Anda di halaman 1dari 48

Konsep & Prinsip

Pemberian Medikasi
Oleh: Ns. Istha L. M., M.Kep.
Konsep farmakologis

Farmakologi

Farmakokinetik

Farmakodinamik
Berasal dari kata pharmacon (obat) &
logos (ilmu pengetahuan)
Mempelajari
Ilmu yang tentang bagian2
mempelajari obat
tanaman/hewan
& cara kerjanya
pada sistem
biologis
yg dapat
digunakan Farmakolog
sebagai obat
i
Farmasi: bidang
profesional
kesehatan yang
merupakan
kombinasi dari
ilmu kesehatan &
ilmu kimia

Mempunyai
tanggung jawab
memastikan
efektivitas &
keamanan
penggunaan obat
Farmakologi klinik:
ilmu farmakologi
yang mempelajari
pengaruh kondisi
klinis pasien
terhadap efikasi
obat (misal kondisi
hamil, menyusui,
neonatus, anak,
geriatik, inefisiensi Farmakologi
hepar & ginjal terapi/faramkoterap
i: ilmu yang
mempelajari
pemanfaatan obat
untuk tujuan terapi
Farmakokineti
k
Farmakokinetik: proses pergerakan obat
untuk mencapai kerja obat dengan 4 tahap
Absorpsi pasif: terjadi
melalui difusi
Absorbsi (pergerakkan dari
Pergerakkan konsentrasi tinggi ke
partikel-partikel rendah
obat dari saluran Absorpsi aktif:
gastrointestinal ke membutuhkan karier
dalam cairan tubuh (pembawa) untuk bergerak
melawan perbedaan
melalui absorpsi konsentrasi. Contohnya
pasif, aktif atau enzim/protein dapat
membawa obat2an
pinositosis menembus membran

Pinositosis: membawa
obat menembus
membran dengan
proses menelan
Aliran darah Rasa nyeri

Absorbsi obat
dipengaruhi oleh: Stress Kelaparan

Makanan pH
Distribusi
Proses obat menjadi Aliran darah

berada dalam
cairan & jaringan
tubuh Afinitas (kekuatan
penggabungan)
terhadap jaringan

Distribusi obat
dipengaruhi oleh
Efek pengikatan
dengan protein
Metabolisme atau
Biotransformasi
Hati adl tempat Kebanyakan obat
utama untuk diinaktifkan oleh
metabolisme enzim2 hati

Kemudian diubah
menjadi metabolit
inaktif/zat larut
dalam air

Kemudian
diekskresikan
Ekskresi atau Eliminasi
Rute utama eliminasi Rute lain: empedu,
obat adl ginjal feses, paru-paru

Rute lain: saliva,


keringat & ASI

Faktor yg pH urin yang


mempengaruhi bervariasi antara
ekskresi obat: 4,5-8
Farmakodinamik

Nasib obat dalam


tubuh
Farmakodinamik
mempelajari efek
obat terhadap
fisiologi & biokimia
seluler dan
mekanisme kerja
obat.
Menyebabkan efek
Respons obat fisiologis
primer/sekunder

Efek primer: efek


yg diinginkan

Efek sekunder:
mungkin
diinginkan/tidak
diinginkan
Parameter kerja obat
Mula, puncak & lama kerja
•Dimulai pada waktu
obat memasuki
plasma & berakhir
Mula kerja sampai mencapai
konsentrasi efektif
minimum (MEC)

•Terjadi pada saat


obat mencapai
Puncak kerja konsentrasi tertinggi
dalam darah/plasma

•Lamanya
Lama kerja obatmempunyai efek
farmakologis
Indeks terapeutik & Batasan terapeutik

•Memperkirakan batas keamanan


sebuah obat dg menggunakan
rasio yang mengukur dosis
terapeutik efektif pada 50%
Indeks terapeutik (TI) hewan & dosis letal (mematikan)
pada 50% hewan. Semakin dekat
rasio suatu obat ke angka 1,
semain besar bahaya
toksisitasnya
•Batas
terapeutik dari
konsentrasi
suatu obat
dlm plasma
harus berada
di antara MEC
Batas (konsentrasi
terapeutik obat terendah
dalam plasma
untuk
memperoleh
kerja obat yg
diinginkan) &
Obat2 dengan indeks Jika batas terapeutik
terapeutik rendah obat sempit, kadar
mempunyai batas plasma perlu dipatau
keamanan yang secara periodik untuk
sempit. menghindari
Obat2 dengan indeks toksisitas obat.
terapeutik tinggi Pemantauan batas
mempunyai batas terpeutik tidak
keamanan yang diperlukan jika obat
lebar& tida begitu tidak dianggap
berbahaya dalam sangat toksik
menimbulkan efek
toksik
Kadar puncak & terendah
Kadar obat puncak Kadar terendah
adalah konsentrasi adalah konsentrasi
plasma tertingi dari plasma terendah dari
sebuah obat pada sebuah obat &
waktu tertentu menunjukkan
Misal jika obat kecepatan eliminasi
diberikan secara oral, obat.
waktu puncaknya
mungkin 1-3 jam
setelah pemberian
obat
Efek samping, reaksi yang
merugikan & efek toksik
Efek samping adl Efek toksis/toksisitas
efek fisiologis yg suatu obat dapat
tidak berkaitan diidentifikasi melalui
dengan efek obat yg pematauan batas
diinginkan terapeutik obat
Reaksi yg merugikan tersebut dalam
adl batas efek yg plasma (serum)
tidak diinginkan dari
obat2 yg
mengakibatkan efek
samping yg ringan
sampai berat
Uji klinik obat

•Fase 1: pengujian obat utk pertama kali pada manusia (yg diteliti adl keamanan
obat)
•Fase 2: pengujian obat utk pertama kali pada sekelompok kecil penderita utk
melihat efek farmalologik. Dapat dilakukan dengan membandingkan dg obat
sejenis/placebo. Jumlah responden 100-200 orang
•Fase 3: memastikan obat benar2 berkhasiat bila dibandingkan dengan plasebo.
Jumlah responden minimal 500 orang
•Fase 4: post marketing drug surveillance, dengan tujuan: menentukan pola
penggunaan obat di masyarakat, efektivitas & keamanannya
Proses obat dalam tubuh
Peran farmakokinetik &
farmakodinamik
Peran pemberi resep oleh
dokter & apoteker
Dokter:
Diagnosis: memastikan diagnosis yg tepat,
dijelaskan agar pasien patuh
Peresepan: meresepkan obat dalam jumlah
sesedikit mungkin & menerangkan tujuan
penggunaan masing2 obat
Informasi obat: menerangkan cara pakai
setiap obat, efek samping yg mungkin terjadi
& yg dilakukan jika efek samping yg
diharapkan/tidak diharapkan terjadi
Peran pemberi resep oleh
dokter & apoteker
Apoteker:
Pengadaan: memastikan tersedianya obat dg
kualitas baik saat dierlukan
Distribusi: memindahkan obat dg aman
kemanapun obat akan diberikan, memastikan
kondisi perjalanan & penyimpanan obat tidak
mempengaruhi kondisi obat
Peresepan: apoteker sering diminta untuk
memberikan obat bebas/obat bebas terbatas
untuk membantu pasien melakukan swamedikasi
Monitoring: perlu lakukan monitoring terhadap
terapi jangka panjang pasien penyakit kronis
(misal hipertensi, DM, asma)
Peran lain dari apoteker
adalah:
Komunikasi dengan dokter: utk konfirmasi
resep/menjawab pertanyaan
Memathui standar terapi, terutama yg
berlaku secara lokal: apoteker di RS dapat
diberi tanggungjawab utk memastikan kepatuhan
resep terhadap standar terapi
Penelitian terhadap pola pereseepan &
penggunaan obat: apoteker memiliki posisi yg
strategis dalam melaukan monitor & evaluasi
terhadap peresepan & penggunaan obat
Edukasi pasien
Tipe resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter,
dokter gigi atau dokter hewan kepada
apoteker untuk menyediakan & menyerahkan
obat bagi penderita seseuai peraturan
perundangan yang berlaku (SK Menkes RI No.
1332/MENKES/SK/2002)
3 aspek yg perlu diperhatikan dalam skrining
resep: kelengkapan administratif,
kesesuaian farmasetik dan pertimbangan
klinis
Resep obat yang memenuhi
persyaratan harus memiliki
unsur:
Tanggal & tempat ditulisnya resep (inscriptio)
Aturan pakai dari obat yang tertulis
(signatura)
Paraf/tanda tangan dokter yang menulis
resep (subcriptio)
Tanda buka penulisan resep dengan R/
(incevatio)
Nama obatm jumlah & cara membuatnya
(praescriptio atau ordinatio)
3 aspek skrining resep menurut SK
Menkes RI No. 1027/MENKES/SK/IX/2004
Persyaratan administratif:
Nama, SIP & alamat dokter
Tanggal penulisan resep
Tanda tangan/paraf dokter penulis resep
Nama, alamat, umur, JK dan BB pasien
Nama obat, potensi, dosis, jumlah yang
diminita
Cara pemakaian yang jelas
Informasi lainnya
Kesesuaian farmasetik:
Bentuk sediaan
Dosis
Potensi
Stabillitas
Inkompatibilitas
Cara dan lama pemberian
Pertimbangan klinis
Adanya alergi
Efek samping yang terjadi
Interaksi obat
Kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan
lain-lain)
Contoh
resep yang
akan
diskrining
Analisis
skrining
resep
Contoh
resep obat
yang
memenuhi
persyaratan
Tanda yang sering terdapat
pada resep obat adalah:
Cito! = segera, Urgent = penting, Statim =
penting sekali
Tanda cito atau segera, yaitu: Bila dokter
ingin rsepnya dibuat dan dilayani segera,
tanda segera atau peringatan dapat ditulis
sebelah kanan atas atau bawah blangko
resep, yaitu:
PIM (periculum in mora) = berbahaya bila
ditunda, urutan yang didahulukan adalah PIM,
statim dan cito!
Iter (Iteratie) = Tanda resep dapat diulang
bila dokter menginginkan agar resepnya
dapat diulang, dapat ditulis dalam resep di
sebelah kanan atas dengan tulisan iter
(Iteratie) dan berapa kali boleh diulang. Misal,
iter 3 x, artinya resep dapat dilayani 3 kali
tidak termasuk resep aslinya (original)
sehingga jumlahnya = 3 iter + 1 resep asli =
4. Namun, tida berlaku untuk resep
narkotika, di mana resep harus resep asli dan
baru.
N. I (Ne iteratie) = Tanda resep tidak dapat
diulang
bila dokter mengehndaki agar resepnya tidak
diulang, maka tanda N.I ditulis di sebelah
atas blangko resep. Resep yang tidak boleh
diulang adalah resep yang mengandung obat
narkotik, psikotropik dan obat keras yang
telah ditetapkan oleh pemerintah sesuai
peraturan yang berlaku
! (tanda seru) = tanda dosis obat sengaja
dilampaui
Tanda seru diberi di belakang nama obatnya
jika dokter sengaja memberi obat dengan
dosisi yang melampaui dosis obat tersebut
dengan alasan terapi
Resep yang mengandung narkotik
Resep tida boleh ada ireasi yang artinya
dapat diulang; tidak boleh ada m.i. (mihipsi)
yang berarti untuk dipakai sendiri, tida boleh
ada u.c. (usus cognitus) yang berarti
pemakaiannya diketahui. Resep dengan obat
narkotik harus disimpan terpisah dengan
resep obat lainnya.
Alur
distribus
i
pelayana
n resep
Tipe resep
Tipe magistralis
komposisi resep yang ditulis sendiri oleh
dokter berdasarkan pengetahun dan
pengalamannya.
R/ Sanprima adult ¼ tab
Histapan 15 mg
Epexol 7,5 mg
Cortidex 1/3 tab
Tipe officinalis
resep yang ditulis berdasarkan formula yang
ada diperuntukkan untuk satu penderita
R/ salep 2-4
R/ MBO bedak
Sistem distribusi obat
Distribusi merupakan suatu rangkaian
kegiatan dalam rangka
menyalurkan/menyerahkan sediaan farmasi
darn perbekalan kesehatan dari tempat
penyimpanan sampai kepada unit
pelayanan/pasien dengan tetap menjamin
mutu, stabilitas, jenis, jumlah dan ketetapan
waktu
Sistem distribusi di unit
pelayanan dapat dilakukan
dengan cara:
Sistem persediaan lengkap di ruangan (floor
stock)
Sistem resep perorangan (individual
prescription)
Sistem unit dosis
Sistem kombinasi
Peran perawat dalam
pemberian obat kepada pasien
Melakukan pengkajian
Menetapkan diagnosa keperawatan
Merumuskan rencana keperawatan
Melaksanakan implementasi keperawatan
pemberian obat secara oral, bukal dan
sublingual; topikal pada kulit; pada mata;
tetes dan semprot hidung; inhaler dosis
terukur; vaginal; supositoria rektal;
menyiapkan obat-obatan yang akan diberikan
sesuai rute pemberian obat
Evaluasi keperawatan
Standar pemberian obat
6 benar pemberian obat
8 benar pemberian obat
12 benar pemberian obat
6 benar pemberian obat
Benar pasien
Benar obat
Benar dosis
Benar cara/rute
Benar waktu
Benar dokumentasi
8 benar
pemberian
obat
12 benar pemberian obat
Benar obat
Benar dosis
Benar pasien
Benar cara pemberian
Benar waktu
Benar dokumentasi
Benar pendkes
Hak klien untuk menolak
Benar pengkajian
Benar evaluasi
Benar reaksi

Anda mungkin juga menyukai