BAB I
PENDAHULUAN
Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak terpisahkan (integral)
dari keseluruhan program pendidikan. Program bimbingan menunjang tercapainya tujuan
pendidikan yaitu perkembangan individu secara optimal. Oleh karena itu, kegiatan
bimbingan dan konseling harus diselenggarakan dalam bentuk kerjasama sejumlah orang
untuk mencapai suatu tujuan. Kegiatan itu harus diselenggarakan secara teratur, sistematik
dan terarah atau berencana, agar benar-benar berdaya dan berhasil guna bagi
pertumbuhan dan perkembangan siswa.
Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses
pendidikan sebagai suatu sistem. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Tim
Pengembangan MKDK IKIP Semarang bahwa proses pendidikan adalah proses interaksi
antara masukan alat dan masukan mentah. Masukan mentah adalah peserta didik,
sedangkankan masukan alat adalah tujuan pendidikan, kerangka, tujuan dan materi
kurikulum, fasilitas dan media pendidikan, system administrasi dan supervisi pendidikan,
sistem penyampaian, tenaga pengajar, sistem evaluasi serta bimbingan konseling.
Berdasar latar belakang tersebut di atas, penulis tergerak untuk melakukan telaah
mengenai kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka persoalan mendasar yang hendak ditelaah
dalam makalah ini adalah bagaimana sebetulnya tujuan dari 5 aspek kegiatan pendukung
yang dilakukan?
BAB II
PEMBAHASAN
Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling adalah usaha untuk mengumpulkan data
dan keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan keterangan tentang lingkungannya,
baik itu di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun dilingkungan sekitarnya.
Kegiatan ini dimaksudkan agar para pembimbing dan dosen lebih mudah memahami
potensi dan kekuatan, serta masalah yang dihadapi klien. dengan kegiatan pendukung ini
diharapkan akan terkumpul data-data yang akurat yang dihadapi oleh seorang klien.
a. Aplikasi Instrumentasi
Yang perlu diperhatikan dalam aplikasi instrumentasi ini adalah: a). Materi yang
hendak diungkapkan, b). bentuk instrument yang hendak digunakan. Dan juga dibantu
dengan responden yang bertugas untuk mengerjakan instrument baik tes maupun non-
tes[1] melalui pengadministrasi yang diselenggarakan oleh Konselor.
1) Perencanaan
2) Pelaksanaan
4) Tindak Lanjut
Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut aplikasi instrumentasi, mengkomunikasikan
rencana tindak lanjut dan melaksanakan tindak lanjut. Dan juga menyusun laporan aplikasi
instrumentasi, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
b. Himpunan Data
Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang
relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan
secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup. Kegiaran ini
memiliki fungsi pemahaman.
1) Perencanaan
2) Pelaksanaan
4) Tindak Lanjut
Dalam hal ini adalah mengembangkan himpunan data yang mencakup: bentuk,
klasifikasi dan sistematika data, kelengkapan, keakuratan, ketepatan dan keaktualan data,
kemanfaatan data, Penggunaan teknologi. Data yang terhimpun harus dimanfaatkan untuk
sebesar-besarnya dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling[2]. Teknis
penyelenggaraan serta menyusun laporan HD, menyampaikan laporan dan
mendokumentasi laporan.
c. Konfrensi Kasus
Konferensi kasus adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam
suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien. Pertemuan konferensi
kasus bersifat terbatas dan tertutup. Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh
keterangan dan membangun komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat
terhadap klien dalam rangka pengentasan permasalahan klien. Kegiatan konferensi kasus
memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan serta tidak menyinggung klien[3].
1) Perencanaan
Konferensi kasus harus dibicarakan terlebih dahulu dan mendapat persetujuan dari klien
yang bermasalah. Dan seluruh peserta pertemuan harus diyakinkan oleh konselor dan
memiliki sikap yang teguh untuk merahasiakan segenap aspek dari kasus yang dibicarakan.
2) Pelaksanaan
Hasil yang diharapkan dari konferensi kasus yang sukses apabila konselor memperoleh
data atau keterangan tambahan yang amat berarti bagi pemecahan masalah siswa dan
terbangunnya komitmen seluruh peserta pertemuan untuk menyokong upaya pengentasan
masalah siswa.
4) Tindak Lanjut
Seluruh hasil pertemuan dicatat dan didokumentasikan secara rapi oleh konselor dan
sebanyak-banyaknya dipergunakan untuk menunjang jenis-jenis layanan masalah siswa
yang bersangkutan.
d. Kunjungan Rumah
Dalam hal ini Kasus Diidentifikasi terlebih dahulu dan dianalisis perlu tidak diadakannya
Kunjungan Rumah sebagai tindak lanjut dari penanganan kasus tersebut. KR menjangkau
lapangan permasalahan klien yang menjangkau kehidupan keluarga dan terlaksanakan
yaitu menghubungi pihak-pihak terkait dengan keluarga. Materi yang perlu diperhatikan
dihadapan orang tua tidak boleh melanggar asas kerahasiaan klien, dan intinya semata-
mata untuk memperdalam masalah klien, serta tidak merugikan klien. Peran klien sendiri
sangat penting dalam kegiatan ini, yaitu klien menyetujui Kunjungan Rumah yang akan
dilakukan konselor dan mempertimbangkan perlu tidaknya ia terlibat saat kunjungan rumah.
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah
1) Perencanaan
Menetapkan kasus yang memerlukan KR, meyakinkan klien akan KR, menyiapkan data
dan informasi yang akan dikomunikasikan dengan keluarga, menetapkan materi KR dan
meyiapkan kelengkapan administrasi.
2) Pelaksanaan
4) Tindak Lanjut
Alih tangan kasus merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih
tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan
kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor,
dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan
yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih
kompeten. Fungsi kegiatan ini adalah pengentasan[5].
Operasionalisasi yang perlu dilakukan dalam Alih tangan kasus ini adalah
1) Perencanaan
Menetapkan kasus yang akan di ATK, meyakinkan klien akan ATK, menghubung ahli
lain yang menjadi arah ATK, menyiapkan materi ATK dan kelengkapan administratif.
2) Pelaksanaan
3) Evaluasi dan Analisis
Membahas hasil ATK melalui: Klien, laporan dari ahli lain dan analisis hasil ATK
kemudian mengkaji hasil ATK terhadap pengentasan masalah klien. SertaMelakukan
analisis terhadap efektifitas ATK terhadap pengentsan masalah klien secara menyeluruh.
4) Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang dilakukan adalah menyelenggarakan layanan lanjutan oleh konselor
jika diperlukan atau klien memerlukan ATK ke ahli lain lagi. SertaMenyusun laporan kegiatan
ATK, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
B. Analisa Masalah
Dijelaskan bahwa tujuan dari beberapa pokok kegiatan pendukung yang tersebut diatas
adalah ada dua macam, yaitu tujuan umum dan tujuan Khusus. Yang dijelaskan sebagai
berikut
1. Aplikasi instrumentasi
v Tujuan umum
v Tujuan Khusus
Terkait dengan fungsi-fungsi konseling yang didominasi oleh fungsi pemahaman. Dengan
diperolehnya pemahaman, maka dapat diwujudkan fungsi pencegahan dan pengentasan.
Dilain sisi, maka akan diperoleh juga fungsi pengembangan dan pemeliharaan.
2. Himpunan Data
v Tujuan Umum
Menyediakan data dalam kualitas yang baik dan lengkap untuk menunjang
penyelenggaraan pelayanan konseling sesuai dengan kebutuhan sasaran layanan.
v Tujuan Khusus
Didominasi oleh fungsi pemahaman terhadap individu yang datanya dihimpun. Ini akan
mewujudkan fungsi pencegahan dan dapat pula fungsi pengentasan terhadap masalah
individu. Lebih jauh, himpunan data ini dapat dijadikan bahan dalam melaksanakan fungsi
pengembangan dan pemeliharaan dan dapatjuga digunakan dalam melindungi hak-hak
individu yang sedang mengalami masalah HAM.
3. Konferensi Kasus
v Tujuan Umum
Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen
dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien dalam rangka
pengentasan permasalahan klien.
v Tujuan Khusus
Diperolehnya gambaran yang lebih jelas, mendalam dan menyeluruh tentang permasalahan
yang dihadapi oleh siswa. Dan terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan sehingga penanganan permasalahan menjadi lebih mudah
dan tuntas.
4. Kunjungan Rumah
v Tujuan Umum
Diperolehnya data yang lebih lengkap dan akurat berkenaan dengan masalah klien serta
digalangnya komitmen orangtua atau anggota keluarga lainnya dalam rangka penyelesaian
masalah.
v Tujuan Khusus
Agar terpahaminya permasalahan klien dan upaya pengentasannya. Dari ini dapat
mencegah timbulnya masalah lagi serta dapat berlanjut untuk mewujudkan fungsi
pengembangan dan pemeliharaan serta advokasi.
v Tujuan Umum
v Tujuan Khusus
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling adalah usaha untuk mengumpulkan data
dan keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan keterangan tentang lingkungannya,
baik itu di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun dilingkungan sekitarnya.
1. Aplikasi Instrumentasi,
Adalah upaya pegungkapan melalui pengukuran dengan memakai alat ukur atau instrument
tertentu. Hasil aplikasi ditafsirkan, disikapi dan digunakan untuk memberikan perlakuan
terhadap klien dalam bentuk layanan konseling.
2. Himpunan data,
Adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan
keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan secara
berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup. Kegiaran ini memiliki
fungsi pemahaman.
3. Konferensi kasus,
Adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang
dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen
bagi terentaskannya permasalahan klien. Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan
tertutup. Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun
komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien dalam rangka
pengentasan permasalahan klien. Kegiatan konferensi kasus memiliki fungsi pemahaman
dan pengentasan.
4. Kunjungan rumah,
merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi
terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah klien. Kerja sama
dengan orang tua sangat diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan
membangun komitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan
klien. Kegiatan kunjungan rumah memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan.
Merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas
permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lain
yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli
lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat
dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten. Fungsi
kegiatan ini adalah pengentasan.
Sementara itu tujuan dari kegiatan pendukung bimbingan konseling ini adalah
diperolehnya data – data yang akurat dan baik demi mewujudkan terselesaikannya masalah
– masalah yang dihadapi klien dan juga pemahaman terhadap layanan bimbingan dan
konseling.
B. Saran-Saran
Saran yang ingin penulis kemukakan dalam kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling ini adalah antara konselor dan klien harus sungguh-sungguh dalam pemecahan
masalah-masalah yang dihadapai klien, demi kepentingan pribadi klien dan konselor
tersebut. Setiap kegiatan yang dilakukan harus sesuai dengan perencanaan yang disetujui.
DAFTAR PUSTAKA
Dewa Ketut Sukardi, Drs, MBA, MM, 2006, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan
Dan Konseling Di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta
[1]
Drs. Dewa Ketut Sukardi, MB, MM. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan