Anda di halaman 1dari 85

ESTIMASSI HARGA DAN ROYALTI BATUB

BARA
IZIN
N USAHA PERTAMBANGAN KOTA A
SAWAHLUNTO PROVINSI
SUMATERA BARAT

SKRIPSI

Oleh:

DEFRIAN AULIA

PR
RODI TEKNIK PERTAMBANGAN
YA
AYASAN MUHAMMAD YAMIN
SEKOL
LAH TINGGI TEKNOLOGI INDUS
STRI
(STTIND) PADANG
2018
ESTIMASSI HARGA DAN ROYALTI BATUB
BARA
IZIN
N USAHA PERTAMBANGAN KOTA A
SAWAHLUNTO PROVINSI
SUMATERA BARAT

SKRIPSI

Untukk memenuhi sebagian persyaratan memperoleeh


Gelar Sarjana Teknik Pertambangan

Oleh:

DEFRIAN AULIA
NPM:1310024427024

PR
RODI TEKNIK PERTAMBANGAN
YA
AYASAN MUHAMMAD YAMIN
SEKOL
LAH TINGGI TEKNOLOGI INDUS
STRI
(STTIND) PADANG
2018
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul : Estimasi Harga dan Royalti Batubara Izin Usaha


Pertambangan Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera
Barat
Nama : Defrian Aulia
NPM : 1310024427024
Program Studi : Teknik Pertambangan

Padang, November 2018


Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II

Jevie C Eka Putra, MT Riam Marlina A, ST, MT


NIDK 8892970018 NUP 9910676467

Ketua Prodi Ketua STTIND Padang


Teknik Pertambangangan

Dr. Murad MS, MT Riko Ervil, MT


NIP 196311071989031001 NIDN 1014057501
ESTIMASI HARGA DAN ROYALTI BATUBARA
IZIN USAHA PERTAMBANGAN KOTA
SAWAHLUNTO PROVINSI
SUMATERA BARAT

Nama : Defrian Aulia


Npm : 1310024427024
Pembimbing I : Jevie Carter Eka Putra, MT
Pembimbing II : Riam Marlina A, ST, MT

ABSTRAK
Di Indonesia penggunaan batubara hampir 70% digunakan untuk
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), pertambangan batubara di Provinsi
Sumatera Barat khususnya Kota Sawahlunto menyuplai batubara ke PLTU
Ombilin, dari 11 izin usaha pertambangan di Kota Sawahlunto 8 IUP diantaranya
menyuplai batubara ke PLTU Ombilin, dari situasi lapangan ditentukan masalah
ketika IUP harus menjual batubara ke PLTU dengan harga di bawah HBA
sedangkan IUP harus membayar royalti dengan dasar perhitungan harga sesuai
HBA.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung harga batubara IUP Kota
Sawahlunto dengan ketetapan HBA yang telah di tetapkan kementerian ESDM
serta menghitung royalti yang harus dibayarkan perusahaan kepada Negara.
Metode yang digunakan untuk mengestimasi harga batubara IUP Kota
Sawahlunto adalah harga batubara acuan yang di tetapkan kementerian ESDM
nomor 1320 K/32/MEM/2018 dengan patokan 101,86 US$/ton sedangkan
menghitung royalti berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 55 Tahun 2005
dengan acuan tambang dalam 6% dari harga jual dan tambang terbuka 7% dari
harga jual.
Hasil dari estimasi harga dan royalti batubara IUP Kota Sawahlunto sebagai
salah satu contoh CV. Putri Surya Pratama dengan harga jual ke PLTU 55,714
US$/ton hasil Estimasi harga batubara CV. Putri Surya Pratama adalah
101,675US$/ton dengan kerugian 45,961 US$/ton dan royalti yang harus di bayar
177.323 US$/ton. Perhitungan HBA diolah dengan program visual basic

Kata Kunci:, kontrak , HBA, visualbasic, royalti


ESTIMATION OF COAL PRICES AND ROYALTIES
CITY MINING BUSINESS LICENSE
SAWAHLUNTO PROVINCE
WEST SUMATRA

Name : DefrianAulia
Student ID : 1310024427024
Advisor I : Jevie Carter Eka Putra, MT
Advisor II : RiamMarlina A, ST, MT

ABSTRACT

In Indonesia, coal use of almost 70% is used for Steam Power Plants
(PLTU), coal mining in West Sumatra Province, especially Sawahlunto City
supplies coal to the Ombilin PLTU, of the 11 mining permits in Sawahlunto 8
IUPs supply coal to Ombilin PLTU, from the field situation is determined by the
problem when the IUP must sell coal to the PLTU at a price below the HBA while
the IUP must pay royalties on the basis of the calculation of prices according to
the HBA
The purpose of this study is to calculate the coal price of Sawahlunto City
IUP with the stipulation of the HBA that has been set by the Ministry of Energy
and Mineral Resources as well as calculating the royalties that must be paid by
the company to the State
The method used to estimate the coal price of the Sawahlunto City IUP is
the reference coal price set by the ESDM ministry number 1320 K / 32 / MEM /
2018 with a benchmark of 101.86 US $ / ton while calculating royalties based on
Government Regulation number 55 of 2005 with mining reference in 6% of the
selling price and the mine opens 7% of the selling price.
The results of the estimated price and coal royalties of the City of
Sawahlunto IUP as one example of CV. Putri Surya Pratama with selling price to
PLTU 55,714 US $ / ton as a result of the estimated coal price of CV. Putri Surya
Pratama is 101,675US $ / ton with a loss of 45,961 US $ / ton and royalties to be
paid 177,323 US $ / ton. Calculation of HBA is processed with visual basic
programs

Keywords:, contract, HBA, visualbasic, royalty


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

hidayahnya, sehingga penyusunan Skripsi dengan judul “Estimasi Harga dan

Royalti Batubara Izin Usaha Pertambangan Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera

Barat” ini dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

mendapat gelar Sarjana Teknik pada program studi teknik pertambangan, Sekolah

Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang. Dalam penyelesaian Skripsi ini

penulis telah dimotivasi dan dibantu oleh berbagai pihak, oleh karena itu dalam

kesempatan ini, penulis dengan tulus hati mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Teristimewa untuk keluarga saya, ibu saya tercinta Ir. Zuelfa, ayah saya

Andi Pribowo, kedua saudara/i saya yang selalu memberikan dukungan,

terutama dukungan moril dan menjadi inspirasi dalam hidup saya.

2. Bapak H Riko Ervil, MT selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang.

3. Bapak Dr. Murad MS, MT. selaku Ketua Prodi Teknik Pertambangan

Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.

4. Bapak Jevie C Eka Putra, ST, MT selaku dosen pembimbing I dalam

penyelesaian laporan ini.

5. Ibuk Riam Marlina, ST, MT selaku dosen pembimbing II dalam

penyelesaian laporan ini.

6. Seluruh dosen dan karyawan/karyawati Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang.

i
7. Teman-teman Mahasiswa/mahasiswi Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang, khususnya Mahasiswa/Mahasiswi dari jurusan Prodi

Pertambangan angkatan 2013.

Dalam penulisan Skripsi ini penulis menyadari masih terdapat banyak

kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat

membangun dari semua pihak. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan

semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Padang, Juli 2018

Defrian Aulia

ii
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................ iii

DAFTAR TABEL ................................................................................... vi

DARTAR LAMPIRAN........................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

1.1.Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2.Identifikasi masalah .............................................................. 3

1.3.Batasan Masalah ................................................................... 3

1.4.Rumusan masalah ................................................................. 3

1.5.Tujuan Penelitian .................................................................. 4

1.6.Manfaat Penelitian ................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................ 5

2.1. Landasan Teori..................................................................... 5

2.1.1.Batubara ...................................................................... 6

1.Proses pembentukan Batubara................................. 7

2.Komposisi batubara ................................................. 10

3.Teori pembentukan batubara ................................... 10

4.Materi pembentukan batubara ................................. 12

5.Rank batubara .......................................................... 13

6.Analisis Kualitas batubara ....................................... 15

iii
2.1.2. Harga Acuan Batubara ............................................... 19

2.1.3. Royalti Batubara ........................................................ 20

2.2. Kerangka Konseptual ........................................................... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................. 24

3.1. Jenis Penelitian..................................................................... 24

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 24

3.2.1.Tempat penelitian ....................................................... 24

3.2.2.Letak Administrasi dan Kesampaian Derah ............... 24

3.2.3.Watu Penelitian . ......................................................... 24

3.3. Variabel Penelitian ............................................................... 24

3.4. Objek penelitian ................................................................... 25

3.5. Data dan Sumber Data ......................................................... 25

3.5.1.Data ............................................................................. 25

3.5.2.Sumber Data ............................................................... 26

3.6. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 26

3.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ................................. 27

3.7.1.Teknik Pengolahan Data ............................................. 27

3.7.2.Analisis Data ............................................................... 27

3.8. Kerangka Metodologi .......................................................... 28

BAB IV PENGOLAHAN DATA ......................................................... 29


4.1. Pengumpulan Data ............................................................. 29

4.2. Pengolahan Data ............................................................... 32

iv
BAB V ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA .......................... 38

5.1 Hasil Estimasi Harga Batubara ........................................... 38

5.2 Perhitungan Royalti Batubara ............................................ 39

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................... 41

6.1. Kesimpulan ........................................................................ 41

6.2. Saran .................................................................................. 42

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Izin Usaha Pertambangan yang mensuplai batubara

ke PLT .................................................................................... 2

Tabel 2.1 Harga Batubara Acuan Balan Maret 2018 .............................. 20

Tabel 2.2 Tarif Acuan Royalti ................................................................ 22

Tabel 4.1. Data Kualitas Batubara Izin Usaha Pertambangan

Kota Sawahluinto ................................................................... 30

Tabel 4.2. Kualitas Batubara Sesuai Kontrak Ke Pembangkit Listrik .... 31

Tabel 4.3. Produksi Batubara Kota Sawahlunto ..................................... 32

Tabel 4.4. Hasil Estimasi Harga Batubara Kota Sawahlunto.................. 33

Tabel 4.5. Kontrak Penjualan Batubara ke PLTU................................... 33

Tabel 4.6. Hasil Perhitungan Royalti Batubara....................................... 34

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan Harga Batubara Acuan

Lampiran 2 Perhitungan Harga Batubara Acuan dengan Visual Basic

Lampiran 3 Perhitungann Royalti Batubara

Lampiran 4 Bahasa Program Visual Basic

Lampiran 5 Kuesioner

Lampiran 6 Ketetapan Harga Batubara Acuan Bulan Maret 2018

Lampiran 7 Tarif Royalti

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dari total produksi batubara Indonesia sekitar 25% digunakan untuk

kepentingan dalam negeri, sedangkan 75% diekspor keluar negeri. Hampir 70%

produksi batubara Indonesia untuk dalam negeri dimanfaatkan oleh Perusahaan

Listrik Negara (PLN) sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Sekitar 10%

dimanfaatkan untuk industri semen. Sisanya digunakan untuk bahan bakar industri

atau metalurgi. Pada tahun 2012, Indonesia menjadi eksportir terbesar batubara

dunia dan menjadi produsen kedua terbesar batubara di dunia. (World Coal

Institute, 2013).

Menurut Kementerian Energi Sumber Daya Mineral jumlah sumber daya

(resources) batubara Indonesia mencapai 126,6 milyar ton dan cadangan

(reserves) sebesar 32,3 milyar ton. Potensi sumber daya dan cadangan tersebut

tersebar di 22 propinsi. Data tersebut memperlihatkan Provinsi Sumatera Barat

memiliki sumber daya 795,5 juta ton atau sebesar 0,6% dari sumber daya nasional

dan cadangan 158,43 juta ton atau sebesar 0,5% dari cadangan nasional.

(Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia, 2016).

Dari 11 izin usaha pertambangan operasi produksi di Kota Sawahlunto,

hanya 8 IUP mensuply batubara kepada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Ombilin seperti terlihat pada tabel 1.1 di bawah ini.

1
2

Tabel 1.1
Izin Usaha Pertambangan yang Mensuply Batubara ke PLTU Ombilin

No Nama Perusahaan JenisPenambangan

CV. Putri Surya Pratama Natural Tambang Bawah Tanah


1
PT. Dasrat Sarana Arang Sejati Tambang Terbuka
2
PT. Allied Indo Coal Jaya (AICJ) Tambang Bawah Tanah
3
CV. Air Mata Emas Tambang Bawah Tanah
4
CV. Tahiti Coal Tambang Bawah Tanah
5
PT. Miyor Pratama Coal Tambang Bawah Tanah
6
PT. Cahaya Bumi Perdana Tambang Terbuka
7
PT. Bukit Asam UPO Tambang Terbuka
8

Harga jual batubara ke PLTU dilakukan sesuai dengan kontrak yang telah

di tanda tangani, hal ini menjadikan masalah ketika terjadi kenaikan harga

batubara ataupun penurunan harga batubara dari harga batubara sesuai kontrak.

Sementara harga batubara ditentukan berdasarkan harga batubara acuan

yang dikeluarkan oleh kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM).

Dari data lapangan, harga batubara acuan pada bulan maret adalah 101,86

US$/ton, sementara harga batubara kontrak dengan PLTU adalah sekitar 55,714

US$/ton. Hal ini berdampak terhadap keuntungan yang didapat perusahaan,

karena perusahaan yang melakukan penjualan ke PLTU tidak bisa menikmati

harga yang tinggi atau keuntungan yang besar. Selain itu dampak kontrak ini

adalah perusahaan harus membayar royalti yang besar juga karena perusahaan

menjual sesuai harga batubara acuan, sementara penjualan harus sesuai kontrak

artinya perusahaan membayar royalti besar tetapi keuntungan sedikit, dari


3

masalah di atas penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Estimasi

Harga dan Royalti Batubara Izin Usaha Pertambangan Kota Sawahlunto Provinsi

Sumatera Barat”

1.2 Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah pada penelitian ini:

1. Harga batubara ditetapkan berdasarkan Harga Batubara Acuan (HBA) yang

dikeluarkan oleh Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM).

2. Harga jual batubara ke PLTU berdasarkan kontrak penjualan batubara

dengan PLTU yang harga lebih murah dari HBA.

3. Keuntungan yang sedikit akibat dari pembayaran royalti yang perhitungan

menggunakan HBA.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Kualitas dan harga batubara untuk penjualan ke Pembangkit Listrik

Tenaga Uap (PLTU) Ombilin sesuai dengan kontrak kerja sama penjualan.

2. Kualitas batubara untuk penjualan free on truck sesuai dengan kondisi

lapangan.

3. Harga batubara free on truck sesuai dengan harga yang dikeluarkan oleh

kementrian ESDM.

4. Hanya melakukan perhitungan harga jual dan royalti.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:


4

1. Berapakah harga jual batubara yang sesuai dengan objek penelitian kepada

PLTU Ombilin dan sesuai peraturan menteri ESDM?

2. Berapa total royalti yang harus dibayarkan oleh objek penelitian?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Menghitung harga jual batubara objek penelitian kepada PLTU Ombilin

dan HBA dari kementrian ESDM.

2. Menghitung royalti yang harus dibayarkan objek penelitian.

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah kegiatan penelitian ini dilakukan diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Dapat menjadi bahan pertimbangan untuk semua IUP batubara di Kota

Sawahlunto yang menjual batubaranya ke PLTU Ombilin agar dapat

mengetahui harga jual batubara sesuai harga acuan untuk kedepannya.

2. Bagi Penulis

Penulis dapat menerapkan ilmu yang didapatkan dibangku perkuliahan

sehingga dapat diaplikasikan dalam bentuk nyata sehingga penulis

mengetahui cara menentukan proyeksi harga batubara tidak hanya di kota

Sawahlunto namun juga di kota lain.

3. Bagi STTIND Padang

Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menghitung harga jual batubara

bagi mahasiswa yang ingin melakukan tugas akhir.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Secara umum pengertian harga adalah satuan nilai yang diberikan pada

suatu komiditi sebagai informasi dari produsen atau pemilik komoditi. Sebagai

salah satu negara pengekspor batubara terbesar dunia menjadikan Indonesia

sebagai referensi harga batubara dunia. Fluktuasi harga batubara membuat

penentuan harga batubara dalam kontrak jual beli menjadi semakin tidak mudah.

Solusi untuk masalah ini adalah dengan menggunakan Indonesian Coal Price

Reference (ICPR; HBA). Penetapan Harga Batubara Acuan (HBA) telah diatur

dalam Peraturan Direktur Jendral Mineral dan Batura No. 515.K/32/DJB/2011.

HBA sangat terpengaruh dengan kondisi ekonomi makro, karena menjadi

komoditas perdagangan internasional.

Indonesia Coal Reference atau Harga Batubara Acuan (HBA) di

formulasikan dengan mengacu pada 4 indeks harga batubara yang umum

digunakan dalam perdagangan batubara internasional yaitu Indonesian Coal

Index, New Castle Export Index dan New Castle Global Coal Index. Nilai HBA

menjadi acuan harga batubara pada kesetaraan nilai kalor batubara 6322 kkal/kg

Gross As Received (GAR), kandungan air (total moisture) 8%, kandungan sulphur

0,8% as received (ar), dan kandungan abu (ash) 15% ar.

5
6

2.1.1 Batubara

Batubara adalah substansi heterogen yang dapat terbakar dan bentuk dari

banyak komponen yang mempunyai sifat yang saling berbeda. Batubara dapat di

definisikan sebagai batuan sedimen yang terbentuk dari dekomposisi tumpukan

tanaman selama kira-kira 300 juta tahun. Dekomposisi tanaman ini terjadi karena

proses biologi dengan mikroba dimana banyak oksigen dalam selulosa di ubah

menjadi karbondioksida (CO2) dan air (H2O). Perubahan yang terjadi pada

kandungan bahan tersebut disebabkan oleh adanya tekanan, pemanasan yang

kemudian membentuk lapisan tebal sebagai akibat pengaruh panas bumi dalam

jangka waktu berjuta-juta tahun, sehingga lapisan tersebut akhirnya memadat dan

mengeras. (Mutasim, 2010).

Batubara berasal dari tumbuhan yang telah mati dan tertimbun dalam

cekungan yang berisi air dalam waktu yang cukup lama, mencapai jutaan tahun.

Inilah yang membedakan batubara dengan minyak bumi, karena minyak bumi

berasal dari sumber hewani. Dalam proses pembentukan batubara, banyak faktor

yang mempengaruhi. Sebagai contoh, besarnya temperatur dan tekanan terhadap

tumbuhan mati akan memengaruhi kondisi lapisan batubara yang terbentuk,

termasuk pengayaan kandungan karbon di dalam batubara. Timbunan material ini

kemudian mengalami proses penggambutan dan pembatubaraan sehingga menjadi

batubara. Batubara secara geologi termasuk golongan batuan sedimen

organoklastik. Lingkungan pembentukan batubara sendiri harus merupakan

cekungan anaerob, yaitu tidak ada oksigen yang terlibat dalam prosesnya.
7

Menurut Undang-undang No. 4 Tahun 2009 tentang mineral dan batubara,

batubara merupakan endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara

ilmiah dari sisa tumbuh-tumbuhan dan bisa terbakar. Sejalan dengan pendapat

Sukandarrumidi tahun 1995 batubara adalah batuan sedimen (padatan) yang dapat

terbakar, berasal dari tumbuhan, serta berwarna coklat sampai hitam, yang sejak

pengendapannya terkena proses fisika dan kimia yang menjadikan kandungan

karbonnya kaya.

Batubara bisa di bakar untuk membangkitkan uap atau di karbonisasikan

untuk membuat bahan bakar cair atau dihidrogenasikan untuk membuat gas

metana. Gas sintesis atau bahan bakar berupa gas bisa di produksi sebagai produk

utama dengan jalan gasifikasi batubara menggunakan oksigen dan uap atau udara

dan uap.

1. Proses Pembentukan Batubara

Pembentukan batubara bisa dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap

penggambutan (peatification) dan tahap pembatubaraan (coalification).

1). Tahapan penggambutan (Peatification)

Tahap biokimia (penggembutan) adalah tahap ketika sisa-sisa tumbuhan

yang terakumulasi tersimpan dalam kondisi bebas oksigen (anaerob) di daerah

rawa dengan sistem penirisan (drainage system) yang buruk dan selalu tergenang

air beberapa ini dari dari permukaan air rawa. Material tumbuhan yang busuk

tersebut melepaskan unsur H, N, O, dan C dalam bentuk senyawa CO2, H20 dan

NH3 untuk menjadi humus. Selanjutnya oleh bakteri anaerob dan fungsi, material

tumbuhan itu diubah menjadi gambut (Stach, 1982, Opcit Susilawati 1992).
8

Tahapan ini berawal dari tumbuhan yang tua lama kelamaan mati dan

menumpuk serta tertimbun di daerah rawa. Timbunan ini makin lama makin tebal,

dan seiring laju pertambahan timbunan tumbuhan, terdapat pula laju penurunan

dasar rawa. Hal ini menyebabkan terakumulasinya timbunan tumbuhan mati yang

kemudian diuraikan oleh bakteri. Bagian-bagian tumbuhan ini terurai dalam

kondisi anaerob menjadi karbon dioksida, air, dan asam humin. Proses ini

dinamakan humifikasi, dengan gambut sebagai hasil akhir (Sukandarrumidi,

1995).

2). Tahapan pembatubaraan (Coalification)

Tahap pembatubaraan (coalification) merupakan proses diagenesis

terhadap komponen organik dari gambut yang menimbulkan peningkatan

temperatur dan tekanan sebagai gabungan proses biokimia, kimia fisika yang

terjadi karena pengaruh pembebanan sedimen yang menutupinya dalam kurun

waktu geologi. Pada tahap tersebut, persentasi karbon akan meningkat, sedangkan

persentasi hidrogen dan oksigen akan berkurang sehingga menghasilkan batubara

dalam berbagai tingkat maturitas material organiknya (Fischer, 1927, opcit, dalam

Susilawati 1992).

Tahap ini merupakan diagenesis atau pengubahan pada gambut akibat

adanya pengaruh tekanan dan peningkatan temperatur sebagai hasil gabungan

proses biokimia, fisik, serta kimia yang disebabkan pembebanan sedimen dalam

kurun waktu lama. Pada tahap ini terjadi peningkatan kandungan karbon dan

penurunan kandungan oksigen serta air. Gambut akan berubah menjadi lignit atau

sering disebut dengan brown coal. Dengan adanya peningkatan temperatur dan
9

tekanan terus-menerus, lignit selanjutya akan berubah menjadi sub-bituminus.

Batubara akan terus mengalami perubahan fisika dan kimia sehingga memiliki

warna yang lebih hitam dan bertambah keras menjadi bituminus, lalu bisa

meningkat lagi menjadi batubara antrasit yang memiliki kandungan karbon

tertinggi.

Kedalaman lapisan batubara bisa menimbulkan efek tekanan. Makin dalam

lapisan tersebut berarti mendapat tekanan dari lapisan tanah di atasnya

(overburden). Makin lama terpendam, batubara itu akan mendapatkan tekanan dan

temperatur tinggi yang makin lama. Efeknya, batubara akan menjadi makin

matang seiring semakin lamanya pemendaman. Selain itu, tekanan juga bisa

diakibatkan oleh aktivitas tektonik berupa shear atau gaya geser. Dalam proses

intrusi, tekanan juga memiliki andil, selain temperatur yang mematangkan

batubara yang diterobos.

Pada dasarnya terdapat dua jenis material yang membentuk batubara, yaitu:

a. Combustible Material, yaitu bahan atau material yang dapat dibakar/dioksidasi

oleh oksigen. Material tersebut umumnya terdiri dari karbon padat (fixed

carbon), senyawa hidrokarbon, total sulfur, senyawa hidrogen, dan beberapa

senyawa lainnya dalam jumlah kecil.

b. Non Combustible Material, yaitu bahan atau material yang dapat

dibakar/dioksidasi oleh oksigen. Material tersebut umumnya terdiri dari

senyawa anorganik (SiO2, Al2O3, Fe2O3,TiO2, Mn3O4, CaO, MgO, Na2O, K2O

dan senyawa logam lainnya dalam jumlah kecil) yang akan membentuk abu
10

dalam batubara. Kandungan non combustible material ini umumnya tidak

diingini karena akan mengurangi nilai bakarnya.

2. Komposisi Batubara

Secara umum, batubara terdiri dari unsur karbon (C), oksigen (O), dan

hydrogen (H). Selain itu, pada batubara juga ditentukan unsur belerang (S),

nitrogen (N), dan beberapa unsur logam pengotor yang terjebak saat pembentukan

batubara. Secara kimia, batubara terdiri dari bahan penyusun batubara dan non-

bahan batubara.

Di batubara dikenal istilah air atau moisture. Secara fisik, air yang

terikat bisa dihilangkan dengan pemanasan. Sebagian moisture berupa komponen

zat mineral yang tidak terikat pada batubara. Berdasarkan pembentuknya,

moisture bisa dibagi menjadi inherent moisture dan surface moisture. Inherent

moisture berasal dari pori batubara yang terisi air secara alami, sedangkan surface

moisture merupakan kandungan air yang berada dalam permukaan batubara saat

ditambang dan diproses. Dalam analisis terhadap batubara, ada beberapa jenis

moisture yang ditentukan berdasarkan standar yang disusun secara umum, seperti

American Society For Testing and Materials (ATSM) dan International For

Standardization (ISO).

3. Teori Pembentukan Batubara

Pada tahap ini teori pembentukan batubara ada 2 teori yaitu in-situ dan

teori drift.
11

1). Teori In- situ

Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal dari hutan

dimana batubara tersebut. Batubara yang terbentuk biasanya terjadi di hutan basah

dan berawa, sehingga pohon-pohon di hutan tersebut pada saat mati dan roboh,

langsung tenggelam kedalam rawa dan sisa tumbuhan tersebut tidak mengalami

pembusukan secara sempurna dan akhirnya menjadi fosil tumbuhan yang

membentuk sedimen organik.

2). Teori Drift

Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal dari hutan

yang bukan di tempat dimna batubara tersebut. Batubara yang terbentuk biasanya

terjadi di delta mempunyai cirri-ciri lapisannya yaitu tipis, tidak menerus

(splitting) banyak lapisannya (multiple seam), banyak pengotor (kandungan abu

cenderung tinggi).

Pada proses pembentukan batubara, dengan bantuan faktor fisika dan

kimia alam, selulosa (C49H7O44) yang berasal dan tanaman akan mengalami

perubahan menjadi Lignit (C70H5O25), Subbituminus (C75H5O20), Bituminus

(C80H5O15) atau Antrasit (C94H3O3). Untuk proses pembatubaraan fase lanjut

dengan waktu yang cukup lama atau dengan bantuan pemanasan, maka unsur

senyawa karbon padat yang terbentuk akan bertambah sehingga grade batubara

akan menjadi lebih tinggi. Pada fase ini unsur hidrogen yang terikat pada molekul

air yang terbentuk akan menjadi semakin sedikit. Bukti bahwa batubara berasal

dari sisa tumbuhan diperkuat dengan ditemukannya cetakan tumbuhan di dalam

lapisan batubara. Dalam penyusunannya batubara diperkaya dengan berbagai


12

macam polimer organik yang berasal dari antara lain karbohidrat, lignin, dan lain-

lain. Namun komposisi dari polimer-polimer ini bervariasi bergantung pada

spesies dari tumbuhan penyusunnya.

4. Materi Pembentukan Batubara

Hampir seluruh pembentuk batubara berasal dari tumbuhan pembentuk

batubara dan umumnya menurut Diesel (1981) adalah sebagaai berikut:

1). Alga dari zaman pre-kambiun hingga ordovisium dan bersel tunggal. Sangat

sedikit endapan batubara dari periode ini.

2). Silofita, dari Zaman silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga,

sedikit endapan batubara pada endapan ini.

3). Ptetidofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk

batubara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tumbuhaan tanpa

bunga dan biji, berkembang baik dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.

4). Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur

Tengah. Tumbuhan heteroseksual, bijih terbungkus dlam buah, semisal pinus,

mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti

gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batubara permian

seperti di Australia, India dan Afrika.

5. Angiospermae, dari zaman kapur atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern,

buah yang menutupi bijih, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah

dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan

(Badawi, 2012).
13

5. Rank Batubara

Batubara dapat digolongkan menjdi 5 jenis berdasarkan tingkat proses

pembentuknya, yakni gambut, lignit, sub-bituminus dan antrasit.

1). Gambut

Terjadi pada tahapan permulaan pembentukan batubara. Gambut terdapat

banyak di berbagai tempat (Negara) di dunia, diantaranya terutama terdapat di

Indonesia, Irlandia, Kanada, Finlandia, Rusia.

2). Lignit

Dihasilkan dari tahapan proses pertama gambut yang terkubur. Warnanya

coklat tua, berserak-serakan dan terdiri dari material tumbuhan yang telah mati

membusuk. Sejumlah besar endapan brown coal terdapat di Australia, Afrika

Selatan, German, Polandia, USSR, USA, dan Indononesia. Lignit kadang-kadang

disebut brown coal, namun sebagian para peneliti mempertimbangkan bahwa

brown coal dan lignit berbeda sejarah pembentukannya.

Batubara lignit adalah batubara yang sangat lunak yang mengandung air

35-75% dari beratnya. Lignit berasal dari kata lignam dari bahasa latin, yang

artinya kayu, dinamakan kayu karena warnanya yang coklat. Batubara ini

memiliki nilai kalori yang rendah yang menghasilkan gross batubara sekitar 1.500

sampai 4.500 kkal/kg (adb). Batubara memiliki sifat-sifat yaitu:

a. Warna hitam, sangat rapuh

b. Nilai kalor rendah

c. Kandungan air sedikit

d. Kandungan abu sangat banyak


14

e. Kandungan sulfur banyak

Batubara lignit sering disebut sebagai batubara kelas rendah (low rank

coal) dan juga dikenal sebagai brown coal.

3). Sub-bituminus

Suatu peralihan perubahan dari lignit ke bituminous. Warnanya mulai

hitam tetapi belum begitu keras. Porositas lebih baik dari pada lignit, namun tidak

sekompak bituminous.

4). Bituminus

Warnanya hitam dan keras, karenanya disebut hard coal, dapat berupa

steam coal dan coking coal. Tubuh batubara ini berpenampilan hitam dengan pita-

pita mengkilat seperti keramik. Bituminus mudah retak sepanjang bidang

cleavage-nya.

5). Antrasit

Batubara ini terjadi pada tahap akhir dalam proses pembatubaraan

(coalification). Ini sangat keras, tidak memperlihatkan pita-pita, dapat pecah

menjadi blok-blok kecil yang mengkilat. Antrasit terdapat dalam jumlah yang

terbatas di beberapa negara.

Proses pembatubaraan dikenal dengan dampaknya pada pergerakan rank

batubara (Anggayana, 2005). Rank batubara sendiri dapat didefinisikan sebagai

derajat metamorphosis geokimia yang dicapai batubara selama periode

pembentukannya. Perubahan rank terjadi akibat adanya pematangan paksa oleh

intrusi yang berdampak pada variasi perlapisan batubara di tempat yang di intrusi.

Sebagai contoh pada intrusi vertikal (dyke), batubara yang dekat dengan terobosan
15

dyke akan memiliki tingkat kematangan paling tinggi, dikenal sebagai antrasit.

Pada posisi paling jauh dari intrusi, batubara bisa hanya terdiri dari lignit atau

kondisi batubara awal.

Pada umumnya rank batubara terdiri dari lignit dengan rank terendah

hingga antrasit untuk rank tertinggi, berdasarkan nilai kalori (heating value)

berkisar kurang dari 7.000 Btu/lb pada lignit hingga lebih dari 15.000 Btu/lb pada

batubara low-valatile bituminous dan antrasit. Artinya, untuk memperoleh nilai

kalori yang setara dengan batubara low-volatile bituminus pada jumlah yang sama

membakar dua kali lebih banyak lignit dari jumlah tersebut. Rank batubara tidak

selamanya bervariasi dalam suatu cekungan batubara. Perubahan rank bisa

mengakibatkan perubahan dari beberapa parameter analisis, seperti volatile

matter, fixed carbon, caloric value, dan vitrinit reflectance.

6. Analisis Kualitas Batubara

Kualitas batubara dapat dinyatakan dengan parameter yang ditujukan pada

saat memberikan perlakuan panas terhadap batubara, cara ini bisa disebut analisa

proksimat dan analisa ultimat.

1). Analisis Proksimat

Analisis proksimat batubara bertujuan untuk menentukan kadar moisture

(air dalam batubara) kadar moisture ini mencangkup pula nilai free moisture serta

total moisture, ash (debu), volatile matters (zat terbang), dan fixed carbon (karbon

tertambat) Moisture ialah kandungan air yang terdapat dalam batubara sedangkan

abu (ash) merupakan kandungan residu non- combustible yang umumnya terdiri
16

dari senyawa-senyawa silika dioksida (Sio2), kalsium dioksida (CaO), karbonat

dan mineral-minel lainnya.

Volatile matters adalah kandungan batubara yang terbebaskan pada

temperatur tinggi tanpa keadaan oksigen (misalnya CxHy, H2, Sox dan

sebagainya). Fixed carbon ialah kadar karbon tetap yang terdapat dalam batubara

setelah volatile matters dipisahkan dari batubara. Kadar fixed carbon ini berada

dengan kadar karbon (C) hasil analisis ultimat karena karbon berikatan

membentuk senyawa hidrokarbon volatile.

a. Lengas (moisture)
1). Lengas permukaan (free moisture) merupakan lengas yang berada pada

permukaan batubara akibat pengaruh dari luar seperti cuaca, iklim,

penyemprotan di stockpile pada saat penimbangan atau pada saat transportasi

batubara.

2). Lengas tertambat (inheren moisture) merupakan nilai menunjukkan persentasi

jumlah lengas yang terkait secara kimiawi batubara.

3). Lengas total (total moisture) merupakan banyaknya air yang terkandung dalam

batubara sesuai dengan kondisi diterima, baik yang terikat secara kimiawi

maupun akibat pengaruh kondisi luar seperti iklim, ukuran butiran, maupun

proses penambangan.

b. Zat Terbang ( Volatile Matter)

Zat terbang (volatile matter) merupakan nilai yang menunjukkan

persentasi jumlah zat-zat terbang yang terkandung di dalam batubara, seperti H2,

CO metana dan uap-uap yang mengembun seperti gas CO2 dan H2O. Volatile
17

matter sangat erat kaitannya dengan rank batubara, makin tinggi kandungan

volatile matter makin rendah kelasnya. Dalam pembakaran batubara dengan

volatile matter tinggi akan mempercepat pembakaran karbon fixed carbon (karbon

padat), sebaliknya bila volatile matter rendah mempersulit proses pembakaran.

Volatile matter merupakan salah satu parameter yang sangat penting dalam

klasifikasi batubara.

c. Abu (Ash)

Abu di dalam batubara atau bisa disebut mineral matter, terjadi di dalam

batubara dapat sebagai inherent mineral matter atau extraneus mineral matter.

Inherent mineral matter ini tidak dapat dihilangkan atau dicuci dari batubara.

Extraneus mineral matter berasal dari tanah penutup atau lapisan-lapisan yang

terdapat diantara lapisan batubara. Mineral matter ini tidak dapat dikurangi pada

saat pencucian batubara.

Kandungan abu adalah zat organik yang dihasilkan setelah batubara

dibakar, kandungan abu dapat dihasilkan dari pengotoran bawaan dalam proses

terbentuknya batubara maupun pengotoran yang berasal dari proses penambangan.

Kandungan abu terutama sodium oksida (Na2O) sangat berpengaruh terhadap titik

leleh abu dan dapat menimbulkan pengotoran atau kerak pada peralatan

pembakaran batubara.

d. Karbon Tetap (fixed Carbon)

Karbon tetap merupakan karbon yang tertinggal sesudah pendeterminasian

zat terbang. Dengan adanya pengeluaran zat terbang dan kandungan air, maka

karbon tertambat secara otomatis akan naik sehingga makin tinggi kandungan
18

karbonnya, kelas batubara semakin baik. Karbon tetap menggambarkan

penguraian sisa komponen organik batubara dan mengandung sebagian kecil

unsur kimia nitrogen, belerang, hidrogen dan oksigen atau terikat secara kimiawi.

Pada dasarnya karbon padat inilah yang dapat terbakar dan menghasilkan panas.

Semakin tinggi kandungan karbon padat maka semakin besar energi yang

dihasilkan. Perbandingan antara karbon padat dengan zat terbang disebut fuel

ratio. Berdasarkan fuel ratio tersebut dapat ditentukan derajat batubara.

e. Nilai Kalor

Nilai kalor batubara adalah panas yang dihasilkan oleh pembakaran

batubara. Terdapat 2 macam nilai kalor yaiu:

a). Nilai kalor bersih (net calorfic value) yang merupakan nikali kalor

pembakaran dimana semua air (H2O) dihitung dalam keadaan wujud

gas.

b). Nilai kalor kotor (groos calorific value) yang merupakan nilai kalor

pembakaran dimana semua air (H2O) dihitung dalam keaadan wujud

cair.

2). Analisa Utimat (Analisa Elementer)

Analisa elementer dilakukan untuk menentukan kadar karbon (C),

hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N) dan sulfur (S) dalam batubara. Seiring

dengan perkembangan teknologi, analisis ultimat batubara sekarang sudah dapat

dilakukan dengan cepat dan mudah. Analisa ultimat ini sepenuhnya dilakukan

oleh alat yang sudah terhubung dengan computer. Prosedur analisa ini cukup
19

ringkas, cukup dengan memasukkan sampel batubara ke dalam alat dan hasil

analisis akan muncul kemudian pada layar komputer.

2.1.2 Harga Acuan Batubara

Menentukan harga batubara di Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri

Energi dan Sumber daya Mineral Republik Indonesia nomor 1320

K/32/MEM/2018 tentang harga acuan batubara yang dikeluarkan setiap bulannya.

Untuk menghitung harga batubara di gunakan formula sebagai berikut:

Menghitung HBA Batubara Price Marker dengan formula:

HBA Price Marker (i) = (HBA *K(i)* A(i) – (B (i) + U(i)) ................................ (2.1)
(Sumber: Kepmen 1320/32/MEM/2018)

Keterangan:

HBA Price Marker = HBA dari 8 Batubara price marker

K (i) = Nilai Kalor Batubara (i) /6322 ......................................................... (2.2)

FKA(i) = {[(100 – 8) / (100 – Kandungan Air Batubara(i) )]* Kandungan Air

Batubara(i) } +(100 – 8)) / 100 ......................................................... (2.3)

A (i) = (100- Kandungan Air Batubara (i) ) / (100-8) ................................... (2.4)

B (i) = (Kandungan Belerang Batubara (i) – 0,8) * 3 .................................... (2.5)

U (i) = (Kandungan Abu Batubara (i) – 15) * 0,3 ......................................... (2.6)

(i) = price marker 1 -8

Untuk Harga Batubara Acuan (HBA) Bulan Maret 2018 dapat dilihat pada tabel

2.1
20

Tabel 2.1
Harga Batubara Acuan Bulan Maret 2018
Komoditas Satuan Nilai Keterangan
Batubara USD/ton 101,86 HBA adalah harga yang diperoleh
dari rata-rata indeks Indonesia Coal
Index (ICI), Newcstle Expord Index
(NEX), Globalcoal Newcastle Index
(GCNC), dan Platt’s 5900 pada bulan
sebelumnya, dengan kualitas yang di
setarakan pada kalori 6322 kcal/kg
GAR, total moisture 8%, total
sulphur 0,8% dan ash 15%

Sumber: Keputusan Menteri ESDM Nomor 1320 K/32/MEM/2018

2.1.3 Royalti Batubara

Pengertian iuran Eksplorasi dan Eksploitasi (royalti) menurut PP No. 55

Tahun 2005 (Tentang Dana Perimbangan) adalah iuran produksi pemegang kuasa

usaha pertambangan atas hasil dari kesepakatan kegiatan eksplorasi/eksploitasi,

sedangkan pengertian lain dari iuran Eksplorasi dan iuran Eksploitasi (royalti)

menurut Direktorat Jenderal Mineral Batubara dan Panas Bumi (DJMBP) adalah

pungutan yang merupakan hak negara atas bahan tambang yang di ambil dari

perut bumi. Secara filosofis pembayaran royalti menandakan adanya perpindahan

kepemilikan bahan tambang dari pemerintah ke perusahaan.

Secara umum royalti adalah pembayaran untuk penggunaan atas hak,

seperti hak paten, lisensi, merek dagang/pola/model, cara pengerjaan, hak cipta,

hak pengusahaan dan lain-lain. Dalam pengusahaan pertambangan royalti

merupakan bentuk pembayaran kepada pemerintah atas upaya-upaya yang

dilakukan untuk mengusahakan sumber daya mineral sebagai kompensasi

pemberian hak pengusahaan untuk menambang.


21

Selanjutnya dengan membayar royalti sehingga dapat memperoleh hak

pengusahaan, maka perusahaan dapat melakukan kegiatan produksi. Hasil

produksi kegiatan usaha pertambangan yang berupa komoditi mineral berbeda

dengan produk industri lain, karena komoditi mineral tersebut bukan menjadi

milik perusahaan tetapi merupakan komponen produksi suatu komoditi yang akan

dihasilkan dari sumber daya mineral, dan apabila dijual pemerintah mempunyai

hak untuk mendapat bagian sesuai dengan besaran dari pemilikan terhadap

sumber daya mineral tersebut.

Dengan demikian, pelepasan hak kepemilikan terhadap sumber daya

mineral yang telah diproses menjadi komoditi mineral adalah setelah komoditi

diserahterimakan kepada pembeli dengan menetapkan harga berdasarkan suatu

sistem yang ditentukan seperti sistem Free On Board (FOB). Pelepasan hak

kepemilikan ini sejalan dengan ketentuan yang mensyaratkan bahwa pelepasan

hak harus untuk tujuan kemakmuran atau untuk kepentingan ekonomi rakyat

banyak.

Besaran Iuran Eksplorasi/Iuran Eksploitasi (royalti) untuk pemegang IUP

berdasarkan PP No. 9 tahun 2012:

Formula untuk menghitung royalti batubara adalah sebagai berikut:

Royalti = Penjualan x Tarif x harga jual .......................................................... (2.7)

(Sumber: PP No. 9 Tahun 2012)

Untuk melihat tarif royalti pada tambang terbuka dan tambang bawah tanah Kota

Sawahlunto dapat di lihat pada tabel 2.2


22

Tabel 2.2
Tarif Acuan Royalti
Jenis izin Satuan Tarif

Penerimaan dari iuran;


produksi/royalti
1. Batubara (open pit) dengan
tingkat kalori (Kkal/kg. airdried
basis); 3 % dari harga jual
a) ≥ 5.100 Perton 5 % dari harga jual
b) > 5.100-6.100 7% dari harga jual
c) > 6.100

2. Batubara( Under Ground)


dengan tinggkat kalori
(Kkal/kg,airdried basis) :
2 % dari harga jual
a) ≥ 5.100
4 % dari harga jual
b) > 5.100-6.100 Perton
6 % dari harga jual
c) > 6.100

3. Gambut Perton 3 % dari harga jual

4. Emas Perkilogram 3,75 dari harga jual

Sumber: Peraturan Pemerintah No 55Tahun 2005

2.2 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep

satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka

konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar

tentang suatu objek yang akan dibahas.


23

Input Proses Output

Data terdiri dari : Analisa Data: Hasil Penelitian:


1. Harga batubara
1. Data Primer : 1. Harga batubara estimasi
HBA dan HBA
Kuesioner Penelitian 2. Royalti batubara kota
sesuai kontrak:
-Kualitas batubara a). Harga batubara sawahlunto
kontrak
-Produksi batubara
b). Harga jual
batubara HBA
2. Data Sekunder :
2. Harga jual batubara
sesuai harga ESDM,
- Kontrak izin usaha
HBA Price Marker=
pertambangan ke (HBA*K(i)*A(i)) –
(B (i) + U(i))
PLTU
- Data Izin Usaha 3. Royalti = Bahan
Galian yang dijual
Pertambangan yang
(berat) x tariff x
menjual batubara ke Harga Jual.
PLTU,
- harga batubara acuan
bulan maret
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, deskriptif adalah metode

dalam meneliti status kelompok manusia, suatu, objek, suatu set kondisi suatu

sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Ciri metode

deskriptif penelitian ini untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian,

sehingga metode ini berkendak mengadakan akumulasi data dasar belaka.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian


3.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada daerah Sikalang dan Parambahan Kota

Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat

3.2.2. Letak Administrasi dan Kesampaian Daerah

Kegiatan penambangan dilakukan di wilayah Izin Usaha Pertambangan

(IUP) yang berada di daerah kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat. Daerah

kota Sawahlunto dapat ditempuh lewat perjalanan darat dari kota Padang

menggunakan roda empat atau roda dua dengan waktu tempuh ± 3 setengah jam.

3.2.3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Bulan Februari-Maret 2018.

3.3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang

diteliti yang mempunyai variasi satu dan yang lain dalam kelompok tersebut.

24
25

1). Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi penyebab atau

mempengaruhi, meliputi faktor-faktor yang diukur atau dipilih oleh

peneliti, tujuannya agar dapat menentukan hubungan antara fenomena

yang diobservasi atau diamati. Vriabel bebas pada penelitian ini adalah

Harga Batubara Acuan (HBA).

2). Variabel terikat

Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diamati dan diukur dalam

rangka menentukan pengaruh variabel bebas, di dalamnya itu termasuk

faktor yang muncul, atau tidak muncul, atau berubah sesuai dengan yang

diperkenalkan oleh peneliti. Variabel terikat pada penelitian ini adalah

harga batubara kontrak ke PLTU Ombilin.

3.4. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Izin Usaha Pertambangan (IUP) batubara

yang melakukan penjualan batubara kepada Pembangkit Listrik Tenaga Uap

(PLTU) Ombilin Kota Sawahlunto.

3.5. Data dan Sumber Data

3.5.1. Data

Data dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder,

1. Data primer:

Data primer adalah data yang di peroleh penulis langsung dari lapangan

berupa kuesioner penelitian yang terdiri dari:

1) Kualitas batubara
26

2) Produksi batubara

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan dari literatur

a. Data IUP yang melakukan penjualan ke PLTU Ombilin

b. Kontrak penjualan batubara dengan PLTU.

c. Royalti batubara

3.5.2. Sumber Data

Sumber data yang didapatkan berasal dari kuisioner yang diberikan ke

masing-masing Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang melakukan penjualan

batubara ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ombilin di kota Sawahlunto.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan

wawancara dengan pihak perusahaan yang ada di Kota Sawahlunto serta

dilakkukan perhitungan sesuai dengan tujuan penelitian pada laporan ini,

selanjutnya data-data yang di kumpulkan diantaranya yaitu:

1). Data Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang menjual batubara ke

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ombilin.

2). Data kualitas batubara izin usaha pertambangan yang menjual batubara

ke PLTU Ombilin diperoleh dengan cara memberikan kuisioner kepada

semua IUP yang menjual batubara ke PLTU Ombilin.

3). Data kualitas batubara sesuai dengan kontrak di peroleh dengan cara

meminta data kontrak penjualan batubara kepada IUP yang menjual

batubara ke PLTU.
27

4). Data produksi batubara didapatkan dari kuisioner.

5). Studi Pustaka, yaitu mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan

membaca literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas

dalam penelitian sehingga dapat di gunakan sebagai landasan dalam

pemecahan masalah

3.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1. Teknik Pengolahan Data

Pada teknik pengolahan data ini dilakukan beberapa tahapan pada proses

perhitungan sesuai dengan tujuan penelitian, diantaranya yaitu:

1). Harga jual batubara

Harga jual batubara disesusaikan dengan harga batubara acuan (HBA)

Bulan Maret 2018 dengan menggunakan rumus persamaan 2.1 pada

tinjauan pustaka.

2). Royalti batubara

Untuk menghitung harga royalti batubara yang harus dibayar oleh

perusahaan kepada Negara digunakan rumus persaman 2.7 pada tinjauan

pustaka.

3.7.2. Analisis Data

Setelah melalui tahap dalam pengumpulan data dan pengolahan data maka

dilakukan analisis data dari pengolahan data yang didapat. Pada analisis data ini

dapat menentukan hasil akhir dari penelitian yang dilakukan, yaitu harga jual

batubara pada PLTU Ombilin dan royalti batubara sesuai dengan tarif yang sudah

ditentukan.
28

3.8. Kerangka Metodologi

Kerangka metodologi yang digunakan adalah seperti diperlihatkan pada

gambar berikut:

ESTIMASI HARGA JUAL DAN ROYALTI BATUBARA IZIN USAHA


PERTAMBANGAN KOTA SAWAHLUNTO PROVINSI SUMATERA BARAT
\\\\\

IDENTIFIKASI MASALAH
1. Harga batubara ditetapkan berdasarkan Harga Batubara Acuan (HBA) yang
dikeluarkan oleh Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM)
2. Harga jual batubara ke PLTU berdasarkan kontrak penjualan batubara dengan PLTU
yang harga lebih murah dari HBA.
3. Keuntungan yang sedikit akibat dari pembayaran royalti yang perhitungan
menggunakan HBA.
TUJUAN
1. Memghitung harga jual batubara objek penelitian kepada PLTU Ombilin dan HBA dari
kementrian ESDM
2. Menghitung royalti yang harus dibayarkan objek penelitian

DATA PRIMER DATA SEKUNDER


1. Kuesioner Penelitian 1. Data IUP yang melakukan
2. Kualitas batubara penjualan ke PLTU Ombilin
3. Produksi batubara 2. .Kontrak penjualan batubara
dengan PLTU.
PENGOLAHAN DATA
1. Harga jual batubara dengan harga batubara acuan (HBA) menggunakan rumus (2.1)
2. Royalti batubara menggunakan rumus (2.7)

ANALISA DATA
Analisa data ini menggunakan Harga Batubara Acuan yang di keluarkan Bulan Maret 2018
dengan harga 101,86 US$ serta di olah dengan Program Visual Basic untuk mengestimasi
harga HBA.

HASIL
Estimasi harga dan royalti batubara kota Sawahlunto

Gambar 3.1Diagram Alir Penelitian


BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini berisikan data yang diperlukan dalam penelitian estimasi

harga dan royalti batubara izin usaha pertambangan Kota Sawahlunto Provinsi

Sumatera Barat, kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data.

4.1. Pengumpulan Data

Sebelum melakukan estimasi harga dan royalti batubara izin usaha

pertambangan di Kota Sawahlunto, maka di perlukan pengumpulan data-data

terlebih dahulu. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder.

4.1.1 Data primer

Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data yang

langsung didapatkan dari perusahaan

4.1.1.1 Data Perusahaan dan Kualitas Batubara semua IUP di Kota

Sawahlunto

Data perusahaan dan kualitas batubara yang diperoleh melalui kuesioner

yang disebarkan langsung oleh peneliti kepada pihak perusahaan yang melakukan

penjualan batubaranya ke PLTU Ombilin, data kuesioner yang dibuat diantaranya

yaitu tentang produksi, harga jual ke PLTU, royalti, kualitas batubara Izin Usaha

Pertambangan (IUP) Kota Sawahlunto, data kualitas batubara sesuai kontrak,

mulai dari nilai kalori, kadar air, kadar abu dan kandungan belerang seperti pada

tabel 4.1.

29
30

Tabel 4.1.
Data Perusahaan Dan Kualitas Batubara Izin Usaha Pertambangan Kota
Sawahlunto

No Nama CV CV TM TS Ash

Perusahaan (kcal/kg) (kcal/kg) (% ar) (%) (%)


ADB GAR

1 CV. Putri Surya Pratama 7.332 6.688 8,78 0,46 9,84

2 PT. Dasrat Sarana 6.800 6.300 7,30 0,62 12,1

3 PT. Allied Indo Coal 6.900 6.300 8,66 0,64 13

4 CV. Air Mata Emas 5.900 6.000 10,00 1,2 15

5 CV. Tahiti Coal 7.700 7.800 6,71 0,23 5

6 CV. Cahaya Bumi Perdana 6.979 6.979 7,44 0,60 12,02

7 PT. Bukit Asam UPO 6.500 6.500 10 0,5 5

8 CV. Miyor Parambahan 6.100 6.300 10 1,2 15

4.1.1.2. Kualitas Batubara Sesuai Kontrak Ke PLTU Ombilin

Data kualitas batubara sesuai kontrak yang peneliti dapatkan melalui

kuesioner yang disebar langsung kepada pihak perusahaan, Data kuesioner yang

dibuat diantaranya, produksi, harga jual ke PLTU, royalti, kualitas batubara Izin

Usaha Pertambangan (IUP) Kota Sawahlunto, Kualitas batubara yang menjual

batubara ke PLTU mulai dari nilai kalori, kadat air, kadar abu dan kandungan

belerang seperti pada tabel 4.2.


31

Tabel 4.2
Kualitas Batubara Sesuai Kontrak Ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Ombilin

No Nama CV CV TM TS Ash

Perusahaan (kcal/kg) (kcal/kg) (% ar) (%) (%)


ADB GAR

1 CV. Putri Surya Pratama 6.100 6.688 10 0,8 13

2 PT. Dasrat 6.860 6.300 7,30 0,62 12,10

3 PT. Allied Indo Coal 6.100 6.800 8,00 1 10

4 CV. Air Mata Emas 6.100 6.000 10 0,8 13

5 CV. Tahiti Coal 7.141,41 7.800 6,7 0,23 4,53

6 CV. Cahaya Bumi Perdana 6.979 6.979 7,44 0,60 12,02

7 PT. Bukit AsamUPO 6.800 6.500 12 0,5 5

8 CV. Miyor Parambahan 6.300 6.100 10 1,2 15

4.1.1.3. Produksi Batubara 8 Izin Usaha Pertambangan Kota Sawahlunto


Dari data perusahaan yang penulis dapatkan melalui kuesioner, produksi

batubara Izin Usaha Pertambangan (IUP) Kota Sawahlunto di dapatkan untuk

menentukan jumlah biaya yang didapatkan perusahaan mulai dari biaya hasil

penjualan ke PLTU maupun biaya yang di dapatkan setelah mengestimasi harga

batubara sesuai HBA dari kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral, data

produksi juga bertujuan untuk menentukan berapa tarif royalti harus dibayar

perusahaan per ton, untuk data produksi dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini.
32

Tabel 4.3
Produksi batubara kota Sawahlunto perbulan pada 8 (delapan) IUP

No Nama Perusahaan Ton/Bulan

1 CV. PSPN 29.067

2 PT. DASRAT 50.000

3 PT. AICJ 35.000

4 CV. AME 4.495,64

5 CV. TAHITI 50.000

6 CV. CBP 42.000

7 PT. BA 997,10

8 CV. MIYOR 45.000

4.2. Pengolahan Data

Pengolah data pada penelitian ini mengacu pada Harga Acuan Batubara

(HBA) yang telah ditetapkan Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral

(KESDM), adapun ketetapan yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu harga

batubara dan royalti batubara setiap perusahaan tambang batubara yang menjual

batubaranya ke PLTU Ombilin.

4.2.1. Harga estimasi batubara acuan Kota Sawahlunto

Untuk menentukan harga batubara acuan ini digunakan rumus:

Price Marker = (HBA * K(i) ) A(i) ) – ( B(i) + U(i) )

Hasil perhitungan estimasi harga batubara 8 (IUP) di Kota Sawahlunto

dapat dilihat pada tabel 4.4


33

Tabel 4.4.
Hasil Estimasi Harga Batubara Kota Sawahunto

No Nama Perusahaan Hasil Estimasi Harga Batubara/ton

1 CV. Putri Surya Pratama 101,675 US$/ton

2 PT. Dasrat Sarana Arang Sejati 96,437 US$/ton

3 PT. Allied Indo Coal Jaya 94,571 US$/ton

4 CV. Air Mata Emas 86,434 US$/ton

5 CV. Tahiti Coal 123,209 US$/ton

6 CV. Cahaya Bumi Perdana 106,585 US$/ton

7 PT. Bukit Asam Persero 98,836 US$/ton

8 CV. Miyor Parambahan 87,894 US$/ton


Dari tabel di atas didapatkan perbedaan antara harga penjualan batubara

menurut harga batubara acuan yang telah di tetapkan oleh Kementerian Energi

dan Sumber Daya Mineral (KESDM), adapun harga penjualan ke PLTU dapat

dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.5
Harga Kontrak Penjualan Batubara Ke PLTU

No Nama Perusahaan Hasil Estimasi Harga Batubara/ton

1 CV. Putri Surya Pratama 55,714 US$/ton

2 PT. Dasrat Sarana Arang Sejati 55,714 US$/ton

3 PT. Allied Indo Coal Jaya 55,714 US$/ton

4 CV. Air Mata Emas 55,714 US$/ton

5 CV. Tahiti Coal 55,714 US$/ton

6 CV. Cahaya Bumi Perdana 55,714 US$/ton

7 PT. Bukit Asam Persero 55,714 US$/ton

8 CV. Miyor Parambahan 55,714 US$/ton


34

4.2.2. Royalti batubara Kota Sawahlunto


Untuk menghitung royalti batubara Kota Sawahlunto digunakan rumus

Royalti = P X Tarif X Harga Jual

Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Royalti Batubara

No Nama Produksi Tarif Harga Jual Perhitungan


Perusahaan /ton Royalti Batubara Royalti (US$)

1 CV. Putri Surya 29.067 6% 101.675 US$/ton 177.323


Pratama

2 PT. Dasrat Sarana 50.000 7% 96,437 US$/ton 243.029


Arang Sejati

3 PT. Allied Indo 35.000 6% 94,571 US$/ton 198.599


Coal Jaya

4 CV. Air Mata 4.494,64 6% 86,434 US$/ton 23.311


Emas

5 CV. Tahiti Coal 50.000 6% 123,209 US$/ton 369.627

6 CV. Cahaya Bumi 42.000 7% 106,585 US$/ton 313.359


Perdana

7 PT. Bukit Asam 997,10 7% 98,836 US$/ton 6.898,45


Persero

8 CV. Miyor 45.000 6% 87.894 US$/ton 237.313


Parambahan

4.2.1. Estimasi Harga Batubara Menggunakan Program Visual Basic

1. Perhitungan estimasi PT. Allied Indo Coal Jaya

Dari hasil kalori GAR 6300, kadar air 8,66%, total sulpur 0,64%, abu 13%

maka dapat dihitung harga batubara acuan US$ 94,57 perton seperti terlihat

pada gambar 4.1


35

Gambar 44.1 Perhitungan estimasi PT. Allied Indo Coaal Jaya


2.. Perhitungan estimasi CV. Air Mata Emas
Dari hasil kalori
k GAR 6000, kadar air 10%, total sulpuur 12%, abu 15%

maka dapat dihituung harga batubara acuan US$ 86,43 pertonn seperti terlihat

pada gambar 4.2

Gambaar 4.2 Perhitungan estimasi PT. Air Mata Em


mas
3. Perrhitungan estimasi PT. Cahaya Bumi Perdanaa

Dari hasil kalori GAR 6979, kadar air 7,44%, total sulpur
s 0,6%, abu

12,02% maka dappat dihitung harga batubara acuan US$ 106,558 perton seperti

terlihat pada gambbar 4.3


36

Gambar 44.3 Perhitungan estimasi PT. Cahaya Bumi Peerdana


4. Perhitungan estimaasi PT. Dasrat Sarana Arang

Dari hasil kaalori GAR 6300, kadar air 7,3%, total sullpur 0,62%, abu

12,1% maka dapaat dihitung harga batubara acuan US$ 96,444 perton seperti

pada gambar 4.4

Gambar 4.4 Perhitungan estimasi PT. Dasrat Sarana Aranng Sejati

5. Perhitungan estimaasi PT. Miyor Parambahan

Dari hasil kalori


k GAR 6100, kadar air 10%, total sulpuur 12%, abu 15%

maka dapat dihituung harga batubara acuan US$ 87,89 pertonn seperti terlihat

pada gambar 4.5


37

Gambarr 4.5 Perhitungan estimasi PT. Miyor Parambaahan

6. Perhitungan estimaasi CV. Putri Surya Pratama Natural

Dari hasil kal


alori GAR 6688, kadar air 8,78%, total sullpur 0,46%, abu

9,84% maka dapaat dihitung harga batubara acuan US$ 101,886 perton seperti

terlihat pada gambbar 4.6

Gambar 4.6 Perhitungan


P estimasi PT. Putri Surya Pratamaa Natural
7. Perhitungan estimaasi PT. Bukit Asam UPO

Dari hasil kkalori GAR 6500, kadar air 10%, total sulpuur 0,5%, abu 5%

maka dapat dihituung harga batubara acuan US$ 98,84 pertonn seperti terlihat

pada gambar 4.7


38

Gambarr 4.7 Perhitungan estimasi PT. Bukit Asam U


UPO
8. Perhitungan estimaasi CV. Tahiti Coal

Dari hasil kalori GAR 7800, kadar air 6,71%, total suulpur 0,23%, abu

5% maka dapat dihitung


d harga batubara acuan US$ 123,21 perton seperti

terlihat pada gambbar 4.8

mbar 4.8 Perhitungan estimasi PT. Tahiti Coall


Gam

Hasil Perhitungaan Estimasi keseluruhan IUP batubara Kota S


Sawahlunto
39

mbar 4.9 Hasil Perhitungan HBA Visual Basicc


Gam
BAB V
ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA

Hasil dari pengumpulan dan pengolahan data didapatkan beberapa

parameter yaitu:

5.1 Hasil Estimasi Harga Batubara Kota Sawahlunto

Tabel 5.1
Tabel Hasil Perhitungan Estimasi Harga Batubara

No Nama Perusahaan Harga Batubara Hasil Estimasi Harga Selisih


Kontrak ke Batubara/ton Kerugian
PLTU/ton Penjualan/ton
1
CV. Putri Surya 55,714 US$ 101,675 US$/ton 45,961
Pratama US$/ton

2 PT. Dasrat Sarana 55,714 US$ 96,437 US$/ton 40,723


Arang Sejati US$/ton

3 PT. Allied Indo Coal 55,714 US$ 94,571 US$/ton 38,857


Jaya US$/ton

4 CV. Air Mata Emas 55,714 US$ 86.434 US$/ton 3O,723


US$/ton

5 CV. Tahiti Coal 55,714 US$ 123,209 US$/ton 67,495


US$/ton

6 CV. Cahaya Bumi 55,714 US$ 106,585 US$/ton 50,871


Perdana US$/ton

7 PT. Bukit Asam 55,714 US$ 98,836 US$/ton 43,122


Persero US$/ton

8 CV. Miyor 55,714 US$ 87.894 US$/ton 32,18 US$/ton


Parambahan

Dari hasil perhitungan estimasi batubara Kota Sawahlunto dapat

dibandingkan perbedaan antara harga kontrak batubara ke PLTU dengan harga

estimasi yang telah ditetapkan oleh Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral

(KESDM), sehingga perbedaan ini membuat perusahaan yang menjual

38
39

batubaranya ke PLTU mengalami kerugian karena harga kontrak yang telah di

sepakati jauh lebih rendah harganya dibandingkan dengan harga batubara acuan.

5.2 Perhitungan Royalti Batubara Kota Sawahlunto

Dari perhitungan royalti di Kota Sawahlunto maka di dapat hasil iuran

royalti sebagai berikut:

Tabel 5.2
Tabel Hasil Perhitungan Royalti Batubara

No Nama Produksi Tarif Harga Jual Perhitungan


Perusahaan /ton Royalti Batubara Royalti (US$)

1 CV. Putri Surya 29.067 6% 101.675 US$/ton 177.323


Pratama

2 PT. Dasrat Sarana 50.000 7% 96.437US$/ton 243.029


Arang Sejati

3 PT. Allied Indo 35.000 6% 94.571 US$/ton 198.599


Coal Jaya

4 CV. Air Mata 4.494,64 6% 86.434 US$/ton 23.311


Emas

5 CV. Tahiti Coal 50.000 6% 123.209 US$/ton 369.627

6 CV. Cahaya Bumi 42.000 7% 106.585 US$/ton 313.359


Perdana

7 PT. Bukit Asam 997,10 7% 98.836 US$/ton 6.898,45


Persero

8 CV. Miyor 45.000 6% 87.894 US$/ton 237.313


Parambahan

Dari tabel di atas maka dapat terlihat jumlah perhitungan royalti batubara

yang dibayarkan masing-masing Izin Usaha Pertambangan (IUP) batubara Kota

Sawahlunto yang dimana CV. Tahiti Coal merupakan perusahaan yang membayar

royalti paling besar dengan jumlah 369.627 US$ perbulan kepada Negara
40

dikarenakan jumlah produksi dan harga jual batubara yang tinggi sedangkan PT.

Bukit Asam UPO adalah perusahaan yang membayar royalti paling sedikit dengan

nominal 6.898,45 US$ perbulan kepada Negara dikarenakan total produksi yang

sedikit dan harga jual batubara yang rendah.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari pengolahan data yang didapatkan dari

perhitungan estimasi harga dan royalti batubara dapat disimpulkan bahwa:

1. Dari penjualan batubara 8 IUP di Kota Sawahlunto maka didapatkan hasil

penjualan kontrak, CV. Putri Surya Pratama 55, 714 US$/ton, PT. Dasrat

55,714 US$/ton, PT. Allied Indo Coal Jaya 55,714 US$/ton, CV. Air Mata

Emas 55,714 US$/ton, CV, Tahiti Coal 55,714 US$/ton, CV, Cahaya Bumi

Perdana 55,714 US$/ton, PT. Bukit Aam UPO 55,714 US$/ton, CV. Miyor

Parambahan 55,714 US$/ton dan penjualan hasil estimasi sesuai Kementerian

Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) adalah, CV. Putri Surya Pratama

101,675 US$/ton, PT. Dasrat Sarana Arang Sejati 96,437 US$/ton, PT. Allied

Indo Coal Jaya 94,571 US$/ton, CV. Air Mata Emas 86,434 US$/ton, CV.

Tahiti Coal 123,209 US$/ton, CV. Cahaya Bumi Perdana 106,585 US$/ton,

PT. Bukit Asam UPO 98,836 US$/ton, CV. Miyor Parambahan 87,894

US$/ton dari penjualan yang rendah kepada PLTU Ombilin maka 8

perusahaan mendapat kerugian per ton karena kontrak sebesar, CV. Putri

Surya Pratama 45,961 US$/ton, PT. Dasrat Sarana Arang Sejati 40,723

US$/ton, PT. Allied Indo Coal Jaya 38,857 US$/ton, CV. Air Mata Emas

30,723 US$/ton, CV. Tahiti Coal 67,495 US$/ton, CV. Cahaya Bumi Perdana

50,871 US$/ton, PT. Bukit Asam UPO 43,122 US$/ton, CV. Miyor

Parambahan 32,18 US$/ton.

41
42

2. Untuk perhitungan royalti dari 8 (delapan) IUP batubara Kota Sawahlunto

maka didapatkan, CV. Surya Pratama 177.323 US$/ton, PT. Dasrat Sarana

Arang Sejati 243.029 US$/ton, PT. Allied Indo Coal Jaya 198.599 US$/ton,

CV. Air Mata Emas 23.311 US$/ton, CV. Cahaya Bumi Perdana 313.359

US$/ton, PT. Bukit Asam UPO 6.898,45 US$/ton, CV. Miyor Parambahan

237.313 US$/ton.

6.2 Saran

Dari kesimpulan di atas maka penulis dapat menyarankan PLTU harus

menyesuaikan harga kontrak batubara dengan perusahaan tambang batubara di

Kota Sawahlunto dengan mengacu pada harga batubara acuan yang telah di

tetapkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), dan

diharapkan perusahaan tambang batubara di Kota Sawahlunto lebih cermat lagi

dalam pengadaan kontrak jual beli batubara agar tidak mendapatkan kerugian.
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anggayana, Komang, Rank Batubara. 2005

Badawi, Pembentukan Batubara Dari Tumbuhan Angiospermae, 2012

Diesel, Materi Pembentukan Batubara.1981

Direktur Jendral Mineral dan Batubara Nomor 515/.K/32/DJB, Tentang


Penetapan Harga Btubara Acuan, 2011

Fischer,opcit, Susilawati, Pengertian Tahap Pembetubaraan.1927-1992

Handbook of Energy & Economic Statistic of Indonesia, Sumber Daya dan


Cadangan Batubara Indonesia. 2016

Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1320 K/32/MEM/,
Tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batubara Acuan
Bulan Maret, 2018

Peraturan Pemerintah Nomor 9, ”Tentang Dana Perimbangan”, 2012

Peraturan Pemerintah Nomor 55, Tentang Tarif Royalti, 2005

Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral Nomor 1320K/32/MEM, Harga


Batubara Acuan. 2018

Mutasim, Definisi Pembentukan Batubara. 2010

Riko Ervil, dkk, ”Buku Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi STTIND
Padang”, Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang, 2016

Stach, Opcit Susilawati, Pengertian Tahap Penggambutan. 1982- 1992

Sukandarrumidi, Pengertian Tahap Penggambutan. 1995

Undang-Undang Nomor 4, Tentang Mineral dan Batubara, 2009

World of coal Institute, Produksi Batubara Dunia. 2013


1

LEMBAR KONSULTASI

Nama : DEFRIAN AULIA


Npm : 1310024427024
Program Studi : Teknik Pertambangan
Judul Proposal :Estimasi Harga dan Royalti Batubara Izin Usaha
Pertambangan Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat.

No Tanggal Saran/Perbaikan Paraf

1 2-4-2018 -Rata kanan hal 2


-Rapikan penulisan dalamm tabel
-Rapikan kesalahan ketikan
-EYD
-Munculkan sumber rujukan dalam
tabel
-Harga kontrak ke PTLU?

Pembimbing I

(Jevie C Eka Putra, ST, MT)


2

LEMBAR KONSULTASI

Nama : DEFRIAN AULIA


Npm : 1310024427024
Program Studi : Teknik Pertambangan
Judul Proposal :Estimasi Harga dan Royalti Batubara Izin Usaha
Pertambangan Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat.

No Tanggal Saran/Perbaikan Paraf

1 18-12-2018 -Perbaikan abstrak


-Jurnal

Pembimbing I

(Jevie C Eka Putra, MT)


3

LEMBAR KONSULTASI

Nama : DEFRIAN AULIA


Npm : 1310024427024
Program Studi : Teknik Pertambangan
Judul Proposal : Estimasi Harga dan Royalti Batubara Izin Usaha
Pertambangan Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat

No Tanggal Saran/Perbaikan Paraf

1
12-12-2017 1. Perbaikan latar belakang
2. Masuan dari jurnal yang relevan
3. Perbaiki identifikasi masalah
4. Perbaikan rumusan masalah
5. Perbaiki tujuan penelitian masalah

2.
19-12-2017 1. Penyempurnaan latar belakang
dengan jurnal dan data baru

3
22-12-2017 1. Perbaiki Latar belakaang
2. Perbaiki identifikasi masalah
3. Perbaiki batasan masalah
4. lengkapi landasan teori
5. Perbaiki kerangka konseptual
Pembimbing II

(Riam Marlina, ST, MT)


4

Lampiran 1
Perhitungan Haraga Batubara Acuan

Data ini menggunakan rumus Harga Batubara Acuan Bulan Maret 2018

dengan harga yang di tetapkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral sebesar

101,86 US$.

Price Marker = (HBA * K(i) ) A(i) ) – ( B(i) + U(i) )

K(i) = Nilai Kalor Batubara(i) /6322


A(i) = (100 – kandungan Air Batubara(i)) / (100 – 8 / FKA(i))
FKA(i) = {[(100 – 8) / (100 – Kandungan Air Batubara(i))] * Kandungan
Air Batubara(i)} + (100 – 8)) / 100
B(i) = (Kandungan Belerang Batubara(i) – 0,8 ) * 3
U(i) = (Kandungan Abu Batubara(i) – 15) * 0,3

1. CV. Putri Surya Pratama Natural


HBA = 101,86 US$
6688
K =
6322
100  8,78
A =
100  8 / 9,77
B = 0,46  0,8 X 3

U = 9,84  15 X 0,3
6688 100  8,78
= 101,86 US$ x x - 0,46  0,8  x 3 + 9,84  15  x0,3
6322 100  8 / 9,77
= 101,675 US$
2. PT. Dasrat Sarana Arang Sejati
HBA = 101,86 US$
5

6300
K =
6322
100  7,30
A =
100  8 / 8,16
B = 0,62  0,8 X 3

U = 12,1  15 X 0,3
6300 100  7,30
= 101,86 US$ x x - 0,62  0,8  x 3 + 12,1  15  x0,3
6322 100  8 / 8,16
= 96,437 US$
3. PT. Allied Indo Coal Jaya
HBA = 101,86 US$
6300
K =
6322
100  8,66
A =
100  8 / 9,64
B = 0,64  0,8 X 3

U = 13  15 X 0,3
6300 100  8,66
= 101,86 US$ x x - 0,64  0,8  x 3 + 13  15  x 0,3
6322 100  8 / 9,64
= 94,571 US$
4. CV. Air Mata Emas
HBA = 101,86 US$
6000
K =
6322
100  10
A =
100  8 / 11,14
B = 1,2  0,8 X 3

U = 15  15 X 0,3
6

6000 100  10,


= 101,86 US$ x x - 1,2  0,8  x 3 + 15  15  x 0,
6322 100  8 / 11.14
= 86.434 US$
5. CV. Tahiti Coal
HBA= 101,86 US$
7800
K =
6322
100  6,71
A =
100  8 / 7,53
B = 0,23  0,8 X 3

U = 5  15 X 0,3
7800 100  6,71
= 101,86 US$ x x - 0,23  0,8  x 3 + 5  15  x 0,3
6322 100  8 / 7,53
= 123,209 US$
6. PT. Cahaya Bumi Perdana
HBA = 101,86 US$
6979
K =
6322
100  7,44
A =
100  8 / 8,31
B = 0,60  0,8 X 3

U = 12,02  15 X 0,3
6979 100  7,44
= 101,86 US$ x x - 0,60  0,8  x 3 + 12.02  15  x0,3
6322 100  8 / 8,31
= 106,585 US$
7. PT. Bukit Asam UPO
HBA = 101,86 US$
6500
K =
6322
7

100  10
A =
100  8 / 11,14
B = 0,5  0,8 X 3

U = 5  15 X 0,3
6500 100  10
= 101,86 US$ x x - 0,5  0,8  x 3 + 5  15  x 0,3
6322 100  8 / 11,44
= 98,836 US$
8. PT. Miyor Pratama Coal
HBA = 101,86 US$
6100
K =
6322
100  10
A =
100  8 / 11,14
B = 1,2  0,8 X 3

U = 15  15 X 0,3
6100 100  10
= 101,86 US$ x x - 1,2  0,8  x 3 + 15  15  x 0,3
6322 100  8 / 11,44
= 87,894 US$
8

LAMPIRAN 2
PERHITUNGAN ESTIMASI HARGA BATUBARA ACUAN DENGAN
PROGRAM VISUAL BASIC

1. Perhitungan estimasi PT. Allied Indo Coal Jaya


Dari hasil kalori GAR 6300, kadar air 8,66%, total sulpur 0,64%, abu 13%
maka dapat dihitung harga batubara acuan US$ 94,57 perton

2. Perhitungan estimasi CV. Air Mata Emas

Dari hasil kalori GAR 6000, kadar air 10%, total sulpur 12%, abu 15% maka
dapat dihitung harga batubara acuan US$ 86,43 perton
9

3. Perhitungan estimasi PT. Cahaya Bumi Perdana

Dari hasil kalori GAR 6979, kadar air 7,44%, total sulpur 0,6%, abu 12,02%
maka dapat dihitung harga batubara acuan US$ 106,58 perton

4. Perhitungan estimasi PT. Dasrat Sarana Arang Sejati


Dari hasil kalori GAR 6300, kadar air 7,3%, total sulpur 0,62%, abu 12,1%
maka dapat dihitung harga batubara acuan US$ 96,44 perton

5. Perhitungan estimasi PT. Miyor Parambahan

Dari hasil kalori GAR 6100, kadar air 10%, total sulpur 12%, abu 15% maka
dapat dihitung harga batubara acuan US$ 87,89 perton
10

6. Perhitungan estimasi CV. Putri Surya Pratama Natural

Dari hasil kalori GAR 6688, kadar air 8,78%, total sulpur 0,46%, abu 9,84%
maka dapat dihitung harga batubara acuan US$ 101,86 perton
11

7. Perhitungan estimasi PT. Bukit Asam UPO

Dari hasil kalori GAR 6500, kadar air 10%, total sulpur 0,5%, abu 5% maka
dapat dihitung harga batubara acuan US$ 98,84 perton

8. Perhitungan estimasi CV. Tahiti Coal

Dari hasil kalori GAR 7800, kadar air 6,71%, total sulpur 0,23%, abu 5%
maka dapat dihitung harga batubara acuan US$ 123,21 perton
12

Hasil Perhitungan Estimasi keseluruhan IUP batubara Kota Sawahlunto


13

Lampiran 3
Perhitungan Royalti Batubara
1. CV. Putri Surya Pratama Natural
29.067 ton x 6% x 101,675 US$ = 177.323 US$
2. PT. Dasrat Sarana Arang Sejati
50.000 ton x 7% x 96,437 US$ = 243.029 US$
3. PT. Allied Indo Coal Jaya
35.000 ton x 6% x 94,571 US$ = 198.599 US$
4. CV. Air Mata Emas
4.495,64 ton x 6% x 86,434 US$ = 23.311 US$
5. CV. Tahiti Coal
50.000 x 6% x 123,209US$ = 369.627 US$
6. CV. Cahaya Bumi Perdana
42.000 ton x 7% x 106,585 US$ = 313.359 US$
7. PT. Bukit Asam UPO
997,10 ton x 7% x 98,836 US$ = 6.898,45 US$
8. CV. Miyor Parambahan
45.000 x 6% x 87.894 US$ = 237.313 US$
14

LAMPIRAN 4
BAHASA PROGRAM VISUAL BASIC

Imports MySql.Data.MySqlClient

Public Class Form1


Dim strkon As String =
"server=localhost;uid=root;database=db_batubara"
Dim kon As New MySqlConnection(strkon)
Dim perintah As New MySqlCommand
Dim mda As New MySqlDataAdapter
Dim ds As New DataSet
Dim cek As MySqlDataReader
Dim k, a, fka, b, u, totharga As Double
Dim i As Integer
Dim id As String

Sub buattombol()
'tambahkan button edit
Dim cedit As New DataGridViewButtonColumn
cedit.Name = "cedit"
cedit.HeaderText = ""
cedit.FlatStyle = FlatStyle.Popup
cedit.DefaultCellStyle.ForeColor = Color.DarkGreen
cedit.Text = "Edit"
cedit.Width = 50
cedit.UseColumnTextForButtonValue = True
DataGridView1.Columns.Add(cedit)
'tambahkan button edit
Dim chapus As New DataGridViewButtonColumn
chapus.Name = "chapus"
chapus.HeaderText = ""
chapus.FlatStyle = FlatStyle.Popup
chapus.DefaultCellStyle.ForeColor = Color.DarkGreen
chapus.Text = "Hapus"
chapus.UseColumnTextForButtonValue = True
DataGridView1.Columns.Add(chapus)
End Sub

Sub tampil(ByVal sql As String)


kon.Close()
kon.Open()
perintah.Connection = kon
perintah.CommandType = CommandType.Text
perintah.CommandText = sql
mda.SelectCommand = perintah
ds.Tables.Clear()
15

mda.Fill(ds, "data")
DataGridView1.DataSource = (ds.Tables("data"))
'setdg()
kon.Close()
End Sub

Sub setdg()
DataGridView1.Columns(0).HeaderText = "No"
DataGridView1.Columns(1).HeaderText = "Merk Dagang"
DataGridView1.Columns(2).HeaderText = "CV (Kcal/kg ADB)"
DataGridView1.Columns(3).HeaderText = "CV (Kcal/kg GAR)"
DataGridView1.Columns(4).HeaderText = "TM (% ar)"
DataGridView1.Columns(5).HeaderText = "TS (%)"
DataGridView1.Columns(6).HeaderText = "HBA (%)"
DataGridView1.Columns(7).HeaderText = "Ash (%)"
DataGridView1.Columns(8).HeaderText = "Harga (US$/Ton)"

DataGridView1.Columns(0).Width = 90
DataGridView1.Columns(1).Width = 120
DataGridView1.Columns(2).Width = 90
DataGridView1.Columns(3).Width = 90
DataGridView1.Columns(4).Width = 83
DataGridView1.Columns(5).Width = 70
DataGridView1.Columns(6).Width = 70
DataGridView1.Columns(7).Width = 70
DataGridView1.Columns(8).Width = 100
End Sub
Sub proses(ByVal sql As String)
kon.Close()
kon.Open()
perintah.Connection = kon
perintah.CommandType = CommandType.Text
perintah.CommandText = sql
perintah.ExecuteNonQuery()
kon.Close()
End Sub

Sub cekkode()
kon.Close()
kon.Open()
perintah.Connection = kon
perintah.CommandType = CommandType.Text
perintah.CommandText = "select*from batubara where
barangid='" & nomor.Text & "'"
cek = perintah.ExecuteReader
cek.Read()
If cek.HasRows Then
merk.Text = cek.Item("merkdagang")
adb.Text = cek.Item("kcal_kg_adb")
gar.Text = cek.Item("nilaikalor")
ar.Text = cek.Item("kandunganair")
16

ts.Text = cek.Item("kand_belerang")
hba.Text = cek.Item("abh")
ash.Text = cek.Item("abu")
harga.Text = Format(totharga, "US$ ###,###.##")
End If
kon.Close()

End Sub

Sub buatkode()
Dim kode, kodebaru, tgl As String
Dim no As Integer
kon.Open()
perintah.Connection = kon
perintah.CommandType = CommandType.Text
perintah.CommandText = "select*from batubara order by
barangid desc limit 1"
cek = perintah.ExecuteReader()
cek.Read()
If cek.HasRows Then
kode = cek.Item("barangid")
no = Val(Microsoft.VisualBasic.Right(kode, 3))
no = no + 1
nomor.Text = kodebaru
Else
nomor.Text = "BRG-" + tgl + "-" + "001"
End If
kon.Close()
End Sub
Sub bersih()
nomor.Text = ""
merk.Text = ""
adb.Text = ""
gar.Text = ""
ar.Text = ""
ts.Text = ""
hba.Text = ""
ash.Text = ""
harga.Text = "=========="
End Sub

Private Sub Form1_Activated(ByVal sender As Object, ByVal e As


System.EventArgs) Handles Me.Activated
DataGridView1.Columns.Clear()
Call tampil("select*from batubara")
Call setdg()
Call buattombol()
nomor.Focus()

End Sub
17

Private Sub Form1_Load(ByVal sender As System.Object, ByVal e As


System.EventArgs) Handles MyBase.Load

End Sub

Private Sub gar_TextChanged(ByVal sender As System.Object, ByVal


e As System.EventArgs) Handles gar.TextChanged
k = Val(gar.Text) / 6322
Label9.Text = Format(k, "###,###.##")
End Sub

Private Sub ar_TextChanged(ByVal sender As System.Object, ByVal


e As System.EventArgs) Handles ar.TextChanged
fka = ((100 - 8) / (100 - Val(ar.Text))) * Val(ar.Text) +
(100 - 8) / 100
a = (100 - Val(ar.Text)) / (100 - 8 / fka)
Label16.Text = Format(fka, "###,###.##")
Label14.Text = Format(a, "###,###.##")

End Sub

Private Sub ts_TextChanged(ByVal sender As System.Object, ByVal


e As System.EventArgs) Handles ts.TextChanged
b = (Val(ts.Text) - 0.8) * 3
Label17.Text = Format(b, "###,###.##")
End Sub

Private Sub DataGridView1_CellContentClick(ByVal sender As


System.Object, ByVal e As
System.Windows.Forms.DataGridViewCellEventArgs)

End Sub

Private Sub adb_TextChanged(ByVal sender As System.Object, ByVal


e As System.EventArgs) Handles adb.TextChanged

End Sub

Private Sub Button2_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e


As System.EventArgs) Handles Button2.Click
Call bersih()
End Sub

Private Sub Button3_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e


As System.EventArgs) Handles Button3.Click
Close()
End Sub
18

Private Sub DataGridView1_CellContentClick_1(ByVal sender As


System.Object, ByVal e As
System.Windows.Forms.DataGridViewCellEventArgs) Handles
DataGridView1.CellContentClick
i = DataGridView1.CurrentRow.Index
id = DataGridView1.Rows.Item(i).Cells(0).Value
If e.ColumnIndex = 9 Then
nomor.Text = id
nomor.Enabled = False
simpan.Text = "UPDATE"
End If
If e.ColumnIndex = 10 Then
Dim x As Byte
x = MsgBox("Hapus data dengan kode " & id & " ?",
MsgBoxStyle.Critical + vbYesNo, "Konfirmasi")
If x = vbYes Then
kon.Open()
perintah.Connection = kon
perintah.CommandType = CommandType.Text
perintah.CommandText = "delete from batubara where
barangid='" & id & "'"
perintah.ExecuteNonQuery()
kon.Close()
DataGridView1.Columns.Clear()
Call tampil("SELECT * from batubara")
Call setdg()
Call buattombol()
Call bersih()

End If
End If
End Sub

Private Sub simpan_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e


As System.EventArgs) Handles simpan.Click
If simpan.Text = "Simpan" Then
Call proses("insert into batubara values('" & nomor.Text
& "','" & merk.Text & "','" & adb.Text & "','" & gar.Text & "','" &
ar.Text & "','" & ts.Text & "','" & hba.Text & "','" & ash.Text &
"','" & totharga & "')")
MsgBox("Data Sukses Tersimpan", MsgBoxStyle.Information,
"Informasi")
Call bersih()
Else
Call proses("Update batubara set merkdagang='" &
merk.Text & "',kcal_kg_adb='" & adb.Text & "',nilaikalor='" &
gar.Text & "',kandunganair='" & ar.Text & "',kand_belerang='" &
ts.Text & "',abu='" & hba.Text & "',harga='" & totharga & "' where
barangid='" & nomor.Text & "'")
MsgBox("Data Sukses DiUpdate", MsgBoxStyle.Information,
"Informasi")
19

simpan.Text = "Simpan"
Call bersih()

End If
End Sub

Private Sub Button1_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e


As System.EventArgs)

End Sub

Private Sub ash_TextChanged_1(ByVal sender As System.Object,


ByVal e As System.EventArgs) Handles ash.TextChanged
k = Val(gar.Text) / 6322
u = (Val(ash.Text) - 15) * 0.3
Label18.Text = u
totharga = (Val(hba.Text) * k * a) - (b + u)
harga.Text = Format(totharga, "US$ ###,###.##")
End Sub

Private Sub hba_TextChanged(ByVal sender As System.Object, ByVal


e As System.EventArgs) Handles hba.TextChanged

End Sub

Private Sub Button4_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e


As System.EventArgs) Handles Button4.Click
Call buatkode()
merk.Focus()
End Sub

Private Sub nomor_TextChanged(ByVal sender As System.Object,


ByVal e As System.EventArgs) Handles nomor.TextChanged
Call cekkode()
End Sub

Private Sub Button5_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e


As System.EventArgs) Handles Button5.Click
Dim crlap As New CrystalReport1
kon.Open()
perintah.Connection = kon
perintah.CommandType = CommandType.Text
perintah.CommandText = "SELECT *from batubara order by
barangid"
mda.SelectCommand = perintah
ds.Tables.Clear()
mda.Fill(ds, "babara")
crlap.SetDataSource(ds.Tables("babara"))
Cetak.CrystalReportViewer1.ReportSource = crlap
kon.Close()
20

'FrmCetak.MdiParent = FrmMenuUtama
Cetak.Show()
Cetak.WindowState = FormWindowState.Maximized
End Sub

Private Sub cari_TextChanged_1(ByVal sender As System.Object,


ByVal e As System.EventArgs) Handles cari.TextChanged
DataGridView1.Columns.Clear()
Call tampil("SELECT * from batubara where barangid='" &
cari.Text & "' or merkdagang like '%" & cari.Text & "%'")
Call setdg()
Call buattombol()
End Sub
End Class
21

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Defrian Aulia

NPM : 1310024427024

Program Studi : Teknik Pertambangan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul:

“Estimasi Harga dan Royalti Batubara Izin Usaha Pertambangan Kota

Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat”

Adalah benar-benar karya saya sendiri dan bukan merupakan dari skripsi

orang lain. Apabila kemudian dari pernyataan saya ini tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanki akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan gelar

kesarjanaannya).

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat

digunakan sebagai mana mestinya.

Padang, Desember 2018

Defrian Aulia

1310024427024
22

BIODATA WISUDAWAN
No. Urut :
Nama : Defrian Aulia
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tgl Lahir : Padang, 29 April 1993
NPM : 1310024427024
Program Studi : Teknik Pertambangan
Tanggal Lulus : 17 Januari 2019
IPK : 2,91
Predikat Lulus : Memuaskan
Judul Skripsi : Estimasi Harga dan Royalti
Batubara Izin Usaha Pertambangan
Kota Sawahlunto Provinsi
Sumatera Barat
Dosen Pembimbing : 1. Jevie Carter Eka Putra, MT
2. Riam Marlina A, ST, MT
Asal Sekolah : SMK Teknologi Plus Padang
Nama Orang Tua : Andi Pribowo
Alamat/No. HP : Komp. TNI-AU Lanud Sutan
Sjahrir Padang RT 02 RW 09 No
31/081275099663
Email kodetwalker@gmail.com
23

ESTIMASI HARGA DAN ROYALTI BATUBARA IZIN USAHA


PERTAMBANGAN KOTA SAWAHLUNTO
PROVINSI SUMATERA BARAT

Defrian Aulia1, Jevie Carter Eka Putra2, Riam Marlina A3.


1
Program Studi Teknik Pertambangan STTIND Padang
Email: Kodetwalker@gmail.com
2.3
Dosen Program Studi Teknik Pertambangan STTIND Padang

ABSTRAK
Di Indonesia penggunaan batubara hampir 70% digunakan untuk Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU), pertambangan batubara di Provinsi Sumatera Barat
khususnya Kota Sawahlunto menyuplai batubara ke PLTU Ombilin, dari 11 izin
usaha pertambangan di Kota Sawahlunto 8 IUP diantaranya menyuplai batubara ke
PLTU Ombilin, dari situasi lapangan ditentukan masalah ketika IUP harus menjual
batubara ke PLTU dengan harga di bawah HBA sedangkan IUP harus membayar
royalti dengan dasar perhitungan harga sesuai HBA.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung harga batubara IUP Kota Sawahlunto
dengan ketetapan HBA yang telah di tetapkan kementerian ESDM serta menghitung royalti
yang harus dibayarkan perusahaan kepada Negara..
Metode yang digunakan untuk mengestimasi batubara IUP Kota Sawahlunto adalah
harga batubara acuan yang di tetapkan kementerian ESDM nomor 1320 K/32/MEM/2018
dengan patokan 101,86 US$/ton sedangkan menghitung royalti berdasarkan Peraturan
Pemerintah nomor 55 Tahun 2005 dengan acuan tambang dalam 6% dari harga jual dan
tambang terbuka 7% dari harga jual.
Hasil dari estimasi harga dan royalti batubara IUP Kota Sawahlunto sebagai salah satu
contoh CV. Putri Surya Pratama dengan harga jual ke PLTU 55,714 US$ hasil Estimasi harga
batubara CV. Putri Surya Pratama adalah 101,675US$ dengan kerugian 45,961 US$ dan
royalti yang harus di bayar 177.323 US$/ton. Perhitungan HBA diolah dengan program
visual basic
Kata Kunci: , kontrak , HBA, visualbasic, royalti
pembangkit listrik. Sekitar 10%
LATAR BELAKANG dimanfaatkan untuk industri semen.
Dari total produksi batubara Sisanya digunakan untuk bahan bakar
Indonesia sekitar 25% digunakan industri atau metalurgi. Pada tahun
untuk kepentingan dalam negeri, 2012, Indonesia menjadi eksportir
sedangkan 75% diekspor keluar negeri. terbesar batubara dunia dan menjadi
Hampir 70% produksi batubara produsen kedua terbesar batubara di
Indonesia untuk dalam negeri dunia. (World Coal Institute, 2013).
dimanfaatkan oleh Perusahaan Listrik
Negara (PLN) sebagai bahan bakar
Menurut Kementerian Energi Sumber bulannya. Untuk menghitung harga
Daya Mineral jumlah sumber daya batubara di gunakan formula sebagai
(resources) batubara Indonesia berikut:
mencapai 126,6 milyar ton dan Menghitung HBA Batubara Price
cadangan (reserves) sebesar 32,3 Marker dengan formula:
milyar ton. Potensi sumber daya dan HBA Price Marker (i)
cadangan tersebut tersebar di 22 = (HBA *K(i)* A(i) – (B (i) + U(i))
propinsi. Data tersebut (Sumber:Kepmen1320/32/MEM/2018)
memperlihatkan Provinsi Sumatera Keterangan:
Barat memiliki sumber daya 795,5 HBA Price Marker = HBA dari 8
juta ton atau sebesar 0,6% dari sumber Batubara price marker
daya nasional dan cadangan 158,43
juta ton atau sebesar 0,5% dari K (i) = Nilai Kalor Batubara (i) /6322
cadangan nasional. (Handbook of
Energy & Economic Statistics of FKA(i) = {[(100 – 8) / (100 –
Indonesia, 2016). Kandungan Air Batubara(i)
Dari 11 izin usaha pertambangan )]* Kandungan Air
operasi produksi di Kota Sawahlunto, Batubara(i) } +(100 – 8)) / 10
hanya 8 IUP mensupply batubara A (i) = (100- Kandungan Air
kepada Pembangkit Listrik Tenaga Batubara (i) ) / (100-8)
Uap (PLTU) Ombilin. B (i) = (Kandungan Belerang
Tabel 8 Izin usaha Pertambangan Batubara (i) – 0,8) * 3
Kota Sawahlunto U(i) = (Kandungan Abu Batubara
(i) – 15) * 0,3
(i) = price marker 1 -8
Untuk Harga Batubara Acuan (HBA)
Bulan Maret 2018.
Tabel 2.1 Harga Acuan Batubara
Bulan Maret 2018

HARGA ACUAN BATUBARA


Menentukan harga batubara di
Indonesia berdasarkan Keputusan
Menteri Energi dan Sumber daya
Mineral Republik Indonesia nomor
1320 K/32/MEM/2018 tentang harga
acuan batubara yang dikeluarkan setiap
ROYALTI BATUBARA daya mineral, dan apabila dijual
Pengertian iuran Eksplorasi dan pemerintah mempunyai hak untuk
Eksploitasi (royalti) menurut PP No. 55 mendapat bagian sesuai dengan
Tahun 2005 (Tentang Dana besaran dari pemilikan terhadap
Perimbangan) adalah iuran produksi sumber daya mineral tersebut.
pemegang kuasa usaha pertambangan Dengan demikian, pelepasan
atas hasil dari kesepakatan kegiatan hak kepemilikan terhadap sumber
eksplorasi/eksploitasi, sedangkan daya mineral yang telah diproses
pengertian lain dari iuran Eksplorasi menjadi komoditi mineral adalah
dan iuran Eksploitasi (royalti) menurut setelah komoditi diserahterimakan
Direktorat Jenderal Mineral Batubara kepada pembeli dengan menetapkan
dan Panas Bumi (DJMBP) adalah harga berdasarkan suatu sistem yang
pungutan yang merupakan hak negara ditentukan seperti sistem Free On
atas bahan tambang yang di ambil dari Board (FOB). Pelepasan hak
perut bumi. Secara filosofis kepemilikan ini sejalan dengan
pembayaran royalti menandakan ketentuan yang mensyaratkan bahwa
adanya perpindahan kepemilikan bahan pelepasan hak harus untuk tujuan
tambang dari pemerintah ke kemakmuran atau untuk kepentingan
perusahaan. ekonomi rakyat banyak.
Secara umum royalti adalah Besaran Iuran Eksplorasi/Iuran
pembayaran untuk penggunaan atas Eksploitasi (royalti) untuk pemegang
hak, seperti hak paten, lisensi, merek IUP berdasarkan PP No. 9 tahun 2012:
dagang/pola/model, cara pengerjaan, Formula untuk menghitung royalti
hak cipta, hak pengusahaan dan lain- batubara adalah sebagai berikut:
lain. Dalam pengusahaan Royalti = Penjualan x Tarif x harga jual
pertambangan royalti merupakan (Sumber: PP No. 9 Tahun 2012)
bentuk pembayaran kepada pemerintah Untuk melihat tarif royalti pada
atas upaya-upaya yang dilakukan untuk tambang terbuka dan tambang bawah
mengusahakan sumber daya mineral tanah Kota Sawahlunto dapat di lihat
sebagai kompensasi pemberian hak pada tabel 2.2
pengusahaan untuk menambang.
Selanjutnya dengan membayar METODOLOGI PENELITIAN.
royalti sehingga dapat memperoleh Penelitian ini dilakukan pada
hak pengusahaan, maka perusahaan Izin Usaha Pertambangan (IUP)
dapat melakukan kegiatan produksi. batubara yang melakukan penjualan
Hasil produksi kegiatan usaha batubara kepada Pembangkit Listrik
pertambangan yang berupa komoditi Tenaga Uap (PLTU) Ombilin Kota
mineral berbeda dengan produk Sawahlunto.
industri lain, karena komoditi mineral Data primer adalah data yang di
tersebut bukan menjadi milik peroleh penulis langsung dari lapangan
perusahaan tetapi merupakan berupa kuesioner penelitian yang
komponen produksi suatu komoditi terdiri dari:
yang akan dihasilkan dari sumber
1) Kualitas batubara
2) Produksi batubara DATA PRIMER
Data sekunder adalah data yang Data primer yang dibutuhkan
didapatkan dari literatur dalam penelitian ini adalah data yang
a. Data IUP yang melakukan penjualan langsung didapatkan dari perusahaan
ke PLTU Ombilin
b. Kontrak penjualan batubara dengan DATA PERUSAHAAN DAN
PLTU. KUALITAS BATUBARA SEMUA
c. Royalti batubara IUP DI KOTA SAWAHLUNTO
Sumber data yang didapatkan berasal Data perusahaan dan kualitas
dari kuisioner yang diberikan ke batubara yang diperoleh melalui
masing-masing Izin Usaha kuesioner yang disebarkan langsung
Pertambangan (IUP) yang melakukan oleh peneliti kepada pihak perusahaan
penjualan batubara ke Pembangkit yang melakukan penjualan batubaranya
Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ombilin di ke PLTU Ombilin, data kuesioner yang
kota Sawahlunto dibuat diantaranya yaitu tentang
Pada teknik pengolahan data ini produksi, harga jual ke PLTU, royalti,
dilakukan beberapa tahapan pada kualitas batubara Izin Usaha
proses perhitungan sesuai dengan Pertambangan (IUP) Kota Sawahlunto,
tujuan penelitian, diantaranya yaitu: data kualitas batubara sesuai kontrak,
1). Harga jual batubara mulai dari nilai kalori, kadar air, kadar
Harga jual batubara disesusaikan abu dan kandungan belerang seperti
dengan harga batubara acuan (HBA) pada tabel 4.1.
Bulan Maret 2018 dengan
menggunakan rumus persamaan 2.1 Tabel 4.1 Harga Batubara Sesuai
pada tinjauan pustaka. Kontrak ke PLTU Ombilin
2). Royalti batubara
Untuk menghitung harga royalti
batubara yang harus dibayar oleh
perusahaan kepada Negara
digunakan rumus persaman 2.7 pada
tinjauan pustaka.

PENGUMPULAN DATA
Sebelum melakukan
estimasi harga dan royalti batubara izin
usaha pertambangan di Kota
Sawahlunto, maka di perlukan
pengumpulan data-data terlebih dahulu.
Adapun data yang diperlukan dalam PENGOLAHAN DATA
penelitian ini adalah data primer dan Pengolah data pada penelitian ini
data sekunder. mengacu pada Harga Acuan Batubara
(HBA) yang telah ditetapkan
Kementerian Energi dan Sumberdaya KESIMPULAN
Mineral (KESDM), adapun ketetapan Berdasarkan hasil dan
yang akan dibahas pada penelitian ini pembahasan dari pengolahan data yang
yaitu harga batubara dan royalti didapatkan dari perhitungan estimasi
batubara setiap perusahaan tambang harga dan royalti batubara dapat
batubara yang menjual batubaranya ke disimpulkan bahwa:
PLTU Ombilin 1. Dari penjualan batubara 8 IUP di
HARGA ESTIMASI BATUBARA Kota Sawahlunto maka
Untuk menentukan harga didapatkan hasil penjualan
batubara acuan ini digunakan rumus: kontrak, CV. Putri Surya Pratama
PriceMarker = (HBA * K(i) ) A(i) ) – ( 55, 714 US$/ton, PT. Dasrat
B(i) + U(i) ) 55,714 US$/ton, PT. Allied Indo
Hasil perhitungan estimasi harga Coal Jaya 55,714 US$/ton, CV.
batubara 8 (IUP) di Kota Air Mata Emas 55,714 US$/ton,
Sawahlunto dapat dilihat pada tabel 4.2 CV, Tahiti Coal 55,714 US$/ton,
Tabel 4.2 Hasil Estimasi Harga CV, Cahaya Bumi Perdana 55,714
Batubara IUP Kota Sawahlunto US$/ton, PT. Bukit Aam UPO
55,714 US$/ton, CV. Miyor
Parambahan 55,714 US$/ton dan
penjualan hasil estimasi sesuai
Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (KESDM) adalah,
CV. Putri Surya Pratama 101,675
US$/ton, PT. Dasrat Sarana Arang
Sejati 96,437 US$/ton, PT. Allied
Indo Coal Jaya 94,571 US$/ton,
CV. Air Mata Emas 86,434
US$/ton, CV. Tahiti Coal 123,209
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Royalti US$/ton, CV. Cahaya Bumi
Batubara IUP Kota Sawahlunto Perdana 106,585 US$/ton, PT.
Bukit Asam UPO 98,836 US$/ton,
CV. Miyor Parambahan 87,894
US$/ton dari penjualan yang
rendah kepada PLTU Ombilin
maka 8 perusahaan mendapat
kerugian per ton karena kontrak
sebesar, CV. Putri Surya Pratama
45,961 US$/ton, PT. Dasrat
Sarana Arang Sejati 40,723
US$/ton, PT. Allied Indo Coal
Jaya 38,857 US$/ton, CV. Air
Mata Emas 30,723 US$/ton, CV.
Tahiti Coal 67,495 US$/ton, CV.
Cahaya Bumi Perdana 50,871 dan Cadangan Batubara Indonesia.
US$/ton, PT. Bukit Asam UPO 2016
43,122 US$/ton, CV. Miyor
Parambahan 32,18 US$/ton. Keputusan Menteri Energi dan Sumber
2. Untuk perhitungan royalti dari 8 Daya Mineral Nomor 1320
(delapan) IUP batubara Kota K/32/MEM/, Tentang Harga Mineral
Sawahlunto maka didapatkan, Logam Acuan dan Harga Batubara
CV. Surya Pratama 177.323 Acuan Bulan Maret, 2018
US$/ton, PT. Dasrat Sarana Arang
Sejati 243.029 US$/ton, PT. Peraturan Pemerintah Nomor 9,
Allied Indo Coal Jaya 198.599 ”Tentang Dana Perimbangan”, 2012
US$/ton, CV. Air Mata Emas
23.311 US$/ton, CV. Cahaya Peraturan Pemerintah Nomor 55,
Bumi Perdana 313.359 US$/ton, Tentang Tarif Royalti, 2005
PT. Bukit Asam UPO 6.898,45
Menteri Energi Sumber Daya dan
US$/ton, CV. Miyor Parambahan
Mineral Nomor 1320K/32/MEM,
237.313 US$/ton.
Harga Batubara Acuan. 2018
DAFTAR PUSTAKA
Anggayana, Komang, Rank Batubara. Mutasim, Definisi Pembentukan
2005 Batubara. 2010
Badawi, Pembentukan Batubara Dari Riko Ervil, dkk, ”Buku Panduan
Tumbuhan Angiospermae, 2012 Penulisan dan Ujian Skripsi STTIND
Padang”, Sekolah Tinggi Teknologi
Diesel, Materi Pembentukan Industri Padang, 2016
Batubara.1981
Stach, Opcit Susilawati, Pengertian
Direktur Jendral Mineral dan Batubara Tahap Penggambutan. 1982- 1992
Nomor 515/.K/32/DJB, Tentang
Penetapan Harga Btubara Acuan, 2011 Sukandarrumidi, Pengertian Tahap
Penggambutan. 1995
Fischer,opcit, Susilawati, Pengertian
Tahap Pembetubaraan.1927-1992 Undang-Undang Nomor 4, Tentang
Mineral dan Batubara, 2009
Handbook of Energy & Economic
Statistic of Indonesia, Sumber Daya World of coal Institute, Produksi
Batubara Dunia. 2013

Anda mungkin juga menyukai