Bab I
Bab I
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui sebaran spasial hidrologic response unit (HRU) yang ada di
daerah penelitian.
2. Mengetahui akurasi pemodelan SWAT dalam prediksi laju erosi dan
sedimentasi.
3. Menganalisis tingkat laju erosi dan sedimentasi yang ada di Sub DAS
Keduang.
T = ƒ (i, o, b, r, w)
Dimana T adalah tanah dan masing-masing peubah adalah faktor-faktor
pembentuk tanah. Sebagai produk alami yang heterogen dan dinamik,
maka ciri dan perilaku tanah berbeda dari suatu tempat ke tempat lain,
dan berubah dari waktu ke waktu.
Ilmu tanah memandang tanah dari dua konsep utama, yaitu : (1)
sebagai hasil hancuran bio-fisiko-kimia, dan (2) sebagai habitat tumbuh-
tumbuhan. Konsep pandangan tersebut memberikan dua jalur pendekatan
dalam pengkajian tanah, yaitu pendekatan pedologi di satu jalur dan
pendekatan edafologi di jalur lain. Pedologi mengelaah tanah semata-
mata sebagai suatu benda alami dan yang mempelajari proses-proses dan
reaksi-reaksi bio-fisiko-kimia yang berperan, kandungan dan jenis serta
penyebarannya. Edafologi mempelajari tanah sebagai tempat tumbuh
tumbuhan dan penyedia unsur hara (Arsyad, 1989).
Tekstur tanah menunjukan kasar halusnya tanah. Bagian tanah
yang berukuran lebih dari 2 mm disebut bahan kasar (kerikil sampai
batu). Bahan-bahan tanah yang lebih halus dapat dibedakan menjadi :
Pasir : 2 mm – 50 u
Debu : 50 u – 2 u
Liat :<2u
Tanah-tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang
kecil sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara.Tanah-tanah
yang bertekstur liat mempunyai luas permukaan yang besar sehingga
kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah
bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia dari pada tanah bertekstur
kasar (Hardjowigeno, 1987).
5
c. Erosi
Erosi adalah suatu proses dimana tanah dihancurkan (detached)
dan kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin dan
gravitasi (Hardjowigeno, 1987). Dua penyebab utama terjadinya erosi
adalah erosi karena sebab alamiah dan erosi karena aktivitas manusia.
Erosi alamiah dapat terjadi karena proses pembentukan tanah dan proses
erosi yang terjadi untuk mempertahankan keseimbangan tanah secara
alami. Erosi karena faktor alamiah umumnya masih memberikan media
yang memadai untuk berlangsungnya pertumbuhan kebanyakan tanaman.
Sedangkan erosi karena kegiatan manusia kebanyakan disebabkan oleh
terkelupasnya lapisan tanah bagian atas akibat cara bercocok tanam yang
tidak mengindahkan kaidah-kaidah konservasi tanah atau kegiatan
pembangunan yang bersifat merusak keadaan fisik tanah, antara lain,
pembuatan jalan didaerah dengan kemiringan lereng besar (Asdak,
2001). Proses erosi terdiri dari tiga bagian yang berurutan yaitu
pengelupasan (detachment), pengangkutan (transportation), dan
pengendapan (sedimentation). Beberapa tipe erosi permukaan yang
umum dijumpai di daerah tropis adalah :
Erosi percikan (splash erosion) adalah proses terkelupasnya
partikel-partikel tanah bagian atas oleh tenaga kinetik air hujan bebas
atau sebagai air lolos. Tenaga kinetik tersebut ditentukan oleh dua hal,
massa dan kecepatan jatuh air. Tenaga kinetik bertambah besar dengan
bertambahnya besarnya diameter air hujan dan jarak antara ujung daun
penetes (driptips) dan permukaan tanah (pada proses erosi di bawah
tegakan vegetasi).
Erosi kulit (sheet erosion) adalah erosi yang terjadi ketika lapisan
tipis permukaan tanah di daerah berlereng terkikis oleh kombinasi air
hujan dan air larian (runoff). Tipe erosi ini disebebkan oleh kombinasi air
hujan dan air larian yang mengalir ke tempat yang lebih rendah.
Erosi alur (rill erosion) adalah pengelupasan yang diikuti dengan
pengangkutan partikel-partikel tanah oleh aliran air larian yang
8
d. Sedimentasi
Sedimen adalah hasil proses erosi, baik berupa erosi permukaan,
erosi parit, atau jenis erosi lainnya. Sedimen umumnya mengendap
dibagian bawah kaki bukit, didaerah genangan banjir, di saluran air,
sungai dan waduk. Hasil sedimen (sediment yield) adalah besarnya
sedimen yang berasal dari erosi yang terjadi di daerah tangkapan air yang
diukur pada periode waktu dan tempat tertentu. Hasil sedimen biasanya
diperoleh dari pengukuran sedimen terlarut dalam sungai (suspended
sediment) atau dengan pengukuran langsung didalam waduk.
Sedimen yang sering dijumpai didalam sungai, baik terlarut dan
tidak terlarut, adalah merupakan produk dari pelapukan batuan induk
9
Gambar 1.2 Hubungan Biofisik Daerah Hulu & Hilir DAS (Asdak, 2001)
Emiyati, Hydrologic Response Tesis,2012 1.Mendapatkan pola spasial unit SWAT Daerah Aliran CI Data Sekunder 1.Perubahan penutup lahan
Universitas Unit (HRU) dan Debit respon hidrologi (HRU) di DA CI Rasea 2.Pola spasial unit respon hidrologi
Indonesia Aliran Daerah Aliran Ci Rasea, thn 1997,2003 dan 2008 (HRU)
Rasea 2.Mendapatkan karakteristik debit 3.Simulasi debit aliran
aliran yang dihasilkan dari unit respon
hidrologi (HRU) di DA CI Rasea
dengan menggunakan model SWAT
3.Mendapatkan hasil kalibrasi dan
validasi hasil debit model SWAT
dengan data lapangan
15
I
N
Pertumbuhan P
Iklim
Penduduk U
T
Sifat Biofisik
Vegetasi P
Tanah R
O
S
Konduktivitas Infiltrasi E
Hidrolik Jenuh S
O
U
T
Debit aliran Sedimentasi Erosi P
U
T
b. Bahan
1. Peta Administrasi Kab. Wonogiri
2. Peta Penggunaan Lahan tahun 2014
3. Peta Jenis Tanah
4. Data DEM (Digital Elevation Model)
5. Data Cuaca dan Klimatologi tahun 2001 – 2014
- Data curah hujan harian (mm)
- Data temperatur maksimum dan minimum harian (oC)
- Data kelembaban udara harian (%)
- Data radiasi matahari harian (MJ m-2 hari-1)
- Data kecepatan angin harian (m s-1)
6. Data Debit aktual harian
7. Data Debit Suspensi
c. Tahap Observasi
Pada tahapan ini merupakan tahapan dimana hasil dari pembuatan
HRU (Hidrologic Response Unit) dengan menggunakan program
Arcswat, dilakukan survey untuk pengambilan sampel tanah untuk
mengetahui karakteristik sifat tanah yang nantinya dihasilkan dari uji
laboratorium diantaranya bulk density, tekstur, c-organik, kadar air, dan
permeabilitas. Metode yang digunakan untuk penentuan jumlah dan
lokasi sampel tanah yaitu Purposive Sampling. Sedangkan untuk
pengambilan sampel tanah sendiri menggunakan metode sampel tanah
tak terganggu dengan menggunakan ring sampel dan terganggu. Dari
metode sampling ini, sampel tanah yang diambil yaitu pada tiap
karakteristik HRU dominan yang ada di setiap jenis tanah.
d. Tahap Pengolahan
Untuk memprediksi erosi oleh hujan dan aliran permukaan, model
SWAT menggunakan Modified Universal Soil Loss Equation (MUSLE),
yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari Universal Soil Loss
Equation (USLE) yang dikembangkan oleh Wischmeier dan Smith
21
Dimana, Sed adalah hasil sedimen harian (ton), Qsurf adalah volume
aliran permukaan ( mm ha-1), Qpeak adalah debit puncak aliran permukaan
(m3 S-1), Areahru adalah luas dari HRU (ha), Kusle adalah USLE faktor
erodibilitas tanah, Cusle adalah USLE faktor tutupan lahan, Pusle adalah
USLE faktor pengelolaan, LSusle adalah USLE faktor topografi, dan
CFRG adalah faktor kekasaran fragmen.
dimana, slp adalah kemiringan dari HRU, slp dapat diketahui dengan
persamaan :
slp = tan αhill .........................................(10)
Faktor fragmen coarse (CFRG)
dimana, rock adalah presentase jumlah batuan pada lapisan pertama (%).
Perhitungan akumulasi aliran dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode SCS Curve Number (Bilangan Kurva) sebagai
berikut :
Qsurf = (Rday – ia )2
(Rday – ia +S)2 .........................................(12)
S = 2.44 x ( 100 ) – 10
CN .........................................(13)
dimana, Qsurf adalah volume aliran permukaan dalam m3, A adalah luas
daerah aliran sungai dalam (ha), dan Tp adalah waktu puncak dalam jam.
Tp = D/2 + TL .........................................(16)
dimana, Qobs adalah variable data aktual, Qcal adalah variable simulasi
dan obs adalah variabel data aktual rata-rata.
dimana, Qobs adalah variabel data aktual, obs adalah variabel data akutal
rata-rata, Qcal adalah variabel hasil simulasi dan cal adalah variable hasil
simulasi rata-rata.
27
Tahap Persiapan
1. DEM
2. Jaringan Sungai
3. Outlet
Tahap Observasi & 4. Batas Sub DAS
Pengolahan Data 5. Lereng
HRU
(Respon Unit Hidrologi)
Run SWAT
Tahap Analisis
Output Model
Kalibrasi
No
Model
Yes
Validasi
Keterangan
Model
: Input
: Proses