DASAR-DASAR PENGETAHUAN
Kelas: R3C
FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAKARTA
2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, umat manusia. Shalawat serta salam tak lupa kita
ucapkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Atas berkat rahmat Allah SWT. penulis dapat menyelesaikan makalah yang
membahas tentang pengantar filsafat ilmu dan dasar-dasar pengetahuan. Makalah ini
merupakan tugas mata kuliah Filsafat MIPA. Di dalamnya akan dibahas mengenai
dasar-dasar Pengetahuan, pengertian penalaran, logika, sumber-sumber pengetahuan
dan kriteria kebenaran.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri penulis maupun
para pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca agar makalah menjadi lebih baik dan sempurna untuk kedepannya.
i
Daftar Isi
Cover
Kata Pengantar ................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan Kajian ..................................................................................... 4
D. Manfaat Kajian ................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 5
2.1 Dasar-dasar Pengetahuan .................................................................... 5
2.1.1 Penalaran .................................................................................... 5
2.1.2 Logika ........................................................................................ 7
2.1.3 Sumber Pengetahuan .................................................................. 8
2.1.4 Kriteria Kebenaran dalam Filsafat ............................................. 11
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 12
Daftar Pustaka .................................................................................................. 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang berpikir, merasa, mengindera: dan
totalitas pengetahuannya berasal dari ketiga sumber tersebut, disamping
wahyu yang merupakan komunikasai Sang Pencipta dengan makhluknya.
Manusia memiliki sifat yang berbeda dengan makhluk lain, yaitu sifat ingin
tahu yang tinggi sehingga rasa ingin tahu ini semakin hari semakin bertambah.
Oleh sebab itu manusia dikatakan sebagai makhluk yang mengembangkan
pengetahuannya secara sungguh-sungguh.
Binatang juga memiliki pengetahuan, namun pengetahuannya hanya
terbatas untuk kelangsungan hidupnya. Sedangkan manusia mengembangkan
pengetahuannya untuk mengatasi kebutuhan hidupnya dan mengembangkan
hal-hal baru. Hal ini menunjukkan bahwa manusia dalam hidupnya tidak
sekedar mengatasi kebutuhan hidupnya namun memiliki tujuan tertentu yang
lebih tinggi dari pada itu.
Manusia mempunyai kemampuan untuk menalar yang menyebabkan
manusia mampu mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia
kekuasaan-kekuasaanya. Dua hal yang menyebabkan pengetahuan dapat
dikembangkan oleh manusia adalah pertama manusia mempunyai bahasa
yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatar
belakangi informas tersebut. Yang kedua, manusia mampu berfikir menurut
suatu alur kerangka berpikir tertentu. Secara garis besar cara berpikir seperti
ini disebut penalaran.
1
Dua kelebihan inilah yang memungkinkan manusia mengembangkan
pengetahuannya yakni bahasa yang bersifat komunikatif dan pikiran yang
mampu menalar. Penalaran merupakan suatu proses berfikir dalam menarik
sesuatu, kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua jenis dalam rangka
menemukan kebenaran yaitu yang pertama adalah pengetahuan yang
didapatkan sebagai hasil usaha yang aktif dari manusia untuk menemukan
kebenaran,baik melalui penalaran maupun lewat kegiatan lain seperti perasaan
dan intuisi. Yang kedua, pengetahuan yang bukan merupakan kebenaran yang
di dapat sebagai hasil usaha aktif manusia. Dalam hal ini, maka pengetahuan
yang didapat itu bukan berupa kesimpulan sebagai produk dari usaha aktif
mausia dalam menemukan kebenaran, melainkan berupa pengetahuan yang
ditawarkan atau diberikan. Manusia dalam menemukan kebenaran ini bersifat
pasif sebagai penerima pemberitaan tersebut, yang kemudian dipercaya atau
tidak dipercaya, berdasarkan masing-masing keyakinanya.
Kebenaran merupakan pertanyaan abadi bagi insan setiap zaman. Orang
tidak pernah selesai mempermasalahkannya. Dasar kebenaran ialah yang ada
atau yang bereksistensi. Kebenaran hanya mungkin terjadi kalau sesuatu itu
ada. Filsafat menempatkan diri sebagai usaha manusia untuk mencari
kebenaran. Karena salah satu makna dari filsafat itu sendiri adalah cinta
kepada kebenaran. Kebenaran itu sangat penting, namun persoalan kebenaran
itu sangatlah relatif, karena mungkin pada hari ini benar besok belum tentu
benar. Kebenaran itu ada di luar diri manusia, manusia tinggal mencari dan
menemukannya. Karena itu kebenaran ditentukan oleh faktor eksternal, bukan
internal.
2
mengorganisasikan dan mensistematiskan common sense, suatu pengetahuan
yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari.
Ilmu merupakan suatu metode berfikir secara objektif (objective thinking),
tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia
faktual.pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran
yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih
menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu.
Pengetahuan mengandung beberapa hal yang pokok, yaitu ajaran tentang cara
berhubungan dengan tuhan, yang sering juga disebut dengan hubungan
vertikal dan cara berhubungan dengan sesama manusia,yang sering juga
disebut dengan hubungan horizontal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam
makalah ini adalah:
1) apa saja yang ada dalam dasar-dasar pengetahuan?
2) apa itu penalaran ?
3) apa itu logika ?
4) apa saja sumber-sumber ilmu pengetahuan?
5) Apa saja kriteria kebenaran?
3
C. Tujuan kajian
1) Mengetahui apa saja yang ada dalam dasar-dasar pengetahuan
2) Mengetahui apa itu penalaran
3) Mengetahui apa itu logika
4) Mengetahui apa saja sumber-sumber ilmu pengetahuan
5) Mengetahui apa saja kriteria kebenaran
D. Manfaat kajian
Bagi penulis
- Melatih penulis dalam membuat makalah.
- Menjadikan penulis paham dengan dasar-dasar pengetahuan,
sumber-sumber pengetahuan dan kriteria kebenaran
Bagi pembaca
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 PENALARAN
5
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada hakikatnya merupakan
mahluk yang berpikir, merasa, bersikap dan bertindak. Sikap dan tindakan yang
bersumber pada pengetahuan yang didapat melalui kegiatan merasa atau
berpikir. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan
berpikir dan bukan dengan perasaan.
• merupakan suatu proses berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai
kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu atau menurut logika tertentu.
• logika penalaran yang bersangkutan, artinya kegiatan berpikir analisis adalah
berdasarkan langkah-langka tertentu. Tidak semua kegiatan berpikir
mendasarkan pada penalaran seperti perasaan dan intuisi.
• Perasaan adalah sifat spontanitas sehingga tidak memerlukan penalaran begitu
pula dengan intuisi
6
kesimpulan dianggap benar jika penarikan kseimpulan dilakukan menurut cara
tertentu tersebut. Cara penarikan kesimpulan ini disebut dengan logika.
2.1.2 LOGIKA
FUNGSI LOGIKA
7
dalam c, maka kita mengetahui bahwa a termasuk dalam c. Kesimpulan
bahwa a termasuk dalam c karena keharusan tanpa memperhatikan apakah
yang diwakili oleh a,b,danc. Logika yang membicarakan susunan
proporsiproporsi dan penyimpulan yang sifat keharusannya berdasarkan atas
susunannya, dikenal sebagai logica deduktif atau logika formal.
4. Logika induktif mencoba untuk menarik kesimpulan tidak dari susunan
proporsi-proporsi, melainkan dari sifat-sifat seperangkat bahan yang diamati.
Logika induktif mencoba untuk bergerak dari satu perangkat faktayang
diamati secara khusus menuju kepada pernyataan yang bersifat umum
mengenai semua fakta yang bercorak demikian atau dari suatu perangkat
akibat tertentu menuju kepada sebab atau sebab-sebab dari akibat-akibat
tersebut
8
berbeda mengenai barang atau makhluk yang menjadi objeknya. Jadi,
pengetahuan indrawi menurut perbedaan indra dan terbatas pada
sensibilitas organ-organ tertentu. Bagaaimana dia mengetahui es itu
dingin karena pernah meraba es tersebut. John Locke mengemukakan
teori tabula rasa. Menurutnya manusia pada mulanya kosong dari
pengetahuan, lantas pengalamannya mengisi jiwa yang kosong
tersebut lalu ia memiliki pengetahuan. Mula-mula tangkapan indra
tersebut sederhana lalu lama kelamaan menjadi kompleks. David
Hume menjelaskan bahwa manusia tidak membawa pengetahuan
bawaan dalam hidupnya. Sumber pengetahuan adalah pengamatan.
Jadi sumber pengetahuan utama memperoleh pengetahuan adalah data
empiris yang diperoleh dari panca indra.
Kelemahan empiriisme adalah :
• Indera terbatas karena benda yang jauh kelihatan kecil padahal tidak.
• Indera menipu seperti orang sakit merasakan lidahnya pahit padahal
manis terhadap makanan yang dirasakannya.
• Objek menipu seperti fatamorgana yang membohongi manusia.
• Berasal dari indera dan objek sekaligus. Indera tidak bisa melihat
kerbau sekaligus dan kerbaupun tidak bisa memperlihatkan selutuh
badannya semuanya.
9
kebenaran. Dengan demikian penalaranlah yang akan menyusun
pengetahuan.
C. Intuisi, Henry Begson mengatakan bahwa intuisi adalah hasil dari
evolusi pemahaman yang tertinggi. Intuisi juga merupakan suatu
pengetahuan yang langsung, mutlak dan bukan pengetahuan yang
nisbi. Aliran yang mirip dengan intuisi adalah iluminasionisme yang
berkembang di kalangan tokoh agama yang disebut dengan ma’rifah
yaitu pengetahuan yang datang dari Tuhan melalui pencerahan atau
penyinaran. Pengetahuan tersebut akan diperoleh oleh orang yang
hatinya telah bersih, telah siap dan sanggup menerima pengetahuan
terebut. Kemampuan menerima pengetahuan secara langsung itu
diperoleh dengan cara latihan yang dalam Islam disebut dengan
Riyadhah dipakai dalam thariqat atau tasawuf. Memurut ajaran
tasawuf manusia ditutupi oleh hal-hal material yang dipengaruhi
nafsunya. Bila nafsu bisa dikendalikan, maka kekuatan rasa itu mampu
bekerja dan menangkap objek-objek gaib.Jiwa mampu melihat alam
gaib dan dari situlah diperoleh pengetahuan.
10
muncul dari rasa tidak percaya, dan setelah melalui proses pengkajian
ilmiah, bisa diyakinkan atau tetap pada pendirian semula.
Bagi positivisme sesuatu itu benar apabila ada korespondensi antara fakta
yang satu dengan fakta yang lain phenomenology, kebenaran dibuktikan
berdasarkan diketemukannya yang esensial, pilah dari yang non esensial atau
eksemplar dan sesuai dengan skema moral tertentu. Rumusan substantif tentang
kebenaran ada beberapa teori, menurut Michael Williams ada lima teori
kebenaran, yaitu,:
11
BAB III
PENUTUP
3,1 KESIMPULAN
12
Daftar pustaka
Wibawa,Sutrisna.2013.FilsafatJawa.Yogyakarta:UNYPress.
https://www.slideshare.net/ihsandalton/dasardasar-pengetahuan(diakses
17/09/22 pukul 21:13)
https://vibrasayekti.wordpress.com/2016/04/10/makalah-filsafat-ilmu-dasar-
dasar-pengetahuan/ (diakses 17/09/21 pukul 21:15)
13