Bagan Akun Standar Pemerintah Pusat
Bagan Akun Standar Pemerintah Pusat
Abstraksi
Pendahuluan
Sebelum istilah ?akun? digunakan untuk menyebutkan pos-pos pada pendapatan dan
belanja negara, pernah digunakan istilah ?perkiraan?. Mungkin kita bertanya mengapa digunakan
istilah ?perkiraan? ? Padahal pos pendapatan dan belanja tersebut bukan perkiraan atau rencana
lagi, namun sudah merupakan realisasi. Seperti kita ketahui pada perusahaan komersial, klasifikasi
pos-pos pendapatan dan belanja biasanya disebut dengan ?rekening?. Ini lebih mendekati
pengertian yang umum dibandingkan dengan perkiraan.
Sebelum diterapkannya istilah perkiraan, pernah diterapkan istilah mata anggaran. Sehingga
secara umum terbagi menjadi mata anggaran penerimaan (MAP) dan mata anggaran pengeluaran
(MAK). Istilah mata anggaran juga lebih mendekati pada pengertian rekening pada perusahaan
komersial.
Penulis mencoba menelusuri istilah perkiraan di kamus Bahasa Belanda, terdapat istilah
berekening yang berarti hematan, hisab, hitung, hitungan, kalkulasi, kira-kiraan, komputasi, perkiraan,
runding. Dan berekenen, yang artinya memperhitungkan, menghitung, mengkalkulasi,
mengkalkulasikan. Karena reken artinya menghitung atau menjumlah. Adapun rekening houden met
artinya berhitungan dengan, membilangkan, memperhitungkan.
Marilah kita bahas tentang pengertian sistem terlebih dahulu. Sistem adalah :
?Suatu himpunan suatu ?benda? nyata atau abstrak (a set of thing) yang terdiri dari bagian?
bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan, berhubungan, berketergantungan,
saling mendukung, yang secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan (Unity) untuk
mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif? (Fathansyah : 2002)
Sistem juga dapat diartikan kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata
adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi
(Jogiyanto : 2005).
Bila ?akun? digambarkan berada dalam suatu sistem, maka sesuai definisi di atas, ?akun?
akan terkait atau harus terkait dengan benda, komponen, ataupun kejadian dalam satu arus menuju
tujuan tertentu. Dan bila diartikan sebagai sebuah komponen dari sistem, maka ?akun? menjadi
komponen dari Sistem Akuntansi.
Dapat dijelaskan disini, oleh karena SAPP merupakan rangkaian prosedur pencatatan, maka
diperlukan kodifikasi akun yang konsisten agar semua pihak memiliki kesatuan persepsi laporan
keuangan pemerintah.
Dalam penganggaran berbasis kinerja, kinerja antara lain berbentuk keluaran (output) dari
kegiatan yang akan dilaksanakan dan hasil (outcome) dari program yang telah ditetapkan.
Selanjutnya outcome tersebut akan menghasilkan impact berupa kesejahteraan rakyat dalam jangka
panjang. Apabila telah ditetapkan prestasi (kinerja) yang hendak dicapai, baru kemudian dihitung
pendanaan yang dibutuhkan untuk menghasilkan keluaran atau hasil yang ditargetkan sesuai
rencana kinerja.
Ilustrasi sederhana berikut mungkin dapat memperjelas. Suatu kawasan food court terdapat
2 lapak yang sama-sama menjual nasi. Lapak pertama menjual nasi uduk, sedang lapak kedua
menjual nasi goreng. Walaupun kedua lapak tersebut sama-sama mencari laba dari penjualan nasi
(dengan input yang sama yaitu nasi), tetapi memiliki output yang berbeda. Untuk penjual nasi uduk
outputnya misalnya adalah 20 piring nasi, demikian pula penjual nasi goreng 20 piring nasi. Maka
tidak bisa kita katakan bahwa output keduanya sama. Faktanya bahkan berbeda sama sekali.
Karena proses pembuatan sepiring nasi uduk sangat berbeda dengan pembuatan sepiring nasi
goreng.
Bila kita susun dalam suatu kegiatan, maka nama kegiatan penjual nasi uduk adalah ?
penjualan nasi uduk?. Jika salah satu prosesnya adalah belanja bahan, maka apakah belanja bahan
di lapak nasi uduk sama dengan belanja bahan di lapak nasi goreng ? Tentu saja berbeda bukan.
Jika lapak makanan tadi adalah analog dari satuan kerja, maka belanja bahan pada satuan
kerja akan bias bila diberi kode yang sama. Sebab setiap output, tekait dengan kegiatan, serta
program yang spesifik. Namun jika tidak diberi kode yang sama, saat penyusunan laporan keuangan
terintegrasi juga akan ditemui kesulitan dalam mengidentifikasi jenis pengeluarannya.
Itulah sebabnya konstruksi kode ?akun? standar dalam peraturan BAS yang baru melakukan
penggabungan klasifikasi anggaran dan klasifikasi akuntansi ke dalam satu Bagan Akun Standar.
Pilihan tersebut merupakan satu alternatif yang kemudian diterapkan pada banyak negara (Davina
Jacobs et.al dalam modul PPAKP 2014).
Segmen Satker;
1. Segmen KPPN;
2. Segmen Akun;
3. Segmen Program;
4. Segmen Output;
5. Segmen Dana;
6. Segmen Bank;
7. Segmen Kewenangan;
8. Segmen Lokasi;
9. Segmen Anggaran;
10. Segmen Antar Entitas;
11. Segmen Cadangan.
Ke-12 segmen tersebut dengan aplikasi yang terintegrasi membentuk kumpulan kode, dalam 56
digit kode, berupa struktur Bagan Akun Standar .
Bagan Akun Standar sesuai bunyi pasal 1 PMK NOMOR 214/PMK.05/2013 adalah daftar
kodefikasi dan klasifikasi terkait transaksi keuangan yang disusun secara sistematis sebagai
pedoman dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan anggaran, dan pelaporan keuangan
pemerintah.
Penggunaan BAS yang konsisten sejak dari perencanaan hingga pelaporan, membentuk
sistem pengendalian yang baik, serta memenuhi unsur-unsur manajemen yang baik. Hal ini akan
memudahkan pimpinan untuk mengambil keputusan terkait dengan keuangan maupun non
keuangan.
Penggunaan BAS dengan tidak membedakan klasifikasi anggaran dan akuntansi, serta
dalam pelaksanaannya membantu memberi informasi kinerja ataupun capaian output/outcomes, akan
memudahkan aparat pengawas internal dan pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan.
Simpulan
Sistem tersebut adalah terobosan terhadap konsep siklus pengelolaan keuangan negara.
Yaitu siklus yang dimulai dari tahap perencanaan, penganggaran, pelaksanaan anggaran hingga
pertanggungjawaban keuangan negara. Untuk itu diperlukan keseragaman kodefikasi anggaran dan
pelaporan keuangan dalam pencatatan transaksi keuangan pemerintah. Hal inilah yang mendorong
penyempurnaan kode dalam Bagan Akun Standar.
Bahan bacaan :
Tim Penyusun Modul Program Percepatan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Pusat, Kementerian
Keuangan, 2014
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 214/PMK.05/2013 Tentang Bagan Akun
Standar