Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH EVALUASI HASIL BELAJAR GEOGRAFI

“VALIDASI SOAL SECARA MANUAL”

Dosen pengampu:

Dra.NURMALA BERUTU, M.Pd.


MONA ADRIA WIRDA, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok VI – Kelas B 2017

Mutia Sari Hutabarat

Enjelita Simarmata

Josephine Helena Putri Silaban

Makmur Pane

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa yang telah memberikan
karunia sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini kami kelompok 5
membahas tentang “validitas soal secara manual”, yang kami sajikan berdasarkan berbagai
sumber.

Makalah ini kami buat dalam rangka memperdalam pemahaman pembaca dalam
mengetahui dan memperluas tentang “validasi soal secara manual”. Jika ada penulisan yang
salah kami selaku penulis mohon maaf.

Demikian makalah ini kami perbuat semoga bermanfaat

Medan, 15 Februari 2019

Penyusun,

Kelompok 5

2
Daftar Isi

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1. 3 Tujuan....................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
2. 1 Pengertian dan Fungsi Validitas............................................................................................5
2. 2 Jenis-Jenis Validitas...............................................................................................................6
2.2.1 Validitas logis................................................................................................................6
2.2.2 Valditas Empiris............................................................................................................6
2. 3 Cara Mengukur Validitas Soal Secara Manual......................................................................9
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................16
3.2 Saran....................................................................................................................................16
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh proses pembelajaran. Untuk mengukur
keberhasilan proses pembelajaran diperlukan evaluasi dan proses analisis dari evaluasi.
Manfaat dari analisis evaluasi untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pembelajaran
dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran. Ketentuan penting dalam evaluasi adalah
bahwa hasilnya harus sesuai dengan keadaan yang dievaluasi. Data evaluasi yang baik sesuai
dengan kenyataan disebut data valid. Agar dapat diperoleh data yang valid ,maka alat dan
instrumennya juga harus valid.

Fungsi analisis untuk guru terutama untuk mendiagnosis keberhasilan pembelajaran dan
sebagai bahan untuk merevisi dan mengembangkan pembelajaran dan tes. Bagi siswa,
analisis diharapkan berfungsi mengetahui keberhasilan belajar, mendiagnosa mengoreksi
kesalahan belajar, serta memotivasi siswa belajar lebih baik. 

Diatas telah dipaparkan sedikit mengenai bagaimana ciri-ciri kriteria evaluasi yang baik
untuk lebih dapat dipahami secara mendalam berikut 

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dan fungsi validitas
2. Jelaskanlah jenis-jenis validitas
3. Bagaimana mengukur validitas soal secara manual

1. 3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dan fungsi validitas
2. Mengetahui jenis-jenis validitas
3. Mengetahui cara mengukur validitas soal secara manual

4
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian dan Fungsi Validitas

 Menurut Gronlund dan Linn (1990): Validitas adalah ketepatan interpretasi yang
dibuat dari hasil pengukuran atau evaluasi
 Menurut Anastasi (1990): Validitas adalah ketepatan mengukur konstruk,
menyangkut; “What the test measure and how well it does”
 Menurut Arikunto (1995): Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat
instrumen bersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan diukur.
 Menurut Sukadji (2000): Validitas adalah derajat yang menyatakan suatu tes
mengukur apa yang seharusnya diukur.
 Menurut Azwar (1986):Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya.

Perbedaan arti istlah “validitas” dengan “valid” “validitas” merupakan sebuah kata
benda, sedangkan “valid” merupakan kata sifat. Sebuah data atau informasi dapat dikatakan
valid apabila sesuai dengan keadaan senyatanya. Sebagai contoh, informasi tentang data B
yang diperoleh dari cerita orang lain menunjukkan bahwa ia pembohong. Bukti bahwa si B
pembohong diperoleh dari kenyataan bahwa si B sering berbicara tidak benar, tidak sesuai
dengan kenyataan. Dengan demikian maka data tentang B tersebut valid dan cerita orang
tersebut benar. Jika data yang dihasilkan dari sebuah instrumen valid, maka dapat dikatakan
bahwa instrumen tersebut valid, karena dapat memberikan gambaran tentang data secara
benar sesuai dengan kenyataan atau keadaan sesungguhnya.
Berdasarkan beberapa pengertian dan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa
validitas adalah suatu ukuran yang digunakan untuk menentukan kevalidan dari suatu objek
berdasarkan kriteria tertentu. Validitas ini menjadi salah satu bentuk tes yang menunjukkan
sejauh mana tingkat ketepatan suatu pengukuran yang akan digunakan sebagai alat ukur.
Konsep yang digunakan dalam penilaian harus sesuai dengan objek apa yang akan diukur,
misalnya, jika seseorang ingin menimbang emas makan dia harus menggunakan timbangan
emas agar hasil ukur tersebut dapat dikatakan valid, sehingga suatu timbangan lain seperti
timbangan keledai tidak akan valid dalam pengukuran berat emas tersebut. Suatu alat ukur
dikatakan valid jika alat ukur ini mengukur apa yang seharusnya diukur.

5
2. 2 Jenis-Jenis Validitas

2.2.1 Validitas logis


Istilah “Validitas logis“ mengandung kata dari “logis atau logika” yang artinya
penalaran. Dengan demikian maka, validitas logis merupakan sebuah kompenen yang
menujukkan sebuah instrument yang memenuhi sebuah persyaratan valid berdasarkan dari
hasil penalaran. Adapun instrument yang dipandang valid yaitu karena instrument tersebut
sudah dirancang secara baik dengan mengikuti teori dan ketentuan yang ada. Maka, dapat
disimpulkan bahwa validitas logis tidak perlu lagi di uji, karena instrument tersebut sudah
sesuai dengan teori yang ada. Contohnya, jika seseorang membuat sebuah karya ilmiah dan
orang tersebut mengikuti langkah-langkah dan aturan yang telah di tetapkan dalam
pembuatan karya ilmiah dengan baik, tentu karya imiahnya sudah baik.
Adapun 2 macam validitas logis yang dapat dicapai oleh sebuah intsrumen antara lain,
yaitu:
1) Validitas isi
Validitas isi merupakan suatu pencapaian oleh sebuah instrument jika instrument
tersebut disusun berdasarkan oleh isi materi pelajaran yang telah dievaluasi. Oleh sabab itu
materi pelajaran tersebut sudah ada didalam kurikulum, sehingga dapat disimpulkan bahwa
validitas isi ini dapat disebut validitas kurikulum. Upaya yang dapat dilakukan untuk
mengetahui validasi isi dari tes hasil belajar adalah dengan menyelengarakan sebuah diskusi.
2) Validitas kontruksi (construct validity)
Kata kontruksi dalam pembahasan ini, tidak diartikan sebagai sebuah susunan, namun
merupakan suatu rancangan yang diciptakan untuk mengamati pendalaman
ingatan,pemahaman, pembahasan dll. Adapun bentuk dari rancangan tersebut yaitu dalam
kegiatan belajar mengajar (KBM) adalah diberikannya soal-soal tes. Soal-soal tes dirancang
untuk mengukur dan menggamati setiap aspek berpikir seseorang apakah sesuai dengan
tujuan instruksional.

2.2.2 Valditas Empiris


Empiris dapat diartikan sebagai “pengalaman”, sehingga validitas empiris
mengandung makna bahwa apabila suatu instrument sudah diuji dari fakta-fakta yang terjadi
di lapanagan barulah dapat dikatakan bahwa instrument tersebut memiliki validitas. Contoh
sederhana dari validitas empiris dapat kita ambil dari fakta-fakta dalam masyarakat, misalnya
seseorang dapat dipandang sebagai orang yang jujur apabila dalam kenyataan sehari-hari
orang tersebut berlaku jujur. Contoh lain, misalnya seseorang dapat dikatakan kreatif apabila

6
berdasarkan fakta lapangan dia adalah orang yang selalu menghasilkan ide-ide baru dan telah
diakui oleh masyarakat. Berdasarkan gambaran-gambaran tersebut dapat disimpulkan bahwa
validitas empiris merujuk kepada validitas yang diperoleh berdasarkan pengamatan di
lapangan.

Dalam pengujian sebuah instrument terdapat beberapa hal yang yang dapat dilakukan
untuk mngetahui apakah instrument tersebut valid atau tidak. Pengujian tersebut dilakukan
dengan melihat perbandingan antara kondisi instrument yang telah ditetapkan dengan
kriteria-kriteria yang akan diukur. Sebagai pembanding dari kondisi instrument dapat
dilakukan dengan dua kriteria, diantara kriteria-kriteria umum terdapat dua macam yaitu:
yang sudah tersedia dan belum ada tetapi diramalkan akan terjadi dimasa mendatang. Pada
kriteria umum yang sudah tersedia dan sudah ada, instrument yang sesuai dengan kondisi ini
telah dapat dikatakan memiliki validitas “ada sekarang” atau dengan istilah dalam Bahasa
Inggris dikenal dengan “concurrent validity”. Sedangkan jika yang sesuai dengan kriteria
yang diramalkan akan terjadi, instrument ini dapat dikataan memiliki validitas prediksi
(ramalan), atau dalam Bahasa Inggris disebut “Predictive validity”.

Berdasarkan penjabaran beberapa jenis validitas tersebut, yaitu validitas logis yang
terbagi kedalam dua macam dan validitas empiris yang juga mempunyai dua pembagian,
maka dapat kita ambil kesimpulan dari keseluruhan, bahwa terdapat empat macam validitas,
antara lain:

1. Validitas isi
2. Validitas konstrak
3. Validitas “ada sekarang”
4. Validitas predictive

Untuk validitas isi dan validitas konstrak akan dapat dicapai dengan penyusunan
berdasarkan ktentuan-ketentuan atau teori , sedangkan validitas “ada sekarang” dan validitas
predictive dapat diperoleh berdasarkan pengamatan di lapangan.
1) Validitas isi (content validity)
Validitas isi sering disebut dengan validitas kurikulum. Apabila materi atau isi
pelajaran yang diberikan sejalan dengan tujuan yang telah dietapkan melalui tes tersebut,
maka tes dapat diakatakn memiliki validitas isi.
Penyusunan validitas isi ini akan dapat tercapai dengan memperinci materi buku
pelajaran. Tes ini akan mengukur bagaimana tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang

7
telah diberikan yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Butir-butir soal ataupun
penugasan harus mampu mewakili keseluruhan materi atau masing-maisng pokok bahasan
beserta subpokok nya yang tercakup dalam materi yang telah diberikan untuk mengetahui
apakah tes terebut valid atau tidak.
2) Validitas Konstruksi (construct validity)
Butir-butir soal yang membangun tes dan mengukur setiap aspek berpikir siswa sudah
dapat dikatakan bahwa tes tersebut memiliki validitas konstruksi. Misalnya, jika kita ingin
memberikan tes pada mata pelajaran IPA maka harus dibuat soal yang ringkas dan jelas
bukan dengan mengukrur tingkat kemmapuan bahasa siswa. Validitas konstruksi ini dapat
digunakan untuk mengukur variable konsep maupun untuk mengukur sikap, minat, motivasi
maupun kepemimpinan dari individu.
Validitas konstruksi dapat dibuktikan dengan memerinci setiap butir soal dengan
aspek tujuan konseptual. Validitas ini dilakukan dengan berdasarkan rasional atau logika
bukan pengalaman. Validitas konstruksi ini harus dengan menelaah teoritis dari variable yang
akan diukur sehingga dapat dikatakan valid apabila sudah cocok dengan konstruksi teoritis
tees yang dibuat.
3) Validitas “ada sekarang”
Apabila sebuah tes sudah sesuai dengan fakta lapangan maka tas ini dikatakan telah
memiliki validitas empiris. Dalam hal ini tes akan dipasangkan bersama fakta lapangan atau
mengenai hal yang telah lampau namun datanya masih akan tetap ada sampai sekarang. Hasil
dari tes merupakan sesuatu yang dibandingkan, oleh karena itu untuk mencapai sebuah hasil
tes perlu adanya kriteria umum atau alat pembanding. Misalnya seorang guru yang ingin
mengetahui apkah tes sudah valid ataupun belum harus diperlukan adanya kriteria umum
yang telah lewat dengan data yang masih ada sampai saat ini misalnya data ulangan harian
yang telah lalu.
4) Validitas prediksi (predictive validity)
Kata prediksi memiliki arti ramalan, sehingga validitas prediksi diidentifikasikan
selalu berhubungan dengan masa yang akan datang dan saat ini belum terjadi. Misalnya, tes
masuk perguruan tinggi merupakan tes yang mamprediksi kelancaran kegiatan perkuliahan
peserta pada masa yang akan datang. Sedangkan peserta dengan nilai rendah dalam tes
mencerminkan rendahnya kemampuan dalam aktivitas perkuliahan. Nilai-nilai yang
diperoleh tersebut seperti halnya alat pembanding validitas prediksi. Siapa yang gagal dalam
ujian semester 1 atau dengan nilai yang rendah dimaksud tidak memiliki validitas prediksi.

8
Tes yang mengandung vaiditas prediksi apabila suatu tes tersebut memiliki
kemampuan untuk memprediksi atau meramalkan apa yang akan terjadi di masa mendatang.
Untuk melihat tingkat kebenaran baik itu tinggi ataupun rendah maka perlu dilakukan
korelasi antara hasil tes yang telah dilakukan sebelumnya dengan hasil dari tes yang akan
diperoleh pada tes selanjutnya. Jika korelasinya tinggi sudah dapat dipastikan bahwa tes
tersebut memiliki prediksi yang bagus, begitu juga sebaliknya jika hasil korelasi rendah dapat
disimpulkan bahwa tes tersebut memiliki kadar prediksi yang rendah. Dengan demikian
validitas prediksi ini dikatakan berhasil apabila yang diprediksi sebelumnya sesuai dengan
kenyataan setelah beberapa waktu mendatang.

2. 3 Cara Mengukur Validitas Soal Secara Manual

Misalnya 20 orang testee dihadapkan pada tes obyektif bentuk multiple choice item
yang menghidangkan 10 butir item, dimana untuk setiap item yang dijawab betul diberi skor
1, sedangkan untuk setiap butir item yang dijawab salah diberi skor 0.

Setelah tes berakhir, dilakukan koreksi dan dihitung skornya, diperoleh data hasil tes
sebagaimana tertera pada tabel 1.1 berikut.

TABEL 1.1 penyebaran skor hasil tes yang diikuti oleh 20 orang testee, dengan menyajikan
10 butir item bentuk multiple choice item

9
Skor
total
Testee Skor untuk butir item nomor :
(X ) t

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 3

B 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7

C 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 6

D 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

E 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7

F 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 3

G 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8

H 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9

I 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 5

J 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

K 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 6

L 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 5

M 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 4

N 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7

O 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 8

P 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 5

Q 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9

R 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 6

S 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8

T 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 4

20 = N 10 12 10 14 13 15 12 16 12 16 130
∑Xt∑

10
Dalam rangka uji validitaas item untuk sepuluh butir item tes hasil belajar tersebuut di atas,
maka tabel yang perlu di ubah dan di sempurnakan menjadi tabel analisis yang dapat di
gunakan untuk mencari : M P M t SD t , p dan q

Dimana :

r pbi = koefisen kolerasi point biserial yang melambangkan kekuatan kolerasi antara
variabel I dengan variabel II, yang dalam hal ini dianggap sebagai
koefisien Validitas item.

M P = skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh testee, yang untuk butir item yang
bersangkutan telah di jawab dengan betul.

Mt = skor rata-rata dari skor total.

SD t = deviasi standar dari skor total

P= proporsi teste yang menjawab betul terhadap butir item yang sedang di uji
validitas itemnya.

q= proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir item yang sedang di uji
validitas itemnya

Langkah I : Menyiapkan tabel perhitungan dalam rangka analisis validitas item nomir 1
sampai dengan 10 (lihat tabel 1.2)

Tabel 1.2 Tabel perhitungan dalam rangka analisis validitas item

11
testee Struktur untuk butir item nomor X1 X 12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 3 9

B (1) 0 1 0 1 0 1 1 1 1 (7) 49

C 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 6 36

D (1) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

E (1) 0 1 1 0 1 0 1 1 1 (7) 49

F 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 3 9

G (1) 0 0 1 1 1 1 1 1 1 (8) 64

H (1) 0 1 1 1 1 1 1 1 1 (9) 81

I 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 5 25

J (1) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 (10) 100

K 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 6 36

L 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 5 25

M 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 4 16

N (1) 0 1 1 0 1 0 1 1 1 (7) 49

O (1) 0 0 1 1 1 1 1 1 1 (8) 64

P 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 5 25

Q (1) 0 1 1 1 1 1 1 1 1 (9) 81

R 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 6 36

S 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 (8) 64

T 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 4 16

20= 10=N1 12= 10= 14= 13= 15= 12= 16= 12= 16= 130 934=
N N2 N3 N4 N5 N6 N7 N8 N9 N10 = ∑Xt2
∑Xt

P 0,5 0,6 0,5 0,7 0,65 0,75 0,6 0,8 0,6 0,8

12
q 0,5 0,4 0,5 0,3 0,35 0,25 0,4 0,2 0,4 0,2

Langkah II : mencari mean dari skoe total, yaitu M, dengan menggunakan rumus :

∑ xt
N

Telah di ketahui : ∑ X t = 130 dan N = 20 jadi

130
Mt = =6.5
20

Langkah III : mencari deviasi standar total, yaitu dengan menggunakn rumus :

∑ X 2t 2
∑ X 2t 2
∑ Xt X
SD t =
√ N ( )√

N N ( )
−Σ t
N

Telah di ketahui : ∑ X 2t = 934 ∑ X t = 130 dan N = 20 jadi :

934 130 2=
SDt=
√ 20
− ( )
20
√ 46,7−6 , 5²

= √ 46,7−42,25 = √ 4,45 = 2,11

Lagkah IV : mencari ( menghitung ) M p untuk butir item nomor 1 sampai dengan no 10,
yang untuk meringkas pembicaraan, di tuangkan dalam tabel 5.7.

Langkah V ( menghitung) koefisien korelasi r phi dari item no 1 sampai dengan nomor 10,
dengan menggunakn rumus

M p −M p
r pbi =
SDt
t

√ q

13
TABEL 5.7 Perhitungan perhitungan untuk memperoleh Mp dari butir item nomor 1 sampai
dengan nomor 10.

Testee yang jawabannya betul Mean ( Rata-rata Hitung) dari


skor total yang dijawab dengan
betul (Mr)

7+10+7+ 8+9+10+7+ 8+9+8


1. B-D-E-G-H-J-N-O-Q dan S (N1=10) =
10
8,300
3+6+10+3+ 5+10+6+5+ 4+5+ 6+4
2. A-C-D-F-I-J-K-L-M-P-R-T (N2 = 12) =
12
5,583
6+10+7+ 9+10+6+5+ 7+9+ 4
3. B-D-E-H-J-K-L-N-Q dan T (N3 = 10) =
10
7,300
6+10+7+ 8+9+5+10+ 6+7+8+ 5+9+6+ 8
4. C-D-E-G-H-I-J-K-N-O-P-Q-R-S (N4 = 14)
14
= 7,429
7+6+10+ 8+9+10+6 +5+4 +8+ 9+ 6+8
5. B-C-D-G-H-J-K-L-M-O-Q-R-S (N5 = 13)
13
= 7,385
3+10+7+3+ 8+9+5+10+ 6+7+8+ 5+9+6+ 8
6. A-D-E-F-G-H-I-J-K-N-O-P-Q-R-S (N6 = 15) =
15
6,933
7+10+8+ 9+10+6+5+ 4+ 8+9+8+ 4
7. B-D-G-H-J-K-L-M-O-Q-S-T (N7 =12) =
12
7,333
7+6+10+7 +3+8+ 9+5+10+4 +7+ 8+5+9+6+ 8
8. B-C-D-E-F-G-H-I-J-M-N-O-P-Q-R-S (N 8 = 16)
16
= 7000
7+6+10+7 +8+9+10+ 5+7+8+ 9+8
9. B-C-D-E-G-H-J-L-N-O-Q-S (N9 = 12) =
12
7,833
3+7+6+10+ 7+8+ 9+5+10+7+8+ 5+9+6+ 8+4
10. A-B-C-D-E-G-H-I-J-N-O-P-R-S-T (N 11=16)
16
= 7,000

TABEL 5.8 Perhitungan-perhitungan untuk mengetahui koefisien korelasi rpbi dalam rangka
uji validitas item nomor 1 sampai dengan nomor 10.

14
Nomor MP Mt SDt P q M r −¿ M p interprestasi

1
Item
8,300 6,5 2,11 0,50 0,50
Rpbi =
SDt
t
¿

0,853 (rpbi > rt )
q
Valid
2 5,583 6,5 2,11 0,60 0,40 -0,532 kor. Negatif Invalid
3 7,700 6,5 2,11 0,50 0,50 0,379 (rpbi < rt ) Invalid
4 7,429 6,5 2,11 0,70 0,30 0,673 (rpbi > rt ) Valid
5 7,385 6,5 2,11 0,65 0,35 0,572 (rpbi > rt ) Valid
6 6,933 6,5 2,11 0,75 0,25 0,355 (rpbi < rt ) Invalid
7 7,333 6,5 2,11 0,60 0,40 0,684 (rpbi > rt ) valid
8 7,000 6,5 2,11 0,80 0,20 0,474 (rpbi > rt ) Valid
9 7,833 6,5 2,11 0,60 0,40 0,774 (rpbi > rt ) Valid
10 7,000 6,5 2,11 0,80 0,20 0,474 (rpbi > rt ) valid

Catatan: dalam pemberian interpretasi terhadap rpbl ini digunakan db sebesar (N-nr), yaitu =
20-2=18. Derajat kebebasan sebesar 18 itu lalu dikonsultasikan kepada tabel nilai “r” product
moment, pada taraf signifikansi 5% dan taraf signifikansi1%. Hasilnya adalah sebagai
berikut:

Rtabel atau rt pada taraf signifikansi 5% = 0,444

Rtabel atau rt pada taraf signifikansi 1% = 0,561

Bertitik tolak dari hasil analisis tersebut di atas, ternyata dari sebanyak 10 butir item
yang diuji validitasnya, 7 butir item di antaranya telah dapat dinyatakan sebagai item yang
valid, yaitu item nomor 1,4,5,7,8,9 dan 10. Sedangkan 3 butir item lainnya, yakni butir item
nomor 2,3 dan 6merupakan item yang invalid.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Evaluasi dalam pengajaran sangat diperlukan guna meningkatkan dan memperbaiki
mutu hasil belajar siswa. Dalam kegiatan evaluasi dilakukan sebuah kegiatan validitas untuk
melihat keberhasilan dari evaluasi. Validitas digunakan sebagai alat ukur untuk menentukan
tingkat kevalidan dari objek yang akan yang akan diukur. Penilaian veliditas dapat dilakukan
melalui dua macam yaitu validitas logis dan valeditas empris dengan tolak ukur masing-
masing. Dimana pada validitas logis itu penilaian dilakukan dengan menggunakan penalaran.
Namun pada validitas ini tidak perlu dilakukan jika sesuai dengan teori yang dilaksanakan.
Misalanya sesorang menyusun karya ilmiah dengan teori ataupun langkah langkah yang
sudah ditentukan maka hasil yang akan didapat akan lebih baik daripada tanpa mengikuti
langkah langkah yang telah dibuat. Sementara itu pada validitas empiris berfokus pada
pengalaman yang telah dilakukan dengan begitu lama. Maksudnya bahwa fakta fakta yang
ditemukan di lapangan sesuai dengan instrumen yang ada sehingga mempunyai validitas. Jadi
validitas itu sangat penting dalam melakukan penilaian dalam meningkatkan tujuan
pembelajaran yang telah terencanakan.

3.2 Saran
Pemahaman validitas sangat diperlukan oleh tenaga pendidik untuk mengetahui tingkat
ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah terencanakan. Sehinggga guru dapat mengambil
keputusan lanjutan untuk memperbaiki kekurangan-kurangan sebelumnya

16
Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsini. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi
Aksara

Sudjana, Nana. (2014). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja


Rosdakarya:Bandung

Sudijono, Anas (2015).Pengantar Evaluasi Pendidikan. Rajagrafindo:Jakarta

17

Anda mungkin juga menyukai