Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FILSAFAT MIPA

DASAR-DASAR PENGETAHUAN

Mata Kuliah: Filsafat MIPA


Dosen: Titin Supriyatin, M.pd
Disusun Oleh:
Astri yuliana (202041500160)
Putri Adinda Dahniah (202041500184)
Siti Nurhanipah (202041500262)
Bambang Hermanto (202041500200)
Handrika (202041500177)

Kelas: R3C
FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAKARTA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, umat manusia. Shalawat serta salam tak lupa kita
ucapkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Atas berkat rahmat Allah SWT. penulis dapat menyelesaikan makalah yang
membahas tentang pengantar filsafat ilmu dan dasar-dasar pengetahuan. Makalah ini
merupakan tugas mata kuliah Filsafat MIPA. Di dalamnya akan dibahas mengenai
dasar-dasar Pengetahuan, pengertian penalaran, logika, sumber-sumber pengetahuan
dan kriteria kebenaran.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri penulis maupun
para pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca agar makalah menjadi lebih baik dan sempurna untuk kedepannya.

i
Daftar Isi

Cover
Kata Pengantar ................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan Kajian ..................................................................................... 4
D. Manfaat Kajian ................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 5
2.1 Dasar-dasar Pengetahuan .................................................................... 5
2.1.1 Penalaran .................................................................................... 5
2.1.2 Logika ........................................................................................ 7
2.1.3 Sumber Pengetahuan .................................................................. 8
2.1.4 Kriteria Kebenaran dalam Filsafat ............................................. 11
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 12
Daftar Pustaka .................................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang berpikir, merasa, mengindera: dan
totalitas pengetahuannya berasal dari ketiga sumber tersebut, disamping
wahyu yang merupakan komunikasai Sang Pencipta dengan makhluknya.
Manusia memiliki sifat yang berbeda dengan makhluk lain, yaitu sifat ingin
tahu yang tinggi sehingga rasa ingin tahu ini semakin hari semakin bertambah.
Oleh sebab itu manusia dikatakan sebagai makhluk yang mengembangkan
pengetahuannya secara sungguh-sungguh.
Binatang juga memiliki pengetahuan, namun pengetahuannya hanya
terbatas untuk kelangsungan hidupnya. Sedangkan manusia mengembangkan
pengetahuannya untuk mengatasi kebutuhan hidupnya dan mengembangkan
hal-hal baru. Hal ini menunjukkan bahwa manusia dalam hidupnya tidak
sekedar mengatasi kebutuhan hidupnya namun memiliki tujuan tertentu yang
lebih tinggi dari pada itu.
Manusia mempunyai kemampuan untuk menalar yang menyebabkan
manusia mampu mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia
kekuasaan-kekuasaanya. Dua hal yang menyebabkan pengetahuan dapat
dikembangkan oleh manusia adalah pertama manusia mempunyai bahasa
yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatar
belakangi informas tersebut. Yang kedua, manusia mampu berfikir menurut
suatu alur kerangka berpikir tertentu. Secara garis besar cara berpikir seperti
ini disebut penalaran.

1
Dua kelebihan inilah yang memungkinkan manusia mengembangkan
pengetahuannya yakni bahasa yang bersifat komunikatif dan pikiran yang
mampu menalar. Penalaran merupakan suatu proses berfikir dalam menarik
sesuatu, kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua jenis dalam rangka
menemukan kebenaran yaitu yang pertama adalah pengetahuan yang
didapatkan sebagai hasil usaha yang aktif dari manusia untuk menemukan
kebenaran,baik melalui penalaran maupun lewat kegiatan lain seperti perasaan
dan intuisi. Yang kedua, pengetahuan yang bukan merupakan kebenaran yang
di dapat sebagai hasil usaha aktif manusia. Dalam hal ini, maka pengetahuan
yang didapat itu bukan berupa kesimpulan sebagai produk dari usaha aktif
mausia dalam menemukan kebenaran, melainkan berupa pengetahuan yang
ditawarkan atau diberikan. Manusia dalam menemukan kebenaran ini bersifat
pasif sebagai penerima pemberitaan tersebut, yang kemudian dipercaya atau
tidak dipercaya, berdasarkan masing-masing keyakinanya.
Kebenaran merupakan pertanyaan abadi bagi insan setiap zaman. Orang
tidak pernah selesai mempermasalahkannya. Dasar kebenaran ialah yang ada
atau yang bereksistensi. Kebenaran hanya mungkin terjadi kalau sesuatu itu
ada. Filsafat menempatkan diri sebagai usaha manusia untuk mencari
kebenaran. Karena salah satu makna dari filsafat itu sendiri adalah cinta
kepada kebenaran. Kebenaran itu sangat penting, namun persoalan kebenaran
itu sangatlah relatif, karena mungkin pada hari ini benar besok belum tentu
benar. Kebenaran itu ada di luar diri manusia, manusia tinggal mencari dan
menemukannya. Karena itu kebenaran ditentukan oleh faktor eksternal, bukan
internal.

Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diperoleh manusia melalui


sebuah pengamatan. Saat seseorang mengamati suatu hal dan dia memperoleh
sesuatu dari pengamatannya, maka bisa disebut orang tersebut memperoleh
sebuah pengetahuan. Ilmu pada perinsipnya merupakan usaha untuk

2
mengorganisasikan dan mensistematiskan common sense, suatu pengetahuan
yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari.
Ilmu merupakan suatu metode berfikir secara objektif (objective thinking),
tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia
faktual.pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran
yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih
menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu.
Pengetahuan mengandung beberapa hal yang pokok, yaitu ajaran tentang cara
berhubungan dengan tuhan, yang sering juga disebut dengan hubungan
vertikal dan cara berhubungan dengan sesama manusia,yang sering juga
disebut dengan hubungan horizontal.

Dari ungkapan di atas, dapat dipahami bahwa manusia memiliki sifat


yang berbeda dengan makhluk lain, yaitu sifat ingin tahu yang tinggi sehingga
rasa ingin tahu ini semakin hari semakin bertambah. Oleh sebab itu manusia
dikatakan sebagai makhluk yang mengembangkan pengetahuannya secara
sungguh-sungguh. Kemudian dalam hal ini manusia akan belajar
menggunakan pancaindra untuk memperoleh pengetahuannya. Dari
pengetahuan tersebut manusia akan berfikir secara logika maupun penalaran,
setelah itu mereka akan menguji sifat informasi tersebut apakah benar dan
bisa diterima oleh akal manusia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam
makalah ini adalah:
1) apa saja yang ada dalam dasar-dasar pengetahuan?
2) apa itu penalaran ?
3) apa itu logika ?
4) apa saja sumber-sumber ilmu pengetahuan?
5) Apa saja kriteria kebenaran?

3
C. Tujuan kajian
1) Mengetahui apa saja yang ada dalam dasar-dasar pengetahuan
2) Mengetahui apa itu penalaran
3) Mengetahui apa itu logika
4) Mengetahui apa saja sumber-sumber ilmu pengetahuan
5) Mengetahui apa saja kriteria kebenaran

D. Manfaat kajian
Bagi penulis
- Melatih penulis dalam membuat makalah.
- Menjadikan penulis paham dengan dasar-dasar pengetahuan,
sumber-sumber pengetahuan dan kriteria kebenaran

Bagi pembaca

- memahami dasar-dasar pengetahuan, sumber-sumber pengetahuan


dan kriteria kebenaran

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dasar-dasar Pengetahuan

2.1.1 PENALARAN

Penalaran atau reasoning merupaka suatu konsep yang paling umum


merujuk pada salah satu proses pemikiran (kegiatan berpikir) untuk sampai
pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain
yang telah diketahui. Dalam proses pemikiran ini perlu di pelajari terlebih
dahulu unsur-unsur dari penalaran yang bertolak ada mater atau objek yang
dibicarakan. Unsur penalaran yang dimaksud adalah pengertian (ide atau
konsep) yang merupakan pembagian (analitis) dari pengertian yang bersifat
umum menjadi unsur yang terkecil seingga tidak lagi terjadi kekaburan arti.

Penalaran dinyatakan dalam kalimat tertutup atau pernyataan. Segala


sesuatu yang ada, senantiasa memiliki materi dan bentuk. Materi yang sama
dapat memiliki berbagai bentuk. Misalnya kayu sebagai materi dapat berbentuk
patung, kursi, meja, tiang pintu dan sebagainya. Bentuk sama dapat pula terdiri
dari materi yang berbeda. Misalnya patung kuda, dapat dibangun dari materi
kayu, atau besi, atau plastik dan sebagainya. Pikiran yang digunakan dalam
penalaran dan diungkapkan lewat bahasa, juga memiliki materi dan bentuk.
Hasil tangkapan manusia mengenai suatu objek baik materil maupun non
material disebut ide atau konsep. Ide dari kata Yunani “eidos” yang artinya
gambar, rupa yang dilihat.

Akal budi manusia menangkap sesuatu objek melalui bentuk gambarnya.


Gambar ini disebut ide. Konsep dalam bahasa latin “concipere” yang artinya
mencakup, mengambil, menangkap. Dari cocipere muncul kata benda
“conceptus” yang artinya tangkapan. Jadi akal manusia apabila menangkap
sesuatu terwujud dengan membuat konsep. Konsep dan ide adalah sama.
Ungkapan tentang konsep, ide atau pengertian disebut term.

5
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada hakikatnya merupakan
mahluk yang berpikir, merasa, bersikap dan bertindak. Sikap dan tindakan yang
bersumber pada pengetahuan yang didapat melalui kegiatan merasa atau
berpikir. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan
berpikir dan bukan dengan perasaan.

Penalaran mempunyai ciri, yaitu:

• merupakan suatu proses berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai
kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu atau menurut logika tertentu.
• logika penalaran yang bersangkutan, artinya kegiatan berpikir analisis adalah
berdasarkan langkah-langka tertentu. Tidak semua kegiatan berpikir
mendasarkan pada penalaran seperti perasaan dan intuisi.
• Perasaan adalah sifat spontanitas sehingga tidak memerlukan penalaran begitu
pula dengan intuisi

Ditinjau dari hakikat usahanya, maka dalam rangka menemukan


kebenaran, kita dapat bedakan jenis pengetahuan. Pertama, pengetahuan yang
didapatkan melalui usaha aktif dari manusia untuk menemukan kebenaran, baik
secara nalar maupun lewat kegiatan lain seperti perasaan dan intusi. Kedua,
pengetahuan yang didapat tidak dari kegiatan aktif menusia melainkan
ditawarkan atau diberikan seperti ajaran agama. Untuk melakukan kagiatan
analisis maka kegiatan penalaran tersebut harus diisi dengan materi
pengetahuan yang berasal dari sumber kebenaran yaitu dari rasio (paham
rasionalisme) dan fakta (paham empirisme).

Penalaran ilmiah pada hakikatnya merupakan gabungan penalaran


deduktif (terkait dengan rasionalisme) dan induktif (terkait dengan empirisme).
Penalaran merupakan proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Agar
pengetahuan yang dihasilkan dari penalaran itu mempunyai dasar kebenaran
maka proses berpikir itu harus dilakukan dengan suatu cara tertentu. Penarikan

6
kesimpulan dianggap benar jika penarikan kseimpulan dilakukan menurut cara
tertentu tersebut. Cara penarikan kesimpulan ini disebut dengan logika.

2.1.2 LOGIKA

Logika merupakan jembatan penghubung antara filsafat dan ilmu. Objek


materialnya adalah pemikiran dan objek formalnya adalah kelurusan berpikir.
Logika juga didefenisikan sebagai kecakapan bernalar yang berkenaan dengan
ungkapan lewat bahasa atau alat untuk berpikir secara lurus.

FUNGSI LOGIKA

Fungsi logika adalah :

1) Untuk berpikir rasional, kritis, tertib, metodis, tepat dan koheren.


2) Meningkatkan kemampuan berpikir abstrak, cermat dan objektif.
3) Menambah kecerdasan, meningkatkan ketajaman dan kemandirian berpikir.
4) Cinta ilmu pengetahuan dan menghindari kekeliruan serta kesesatan.

Pembagian logika menurut buku Wibawa, Sutrisna.2013. Filsafat Jawa.UNY


press:

1. Logika formal (logic) yang mempelajari asas-asas atau hukum-hukum


memikir,yang harus ditaati supaya dapat berfikir dengan benar dan mencapai
kebenaran. Hukum-hukum logika belaku dan penting bagi semua ilmulainnya
pula, sementara bagi filsafat merupakan alat yang harus dikuasai dulu.
2. Logika material atau kritika (epistemology) yang memandang isi pengetahuan
(material), bagaimana isi ini dapat dipertanggungjawabkan, mempelajari
sumber-sumber dan asal ilmu pengetahuan, alat-alat pengetahuan, proses
terjadinya pengetahuan, kemungkinan-kemungkinan dan batas pengetahuan,
kebenaran dan kekeliruan, metode ilmu pengetahuan,dan lain-lain.
3. Logika deduktif berusaha menemukan aturan-aturan yang dapat digunakan
untuk menarik kesimpulan-kesimpulan yang bersifat keharusan dari suatu
premaster tentu atau lebih. Sebagai contoh, a termasuk b, dan b termasuk

7
dalam c, maka kita mengetahui bahwa a termasuk dalam c. Kesimpulan
bahwa a termasuk dalam c karena keharusan tanpa memperhatikan apakah
yang diwakili oleh a,b,danc. Logika yang membicarakan susunan
proporsiproporsi dan penyimpulan yang sifat keharusannya berdasarkan atas
susunannya, dikenal sebagai logica deduktif atau logika formal.
4. Logika induktif mencoba untuk menarik kesimpulan tidak dari susunan
proporsi-proporsi, melainkan dari sifat-sifat seperangkat bahan yang diamati.
Logika induktif mencoba untuk bergerak dari satu perangkat faktayang
diamati secara khusus menuju kepada pernyataan yang bersifat umum
mengenai semua fakta yang bercorak demikian atau dari suatu perangkat
akibat tertentu menuju kepada sebab atau sebab-sebab dari akibat-akibat
tersebut

2.1.3 SUMBER PENGETAHUAN

Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu manusia yang merupakan


ciri khas manusia karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang
mengembangkan pengetahuan namun pengetahuan tersebut masih terbatas
untuk melangsungkan kehidupannya. Pengetahuan diperoleh dari alat yang
merupakan sumber dari pengetahuan tersebut. Adapun sumber pengetahuan itu
adalah :
Pengalaman Indra
Nalar
Intuisi
Wahyu

Adapun penjelasannya sebagai berikut

A. Empirisme Manusia memperoleh pengetahuan dari pengalaman


indrawi. Dengan indera manusia berhubungan dengan hal-hal yang
kongkrit material. Masing-masing indra menangkap aspek yang

8
berbeda mengenai barang atau makhluk yang menjadi objeknya. Jadi,
pengetahuan indrawi menurut perbedaan indra dan terbatas pada
sensibilitas organ-organ tertentu. Bagaaimana dia mengetahui es itu
dingin karena pernah meraba es tersebut. John Locke mengemukakan
teori tabula rasa. Menurutnya manusia pada mulanya kosong dari
pengetahuan, lantas pengalamannya mengisi jiwa yang kosong
tersebut lalu ia memiliki pengetahuan. Mula-mula tangkapan indra
tersebut sederhana lalu lama kelamaan menjadi kompleks. David
Hume menjelaskan bahwa manusia tidak membawa pengetahuan
bawaan dalam hidupnya. Sumber pengetahuan adalah pengamatan.
Jadi sumber pengetahuan utama memperoleh pengetahuan adalah data
empiris yang diperoleh dari panca indra.
Kelemahan empiriisme adalah :
• Indera terbatas karena benda yang jauh kelihatan kecil padahal tidak.
• Indera menipu seperti orang sakit merasakan lidahnya pahit padahal
manis terhadap makanan yang dirasakannya.
• Objek menipu seperti fatamorgana yang membohongi manusia.
• Berasal dari indera dan objek sekaligus. Indera tidak bisa melihat
kerbau sekaligus dan kerbaupun tidak bisa memperlihatkan selutuh
badannya semuanya.

B. Rasionalisme Aliran ini mengatakan bahwa akal adalah dasar


pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan
akal. Bagi aliran ini kelemahan alat indra dapat dikoreksi seandainya
akal digunakan. Namun rasionalisme tidak mengingkari kegunaan
indra dalam memperoleh pengetahuan. Pengalaman indra diperlukan
untuk merangsang akal dan memberikan bahan-bahan yang
menyebabkan akal dapat bekerja, tetapi sampainya manusia kebenaran
adalah karena akal. Descartes mengemukakan bahwa akal budi
dipahamkan sebagai teknik deduktif untuk dapat menemukan

9
kebenaran. Dengan demikian penalaranlah yang akan menyusun
pengetahuan.
C. Intuisi, Henry Begson mengatakan bahwa intuisi adalah hasil dari
evolusi pemahaman yang tertinggi. Intuisi juga merupakan suatu
pengetahuan yang langsung, mutlak dan bukan pengetahuan yang
nisbi. Aliran yang mirip dengan intuisi adalah iluminasionisme yang
berkembang di kalangan tokoh agama yang disebut dengan ma’rifah
yaitu pengetahuan yang datang dari Tuhan melalui pencerahan atau
penyinaran. Pengetahuan tersebut akan diperoleh oleh orang yang
hatinya telah bersih, telah siap dan sanggup menerima pengetahuan
terebut. Kemampuan menerima pengetahuan secara langsung itu
diperoleh dengan cara latihan yang dalam Islam disebut dengan
Riyadhah dipakai dalam thariqat atau tasawuf. Memurut ajaran
tasawuf manusia ditutupi oleh hal-hal material yang dipengaruhi
nafsunya. Bila nafsu bisa dikendalikan, maka kekuatan rasa itu mampu
bekerja dan menangkap objek-objek gaib.Jiwa mampu melihat alam
gaib dan dari situlah diperoleh pengetahuan.

D. Wahyu, Pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia


lewat perantaraan para nabi. Para nabi memperoleh pengetahuan dari
Tuhan tanpa upaya, tanpa bersusah payah, tanpa memerlukan waktu
untuk memperolehnya. Pengetahuan mereka terjadi atas kehendak
Tuhan. Tuhan mensucikan jiwa mereka dan diterangkan jiwa mereka
memperoleh kebenaran dengan jalan wahyu.
Agama merupakan pengetahuan bukan saja mengenai kehidupan
sekarang yang terjangkau pengalaman, namun juga mencakup
masalah-masalah yang bersifat transedental seperti latar belakang
penciptaan manusia dan hari kemudian di akhirat nanti. Singkatnya,
agama dimulai dari rasa percaya, dan lewat pengkajian selanjutnya
kepercayaan itu meningkat atau menurun. Sedangkan pengetahuan

10
muncul dari rasa tidak percaya, dan setelah melalui proses pengkajian
ilmiah, bisa diyakinkan atau tetap pada pendirian semula.

2.1.4 KRITERIA KEBENARAN DALAM FILSAFAT

Bagi positivisme sesuatu itu benar apabila ada korespondensi antara fakta
yang satu dengan fakta yang lain phenomenology, kebenaran dibuktikan
berdasarkan diketemukannya yang esensial, pilah dari yang non esensial atau
eksemplar dan sesuai dengan skema moral tertentu. Rumusan substantif tentang
kebenaran ada beberapa teori, menurut Michael Williams ada lima teori
kebenaran, yaitu,:

• Kebenaran Preposisi, yaitu teori kebenaran yang didasarkan pada kebenaran


proposisinya baik proposisi formal maupun proposisi materialnya.
• Kebenaran Korespondensi, teori kebenaran yang mendasarkan suatu
kebenaran pada adanya korespondensi antara pernyataan dengan kenyataan
(fakta yang satu dengan fakta yang lain).
• Kebenaran Koherensi atau Konsistensi, yaitu teori kebenaran yang
medasarkan suatu kebenaran pada adanya kesesuaian suatu pernyataan dengan
pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu diketahui, diterima
dan diakui kebenarannya.
• Kebenaran Performatif, yaitu teori kebenaran yang mengakui bahwa sesuatu
itu dianggap benar apabila dapat diaktualisasikan dalam tindakan.
• Kebenaran Pragmatik, yaitu teori kebenaran yang mengakui bahwa sesuatu itu
benar apabila mempunyai kegunaan praktis. Dengan kata lain sesuatu itu
dianggap benar apabila mendatangkan manfaat dan salah apabila tidak
mendatangkan manfaat.

11
BAB III
PENUTUP

3,1 KESIMPULAN

A. Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu


kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada hakikatnya
merupakan mahluk yang berpikir, merasa, bersikap dan bertindak.
Sikap dan tindakan yang bersumber pada pengetahuan yang
didapat melalui kegiatan merasa atau berpikir. Penalaran
menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan
berpikir dan bukan dengan perasaan
B. Logika merupakan suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala
tempat dan suasana, karena logika mendidik manusia bersifat
objektif, tegas dan berani. Mempelajari ilmu logika sangat
bermanfaat untuk setiap orang, karena manusia diciptakan oleh
Tuhan dengan disertai akal agar mampu berpikir logis dan sesuai
dengan fakta yang ada dalam masyarakat. Logik harus dipakai
oleh semua orang dalam setiap pemikirannya, karena dengan
logika manusia diarahkan untuk berpikir cerdas,objektif,tajam dan
benar. Selain itu, logika juga mampu meningkatkan cinta terhadap
kebenaran, serta menghindari kekeliruan.
C. Pengetahuan diperoleh dari alat yang merupakan sumber dari
pengetahuan tersebut. Adapun sumber pengetahuan itu adalah :
Pengalaman Indra, nalar, intuisi, dan wahyu
D. Menurut Michael Williams ada lima teori kebenaran, yaitu:
Kebenaran Preposisi, Kebenaran Korespondensi, Kebenaran
Koherensi atau Konsistensi, Kebenaran Performatif, dan
Kebenaran Pragmatik.

12
Daftar pustaka

Wibawa,Sutrisna.2013.FilsafatJawa.Yogyakarta:UNYPress.

https://www.slideshare.net/ihsandalton/dasardasar-pengetahuan(diakses
17/09/22 pukul 21:13)

https://vibrasayekti.wordpress.com/2016/04/10/makalah-filsafat-ilmu-dasar-
dasar-pengetahuan/ (diakses 17/09/21 pukul 21:15)

13

Anda mungkin juga menyukai