Anda di halaman 1dari 2

Bab IX : Penetapan Risiko Pengendalian dan Pengujian Pengendalian Zulzilawati_17520078

Penetapan Risiko Pengendalian


Penetapan risiko pengendalian merupakan suatu proses pengendalian mengenai efektivitas rancangan,
pengoperasian kebijakan dan prosedur struktur pengendalian internal suatu perusahaan untuk mencegah dan
mendeteksi adanya salah saji yang material dalam laporan keuangan.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan penetapan risiko pengendalian, yaitu :
1. Mempertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dari prosedur-prosedur yang adamuntuk mendapatkan
pemahaman
2. Mengidentifikasi adanya salah saji potensial yang dapat terjadi dalam asersi perusahaan
3. Mengidentifikasi pengendalian yang tepat untuk mencegah dan dapat mendeteksi adanya salah saji
4. Melakukan pengujian pengendalian terhadap pengedalian-pengendalian yang diperlukan untuk
menetapkan efektivitas rancangan dan pengoperasiannya
5. Melakukan evaluasi terhadap bukti yang didapat dan menetapkan risiko

Pengaruh Penetapan Strategi Audit Awal terhadap Penetapan Risiko


Pendekatan tingkat risiko pengendalian dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Pendekatan tingkat risiko pengendalian secara maksimum
Jika prosedur untuk mendapatkan pemahaman dilakukan secara bersamaan dengan pengujian
pengendalian, maka penetapan awal risiko pengendalian dilakukan berdasarkan efektivitas operasi (lebih
rendah). Apabila dilakuka bersamaan dengan pengujian pengendalian maka penetapan risiko
pengendalian dilakukan pada tingkat maksimum
2. Pendekatan tingkat risiko pengendalian lebih rendah
Jika komponen sistem pengendalian internal mendukung strategi audit yang direncanakan, maka
penetapan risiko pengendalian lebih rendah. Jika komponen sistem pengendalian internal tidak
mendukung, maka harus dilihat bagaimana proedur untuk mendapatkan pemahaman tersebut. Komponen
prosedur yang dimaksud sama seperti yang diungkapkan dalam pendekatan tingkat risiko pengendalian
secara maksimum

Pertimbangan Lain dalam Penetapan Risiko Pengendalian


Pertimbangan lain dalam menetapkan risiko pengendalian, berupa :
1. Penetapan risiko pengendalian untuk asersi-aseri saldo rekening yang hanya dipengaruhi oleh satu
kelompok transaksi
Penetapan ini ditentukan langsung oleh tingkat risiko asersi yang sama dari kelompok transaksi yang
mempengaruhinya
2. Penetapan risiko pengendalian untuk asersi-asersi saldo rekening yang dipengaruhi oleh berbagai
kelompok transaksi
Penetapan ini harus mempertimbangkan risiko pengendalian yang relevan dari setiap kelompok transaksi
yang secara signifikan mempengaruhi saldo
3. Penetapan risiko pengendalian untuk suatu rekening yang saldonya dipengaruhi oleh lebih dari 1
kelompok transaksi
Penetapan risiko pengendalian ini didasarkan pada penetapan risiko pengendalian untuk asersi yang sama
yang berkaitan dengan masing-masing kelompok transaksi yang mempengaruhi saldo rekening dengan
satu perkecualian. Perkecualian tersebut adalah penetapan risiko pengendalian untuk asersi-asersi
keberadaan keterjadian dan kelengkapan untuk suatu kelompok transaksi yang menyebabkan
berkurangnya suatu saldo rekening berhubungan dengan asersi sebaliknya untuk saldo rekening yang
terpengaruh

Pengujian Pengendalian
Pengujian pengendalian merupakan suatu prosedur pengauditan yang dilakukan untuk menetapkan efektivitas
perancangan dan atau pengoperasian kebijakan serta prosedur struktur pengendalian. Dalam pengujian
pengendalian terdapat tiga pertannyaan yang harus dijawab. Pertanyaan tersebut meliputi bagaimana penerapan
pengendalian yang sesungguhnya, apakah penerapan pengendalian dilakukan secara konsisten dan siapa yang
melaksanakan pengendalian. Pengujian pengendalian dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Pengujian pengendalian bersama (Concurrent Tests of Controls)
Pegujian pengendalian bersama merupakan pengujian pegendalian yang dilakukan oleh auditor
bersamaan dengan prosedur untuk memperoleh pemahaman mengenai struktur pengendalia internal klien.
Pegujian ini dilakukan oleh auditor, baik dalam pendekatan substatif maupun pendekatan risiko
pengedalia rendah. Pengujian pengendalian bersamaan terdiri dari prosedur untuk mendapatkan
pemahaman sekaligus bukti efisiensi atas pegendalian internal. Bukti yang diperoleh dari hasil pengujia
bersamaan umumnya hanya mengailkan taksiran tingkat risiko pengendalian sedikit dibawah tingkat
maksimum sampai ke tingkat yang tinggi. Hal ini disebabkan karena uji ini dilakukan pada tahap
perencanaan audit, sehingga auditor tidak dapat menguji konsistensi penerapan kebijakan dan prosedur
pengendalian.
2. Pengujian pengendalian tambahan atau pengujian pengendalian yang direncanakan
Pengujian pengendalian ini dilaksanakan oleh auditor dalam pekerjaan lapangan. Pengujian pengendalian
ini adalah untuk memberikan bukti mengenai penerapan kebijakan dan prosedur pengendalian secara
konsisten sepanjang tahun yang diaudit. Dalam pengujian ini, apabila hasil pengujian pengendalian
bersamaan memperlihatkan pengendalian internal yang efektif, auditor akan mengubah strategi auditnya
dari pendekatan substantif menjadi pendekatan resiko pengendalian rendah. Dalam kondisi ini, pengujian
pengendalian ini disebut pengujia pengendalian tambahan (additional test of controls). Pengujian
pengendalian tambahan ini hanya dilaksanakan apabila terdapat tambahan bukti mengenai efektivitas
pengendalian internal. Apabila ada tambahan, auditor akan mendapatkan taksiran awal tingkat resiko
pengendalian yang rendah dan biaya untuk membuktikan bahwa bukti tersebut efisien.
Apabila pengujian pengendalian ini dilaksanakan dalam strategi dengan tujuan untuk mendapatkan
taksiran awal tingkat resiko pengendalian rendah, maka pengujian pengendalian ini disebut dengan
pengujian pengendalian yang direncanakan (planned test of control). Pengujian ini dilaksanakan untuk
menentukan taksiran awal resiko pengendalian moderat atau rendah sesuai dengan tingkat pengujian
substantif yang direncanakan.

Jenis Pengujian Pengendalian Tambahan


Berikut jenis pengujian pengendalian tambahan :
1. Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan dapat diajukan pada karyawan klien ataupun pihak lain yang bersagkutan dengan kebutuhan
auditor
2. Melakukan pengamatan
Pengamatan dilakukan auditor terhadap pelaksanaan pekerjaan personel. Prosedur ini diterapkan untuk
pengendalian yang tidak meninggalkan bukti
3. Melakukan inspeksi
Inspeksi dilakukan terhadap dokumen, laporan dan catatan yang dimiliki entitas klien
4. Mengulang kembali pelaksanaan pengendalian oleh auditor
Pegulangan kembali dilakukan auditor apabila bukti auditor tidak cukup dan apabila terdapat salah saji.
Apabila terdapat salah saji, maka auditor akan melaksanakan kembali prosedur dengan menelusuri
indikasi masalahnya.

Kerjasama dengan Auditor Internal dalam Pengujian Pengendalian


Dalam melakukan pengujian pengendalian, auditor independen dapat melakukan kerjasama dengan auditor
internal. Kerjasama tersebut dapat dilakukan dengan cara :
1. Saling melakukan koordinasi atas pekerjaan audit
Tujuan auditor melakukan koordinasi adalah untuk mengurangi jumlah divisi yang diuji pengendaliannya.
Bentuk koordinasi yang dilakukan dapat berupa :
a. Melakukan rapat periodik dengan auditor internal
b. Melakukan review jadwal kerja auditor internal
c. Meminta izin untuk akses ke kertas kerja auditor internal
d. Melakukan review terhadap laporan audit
2. Menggunakan auditor internal untuk menyediakan bantuan langsung dalam audit
Auditor internal dapat membantu auditor independen dalam memahami pengendalian internal atau dalam
melaksanakan pengujian pengendalian atau pengujian substantif.

Anda mungkin juga menyukai