Bab X : Risiko Deteksi dan Rancangan Pengujian Substantif Zulzilawati_17520078
Risiko deteksi adalah risiko dimana auditor tidak akan menemukan salah saji material yang ada dalam sebuah asersi. Rencana risiko deteksi merupakan dasar untuk menetapkan rencana tingkat pengujian substantif.
Evaluasi atas Rencana Tingkat Pengujian Substantif
Evaluasi atas rencana tingkat pengujian substatif dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat risiko pengendalian sesungguhnya atau akhir dengan rencana tingkat risiko pengendalian untuk asersi yang bersangkutan. Apabila hasilnya sama, maka mengarah ke tahap perancangan pengujian substantif spesifik yang mana sesuai dengan rencana tingkat pengujian subtstantif yang telah ditetapkan. Sebaliknya, apabila hasilnya berbeda maka tingkat pengujian substantif direvisi, lalu merancang pengujian substantif spesifik.
Perancangan Pengujian Sustantif
Perancangan pengujian substantif meliputi penentuan : 1. Sifat Berhubungan dengan jenis dan efektivitas prosedur pengauditan. Apabila risiko deteksi yang dapat diterima rendah, maka menggunakan prosedur yang efektif (mahal). Sebaliknya, apabila risiko deteksi yang dapat diterima tinggi, maka menggunakan prosedur yang kurang efektif (lebih murah) 2. Waktu Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima mempengaruhi saat pengujian substantif. Apabila risiko deteksi tinggi, maka pengujian dilakukan beberapa bulan sebelum akhir tahun. Sedangkan apabila risiko deteksi rendah, maka pengujian dilakukan pada akhir tahun atau mendekati tanggal neraca (sebelum tanggal neraca). Pengujian substantive sebelum tanggal neraca dilakukan dengan mempertimbangkan : a. Untuk mengendalikan tambahan risiko audit bahwa salah saji material yang ada pada saldo rekening pada tanggal neraca tidak akan terdeteksi oleh auditor b. Untuk mengurangi biaya pelaksanaan pengujian substantif pada akhir tahun, sehingga pengujian sebelum tanggal neraca bisa menjadi lebih murah 3. Luas Makna dari kata luas yaitu banyaknya hal (items) atau besarnya sampel yang terhadapnya dilakukan pengujian atau diterapkan prosedur tertentu pengujian substantif untuk konfirmasi 200 piutang dagang lebih banyak daripada pengujian substantif untuk konfirmasi 100 piutang dagang. Pengujian substantif akan lebih banyak jika auditor mencocokkan 100 ayat jurnal daripada pengujian substantif 50 ayat jurnal
Jenis Pengujian Substantif
Berikut jenis-jenis pengujian substantif : 1. Prosedur Analitis Pada tahap perencanaan prosedur analitis digunakan untuk mengidentifikasi daerah atau tempat yang memiliki risiko salah saji. Sedang pada tahap pengujian, digunakan sebagai pengujian substantif untuk mendapatkan bukti tentang asersi tertentu. Penggunaan prosedur analitis dirasa kurang efektif dibandingkan pengujian detil (tetapi dalam kondisi tertentu bisa lebih efektif). Dari sisi biaya, tidak begitu mahal biaya pelaksanaannya. 2. Pengujian detil transaksi Pengujian detil transaksi berupa penelusuran (tracing) dan pencocokan (vouching), yang bertujuan untuk menemukan apakah laporan keuangan disajikan understatement atau overstatement. Efektifitas dari pengujian detil transaksi tergantung pada prosedur dan dokumen yang digunakan. Dari sisi biaya, lebih mahal dibandingkan review analitis dan lebih banyak menyita waktu. 3. Pengujian detil saldo Tujuan adanya pengujian detil saldo yaitu agar mendapatkan bukti secara langsung tentang suatu saldo rekening, bukan pada masing-masing pendebetan atau pengkreditan yang telah menghasilkan saldo tersebut. Tingkat efektifitas atas pengujian detil saldo, tergantung pada prosedur yang digunakan dan tipe bukti yang diperoleh . Dari sisi biaya, biaya mahal dan memakan waktu.
Program Audit pada Penugasan Pertama VS Pengulangan
Perbedaan antara keduanya, yaitu : 1. Program audit pada penugasan pertama, meliputi : a. Pengujian substantif detil tidak disusun lengkap sebelum struktur pengendalian internal dinilai dan resiko deteksi yang dapat diterima ditentukan b. Fokus pada penentuan ketepatan saldo awal rekening pada periode audit dan penentuan prinsip akuntansi yang lalu sebagai dasar menetapkan konsistensi penerapan prinsip tersebut pada periode sekarang 2. Program audit pada penugasan pengulangan, meliputi : a. Strategi audit awal berdasarkan asumsi pada audit masa lalu (penetapan risiko dan program audit pengujian subtantif) b. Program audit bisa dilakukan sebelum struktur pengendalian internal dinilai c. Apabila ada info tambahan yang menunjukkan risiko dan program tidak sesuai, maka dapat dilakukan modifikasi program audit yang baru
Pertimbangan Khusus dalam Perancangan Pengujian Substantif
Berikut pertimbangan khusus dalam perancangan pengujian substantif : 1. Rekening-rekening Laba Rugi Secara tradisional pengujian detil saldo difokuskan pada rekening-rekening laporan keuangan yang disajikan dalam Neraca (rekening riil) dibandingkan dengan rekening Laba Rugi (rekening nominal). Prosedur analitis untuk rekening Laba Rugi digunakan dengan dua cara, yaitu : a. Secara langsung, terjadi ketika rekening pendapatan atau biaya dibandingkan dengan data yang relevan untuk menentukan kewajaran saldonya b. Secara tidak langsung, terjadi ketika bukti tentang saldo Laba Rugi berasal dari hasil prosedur analitis yang diterapkan pada pengujian saldo rekening neraca yang berkaitan Pengujian detil untuk rekening-rekening Laba Rugi, dilakukan ketika : a. Risiko bawaan tinggi b. Risiko pengendalian tinggi c. Prosedur analitis menunjukkan adanya hubungan tidak biasa dan fluktuasi tak diharapkan d. Rekening memerlukan analisis 2. Rekening-rekening yang berkaitan dengan estimasi akuntansi Estimasi akuntansi adalah perkiraan mengenai suatu elemen laporan keuangan, pos, atau rekening yang terjadi apabila tidak bisa diukur dengan pasti. Misalnya seperti pos depresiasi periodik, kerugian piutang, dan biaya amortisasi. Tujuan adanya evaluasi estimasi akuntansi, yaitu : a. Semua estimasi akuntansi yang material bagi laporan keuangan telah ditetapkan b. Estimasi tersebut masuk akal dalam kondisi yang bersangkutan c. Estimasi tersebut disajikan sesuai dengan PABU dan ada pengungkapan yang memadai Bukti kepantasan suatu estimasi didapatkan dengan cara : a. Melakukan review dan uji proses yang digunakan b. Membuat ekspektasi terpisah tentang estimasi c. Melakukan review peristiwa atau transaksi kemudian yang terjadi sebelum selesainya pekerjaan lapangan 3. Rekening-rekening yang berkaitan dengan transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa Tujuan adanya perancangan substantif atas rekening ini yaitu untuk menentukan substansi transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan
Rencana akumulasi yang dibuat sederhana: Bagaimana dan mengapa berinvestasi di bidang keuangan dengan membangun rencana akumulasi otomatis yang disesuaikan untuk memanfaatkan tujuan Anda