RPBK Rasa PD

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL) / SATUAN LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

Sekolah : SMK N 1 KUBU


Tempat : Ruang BK
Kelas/ Semester : XI / Ganjil
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
Hari/Tanggal :
Topik Permasalahan : Pengertian rasa percaya diri dan manfaatnya
Indikator Yang muncul :
1). Siswa dapat menjelaskan pengertian sikap percaya diri
2). Siswa dapat mengetahui proses pembentukan rasa
percaya diri
3). Siswa dapat mengetahui manfaat sikap percaya diri

Tujuan Layanan : Agar siswa memiliki pemahaman tentang rasa percaya


diri terkait dengan indikator diatas.

Sasaran Layanan : Siswa Kelas XI TB 1/ 8 orang siswa

Materi Layanan :
Pengertian Rasa Percaya Diri.
1. Pengertian rasa percaya diri
Menurut Hakim (2005: 6), ”rasa percaya diri yaitu suatu keyakinan terhadap

segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut

membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam

hidupnya. Jadi, dapat dikatakan bahwa seseorang yang memiliki

kepercayaan diri akan optimis di dalam melakukan semua aktivitasnya, dan

mempunyai tujuan yang realistik, artinya individu tersebut akan membuat

tujuan hidup yang mampu untuk dilakukan, sehingga apa yang direncanakan

akan dilakukan dengan keyakinan akan berhasil atau akan mencapai tujuan

yang telah ditetapkannya.


Rasa percaya diri juga merupakan keyakinan pada diri sendiri baik itu

tingkah laku, emosi, dan kerohanian yang memiliki kemampuan untuk

menghadapi tantangan, berani dan tegas untuk menyampaikan gagasan

,kukuh dalam menentukan pilihan dan selalu menjadi diri sendiri bersumber

dari hati nurani untuk mampu melakukan segala sesuatu untuk memenuhi

kebutuhan hidup agar hidup lebih bermakna.

2. Proses pembentukan sikap percaya diri


Menurut Thursan Hakim (2002:6) secara garis besar, terbentuknya rasa

percaya diri terjadi melalui proses, yaitu: (a) Terbentuknya kepribadian yang

baik sesuai dengan proses perkembangan yang melahirkan kelebihan-

kelebihan tertentu, (b) Pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan

yang dimilikinya dan melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala

sesuatu dengan pemanfaatan kelebihan-kelebihannya, (c) Pemahaman dan

reaksi positif seseorang terhadap kelemahan-kelemahan yang dimiliki agar

tidak timbul rasa rendah diri atau rasa sulit menyesuaikan diri,

(d)Pengalaman dalam menjalani berbagai aspek kehidupan dengan

menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya.

3. Manfaat sikap percaya diri


Insyirahman (2005:1) menyimpulkan bahwa manfaat yang bisa

diperoleh apabila mempunyai rasa percaya diri tinggi, yaitu: (a) Diri

menilai bahwa kualitas pribadi muncul dari dalam, (b) Kuat dalam

berargumen dan selalu ingin menang, (c) Mental bersaing sangat tinggi, (d)

Tidak mudah menyerah, (e) Selalu ingin punya alternatif dalam

menyelesaikan setiap masalah.

4. Metode/ Srtategi : Konseling Kelompok


5. Kegiatan Pelaksanaan Pelayanan
1. Penilaian Kegiatan pembuka
 Berdoa bersama
 Mengabsen Siswa
 Menjelaskan proses konseling kelompok
 Mengucapkan janji/sumpah
 Menumbuhkan sikap saling percaya antar anggota kelompok

2. Kegiatan Inti
 Mendengarkan permasalahn yang disampaikan oleh setiap
anggota kelompok yang berkaitan tentang percaya diri
 Mendiagnosa secara umum permasalahan kelompok
 Memberikan penguatan pada setiap tanggapan positif dan tingkah
laku positif agar timbul kepercayaan diri. Ini dilakukan agar
setiap tanggapan dan tingkah laku positip terbentuk dan
menghapus tingkah laku/kebiasaan negative yang dapat
mempengruhi rasa percaya dirinya.
3. Penutup
 Feedback memberikan umpan balik untuk meningkatkan proses
konseling kelompok
 Meriview dan menetapkan hasil konseling kelompok yang nantinya
dapat digunakan untuk meningkatkan rasa percaya diri.
 Menyampaikan salam penutup.
6. Penilaian :
 Segera : memperhatikan kesungguhan dan keaktifan siswa
dalam mengikuti kegiatan konseling kelompok melalui pengamatan
langsung.
 Jangka Pendek : sejauh mana siswa menunjukkan perubahan tingkah
laku sesuai indikator rasa percaya diri ( menggunakan kuesioner rasa
percaya diri)
 Jangka Panjang : Kuesioner Rasa percaya diri
7. Rencana Tindak Lanjut : Layanan Pemeliharaan / pengembangan

Mengetahui dan Menyetujui Kubu, Juli 2019


Kepala SMK N 1 Kubu Guru Bimbingan Konseling

I Nyoman Suarsana, S.Pd I Gede Jingga Mas Darsika K.,S.Pd


NIP. 19700427200312 1 002 NIP. -
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL) / SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Sekolah : SMK N 1 KUBU


Tempat : Ruang BK
Kelas/ Semester : XI / Ganjil
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
Hari Tanggal : 2019
Topik Permasalahan : Teknik Meningkatkan rasa percaya diri dan cara
memupuk rasa percaya diri
Indikator Yang muncul :
1). Siswa dapat mengetahui teknik-teknik meningkatkan
rasa percaya diri
2). Siswa dapat mengetahui cara- cara memupuk rasa
percaya diri

Tujuan Layanan : Agar siswa memiliki pemahaman tentang teknik-teknik


meningkatkan rasa percaya diri dan mengetahui cara
memupuk rasa percaya diri terkait dengan indikator.

Sasaran Layanan : Siswa Kelas XI TB 1/ 8 orang siswa


Materi Layanan :
Teknik-teknik meningkatkan rasa percaya diri
Suatu kepuasan yang dapat dirasakan bagi si pemilik sikap percaya diri dapat

diperolehnya tentu secara bertahap, diawali dengan kebiasaan-kebiasaan baik

yang selalu dijalankannya setiap hatinya untuk dapat memupuk sikap percaya diri

yang nantinya akan berkembang menjadi pribadi yang matang. Dan pada

umumnya usia sekolah 16-17 tahun adalah usia sebagai remaja belum matang,

namun tetap dituntut adanya sikap percaya diri sebagai awal pembentukan pribadi

yang matang dan untuk kesuksesan di masa yang akan datang.


Dari keempat faktor yang dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri

maka seseorang tetap selalu dituntutkan kesadarannya bahwa rasa percaya diri,

diperlukan sebagai kebutuhan mutlak setiap mengambil sebuah keputusan. Harry

Ingham dan Joseph Luff dalam ”Johari Window” nya mengatakan bahwa manusia

memiliki empat daerah pengenalan diri: (1) daerah terbuka (2) daerah buta,(3)

daerah tertutup, (4) daerah gelap. Pengenalan diri lebih baik bila: daerah terbuka

dan daerah tertutup ini dapat lebih terkenal dengan cara intropeksi ,daerah buta

dan daerah gelap juga bisa diperkecil dengan cara-cara umpan balik atau dengan

menggunakan pemeriksaan psikologi (tes)

Dalam upaya menumbuhkan kepercayaan diri dan harga diri, tidak cukup

dengan petunjuk dan bimbingan, tetapi sebaiknya juga dengan langkah-langkah

nyata. Adapun teknik-teknik untuk meningkatkan sikap percaya diri antara lain:

Umpan balik, membantu perkembangan pribadi seseorang demi kebaikannya

dan merupakan unsur terpenting didalam mendidik untuk usaha pengembangn

diri , maka kita diharapkan untuk secara serius dan konsisten berupaya

mengembangkan kebiasaan yang perlu diperbaiki, pada dasarnya manusia

mampu mengembangkan suatu kebiasaan baru, karena setiap sikap dan tingkah

laku yang ditampilkan merupakan hasil belajar sejak masih kanak-kanak.

Perubahan sikap, pengetahuan kita mengenali diri sendiri diperoleh melalui

intropeksi, umpan balik mampu pemeriksaan psikologi (tes), membawa kita untuk

bersikap, mengambil keputusan: apakah kita mau mengembangkan diri dengan

menggunakan kemampuan dan kreatifitas yang kita miliki, atau untuk lebih

bersikap pasrah dan menerima saja keadaan kita sekarang tanpa upaya perbaikan .

Pengembangan diri, dapat diperoleh bagi seseorang yang betul-betul mau

dengan segala kemampuan dan kreatifitasnya untuk tampil sebagai sosok yang
penuh bersikap percaya diri. Dan hal ini memang tidak mudah, sekalipun kita

telah memiliki motivasi yang kuat, maka perlu upaya secara terus-menerus

hingga menjadikan sebuah kebiasaan baik tentunya kebiasaan baik ini akan

selalu berdampingan dengan rasa percaya diri.

Perubahan sikap, pengetahuan seseorang mengenai diri sendiri diperoleh

melalui intropeksi, umpan balik, maupun pemeriksaan psikotes, membawa

seseorang untuk bersikap, mengambil keputusan, apakah seseorang tersebut mau

mengembangkan dirinya dengan menggunakan kemampuan dan kreativitas yang

dimiliki atau untuk lebih bersikap pasrah dan menerima saja keadaan sekarang

seseorang tersebut tanpa upaya perbaikan.

Cara Memupuk Rasa Percaya Diri Untuk menumbuhkan rasa percaya diri

yang proposional maka individu harus memulainya dari dalam diri sendiri.

Berikut cara memupuk rasa percaya diri:

a) Evaluasi Diri Secara Obyektif

Belajar menilai diri secara obyektif dan jujur. Susunlah daftar

“kekayaan” pribadi, seperti prestasi yang pernah diraih, sifat-sifat positif,

potensi diri baik yang sudah diaktualisasikan maupun yang belum,

keahlian yang dimiliki, serta kesempatan atau pun sarana yang

mendukung kemajuan diri. Sadari semua aset-aset berharga anda dan

temukan aset yang belum dikembangkan. Pelajari kendala yang selama

ini menghalangi perkembangan diri anda, seperti : pola berpikirnya yang

keliru, niat dan motivasi yang lemah, kurang disiplin diri, kurangnya

ketekunan dan kesabaran, tergantung pada bantuan orang lain, atau pun

sebab-sebab eksternal lain.


b) Beri Penghargaan Yang Jujur Terhadap Diri

Sadari dan hargailah sekecil apapun keberhasilan dan potensi yang

anda miliki. Ingatlah bahwa semua itu didapat melalui proses belajar,

berevolusi dan transformasi diri sejak dahulu hingga kini.

Mengabaikan/meremehkan satu saja prestasi yang pernah diraih, berarti

mengabaikan atau menghilangkan satu jejak yang membantu anda

menemukan jalan yang tepat menuju masa depan. Ketidakmampuan

menghargai diri sendiri, mendorong munculnya keinginan yang tidak

realistik dan berlebihan, contoh: ingin cepat kaya, ingin cantik, populer,

mendapat jabatan penting dengan segala cara. Jika ditelaah lebih lanjut

semua itu sebenarnya bersumber dari rasa rendah diri yang kronis,

penolakan terhadap diri sendiri, ketidakmampuan menghargai diri sendiri

sehingga berusaha mati-matian menutupi keaslian diri.

c) Positif Thinking

Cobalah memerangi setiap asumsi, prasangka atau persepsi negatif

yang muncul dalam benak anda. Anda bisa katakana pada diri sendiri,

bahwa nobody’s perfect and it’s okay if I made a mistake. Jangan biarkan

pikiran negatif berlarut-larut karena tanpa sadar pikiran itu akan terus

berakar, bercabang dan berdaun. Semakin besar dan menyebar, makin

sulit dikendalikan dan dipotong. Jangan biarkan pikiran negatif

menguasai pikiran dan perasaan anda. Hati-hatilah agar masa depan anda

tidak rusak karena keputusan keliru yang dihasilkan oleh pikiran keliru.

Jika pikiran itu muncul, cobalah menuliskannya untuk kemudian di

review kembali secara logis dan rasional.

d) Berani Mengambil Resiko


Berdasarkan pemahaman diri yang obyektif, anda bisa memprediksi

resiko setiap tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, anda tidak

perlu menghadapi setiap resiko, melainkan lebih menggunakan strategi-

strategi untuk menghindari, mencegah atau pun mengatasi resikonya.

Contohnya, anda tidak perlu menyenangkan orang lain untuk

menghindari resiko ditolak. Jika anda ingin mengembangkan diri sendiri

(bukan diri seperti yang diharapkan orang lain), pasti ada resiko dan

tantangannya. Namun, lebih buruk berdiam diri dan tidak berbuat apa-

apa dari pada maju bertumbuh dengan mengambil resiko.

Metode / Strategi :Konseling Kelompok


Kegiatan Pelaksanaan Pelayanan
1. Penilaian Kegiatan pembuka
 Berdoa bersama
 Mengabsen Siswa
 Menjelaskan proses konseling kelompok
 Mengucapkan janji/sumpah
 Menumbuhkan sikap saling percaya antar anggota kelompok

2. Kegiatan Inti
 Mendengarkan permasalahn yang disampaikan oleh setiap
anggota kelompok yang berkaitan tentang percaya diri
 Mendiagnosa secara umum permasalahan kelompok
 Memberikan penguatan pada setiap tanggapan positif dan tingkah
laku positif agar timbul kepercayaan diri. Ini dilakukan agar
setiap tanggapan dan tingkah laku positip terbentuk dan
menghapus tingkah laku/kebiasaan negative yang dapat
mempengruhi rasa percaya dirinya.
Penutup
 Feedback memberikan umpan balik untuk meningkatkan proses
konseling kelompok
 Meriview dan menetapkan hasil konseling kelompok yang nantinya
dapat digunakan untuk meningkatkan rasa percaya diri.
 Menyampaikan salam penutup.

Penilaian :
a. Segera : memperhatikan kesungguhan dan keaktifan siswa
dalam mengikuti kegiatan konseling kelompok melalui pengamatan
langsung.
b. Jangka Pendek : sejauh mana siswa menunjukkan perubahan tingkah
laku sesuai indikator rasa percaya diri ( menggunakan kuesioner rasa
percaya diri)
c. Jangka Panjang : Kuesioner Rasa percaya diri
Rencana Tindak Lanjut : Layanan Pemeliharaan / pengembangan

Mengetahui dan Menyetujui Kubu, Juli 2019


Kepala SMK N 1 Kubu Guru Bimbingan Konseling

I Nyoman Suarsana, S.Pd I Gede Jingga Mas Darsika K.,S.Pd


NIP. 19700427200312 1 002 NIP. -
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL) / SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Sekolah : SMK N 1 KUBU


Kelas/ Semester : XI / Ganjil
Alokasi Waktu : 1 x 45 men
Topik Permasalahan : Teknik Meningkatkan rasa percaya diri dan cara
memupuk rasa percaya diri
Indikator Yang muncul :
1). Siswa dapat mengetahui teknik-teknik meningkatkan
rasa percaya diri
2). Siswa dapat mengetahui cara- cara memupuk rasa
percaya diri

Tujuan Layanan : Agar siswa memiliki pemahaman tentang teknik-teknik


meningkatkan rasa percaya diri dan mengetahui cara
memupuk rasa percaya diri terkait dengan indikator.

Sasaran Layanan : Siswa Kelas XI


Materi Layanan :
Teknik-teknik meningkatkan rasa percaya diri
Suatu kepuasan yang dapat dirasakan bagi si pemilik sikap percaya diri dapat

diperolehnya tentu secara bertahap, diawali dengan kebiasaan-kebiasaan baik

yang selalu dijalankannya setiap hatinya untuk dapat memupuk sikap percaya diri

yang nantinya akan berkembang menjadi pribadi yang matang. Dan pada

umumnya usia sekolah 16-17 tahun adalah usia sebagai remaja belum matang,

namun tetap dituntut adanya sikap percaya diri sebagai awal pembentukan pribadi

yang matang dan untuk kesuksesan di masa yang akan datang.

Dari keempat faktor yang dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri

maka seseorang tetap selalu dituntutkan kesadarannya bahwa rasa percaya diri,
diperlukan sebagai kebutuhan mutlak setiap mengambil sebuah keputusan. Harry

Ingham dan Joseph Luff dalam ”Johari Window” nya mengatakan bahwa manusia

memiliki empat daerah pengenalan diri: (1) daerah terbuka (2) daerah buta,(3)

daerah tertutup, (4) daerah gelap. Pengenalan diri lebih baik bila: daerah terbuka

dan daerah tertutup ini dapat lebih terkenal dengan cara intropeksi ,daerah buta

dan daerah gelap juga bisa diperkecil dengan cara-cara umpan balik atau dengan

menggunakan pemeriksaan psikologi (tes)

Dalam upaya menumbuhkan kepercayaan diri dan harga diri, tidak cukup

dengan petunjuk dan bimbingan, tetapi sebaiknya juga dengan langkah-langkah

nyata. Adapun teknik-teknik untuk meningkatkan sikap percaya diri antara lain:

Umpan balik, membantu perkembangan pribadi seseorang demi kebaikannya

dan merupakan unsur terpenting didalam mendidik untuk usaha pengembangn

diri , maka kita diharapkan untuk secara serius dan konsisten berupaya

mengembangkan kebiasaan yang perlu diperbaiki, pada dasarnya manusia

mampu mengembangkan suatu kebiasaan baru, karena setiap sikap dan tingkah

laku yang ditampilkan merupakan hasil belajar sejak masih kanak-kanak.

Perubahan sikap, pengetahuan kita mengenali diri sendiri diperoleh melalui

intropeksi, umpan balik mampu pemeriksaan psikologi (tes), membawa kita untuk

bersikap, mengambil keputusan: apakah kita mau mengembangkan diri dengan

menggunakan kemampuan dan kreatifitas yang kita miliki, atau untuk lebih

bersikap pasrah dan menerima saja keadaan kita sekarang tanpa upaya perbaikan .

Pengembangan diri, dapat diperoleh bagi seseorang yang betul-betul mau

dengan segala kemampuan dan kreatifitasnya untuk tampil sebagai sosok yang

penuh bersikap percaya diri. Dan hal ini memang tidak mudah, sekalipun kita

telah memiliki motivasi yang kuat, maka perlu upaya secara terus-menerus
hingga menjadikan sebuah kebiasaan baik tentunya kebiasaan baik ini akan

selalu berdampingan dengan rasa percaya diri.

Perubahan sikap, pengetahuan seseorang mengenai diri sendiri diperoleh

melalui intropeksi, umpan balik, maupun pemeriksaan psikotes, membawa

seseorang untuk bersikap, mengambil keputusan, apakah seseorang tersebut mau

mengembangkan dirinya dengan menggunakan kemampuan dan kreativitas yang

dimiliki atau untuk lebih bersikap pasrah dan menerima saja keadaan sekarang

seseorang tersebut tanpa upaya perbaikan.

Cara Memupuk Rasa Percaya Diri Untuk menumbuhkan rasa percaya diri

yang proposional maka individu harus memulainya dari dalam diri sendiri.

Berikut cara memupuk rasa percaya diri:

e) Evaluasi Diri Secara Obyektif

Belajar menilai diri secara obyektif dan jujur. Susunlah daftar

“kekayaan” pribadi, seperti prestasi yang pernah diraih, sifat-sifat positif,

potensi diri baik yang sudah diaktualisasikan maupun yang belum,

keahlian yang dimiliki, serta kesempatan atau pun sarana yang

mendukung kemajuan diri. Sadari semua aset-aset berharga anda dan

temukan aset yang belum dikembangkan. Pelajari kendala yang selama

ini menghalangi perkembangan diri anda, seperti : pola berpikirnya yang

keliru, niat dan motivasi yang lemah, kurang disiplin diri, kurangnya

ketekunan dan kesabaran, tergantung pada bantuan orang lain, atau pun

sebab-sebab eksternal lain.


f) Beri Penghargaan Yang Jujur Terhadap Diri

Sadari dan hargailah sekecil apapun keberhasilan dan potensi yang

anda miliki. Ingatlah bahwa semua itu didapat melalui proses belajar,

berevolusi dan transformasi diri sejak dahulu hingga kini.

Mengabaikan/meremehkan satu saja prestasi yang pernah diraih, berarti

mengabaikan atau menghilangkan satu jejak yang membantu anda

menemukan jalan yang tepat menuju masa depan. Ketidakmampuan

menghargai diri sendiri, mendorong munculnya keinginan yang tidak

realistik dan berlebihan, contoh: ingin cepat kaya, ingin cantik, populer,

mendapat jabatan penting dengan segala cara. Jika ditelaah lebih lanjut

semua itu sebenarnya bersumber dari rasa rendah diri yang kronis,

penolakan terhadap diri sendiri, ketidakmampuan menghargai diri sendiri

sehingga berusaha mati-matian menutupi keaslian diri.

g) Positif Thinking

Cobalah memerangi setiap asumsi, prasangka atau persepsi negatif

yang muncul dalam benak anda. Anda bisa katakana pada diri sendiri,

bahwa nobody’s perfect and it’s okay if I made a mistake. Jangan biarkan

pikiran negatif berlarut-larut karena tanpa sadar pikiran itu akan terus

berakar, bercabang dan berdaun. Semakin besar dan menyebar, makin

sulit dikendalikan dan dipotong. Jangan biarkan pikiran negatif

menguasai pikiran dan perasaan anda. Hati-hatilah agar masa depan anda

tidak rusak karena keputusan keliru yang dihasilkan oleh pikiran keliru.

Jika pikiran itu muncul, cobalah menuliskannya untuk kemudian di

review kembali secara logis dan rasional.


h) Berani Mengambil Resiko

Berdasarkan pemahaman diri yang obyektif, anda bisa memprediksi

resiko setiap tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, anda tidak

perlu menghadapi setiap resiko, melainkan lebih menggunakan strategi-

strategi untuk menghindari, mencegah atau pun mengatasi resikonya.

Contohnya, anda tidak perlu menyenangkan orang lain untuk

menghindari resiko ditolak. Jika anda ingin mengembangkan diri sendiri

(bukan diri seperti yang diharapkan orang lain), pasti ada resiko dan

tantangannya. Namun, lebih buruk berdiam diri dan tidak berbuat apa-

apa dari pada maju bertumbuh dengan mengambil resiko.

Metode / Strategi :Konseling Kelompok


Kegiatan Pelaksanaan Pelayanan
2. Penilaian Kegiatan pembuka
 Berdoa bersama
 Mengabsen Siswa
 Menjelaskan proses konseling kelompok
 Mengucapkan janji/sumpah
 Menumbuhkan sikap saling percaya antar anggota kelompok

2. Kegiatan Inti
 Mendengarkan permasalahn yang disampaikan oleh setiap
anggota kelompok yang berkaitan tentang percaya diri
 Mendiagnosa secara umum permasalahan kelompok
 Memberikan penguatan pada setiap tanggapan positif dan tingkah
laku positif agar timbul kepercayaan diri. Ini dilakukan agar
setiap tanggapan dan tingkah laku positip terbentuk dan
menghapus tingkah laku/kebiasaan negative yang dapat
mempengruhi rasa percaya dirinya.
Penutup
 Feedback memberikan umpan balik untuk meningkatkan proses
konseling kelompok
 Meriview dan menetapkan hasil konseling kelompok yang nantinya
dapat digunakan untuk meningkatkan rasa percaya diri.
 Menyampaikan salam penutup.

Penilaian :
d. Segera : memperhatikan kesungguhan dan keaktifan siswa
dalam mengikuti kegiatan konseling kelompok melalui pengamatan
langsung.
e. Jangka Pendek : sejauh mana siswa menunjukkan perubahan tingkah
laku sesuai indikator rasa percaya diri ( menggunakan kuesioner rasa
percaya diri)
f. Jangka Panjang : Kuesioner Rasa percaya diri
Rencana Tindak Lanjut : Layanan Pemeliharaan / pengembangan

Mengetahui dan Menyetujui Kubu, Juli 2019


Kepala SMK N 1 Kubu Guru Bimbingan Konseling

I Nyoman Suarsana, S.Pd I Gede Jingga Mas Darsika K.,S.Pd


NIP. 19700427200312 1 002 NIP. -

Anda mungkin juga menyukai