Anda di halaman 1dari 10

1.

permasalahan pada gizi ( faktor primer n sekunder dan teori timbulnya


2. AKG dan metode penilaian gizi (antropometri dll)
3. pelayanan gizi ( pendikan gizi, suplementasi , tatalaksana , surveilans)
-->jalannya dan target
4. surveilans ( tujuan, komponen,ruang lingkup langkah dan teknik
pengukuran status gizi di masyarakat )
5. Intervensi gizi dan metode pengukuran
ANGKA KECUKUPAN GIZI (AKG)
Bahan ajar gizi “ Gizi dalam daur kehidupan, KEMENKES 2017 HAL 8

DEFINISI AKG
Suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi semua orang menurut golongan
umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktivitas tubuh untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal.
AKG merupakan kecukupan pada tingkat konsumsi sedangkan pada tingkat produksi dan
penyediaan perlu diperhitungkan kehilangan dan penggunaan lainnya dari tingkat
produksi sampai tingkat konsumsi.
AKG ditulis dalam bentuk tabel. Pada kolom pertama, tertulis kelompok umur dan jenis
kelamin mulai dari bayi hingga usia lanjut serta tambahan energi dan zat gizi untuk ibu
hamil dan ibu menyusui. Pada kolom berikutnya tertulis BB (kg) dan TB (cm) yang
merupakan rata-rata BB dan TB pada kelompok umur tersebut. Pada kolom keempat
dan seterusnya berisi kecukupan energi dan zat gizi sehari untuk kelompok umur dan
jenis kelamin tertentu.
Zat gizi yang dicantumkan terdiri dari zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, lemak,
serat dan air, serta vitamin dan mineral.

MANFAAT AKG
 Sebagai acuan dalam menilai kecukupan gizi;
 sebagai acuan dalam menyusun makanan sehari-hari termasuk perencanaan
makanan di institusi
 sebagai acuan perhitungan dalam perencanaan penyediaan pangan tingkat
regional maupun nasionaL
 sebagai acuan pendidikan gizi
 sebagai acuan label pangan yang mencantumkan informasi nilai gizi

CARA MENGGUNAKAN AKG

Sebagai contoh, jika seorang anak laki-laki A usia 8 tahun, BB 24 kg, maka BB standar di
Tabel 1.1 AKG adalah 27 kg. Sehingga faktor koreksi BB adalah BB anak saat ini/BB
standar pada tabel AKG yaitu 24/27 = 0.88. Kecukupan energi dan protein anak laki-laki
A usia 8 tahun adalah 1850 Kalori, protein 49 g maka kecukupan/kebutuhan energi
untuk anak tersebut adalah 0.88 x 1850= 1628 Kalori dan kecukupan/kebutuhan protein
adalah 0.88 x 49 g= 43,12 g.
MASALAH GIZI
Gizi atau sering juga disebut nutrisi yang merupakan terjemahan dari bahasa inggris
nutrition, adalah berbagai zat yang diperoleh dari hidangan makanan dan minuman setiap
hari. Berbagai zat gizi tersebut diperlukan oleh tubuh manusia untuk membangun sel tubuh,
mempertahankan dan memperbaiki berbagai jaringan organ tubuh agar berfungsi
sempurna.

Zat gizi tersebut adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Secara umum,
fungsi dari zat gizi makro adalah membangun otot, memperbaiki jaringan yang rusak,
sumber energi utama (karbohidrat) dan cadangan energi (lemak), mengatur dan menjaga
suhu tubuh tetap normal, menjaga jumlah sel di dalam tubuh, berperan dalam sistem
kekebalan tubuh serta fertilisasi, serta membuat hormon dan enzim

Sedangkan zat gizi mikro memiliki fungsi untuk mensintesis enzim dan hormon, serta
berperan dalam menjaga semua organ dan indera tubuh berfungsi dengan baik, seperti
vitamin A yang menjaga kesehatan mata, vitamin E menjaga kesehatan kulit, dan
sebagainya.
DEFINISI MASALAH GIZI

Masalah gizi merupakan masalah kesehatan yang diderita oleh banyak Negara, terutama
Negara-Negara yang sedang berkembang. Masalah Gizi ini muncul dalam bentuk keadaan
kekurangan Gizi dan dalam bentuk kelebihan gizi.

Masalah gizi secara umum

Pada 2010–2012, FAO memperkirakan sekitar 870 juta orang dari 7,1 miliar penduduk dunia
atau 1 dari delapan orang penduduk dunia menderita gizi buruk. Sebagian besar (sebanyak
852 juta) di antaranya tinggal di negara-negara berkembang.

Anak-anak merupakan penderita gizi buruk terbesar di seluruh dunia. Dilihat dari segi
wilayah, lebih dari 70 persen kasus gizi buruk pada anak didominasi Asia, sedangkan 26
persen di Afrika dan 4 persen di Amerika Latin serta Karibia.

Setengah dari 10,9 juta kasus kematian anak didominasi kasus gizi buruk. Sebab gizi buruk
bisa berefek ke penyakit lainnya juga, seperti campak dan malaria.

Berikut ini laporan UNICEF bulan Juni 2017 masalah gizi yang dialami oleh anak-anak di
bawah 5 tahun yang menderita gangguan pertumbuhan tinggi tubuh atau sering disebut
“pendek” atau Stunting.

MASALAH GIZI DI INDONESIA

Masalah gizi di Indonesia dikelompokkan menjadi 3 kelompok.

1. Masalah yang telah dapat dikendalikan

 Masalah Kurang Vitamin A (KVA)

Masalah KVA dengan indikator prevalensi Xerophtalmia


pada balita, menunjukkan penurunan yang signifikan.
masalah defisiensi Vitamin A di Indonesia berdasarkan
penelitian serum retinol dalam darah, dengan 0,5%.
memberikan gambaran bahwa maslah vitamin A lebih
banyak diderita masyarakat pedesaan dibandingkan dengan
perkotaan. Di daerah perkotaan, serum retinol yang cukup
93.8% sedangkan di daerah pedesaan 82.4%.

 Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI)

Penyakit yang diakibatkan kekurangan mineral Yodium kronis, yang menyebabkan


pembesaran kelenjar gondok.
 Anemia Gizi Besi pada anak usia 2 – 5 tahun.

2. Masalah yang belum selesai (un-finished agenda).

1. Balita Pendek
Masalah gizi yang termasuk kelompok ini adalah masalah Balita Pendek
(stunting),dan Balita Gizi Kurang.

2. Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk


Gizi buruk adalah keadaan tubuh yang sangat parah akibat mengalami kekurangan
zat gizi dalam kurun waktu yang lama atau kronis, dan juga disebabkan oleh infeksi
penyakit-penyakit tertentu yang menyebabkan terganggunya proses pencernaan
makanan.
3. Masalah baru yang mengancam kesehatan masyarakat (emerging problem).
Kegemukan.
4. Gizi Kurang Dan Buruk serta Perkembangannya
5. Gizi Lebih
PERMENKES nomor 23 tahun 2014 tentang UPAYA PERBAIKAN GIZI
• Pengaturan upaya perbaikan gizi ditujukan utk menjamin :
A)setaiap org memiliki akses terhadap informasi gizi dan pendidikan gizi
B)setiap org terutama kelompok rawan gizi memiliki akses terhadap pangan yg bergizi
C)setaip org memiliki akses pelayanan gizi dan kesehatan
• Pelayanan gizi :
Pelayanan gizi : rangkaian kegiatan untuk memenuhi kebutuhan gizi perorangan dan
masyarakat melalui upaya pencegahan, peningkatan, penyembuhan, dan pemulihan
yang dilakukan di masyarakat dan fasilitas pelayanan kesehatan
(1)pelayanan gizi dilakukan utk mewujudkan perbaikan gizi pada seluruh siklues
kehidupan sejak dalam kandungan sampai dengan lanjut usia dgn priortitas kepada
kelompok rawan gizi
(2)kelompok rawan gizi :
-bayi dan balita
-anak usia sekolah dan rmaja permepuan
-ibu hamil, nifas, dan menyusui
-pekerja wanita
-usia lanjut
(3)pelayanan gizi dilakukan di :
-faskes
-institusi/fasilitas lain
-masyarakat
-lokasi dgn situasi darurat
• Pelayanan gizi dapat dilakukan melalui pendiidkan gizi, suplementasi gizi, tata laksana
gizi, surveilans gizi
• Pendidikan gizi
(1)proses pemberian komunikasi, informasi dan edukasi gizi
(2)Tujuannya untuk mewujudkan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) -> suatu keluarga yang
mampu mengenal, mencegah, dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya.
(3)untuk mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi, dilakukan melalui :
-menimbang BB teratur
-memberikan ASI eksklusif
-makan beraneka ragam
-menggunakan garam yodium
-pemberian suplemen gizi sesuai anjuran
• Suplementasi gizi
(1)ditujukan untuk memenuhi kecukupan gizi
(2)diberikan pada anak usia 6-59 bulan, anak sekolah, dll -> termasuk kelompok rawan
gizi
(3)jenis suplementasi gizi :
-kapsul vit A
-tablet tambah darah
-makanan tambahan ibu hamil
-MP-ASI
-makanan tambahan anak balita 2-5 tahun
-makanan tambahan anak usia sekolah
-bubuk multi vitamin dan mineral
• Tatalaksana gizi
(1)tatalaksana gizi kurang adalah rangkaian tindakan yang bertujuan utk pemulihan
status gizi dgn prioritas menurunkan angka kesakitan pada balita gizi kurang
(2)Tata laksana gizi lebih merupakan rangkaian tindakan yang bertujuan untuk mencapai
status gizi baik dan menurunkan risiko timbulnya penyakit gangguan metabolik dan
degeneratif.
• Surveilans gizi
(1)kegiatan analisis secara sistematis dan terus-menerus terhadap masalah gizi dan
indikator pembinaan gizi masyarakat
(2)bertujuan agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisine
serta tindak lanjut sbg respon terhadap perkembangan informasi
Surveilans gizi buku surveilans gizi kemenkes 2014
Merupakan salah satu fungsi utama epidemiologi. 6 fungsi utama epidemiologi (Crooker, 2014)
yaitu:
1. Surveilans kesehatan masyarakat
2. Investigasi lapangan
3. Studi analitik
4. Evaluasi
5. Membuat hubungan antar data kesehatan
pengamatan masalah dan program gizi secara terus menerus baik situasi normal
maupun darurat  informasi bagi kepala puskesmas serta lintas program dan lintas sektor di
tingkat kecamatan  upaya penanggulangan masalah gizi dapat dilakukan lebih dini,
sehingga dampak yang lebih buruk dapat dicegah. (dalam program jangka panjang,
menengah dan pendek)

meliputi : pengumpulan, pengolahan, analisis dan pengkajian data secara sistematis


serta penyebarluasan informasi untuk pengambilan tindakan sebagai respon segera dan
terencana.

Tujuan :
1. Tersedianya informasi berkala dan terus menerus tentang besaran masalah gizi dan
perkembangan di masyarakat
2. Tersdianya informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui penyebab masalah gizi
& faktor nya
3. Tersedianya informasi kecenderungan masalah gizi di suatu daerah
4. Menyediakan informasi intervensi yang palin tepat&efektif untuk dilakukan
Lingkup data surveilans gizi :
1. Data status gizi
2. Data konsumsi makanan
3. Data cakupan program gizi

Sasaran  bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, WUS, bumil, ibu menyusui, pekerja, lansia

Fungsi tenaga puskesmas :


1. Merencanakan surveilans  lokasi, metode, penggunaan data
2. Melakukan surveilans  pengumpulan, pengolahan, analisis data, diseminasi
informasi
3. Membina kader posyandu dalam pencatatan dan pelaporan kegiatan gizi di posyandu
4. Melaksanakan intervensi gizi yang tepat
5. Membuat laporan surveilans gizi
Contoh kegiatan surveilans :
1. Pemantauan status gizi (PSG)
2. Pemantauan wilayah setempat (PWS)
3. Sistem kewaspadaan dini KLB gizi buruk (SKD KLB gizi buruk)
4. Pemantauan konsumsi garam beriodium di rumah tangga

Langkah surveilans gizi


Menurut WHO (1999) serta Myrnawati (2001) langkahlangkahsurveilans kesehatan masyarakat
meliputi: Pengumpulan data, Pengolahan Data, Analisis data; dan Penyebarluasan informasi.
1. Pengumpulan Data
dapat dilakukan secara aktif dan pasif
Syarat data surveilans berkualitas:
 Memuat informasi epidemiologi yang lengkap.
 Pengumpulan data dilakukan secara terus menerus dan sistematis
 Data kejadian penyakit yang dikumpulkan selalu tepat waktu,lengkap dan benar
 Mengetahui dengan baik sumber data yang dibutuhkan, misalnya dari Puskesmas,
dsb
 Menerapkan prioritas dalam pengumpulan data : utamakanpada masalah yang
signifikan.
2. Pengolahan Data
 Pengolahan data merupakan kegiatan penyusunan data yang sudah dikumpulkan ke
dalam format-format tertentu, menggunakan teknik-teknik pengolahan data yang
sesuai.
 Dua aspek perlu dipertimbangkan: ketepatan waktu dan sensitifitas data
 Langkah yang penting yaitu: Kompilasi Data bertujuan untuk menghindari
duplikasi (doble)data dan untuk menilai kelengkapan data.
3. Analisis data
Data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis untuk membantu dalam penyusunan
perencanaan program, monitoring,evaluasi, dan dalam upaya pencegahan serta
penanggulangan penyakit.
Analisis uni bi multivariat
4. Penyebarluasan informasi
Menurut Noor (2008) informasi surveilans disebarkan kepada tiga arah yaitu:
o Kepada tingkat administrasi yang lebih tinggi, sebagai tindak lanjutdalam
menentukan kebijakan;
o Kepada tingkat administrasi yang lebih rendah atau instansi pelapor,dalam bentuk
data umpan balik;
o Kepada instansi terkait dan masyarakat luas.

Penilaian status gizi


Penilaian status gizi (Supariasa, 2001)
- Langsung
o Antropometri
 Lihat komposisi tubuh & keseimbangannya
 Umumnya hanya energi & protein aja
o Klinis
 Melakukan px fisik
 Namun hanya dapat setelah ada status gizi buruk kurang dapat
memprediksi
o Biokimia
o Biofisik
 Metode pengukuran status gizi dgn melihat kemampuanfungsi &
perubahan struktur jaringan
- Tdk langsung
o Survei konsumsi makanan
 Lihat jumlah & jenis gizi yg dikonsumsi
o Statistik vital
 Ini yg angka mortalitas & morbiditas
o Faktor ekologi

5. Intervensi Gizi
a) Intervensi Gizi Spesifik
Intervensi atau program spesifik menargetkan pada ‘immediate determinant’ untuk
perkembangan janin dan anak melalui pemberian makanan dan gizi yang cukup, pola
asuh orangtua, dan penurunan penyakit infeksi.
Contoh program : suplementasi diet (PMT) atau zat gizi mikro (tablet Fe, Zn, asam
folat), promosi ASI yang optimal, penanganan gizi buruk, dan pengaturan pencegahan
penyakit infeksi dan keadaan darurat (bencana). Di Indo, intervensi ini seperti
pemberian kapsul vitamin A dan taburia(tambahan multivitamin zat gizi mikro dan
mineral) untuk balita, tablet asam folat dan besi untuk bumil, pemberian PMT bumil,
dsb.
b) Intervensi Gizi Sensitif
Membantu menyelesaikan ‘unedrlying cause’ dari masalah gizi. Sektor yang terlibat
yaitu pertania, kesehatan, jaminan perlindungan sosial, perkembangan dini anak,
pendidikan air dan sanitasi lingkungan serta keluarga berenca. Program pada sektor
ini memiliki potensi yang besar karena meliputi faktor penyebab utama, skala luas,
dan efektif dalam menjangkau populasi berisiko. Selain itu secara tidak langsung
dapat melindungi populasi berisiko dari dampak negatif krisis pangan global.
Programm/intervensi ini akan mempengaruhi pangan, harga non-pangan dan
pendapatan, serta peningkatan peran wanita. Di Indo program ini seperti RASKIN,
BLT (Bantuan Langsung Tunai), fortifikasi Fe pada gandum, iodium pada garam.
Sumber: Diktat Perencanaan Program Gizi (2016)

Anda mungkin juga menyukai