DEFINISI AKG
Suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi semua orang menurut golongan
umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktivitas tubuh untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal.
AKG merupakan kecukupan pada tingkat konsumsi sedangkan pada tingkat produksi dan
penyediaan perlu diperhitungkan kehilangan dan penggunaan lainnya dari tingkat
produksi sampai tingkat konsumsi.
AKG ditulis dalam bentuk tabel. Pada kolom pertama, tertulis kelompok umur dan jenis
kelamin mulai dari bayi hingga usia lanjut serta tambahan energi dan zat gizi untuk ibu
hamil dan ibu menyusui. Pada kolom berikutnya tertulis BB (kg) dan TB (cm) yang
merupakan rata-rata BB dan TB pada kelompok umur tersebut. Pada kolom keempat
dan seterusnya berisi kecukupan energi dan zat gizi sehari untuk kelompok umur dan
jenis kelamin tertentu.
Zat gizi yang dicantumkan terdiri dari zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, lemak,
serat dan air, serta vitamin dan mineral.
MANFAAT AKG
Sebagai acuan dalam menilai kecukupan gizi;
sebagai acuan dalam menyusun makanan sehari-hari termasuk perencanaan
makanan di institusi
sebagai acuan perhitungan dalam perencanaan penyediaan pangan tingkat
regional maupun nasionaL
sebagai acuan pendidikan gizi
sebagai acuan label pangan yang mencantumkan informasi nilai gizi
Sebagai contoh, jika seorang anak laki-laki A usia 8 tahun, BB 24 kg, maka BB standar di
Tabel 1.1 AKG adalah 27 kg. Sehingga faktor koreksi BB adalah BB anak saat ini/BB
standar pada tabel AKG yaitu 24/27 = 0.88. Kecukupan energi dan protein anak laki-laki
A usia 8 tahun adalah 1850 Kalori, protein 49 g maka kecukupan/kebutuhan energi
untuk anak tersebut adalah 0.88 x 1850= 1628 Kalori dan kecukupan/kebutuhan protein
adalah 0.88 x 49 g= 43,12 g.
MASALAH GIZI
Gizi atau sering juga disebut nutrisi yang merupakan terjemahan dari bahasa inggris
nutrition, adalah berbagai zat yang diperoleh dari hidangan makanan dan minuman setiap
hari. Berbagai zat gizi tersebut diperlukan oleh tubuh manusia untuk membangun sel tubuh,
mempertahankan dan memperbaiki berbagai jaringan organ tubuh agar berfungsi
sempurna.
Zat gizi tersebut adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Secara umum,
fungsi dari zat gizi makro adalah membangun otot, memperbaiki jaringan yang rusak,
sumber energi utama (karbohidrat) dan cadangan energi (lemak), mengatur dan menjaga
suhu tubuh tetap normal, menjaga jumlah sel di dalam tubuh, berperan dalam sistem
kekebalan tubuh serta fertilisasi, serta membuat hormon dan enzim
Sedangkan zat gizi mikro memiliki fungsi untuk mensintesis enzim dan hormon, serta
berperan dalam menjaga semua organ dan indera tubuh berfungsi dengan baik, seperti
vitamin A yang menjaga kesehatan mata, vitamin E menjaga kesehatan kulit, dan
sebagainya.
DEFINISI MASALAH GIZI
Masalah gizi merupakan masalah kesehatan yang diderita oleh banyak Negara, terutama
Negara-Negara yang sedang berkembang. Masalah Gizi ini muncul dalam bentuk keadaan
kekurangan Gizi dan dalam bentuk kelebihan gizi.
Pada 2010–2012, FAO memperkirakan sekitar 870 juta orang dari 7,1 miliar penduduk dunia
atau 1 dari delapan orang penduduk dunia menderita gizi buruk. Sebagian besar (sebanyak
852 juta) di antaranya tinggal di negara-negara berkembang.
Anak-anak merupakan penderita gizi buruk terbesar di seluruh dunia. Dilihat dari segi
wilayah, lebih dari 70 persen kasus gizi buruk pada anak didominasi Asia, sedangkan 26
persen di Afrika dan 4 persen di Amerika Latin serta Karibia.
Setengah dari 10,9 juta kasus kematian anak didominasi kasus gizi buruk. Sebab gizi buruk
bisa berefek ke penyakit lainnya juga, seperti campak dan malaria.
Berikut ini laporan UNICEF bulan Juni 2017 masalah gizi yang dialami oleh anak-anak di
bawah 5 tahun yang menderita gangguan pertumbuhan tinggi tubuh atau sering disebut
“pendek” atau Stunting.
1. Balita Pendek
Masalah gizi yang termasuk kelompok ini adalah masalah Balita Pendek
(stunting),dan Balita Gizi Kurang.
Tujuan :
1. Tersedianya informasi berkala dan terus menerus tentang besaran masalah gizi dan
perkembangan di masyarakat
2. Tersdianya informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui penyebab masalah gizi
& faktor nya
3. Tersedianya informasi kecenderungan masalah gizi di suatu daerah
4. Menyediakan informasi intervensi yang palin tepat&efektif untuk dilakukan
Lingkup data surveilans gizi :
1. Data status gizi
2. Data konsumsi makanan
3. Data cakupan program gizi
Sasaran bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, WUS, bumil, ibu menyusui, pekerja, lansia
5. Intervensi Gizi
a) Intervensi Gizi Spesifik
Intervensi atau program spesifik menargetkan pada ‘immediate determinant’ untuk
perkembangan janin dan anak melalui pemberian makanan dan gizi yang cukup, pola
asuh orangtua, dan penurunan penyakit infeksi.
Contoh program : suplementasi diet (PMT) atau zat gizi mikro (tablet Fe, Zn, asam
folat), promosi ASI yang optimal, penanganan gizi buruk, dan pengaturan pencegahan
penyakit infeksi dan keadaan darurat (bencana). Di Indo, intervensi ini seperti
pemberian kapsul vitamin A dan taburia(tambahan multivitamin zat gizi mikro dan
mineral) untuk balita, tablet asam folat dan besi untuk bumil, pemberian PMT bumil,
dsb.
b) Intervensi Gizi Sensitif
Membantu menyelesaikan ‘unedrlying cause’ dari masalah gizi. Sektor yang terlibat
yaitu pertania, kesehatan, jaminan perlindungan sosial, perkembangan dini anak,
pendidikan air dan sanitasi lingkungan serta keluarga berenca. Program pada sektor
ini memiliki potensi yang besar karena meliputi faktor penyebab utama, skala luas,
dan efektif dalam menjangkau populasi berisiko. Selain itu secara tidak langsung
dapat melindungi populasi berisiko dari dampak negatif krisis pangan global.
Programm/intervensi ini akan mempengaruhi pangan, harga non-pangan dan
pendapatan, serta peningkatan peran wanita. Di Indo program ini seperti RASKIN,
BLT (Bantuan Langsung Tunai), fortifikasi Fe pada gandum, iodium pada garam.
Sumber: Diktat Perencanaan Program Gizi (2016)