KASUS
Ny A bersama su
aminya Tn B data
ng ke PMB bidan
Z untuk melakuka
n pemeriksaan A
NC. NyA berusia
24 tahun G2P100
0 usia kehamilan
37 minggu. Ny A
merupakan guru
SD dengan backg
round pendidikan
S1, sedangka Tn B
bekerja sebagai k
aryawan bank sw
asta. Pada riwaya
tkehamilan sebeb
lumnya 1,5 tahun
yang lalu Ny A me
lahirkan anak still
birth dengan bera
t 3,2 kg berjenis k
elamin laki-laki se
cara sectio caesar
ia dengan indikasi
ruptur uteri hal in
i disebabkansaat
proses persalinan
Ny A mengkonsu
msi air rendaman
rumput fatimah y
ang dibawa olehk
eluarganya. Pada
kehamilan kali in
i Ny A berkeingin
an untuk melahir
kan secara VBAC
(vaginal birth aft
er caesarian),
karena menurutn
ya jika belum mel
ahirkan secara no
rmal berarti belu
m menjadi ibu se
utuhnya.Ny A tela
h mengikuti berb
agai macam persi
apan seperti men
gikutikelas prenat
al yoga. Namun k
etika melakukan
pemeriksaan USG
di dokter spesialis
obstetri dangynec
ology, hasil USG
menyatakan sem
uanya normal, na
mun beliau meny
atakan bahwa Ny
Atidak dapat mel
akukan persalina
n normal karena
memiliki riwayat
SC kurang dari du
a tahun,dikhawa
tirkan akan meny
ebabkan ruptur u
teri lagi. Ny A tid
ak bisa menerima
hal tersbut, olehk
arena itu dia men
datangi bidan Z u
ntuk membantun
ya melakukan per
salinan secara VB
AC
(vaginal birth aft
er caesarian)
jika sudah waktu
nya nanti. Bidan Z
menjelaskan bah
wa ibudengan ri
wayat persalina
n SC bukan meru
pakan kewenang
annya dan harus
melakukan persa
linan di rumah sa
kit. Mendengar p
enjelasan tersebu
t Ny A merasa ma
rah dan memaki b
idanZ bahwa dia
tidak kompeten d
i bidangnya dan
tidak mendukung
keinginannya utu
k melakukan pers
alinan secara VBA
C
(vaginal birth aft
er caesarian)
.
PENYELESAIAN KASUS
Kasus diatas men
jadi dilema etik b
agi bidan, diman
a kasus dilema e
tik meupakan sua
tumasalah yang
melibatkan dua a
tau lebih landasa
n moral tetapi tid
ak dapat dilakuka
n keduanya.Men
urut Thomson & T
homson (1981) dil
ema etik merupak
an suatu masalah
yang sulit dimana
tidak ada alterna
tif yang memuas
kan dengan mem
uaskan yang seb
anding. Untuk m
embuatkepuusan
yang etis bidan h
arus bisa berikir s
ecara rasional da
n bukan emosion
al. Bidan dalamm
emberikan asuh
an kebidanan di
harapkan sesuai
dengan etika da
n legal yaitu den
ganmenghargai k
eputusan pasien,
selain itu juga m
emiliki tanggung
jawab untuk me
mberikan pelaya
nan yang terabik
bagi keselamatan
jiwa dan kesehata
n pasien.Ketika ke
putusan pasien b
erlawanan denga
n tujuan penyela
matan jiwa pasien
maka bidanharus
memiliki alterna
tif solusi untuk
megatasi perma
salahan tersebut
dengan tetapme
mperhatikan kons
ekuensinya. Oleh
karea itu diperluk
an strategi dan la
ngkah-langkah un
tummenyelesaika
n kasus dilema e
tik tersebut. Pada
kasus diatas berik
ut adalah langkah
-langkahyang dig
unakan untuk pen
yelesaian kasus1.
Pengkajian