Materi 18 k3
Materi 18 k3
SAFETY
Dosen Pembimbing
Erni Buston,SST.M.Kes
Disusun Oleh :
JURUSAN KEPERAWATAN
TA 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun,
1
DAFTAR ISI
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Keselamatan pasien atau Patient safety merupakan hal yang marak dibicarakan
dan harus diterapakan dalam dunia kesehatan. Pertemuan tahunan Joint Comission
Internasional tahun 2005 telah menekankan pentingnya pelayanan kesehatan yang aman.
Kesalahan yang terjadi pada upaya pelayanan kesehatan adalah kesalahan dalam
mendiagnosis, kesalahan dalam menggunakan alat bantu penegakan diagnosis, kesalahan
dalam melakukan follow up, pengobatan yang salah atau kejadian yang tidak diharapkan
setelah pemberian pengobatan.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah:
1. Apakah Nurse Leadership (pemimpin)?
2. Bagaimana peran perawat dalam memimpin?
3. Apa defenisi dari Root Cause Analysis?
4. Bagaimana metode identifikasi akar penyebab ?
5. Bagaimana prinsip - prinsip umum Root Cause Analysis ?
6. Bagaimana langkah - langkah Root Cause Analysis ?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Elisabeth Medan yaitu pimpinan bidang pelayanan keperawatan memberikan
informasi terkait masalah keselamatan pasien, mensosialisasikan tujuh langkah
menuju keselamatan pasien, membuat kebijakan terkait keselamatan pasien,
menyarankan untuk saling membantu antar unit, memberikan masukan pada perawat
dalam tindakan keselamatan pasien, melakukan ronde keperawatan,
mensosialisasikan enam sasaran keselamatn pasien, serta memahami tujuan program
patient safety sudah ada terlaksana di masing-masing ruangan.
Mengurangi kejadian yang tidak diharapkan dapat menjadi tantangan terberat bagi
seluruh staf yang ada terutama bagi para unsur pimpinan dikarenakan masih adanya
kejadian yang tidak diharapkan terjadi sebanyak 0.01% pasien jatuh pada tahun 2014
(Tim Patient Safety Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan, 2014). Hal ini berarti
pimpinan masih kurang dalam memperhatikan keselamatan pasien sehingga peran
pimpinan harus dapat ditingkatkan dalam hal mengurangi kejadian yang tidak
diharapkan agar lebih menumbuhkan kepercayaan pasien dirumah Sakit Santa
Elisabeth Medan sehingga pasien dan keluarga percaya akan pelayanan kesehatan
yang diberikan dan memilih Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan untuk melakukan
pengobatan akan kesehatannya.
c. Peran pimpinan bidang pelayanan keperawatan dalam alokasi sumber daya yang
adekuat untuk meningkatkan keselamatan pasien
6
responden yang menyatakan baik sebanyak 102 orang (71.3%), diikuti dengan
responden yang menyatakan cukup sebanyak 40 orang (28.0%), dan responden yang
menyatakan kurang sebanyak 1 orang (0.7%).
Alokasi sumber daya yang adekuat di rumah sakit sangat dibutuhkan agar
program serta aturan yang ada dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan program
dari pimpinan rumah sakit khususnya dibidang pelayanan keperawatan sehingga
bermanfaat untuk kemajuan pelayanan yang diberikan agar tidak kalah saing dengan
rumah sakit lainnya dan dapat menjadikan suatu keunggulan tersendiri.
Analisa akar masalah (Root Cause Analysis / RCA) adalah sebuah alat kerja yang
sangat berguna untuk mencari akar masalah dari suatu insiden yang telah terjadi.
Sedangkan untuk menganalisa masalah yang belum terjadi, yaitu menggunakan alat yang
disebut FMEA. Menemukan akar masalah merupakan kata kunci. Sebab, tanpa
mengetahui akar masalahnya, suatu insiden tidak dapat ditanggulangi dengan tepat, yang
berakibat pada berulangnya kejadian insiden tersebut dikemudian hari.
7
pemanfaatan RCA dalam analisis perbaikan kinerja menurut Latino dan Kenneth (2006)
dapat memudahkan pelacakan terhadap faktor yang mempengaruhi kinerja. Root
Cause(s) adalah bagian dari beberapa faktor (kejadian, kondisi, faktor organisasional)
yang memberikan kontribusi, atau menimbulkan kemungkinan penyebab dan diikuti oleh
akibat yang tidak diharapkan.
Analisis Akar Masalah (RCA) adalah teknik populer dan sering digunakan yang
membantu orang menjawab pertanyaan mengapa masalah terjadi di tempat pertama.
Analisis akar masalah berusaha untuk mengidentifikasi.
8
2.5 Prinsip-Prinsip Umum Analisis Akar Penyebab
Agar efektif, RCA harus dilakukan secara sistematis, biasanya sebagai bagian dari
penyelidikan, dengan kesimpulan dan akar penyebab yang diidentifikasi didukung oleh
bukti yang terdokumentasi. Biasanya upaya tim diperlukan.Mungkin ada lebih dari satu
akar penyebab suatu peristiwa atau masalah, bagian yang sulit adalah menunjukkan
kegigihan dan mempertahankan upaya yang diperlukan untuk menentukan mereka.
Agar efektif, analisis harus membentuk urutan kejadian atau waktu untuk
memahami hubungan antara iuran (kausal) faktor, akar penyebab (s) dan masalah pasti
atau acara untuk mencegah di masa depan.Analisis akar penyebab dapat membantu untuk
mengubah budaya reaktif (yang bereaksi terhadap masalah) menjadi budaya ke depan
yang memecahkan masalah sebelum terjadi atau meningkat. Lebih penting lagi,
mengurangi frekuensi masalah yang terjadi dari waktu ke waktu dalam lingkungan di
mana proses RCA digunakan.
9
unit-unit kerja yang terlibat. Dampak yang terjadi meliputi dampak medis dan non
medis. Dampak medis pada pasien biasanya sudah terlihat dengan jelas dari berkas
rekam medis. Dampak non medis dapat terjadi pada pasien dan pada rumah sakit.
Pada pihak manapun yang terjadi, dampak non medis biasanya berputar pada masalah
medikolegal, kerugian ekonomis, dan dampak sosial lain.
2. Membentuk tim RCA
Membentuk tim RCA merupakan langkah berikutnya yang penting. Tanpa tim
yang representatif, hasil aktifitas RCA tidak akan valid. Rekomendasi yang
dihasilkannya pun tidak tepat. Oleh karena itu, perlu perhatian khusus untuk
menentukan siapa saja yang dipilih untuk menjadi anggota tim.
Sebagai pedoman, anggota tim haruslah orang-orang yang kompeten dalam
bidang yang akan dibahas. Kemudian, mereka juga harus dalam posisi netral, bukan
orang yang ada sangkut-pautnya langsung dengan masalah yang akan dibahas. Jika
diperlukan, dapat ditunjuk seorang ahli dari luar organisasi untuk menambah bobot
dari tim ini. Jumlah anggota tim jangan terlalu banyak. Ukuran yang normal adalah
antara 5 sampai 8 orang.
3. Investigasi / Pengumpulan Data
Pada investigasi, dilakukan kajian terhadap laporan kasus. Kajian terhadap
laporan kasus dimulai dengan ringkasan kronologis kasus yang terjadi, pencatatan
staf yang terlibat, dan beberapa wawancara. Cahyono (2008) menambahkan bahwa
dalam pengumpulan informasi kasus ini hendaknya dilakukan dengan wawancara,
observasi, dan dokumentasi yang cermat, hati-hati, dan valid. Cermat berarti tidak
meninggalkan detail. Prinsip kehati-hatian dilakukan untuk menjaga objektivitas dan
agar tidak menyinggung perasaan staf. Valid berarti data yang dikumpulkan relevan
sesuai dengan keperluan.
4. Penyajian Data
Penyajian data dipergunakan sebagai alat memetakan kronologi kejadian. Ada
empat metode yang biasa dipakai dalam memetakan kronologi insiden, yaitu 1)
kronologi narasi; 2) timeline; 3) tabular timeline; dan 4) time person grid.
Kronologi narasi biasa dilakukan untuk mengawali pembahasan kasus atau justru
ditampilkan pada laporan akhir. Kronologi narasi cukup nyaman dibaca namun tidak
praktis untuk analisis karena kurang terstruktur. Gunakan kronologi narasi hanya
pada kasus yang tidak kompleks.
5. Susun Rekomendasi
Menyusun rekomendasi merupakan hal yang paling penting dari aktifitas RCA
ini. Karena tanpa rekomendasi, masalah tidak dapat diselesaikan dan terus
membebani organisasi. Ibarat berobat ke dokter, pasien tidak cukup diberi tahu
tentang diagnosanya, tapi jauh lebih penting adalah diberi pengobatan yang tepat.
Menyusun rekomendasi memerlukan pengetahuan dan pemahaman yang
memadai tentang masalah yang sedang dihadapi. Disinilah arti penting dari anggota
10
tim. Anggota tim RCA harus memiliki kompetensi dan kapasitas yang memadai
untuk melakukan hal itu. Referensi yang dikumpulkan pada tahap mengumpulkan
data di atas dapat dipakai untuk membantu proses ini.
6. Membuat: Laporan RCA
Laporan R—A berisi rincian seluruh kegiatan pelaksanaan R—A mulai dari awal
sampai rekomendasi yang diberikan. Laporan ini kemudian disampaikan kepada
pemimpin organisasi untuk disetujui. Proses persetujuan ini sangat penting. Karena
tanpa persetujuan pemimpin, rekomendasi tak dapat dieksekusi dan dilaksanakan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan tenaga medis khususnya perawat dan
calon perawat dapat memanfaatkan dan mengaplikasikan Root Cause Analysis (RCA)
dalam tindakan medis khususnya keperawatan. Untuk meningkatkan kinerja dan
keselamatan pasien.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://balaiyanpus.jogjaprov.go.id/opac/detail-opac?id=13496
https://pdfcoffee.com/rca-pdf-free.html
https://www.academia.edu/34407606/ALAT_MANAJEMEN_KUALITAS
13