dilakukan untuk mengamati kepraktisan
perangkat percobaan fluida dinamis.
Jumlah
No Indikator
Item
1 Kemudahan Menyiapkan 1
2 Kemudahan Penggunaan 1
3 Kemudahan Pemahaman 1
4 Keamanan Alat Percobaan 1
5 Pengemasan Perangkat Percobaan 1
40
Total Item 5
c. Wawancara
Wawancara dilakukan setelah praktikan selesai menggunakan
perangkat percobaan fluida dinamis.
Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis deskriptif, yakni teknik yang digunakan untuk menggambarkan
keadaan objek secara kualitif. Tahap analisis data pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Menjumlahkan nilai untuk tiap indikator pada lembar angket (kuesioner)
praktikalitas. Penilaian indikator angket (kuesioner) praktikalitas
menggunakan skala likert seperti pada tebel 3.1.
1 Sangat Setuju 4
2 Setuju 3
3 Tidak Setuju 2
4 Sangat Tidak Setuju 1