PENDAHULUAN
1
proses persalinan, membuat ibu lebih yakin untuk menjalani proses persalinan
serta untuk mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi selama persalinan
dan ketidaknormalan dalam proses persalinan.
2
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan makalah ini sebagai
berikut :
1. Manfaat Praktis
Secara teoritis paper ini dapat menambah wawasan atau
pengetahuan pembaca mengenai profil kesehatan Ibu di Indonesia
2. Manfaat Teoriti
Paper ini dapat menjadi pedoman bagi pembaca yang sedang
melaksanakan praktik keperawatan terlebih tentang keperawatan
Maternitas
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
3. Selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat onset, bukan partus
presipitatus atau partus lama.
4. Janin tunggal dengan presentasu puncak kepala atau oksiput pada bagian
anterior pelvis.
5. Terlaksana tanpa bantuan artificial.
6. Tidak terdapat komplikasi.
7. Mencangkup kelahiran plasenta yang normal.
5
c. Persalinan anjuran adalah persalinan yang tidak dimulai sendiri, tetapi
dengan tindakan seperti seksio sesarea.
6
3) Durasi pendek
4) Tidak bertambah dengan beraktivitas
5) Tidak ada perubahan pada serviks
7
Dengan majunya kepala fleksi bertambah ukuran kepala yang
melalui jalan lahir lebih kecil (diameter suboksipito frontalis)
Fleksi terjadi karena anak didorong maju, sebaliknya juga mendapat
tahanan dari PAP, serviks, dinding punggung/dasar panggul.
4. Internal Rotation
Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala,
putaran ubun-ubun kecil ke arah depan (kebawah simfisis pubis),
membawa kepala melewati distansia interspinarum dengan diameter
biparietalis.
Perputaran kepala (penunjuk) dari samping ke depan atau kea rah
posterior (jarang) disebabkan :
1) Ada his selaku tenaga/gaya pemutar
2) Ada dasar panggul beserta otot-otot dasar panggul selaku tahanan
Bia tidak terjadi putaran paksi dalam umumnya kepala tidak turun lagi
dan persalinan diakhiri dengan tindakan vakum ekstraksi. Pemutaran
bagian depan anak sehingga bagian terendah memutar ke depan ke
bawah simfisis.
a. Mutlak perlu terjadi, karena untuk menyesuaikan dengan bentuk
jalan lahir.
b. Terjadi dengan sendirinya, selalu bersamaan dengan majunya
kepala.
c. Sebab-sebab putaran paksi dalam :
1. Pada letak fleksi bagian belakang
kepala merupakan bagian terendah
2. Bagian terendah mencari tahanan paling
sedikit yaitu di depan atas (terdapat hiatus genitalis).
3. Ukuran terbesar pada bidang tengah panggul
diameter anteroposterior
5. Extension
Dengan kontraksi perut yang benar dan adekuat kepala makin turun dan
menyebabkan perineum distensi. Pada saat ini puncak kepala berada di
8
simfisis dan dalam keadaan begini kontraksi ibu yang kuat mendorong
kepala ekspulsi dan melewati introitus vagina.
a. Defleksi dari kepala
b. Pada kepala bekerja 2 kekuatan, yaitu yang mendesak kepala ke
bawah dan tahanan dasar panggul yang menolak ke atas
resultantenya kekuatan ke depan atas
c. Pusat pemutaran : hipomoklion
d. Ekstensi terjadi setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi
setelah oksiput melewati bawah simfisis pubis bagian posterior.
Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
6. External Rotation (Restitution)
Setelah seluruh kepala sudah lahir terjadi putaran kepala ke posisi pada
saat engagement. Dengan demikian bahu depan dan belakang dilahirkan
lebih dahulu dan diikuti dada, perut, bokong, dan seluruh tungkai.
a. Setelah kepala lahir memutar kembali kea rah punggung
untuk menghilangkan torsi pada leher (putaran restitusi)
b. Selanjutnya putaran dilanjutkan sampai belakang kepala
berhadapan dengan tuber ischiadikum sefihak putaran
paksi luar sebenarnya
c. Putaran paksi luar disebabkan ukuran bahu menempatkan diri alam
diameter anteroposterior dari PAP
d. Setelah putaran paksi luar bahu depan di bawah
simfisismenjadi hipomoklion kelahiran bahu belakang
e. Bahu depan menyusul lahir,diikuti seluruh bahu anak.
7. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan di bawah simfisis menjadi
hipomoklion kelahiran bahu belakang, bahu depan menyusul lahir,
diikuti seluruh badan anak: badan (toraks, abdomen) dan lengan,
pinggul/trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.
9
1. Kala I Persalinan
1) Batasan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya
terjadi pada usia kahamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa
disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan
menipis) dan berakhir dengan lahimya plasenta secara lengkap. Ibu
belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan
serviks.
10
4) Penyebab dan intensitas nyeri persalinan kala 1
Nyeri persalinan kala I merupakan nyeri visceral. Nyeri
visceral berasal dari organ-organ internal yang berada dalam
rongga thorak, abdomen, cranium. Kejadian nyeri kala I diawali
dengan adanya kontraksi uterus yang menyebar dan membuat
abdomen kram. Nyeri di kala I disebabkan oleh merengangnya
uterus dan terjadinya pendataran dan dilatasi serviks. Stimulus
tersebut yang dihantarkan ke medulla spinalis di torakal 10-12
sampai dengan lumbal 1. Intensitas nyeri kala I bervariasi sesuai
kemajuan dari dilatasi serviks. Kala I fase laten, pembukaan
kurang dari 4 cm, nyeri yang dirasakan sakit dan tidak nyaman.
Sedangkan, fase aktif pembukaan 4-7cm, nyeri agak menusuk, dan
pembukaan 7-10cm ,nyeri menjadi lebih hebat, menusuk, dan
kaku.
2. Kala II Persalinan
1) Batasan
Persalinan kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga
disebut sebagai kala pengeluaran bayi.
11
Tanda pasti kala II ditentukan melalui periksa dalam (informasi
objektif) yang hasilnya adalah:
a. Pembukaann serviks telah lengkap, atau
b. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina
12
seperti buah pear atau alpukat dan fundus berada di atas pusat
(seringkali mengarah ke sisi kanan)
13
masuk artinya belum lepas, bila diam atau maju artinya sudah
lepas.
b) Klein: sewaktu ada his, rahim kita dorong, bila tali pusat
kembali artinya belum lepas. Diam atau turun artinya lepas.
c) Strassman : tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila
tali pusat bergetar artinya belum lepas. Tak bergetar artinya
sudah lepas.
d) Risiko Perdarahan Post Partum pada Kala III
e) Persalinan sebagaimana diketahui bahwa aliran darah
uteroplasenta selama masa kehamilan adalah 500-800
ml/menit, sehingga ketika uterus tidak berkontraksi selama
beberapa menit saja maka akan berisiko kehilangan darah
dalam jumlah banyak (Sukarni & ZH, 2013). Perdarahan post
partum tidak hanya terjadi pada Ibu yang mengalami
predisposisi, tetapi pada setiap persalinan kemungkinan untuk
terjadinya perdarahan post partum selalu ada. Cara terbaik
untuk mencegah terjadinya perdarahan post partum adalah
memimpin kala II dan kala III persalinan secara tepat (Walyani
& Purwoastuti, 2015). Ibu harus diamati dengan cermat selama
satu jam pertama pasca partum. Pengamatan yang paling
penting termasuk jumlah kehilangan darah dan tinggi fundus
uteri. Jika uterus tidak cukup berkontraksi, darah dapat
berkumpul di dalam rongga uterus. Jika kehilangan darah tidak
normal dan uterus berkontraksi sangat buruk, pijatan lembut
uterus dapat membantu.
14
1) Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah
bayi lahir
2) Melakukan penegangan tali pusat terkendali
3) Masase fundus uteri
15
2. Pindahkan tangan luar dari fundus ke supra simfisis (tahan
segmen bawah uterus) kemudian intruksikan asisten untuk
menarik tali pusat sambil tangan dalam membawa plasenta keluar
(hindari terjadinya percikan darah)
3. Lakukan penekanan (dengan tangan yang menahan suprasimfisis)
uterus kearah dorso-kranial setelah plasenta dilahirkan dan
tempatkan plasenta di dalam wadah yang telah disediakan.
16
3. Persalinan cepat (partus pesipitatusz)
4. Persalinan yang diinduksi atau dipercepat dengan oksitosin
(augmentasi)
5. Infeksi intrapartum
6. Multiparitas tinggi
7. Magnesium sulfat digunakan untuk mengendalikan kejang pada
preeklampsia/eklampsia.
10) Pemeriksaan Servik, Vagina dan Perineum
Untuk mengetahui apakah ada tidaknya robekan jalan lahir, maka
periksa daerah perineum, vagina dan vulva. Setelah bayi
lahir, vagina akan mengalami peregangan, oleh kemungkinan edema dan
lecet. Introitus vagina juga akan tampak terkulai dan terbuka.
Sedangkan vulva bisa berwarna merah, bengkak dan mengalami lecet-
lecet. Untuk mengetahui ada tidaknya trauma atau hemoroid yang
keluar, maka periksa anus dengan rectal toucher.
Laserasi dapat dikategorikan dalam :
17
11) Tujuan Penjahitan
a. Untuk menyatukan kembali jaringan yang luka.
b. Mencegah kehilangan darah.
4. Kala IV Persalinan
1) Batasan
Kala IV adalah kala pengawasan dari 1-2 jam setelah bayi
dan plasenta lahir untuk memantau kondisi ibu. Kala IV dimaksudkan
untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling sering
terjadi pada 2 jam pertama.
2) Pemantauan Kala IV
Saat yang paling kritis pada ibu pasca melahirkan adalah pada
masa post partum. Pemantauan ini dilakukan untuk mencegah adanya
kematian ibu akibat perdarahan. Kematian ibu pasca persalinan biasanya
tejadi dalam 6 jam post partum. Hal ini disebabkan oleh infeksi,
perdarahan dan eklampsia post partum. Selama kala IV, pemantauan
18
dilakukan 15 menit pertama setelah plasenta lahir dan 30 menit kedua
setelah persalinan.
19
1. KALA 1
A. Pengkajian
1. Anamnesa
a) Nama, umur, dan alamat
b) Gravida dan para
c) Hari pertama haid terakhir (HPHT)
d) Riwayat alergi obat
e) Riwayat kehamilan sekarang: ANC, masalah yang dialami
selama kehamilan seperti perdarahan, kapan mulai kontraksi,
apakah gerakan bayi masih terasa, apakah selaput ketuban
sudah pecah? Jika ya, cairan warnanya apa? Kental/ encer?
Kapan pecahnya? Apakah keluar darah pervagina? Bercak atau
darah segar? Kapan ibu terakhir makan dan minum? Apakah
ibu kesulitan berkemih?
f) Riwayat kehamilan sebelumnya
g) Riwayat medis lainnya seperti hipertensi, pernafasan
h) Riwayat medis saat ini (sakit kepala, pusing, mual, muntah atau
nyeri epigastrium)
i) Pemeriksaan fisik
j) Tunjukkan sikap ramah
k) Minta mengosongkan kandung kemih
l) Nilai keadaan umum, suasana hati, tingkat kegelisahan, warna
konjungtiva, kebersihan, status gizi, dan kebutuhan cairan
tubuh
m) Nilai tanda – tanda vital (TD, Nadi, suhu, dan pernafasan),
untuk akurasi lakukan pemeriksaan TD dan nadi diantara dua
kontraksi.
n) Pemeriksaan abdomen
o) Menentukan tinggi fundus
p) Kontraksi uterus
20
2. Palpasi jumlah kontraksi dalam 10 menit, durasi dan lamanya
kontraksi
a) Memantau denyut jantung janin (normal 120-160x/menit)
b) Menentukan presentasi (bokong atau kepala)
c) Menentukan penurunan bagian terbawah janin
d) Pemeriksaan dalam
o Nilai pembukaan dan penipisan serviks
o Nilai penurunan bagian terbawah dan apakah sudah masuk
rongga panggul
o Jika bagian terbawah kepala, pastikan petunjuknya.
B. Diagnosa keperawatan
21
pembukaan kemajuan
Kontrol nyeri menggunakan persalinan
membaik dengan partograph saat fase 5. Untuk memantau
kriteria hasil : aktif perkembangan
1.Menggunakan 6.monitor tingkat nyeri kemajuan
tindakan selama persalinan pembukaan
pencegahan secara 7. lakukan pemeriksaan dengan
konsisten leopoid partograph
menunjukan Terapeutik :
2.Mengenali apa 8. berikan metode 6. Untuk memantau
yang terkait alternatif penghilang seberapa tingkat
dengan gejala rasa nyeri (mis nyeri selama
nyeri secara ,pijat persalinan
konsisten ,aromaterapi,hypnosi 7. Untuk mengetahui
menunjukan s) letak posisi janin
Edukasi : 8. Untuk membuat
Status janin membaik 9. informasi kemajuan ibu teralihkan dari
dengan kriteria hasil : persalinan rasa nyeri
1. Dasar denyut 10.anjurkan ibu cukup 9.Agar ibu tahu
jantung janin (120- nutrisi bagaimana
160) tidak ada kemajuan
deviasi dari kisaran persalinannya
normal 10.Agar ibu tetap
2. Warna cairan mencukupi
ketuban tidak ada nutrisinya selama
deviasi dari kisaran kala I
normal
3. Posisi janin tidak
ada deviasi dari
kisaran normal
2. KALA II
A. Pengkajian
22
1. Aktivitas /istirahat
a. Adanya kelelahan, ketidak mampuan melakukan dorongan
sendiri/ relaksasi.
b. Letargi.
c. Lingkaran hitam di bawah mata.
2. Sirkulasi: tekanan darah dapat meningkat 5-10mmHg diantara
kontraksi.
3. Integritas Ego
a. Respon emosional dapat meningkat.
b. Dapat merasa kehilangan control atau kebalikannya seperti saat
ini klien terlibat mengejan secara aktif.
4. Eleminasi.
a. Keinginan untuk defikasi, disertai tekanan intra abdominal dan
tekanan uterus.
b. Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan.
c. Distensi kandung kemih mungkin ada , dengan urine
dikeluarkan selama upaya mendorong.
5. Nyeri/ Ketidak nyamanan
a. Dapat merintih/ meringis selama kontraksi.
b. Amnesia diantara kontraksi mungkin terlihat.
c. Melaporkan rasa terbakar/ meregang dari perineum.
d. Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong.
e. Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 mnt masing-masing dan
berakhir 60-90 dtk.
f. Dapat melawan kontraksi , khususnya bila tidak berpartisipasi
dalam kelas kelahiran anak.
6. Pernafasan: peningkatan frekuensi pernafasan.
7. Keamanan
a. Diaforesis sering terjadi.
b. Bradikardi janin dapat terjadi selama kontraksi
8. Sexualitas
a. Servik dilatasi penuh( 10 cm) dan penonjolan 100%.
23
b. Peningkatan penampakan perdarahan vagina.
c. Penonjolan rectal/ perineal dengan turunnya janin.
d. Membrane mungkin rupture pada saat ini bila masih utuh.
e. Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi.
f. Crowning terjadi, kaput tampak tepat sebelum kelahiran
pada presentasi vertex
B. Diagnosa Keperawatan
Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin dibuktikan
dengan perineum terasa tertekan
24
meningkat partograph saat 6. Untuk memantau
3. Tekanan fase aktif tingkay nyeri
darah 6. monitor tingkat selama persalinan
membaik nyeri selama 7. Untuk mengetahui
persalinan letak posisi janin
Adaptasi 7. lakukan 8. Untuk memberi
neunatus pemeriksaan tahu ibu kemajuan
meningkat leopoid persalinannya
dengan 8.informasikan 9. Untuk mengetahui
kriteria hasil: kemajuan bahwa denyut
1.aktifitas persalinan jantung janin
ekstermitas 9. Memeriksa berada dalam
membaik denyut jantung batas normal
2.respon janin setelah 10. Agar ibu siap
terhadap kontraksi uterus dalam melakukan
stimulus selesai pastikan proses persalinan
membaik denyut jantung 11. Agar keluarga
3.sklera kuning dalam batas menggunakan
menurun normal (120- perannya dalam
Termoregulasi 160x/ menit) membantu saat
neonatus 10. Memberi tahu proses persalinan,
membaik ibu bahwa menyiapkan
dengan kriteria pembukaan posisi
hasil : sudak lengkap 12. Membantu
1. suhu tubuh dan keadaan memimpin ibu
membaik janin baik dalam proses
2.suhu kulit meminta ibu persalinan,
membaik untuk mengeran meneran
3.frekuensi saat ada his 13. Agar
nadi apabila ibu sudah mempercepat
membaik merasa ingin kontraksi
meneran 14. Melakukan
25
11. Meminta pengecekan
bantuan keluarga APGAR setelah
untuk bayi baru
menyiapkan dilahirkan, untuk
posisi ibu untuk mengetahui
meneran kondisi kesehatan
12.Melakukan bayi
pimpinan
meneran saat ibu
mempunyai
dorongan kuat
untuk meneran
13.Menganjurkan
ibu untuk
berjalan, jongkok
dan mengambil
posisi nyaman
14. mengecek
APGAR score
3. Kala III
A. Pengkajian
1. Aktivitas/istirahat
Perilaku dapat direntang dari senang sampai keletihan.
2. Sirkulasi
a. Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat
kemudian
b. Hipotensi dapat terjadi sebagai respon terhadap analgesik dan
anastesi.
c. Frekuensi nadi lambat pada respon terhadap perubahan jantung.
3. Makanan/cairan: kehilangan darah normal 200-300ml.
26
4. Nyeri/ketidaknyamanan: inspeksi manual pada uterus dan jalan
lahir menetukan adanya robekan atau laserasi. Perluasan episiotomi
atau laserasi jalan lahir mungkin ada.
5. Seksualitas: darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat
plasenta lepas dari endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah
melahirkan bayi. Tali pusat memanjang pada muara vagina. Uterus
berubah dari discoid menjadi bentuk globular.
6. Pemeriksaan fisik
a) Kondisi umum ibu: tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi,
suhu tubuh), status mental klien.
b) Inspeksi: perdarahan aktif dan terus menerus sebelum atau
sesudah melahirkan plasenta.
c) Palpasi: tinggi fundus uteri dan konsistensinya baik sebelum
maupun sesudah pengeluaran plasenta.
A. Diagnosa keperawatan
Perdarahan dibuktikan dengan factor resiko trauma
B. Diagnosa keperawatan dan perencanaan kala III
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Perawatan persalinan
1. Resiko Setelah dilakukan 1. Dalam waktu 1 menit 1. Untuk mengetahui ibu
Perdarahan asuhan setelah bayi lahir, suntikan akan diberi suntikan
dibuktikan keperawatan oksitosin 10 unit IM di 1/3 oksitosin dalam waktu 1
dengan factor selama kala 3, paha atas bagian distal menit setelah bayi lahir
resiko trauma tingkat lateral ( lakukan aspirasi 2. Untuk mengetahui
perdarahan sebelum menyuntikan bagaimana kondisi proses
menurun dengan oksitosin) persalinan
kriteria hasil: 2.monitor kondisi fisik dan 3.Untuk memantau
1.Perdarahan psikologis pasien bagaimana kondisi fisik
vagina menurun 3. monitor kesejahteraan ibu dan psikologis ibu
2. tekanan darah ( tanda vital ,kontraksi 4.Untuk memantau
membaik :lama,frekuensi dan perkembangankesejahteran
3.Frekuensi nadi kekuatan ) ibu
membaik 4. monitor kemajuan 5.Untuk memantau
27
4. Plasenta lahir persalinan perkembangan kemajuan
semua 5. Monitor tanda dan gejala persalinan
perdarahan 6.Untuk mengetahui tanda
6. Jelaskan tanda dan gejala dan gejala pendarahan
perdarahan 7.Agar mengetahui tanda
7. Memeriksa kembali uterus dan gejala pendarahan
untuk memastikan tidak 8.Untuk mengetahui ada
ada lagi bayi dalam uterus atau tidaknya bayi dalam
8. .Dalam waktu 1 menit uterus
setelah bayi lahir, suntikan 9.Untuk melakukan
oksitosin 10 unit IM di 1/3 peregangan tali pusat
paha atas bagian distal 10.Untuk melakukan
lateral ( lakukan aspirasi peregangan dan dorongan
sebelum menyuntikan dorsokarnial hingga
oksitosin) placenta lepas
10.Setelah uterus 11.Untuk melahirkan
berkontraksi regangkan placenta dengan hati-hati
tali pusat dengan tangan 12.Untuk melakukan
kanan, sementara tangan masase fundus uteri agar
kiri menekan uterus kontraksi uterus menjadi
dengan hati hati kearah baik
dorsokarnial 13.Untuk memastikan
11.Melakukan peregangan bahwa seluruh kotiledon
dan dorongan dorsokarnial dan selaput ketuban sudah
hingga plasenta terlepas lahir lengkap
minta ibu meneran sambal 14.Untuk mengetahui
menolong tali pusat kemungkinan laserasi pada
12. setelah plasenta tampak vagina dan perineum
pada vulva, teruskan
melahirkan plasenta
dengan hati-hati
13. Segera setelah plasenta
28
lahir melakukan masase
pada fundus uteri dengan
menggosok fundus uteri
secara sirkuler dengan
bagian palmar 4 jari kiri
hingga kontraksi uterus
baik
14. periksa bagian maternal
dengan bagian fetal
dengan tangan kana untuk
memasitikan bahwa
seluruh kotiledon dan
selaput ketuban sudah
lahir lengkap
15.Evaluasi kemungkinan
laserasi pada vagina dan
perineum
4. KALA IV
A.Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat
Pasien tampak “berenergi” atau keletihan / kelelahan, mengantuk
2. Sirkulasi
a. Nadi biasanya lambat (50 – 70x / menit) karena hipersensitivitas
vagal
b. TD bervariasi : mungkin lebih rendah pada respon terhadap
analgesia /anastesia, atau meningkat pada respon terhadap
pemeriksaan oksitosin atau hipertensi karena kehamilan
c. Edema : bila ada mungkin dependen (misal : pada ekstremitas
bawah), atau dapat juga pada ekstremitas atas dan wajah atau
mungkin umum (tanda hipertensi pada kehamilan)
29
d. Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran sampai 400 –
500 ml untuk kelahiran per vagina atau 600-800 ml untuk
kelahiran sesar
3. Integritas Ego
a. Reaksi emosional bervariasi dan dapat berubah-ubah misal :
eksitasi atau perilaku menunjukkan kurang kedekatan, tidak
berminat (kelelahan), atau kecewa
b. Dapat mengekspresikan masalah atau meminta maaf untuk
perilaku intrapartum atau kehilangan kontrol, dapat
mengekspresikan rasa takut mengenai kondisi bayi baru lahir dan
perawatan segera pada neonatal.
4. Eliminasi
a. Hemoroid sering ada dan menonjol
b. Kandung kemih mungkin teraba di atas simpisis pubis atau
kateter urinarius mungkin dipasang
c. Diuresis dapat terjadi bila tekanan bagian presentasi menghambat
aliran urinarius dan atau cairan IV diberikan selama persalinan
dan kelahiran.
5. Makanan / Cairan Dapat mengeluh haus, lapar, mual
6. Neurosensori: Hiperrefleksia mungkin ada (menunjukkan terjadinya
dan menetapnya hipertensi, khususnya pada pasien dengan diabetes
mellitus, remaja, atau pasien primipara)
7. Nyeri / Ketidaknyamanan. Pasien melaporkan ketidaknyamanan dari
berbagai sumber misalnya setelah nyeri, trauma jaringan / perbaikan
episiotomi, kandung kemih penuh, atau perasaan dingin / otot tremor
dengan “menggigil”
8. Keamanan
a. Pada awalnya suhu tubuh meningkat sedikit (dehidrasi)
b. Perbaikan episiotomi utuh dengan tepi jaringan merapat
9. Seksualitas
a. Fundus keras berkontraksi, pada garis tengah dan terletak
setinggi umbilicus
30
b. Drainase vagina atau lokhia jumlahnya sedang, merah gelap
dengan hanya beberapa bekuan kecil
c. Perineum bebas dari kemerahan, edema, ekimosis, atau rabas
d. Striae mungkin ada pada abdomen, paha, dan payudara
e. Payudara lunak dengan puting tegang
10. Penyuluhan / Pembelajaran. Catat obat-obatan yang diberikan,
termasuk waktu dan jumlah
11. Pemeriksaan Diagnostik. Hemoglobin / Hematokrit (Hb/Ht), jumlah
darah lengkap, urinalisis. Pemeriksaan lain mungkin dilakukan
sesuai indikasi dari temuan fisik.
B. Diagnosa Keperawatan
Risiko perdarahan dibuktikan dengan kurang terpapar informasi tentang
pencegahan perdarahan
C. Diagnosa keperawatan dan perencanaan kala IV
PERENCANAAN
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Pencegah perdarahan
1 Risiko Setelah dilakukan 1. Monitor tanda dan 1. Untuk mengetahui
perdarahan tindakan keperawatan gejala perdarahan tanda dan gejala
dibuktikan selama kala IV 2. Jelaskan tanda dan perdarahan
dengan factor diharapkan status gejala perdarahan 2.Agar mengetahui
resiko trauma pascapartum membaik 3. Melanjutkan tanda dan gejala
Kriteria hasil : pemantauan kontraksi perdarahan
1. pemulihan perineum dan mencegah 3.Untuk mengetahui
meningkat perdarahan pervagina kontraksi dan
2. pemulihan perineum 4. Mengajarkan ibu atau mencegah
meningkat keluarga cara perdarahan
3. perdarahan vagina melakukan masase pervagina
menurun uterus dan menilai 4.Agar ibu atau
4.jumlah lochia kontraksi keluarga tahu cara
membaik 5. Memeriksa nadi ibu melakukan masase
31
5. warna lochia dan keadaan kandung uterus dan menilai
membaik kemih setiap 15 menit kontraksi
6. tekanan darah selama 1 jam pertama 5.Melakukan
membaik pasca persalinan dan pemeriksaan nadi,
7.frekuensi nadi setiap 30 menit selama ibu dan keadaan
membaik 1 jam kedua pasca kandung kemih
8. fundus uteri menurun persalinan 6.Agar ibu merasa
9. trias persalinan 6. Memastikan ibu nyaman dan
membaik merasa nyaman dan keluarga dapat
beri tahu keluarga membantu ibu jika
untuk membantu ingin minum
apabila ibu ingin
minum
2.11 Partograf
1. Definisi Patograf
Partograf atau partogram adalah metode grafik untuk merekam kejadian-
kejadian pada perjalanan persalinan (Farrer, 2001). Partograf adalah alat
bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi untuk
membuat keputusan klinik.
Partograf adalah catatan grafik kemajuan persalinan untuk memantau
keadaan ibu dan janin, menemukan adanya persalinan abnormal, yang
menjadi petunjuk untuk melakukan tindakan bedah kebidanan dan
menemukan disproporsi kepala panggul jauh sebelum persalinan menjadi
macet (Sumapraja, 1993).
Partograf merupakan alat untuk mencatat informasi berdasarkan observasi,
anamnesa dan pemeriksaan fisik ibu dalam persalinan dan sangat penting
khususnya untuk membuat keputusan klinis selama kala I persalinan
(PUSDIKNAKES-WHO, 2003).
Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu
petugas kesehatan dalam mengambil keputusan dalam penatalaksanaan.
Partograf dimulai pada pembukaan 4 cm (fase aktif) yang digunakan pada
32
setiap ibu bersalin tanpa memandang apakah persalinan itu normal atau
komplikasi (Saifuddin, 2002).
Jadi partograf merupakan lembaran form dengan berbagai grafik dan kode
yang menggambarkan berbagai parameter untuk menilai kemajuan
persalinan.
3. Fungsi Partograf
Jika digunakan secara tepat dan konsisten, partograf akan membantu
penolong persalinan untuk:
a. Mencatat kemajuan persalinan.
b. Mencatat kondisi ibu dan janin.
c. Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran.
d. Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini
penyulit persalinan.
e. Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan
klinik yang sesuai dan tepat waktu (Hidayat dan Sujiyatini, 2010).
33
4. Prinsip Penggunaan Partograf
Partograf harus digunakan:
a. Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan
merupakan elemen penting dari asuhan persalinan. Partograf harus
digunakan untuk semua persalinan baik yang normal maupun
patologis.
b. Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah,
puskesmas, klinik bidan swasta, rumah sakit, dan lain sebagainya).
c. Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan
asuhan persalinan kepada ibu dan proses kelahiran bayi (spesialis
obstetri, bidan, dokter umum dan mahasiswa kedokteran) (Depkes
RI, 2008).
5. Bagian – Bagian Patograf
a. Identitas
Identitas meliputi :
Nama, umur
b. Kondisi Janin
34
Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit
DJJ.
Catat DJJ dengan member tanda titik pada garis yang sesuai
160.
sisi partograf.
Utuh (U)
Jernih (J)
Kering (K)
35
Nilai air kondisi ketuban setiap kali melakukan periksa dalam
lajur DJJ.
jemih
bercampur mekonium
bercampur darah
Jika ada tanda-tanda gawat janin (denyut jantung janin < 100
atau >180 kali per menit) maka ibu harus segera dirujuk
36
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh
panggul (CPD).
mudah
kecil.
37
Penca
Catat temuan yang ada di kotak yang sesuai di bawah lajur air
dapat dipalpasi
1) Servikograf
38
selama fase laten persalinan. Semua asuhan dan intevensi juga
harus dicatatkan.
masuk rumah sakit dalam fase aktif, tanda “X” diletakkan pada
tanda “Tr”.
berikut :
39
Porsio dinilai dengan memperhatikan kekakuan, lunak, tebal,
Pembukaan serviks
40
a) nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika
b) Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf setiap
c) Tanda 'X' harus dicantumkan di garis waktu yang sesuai dengan lajur
d) Pilih angka pada tepi kiri luar kolom pembukaan serviks yang sesuai dengan
besamya pembukaan serviks pada fase aktif persalinan yang diperoleh dari
serviks) dari hasil periksa dalam harus dicantumkan pada garis waspada.
f) Pilih angka yang sesuai dengan bukaan serviks (hasil periksa dalam) dan
cantumkan tanda 'X' pada ordinat atau titik silang garis dilatasi serviks dan
garis waspada.
g) Hubungkan tanda 'X' dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak
terputus)
41
4) Penurunan bagian terbawah janin
a) Setiap kali melakukan periksa dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering
rongga panggul.
7 cm.
d) Tulisan "Turunnya kepala" dan garis tidak terputus dari 0-5, tertera di
e) Berikan tanda '0' yang ditulis pada garis waktu yang sesuai.
42
43
diakukan tindakan untuk menyelesaikan persalinan. Sebaiknya, ibu
terlampaui.
persalinan.
a) Di bawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-
b) Setiap kotak menyatakan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua
kotak waktu tiga puluh menit yang berhubungan dengan lajur untuk
waspada yang sesuai dengan lajur angka 6 yang tertera di sisi luar
44
kolom paling kiri dan catat waktu aktual di kotak pada lajur waktu di
bawah
3) Kontraksi uterus
dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam
satuan detik.
d) Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam waktu satu kali
45
1) Oksitosin
jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan
8. Kondisi Ibu
Bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman depan partograf, terdapat
kotak atau ruang untuk mencatat kondisi kesehatan dan kenyamanan ibu
selama persalinan.
Nadi diukur setiap 30 menit; tekanan darah diukur setiap jam atau lebih
a) Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan
b) Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan (lebih
46
c) Beri tanda titik (.) pada kolom waktu yang sesuai.
d) Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan
(lebih sering jika diduga adanya penyulit). Beri tanda panah pada partograf
2) Temperatur
Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika teIjadi peningkatan
mendadak atau diduga adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur
3) Urin
Yang diukur :
Volume
Albumin
Glukosa
a) Ukur dan catat jumlahjproduksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap
yang dicelupkan.
47
8. Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik di sisi
luar kolom partograf, atau buat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan.
Cantumkan juga tanggal dan waktu saat membuat catatan persalinan Asuhan,
umum)
Persalinan.
Nilai dan catatan asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas
yang sesuai.
48
pascapersalinan). Selain itu, catatan persalinan (yang sudah diisi dengan
aman.
2. Kala I
3. Kala II
6. Kala IV
Cara pengisian:
Berbeda dengan halaman depan yang harus diisi pada akhir setiap pemeriksaan,
lembar belakang partograf ini diisi setelah seluruh proses persalinan selesai.
Adapun cara pengisian catatan persalinan pada lembar belakang partograf secara
1) Data dasar
Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat
persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat rujukan dan pendamping pada saat
merujuk. Isi data pada masing-masing tempat yang telah disediakan, atau
dengan cara memberi tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai.
2) Kala I
49
Kala I terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati garis
penatalaksanaan tersebut.
3) Kala II
4) Kala III
Kala III terdiri dari lama kala III, pemberian oksitosin, penegangan tali pusat
terkendali, pemijatan fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir > 30
penatalaksanaan dan hasilnya, isi jawaban pada tempat yang disediakan dan
Informasi tentang bayi baru lahir terdiri dari berat dan panjang badan, jenis
kelamin, penilaian kondisi bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah penyerta,
disediakan serta beri tanda ada kotak di samping jawaban yang sesuai.
6) Kala IV
Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus, kontraksi
uterus, kandung kemih dan perdarahan. Pemantauan pada kala IV ini sangat
penting terutama untuk menilai apakah terdapat risiko atau terjadi perdarahan
pada satu jam pertama setelah melahirkan, dan setiap 30 menit pada satu jam
berikutnya. Isi setiap kolom sesuai dengan hasil pemeriksaan dan Jawab
50
pertanyaan mengenai masalah kala IV pada tempat yang telah disediakan
51
52
53
54
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri ).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37 – 42 minggu ), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi
baik pada ibu maupun pada janin.
Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm
(bukan premature atau postmatur), mempunyai onset yang spontan (tidak
diinduksi), selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya,
mempunyai janin tunggal dengan presentase puncak kepala, terlaksana tanpa
bantuan artificial, tidak mencakup komplikasi, plasenta lahir normal. Menurut
Mochtar (1998), Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin + uri), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir
atau dengan jalan lain.
Persalinan normal disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya
bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-
alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari
24 jam. Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir
dengan lahirnya plasenta secara lengkap.
B. Saran
Penulis ini penulis susun dengan sangat sederhana, sehingga besar
kemungkinan banyak kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kebesaran hati teman-teman dan pembaca
agar kiranya memberikan kritik dan sara yang dapat melengkapi kekurangan
makalah ini.
55
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/19777092/makalah_persalinan_normal_dokumentasi_
asuhan_persalinan_normal (Diakses pada tanggal 24 Februari 2020)
Farrer, Helen. 2001. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC. (Diakses pada
tanggal 24 Februari 2020)
Saifuddin, AB. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
(Diakses pada tanggal 24 Februari 2020)
56