Anda di halaman 1dari 4

Nama : Zaitul Umami

NPM : 2043700249

Kelas : Apoteker (PG A)

TUGAS PROJECT

INTERPRETASI DATA LABORATORIUM

Seorang perempuan berusia 65 tahun dengan BB 60 kg dan TB 170 cm datang ke rumah sakit
dengan keluhan batuk sudah lebih dari 5 hari disertai demam dan merasakan dada yang terasa
sesak.
Riwayat penyakit terdahulu ; hipertensi
Riwayat penyakit keluarga ; Ibu meninggal karena stroke dan ayah meninggal karena PJK
Dokter mendiagnosa pasien menderita COVID-19
Data Vital sign
T ; 39 C
TD ; 130/90 mmHg
N ; 105/i
P ; 33/i
Data Laboratorium:
Leukosit ; 4000/mm3
HB; 12 mg/dl
Procalcitonin ; 0,1 ng/ml
Lympocit 800 mikroliter (1000-4800 mikroliter)
CRP ; 2,9 (< 3 mg/L)
Di bawah adalah gambar Rontgen Paru Pasien
Pengobatan yang diberikan oleh dokter; Amlodipin 5 mg, Azitromicin 500 mg, Antivirus
Oseltamivir 75 mg, dan Vitamin C

Pembahasan Interpretasi Hasil Laboratorium

 Leukosit ; 4000/mm3 (Normal 5000-10.000/mm3)


Tujuan pemeriksaan Leukosit untuk mengetahui adanya infeksi atau tidak. Jika nilai
Leukosit tinggi pertanda adanya infeksi bakteri, tetapi jika nilai Leukosit dari normal ke
rendah pertanda adanya infeksi virus. Dilihat dari nilai leukosit, pasien memiliki nilai
leukosit yang rendah, artinya ada infeksi virus.
 HB; 12 mg/dl (Wanita, Normal 12-15 mg/dL)
Tujuan pemeriksaan HB adalah untuk mengetahui adanya anemia atau tidak. Jika nilai
HB rendah pertanda adanya anemia. Pada lansia, kondisi anemia perlu diwaspadai.
Pasalnya, lansia dengan anemia ringan saja, sudah mulai berisiko mengalami penurunan
kondisi kesehatan secara keseluruhan
 Procalcitonin ; 0,1 ng/ml (Normal < 0,1 ng/ml)
Tujuan pemeriksaan Procalcitonin adalah sebagai penanda untuk menegakkan diagnosis
infeksi sistemik karena bakteri berat dan sepsis dengan sensitivitas dan spesifisitas paling
baik. Selama infeksi bakteri yang berat dan sepsis, kadar procalcitonin meningkat hingga
10.000 kali.

Interpretasi kadar PCT:

 Kadar PCT pd orang sehat tidak terdeteksi (< 0,1 ng/ml)


 PCT < 0,5 ng/ml : Kemungkinan besar bukan suatu infeksi sistemik,
Kemungkinan suatu infeksi bakterial lokal, atau px terlalu awal harus
diulang 6 – 24 jam kemudian.
 PCT 0,5-2 ng/ml : Kemungkinan suatu infeksi sistemik, pasien harus
diawasi ketat secara klinis, dan pengulangan pemeriksaan dlm waktu 6 – 24
jam
 PCT 2-10 ng/ml : Kemungkinan besar suatu infeksi sistemik, resiko tinggi
untuk menjadi infeksi sistemik yang berat
 PCT >10 ng/ml : biasa ditemukan pada sepsis berat dan syok septik

 Lympocit 800 mikroliter (Normal 1000-4800 mikroliter)


Tujuan pemeriksaan limfosit adalah untuk mengetahui system daya tahan tubuh. Limfosit
terdiri dari 3 jenis yaitu sel B, sel T, dan sel natural killer. Limfosit membantu melawan
dan mencegah infeksi bakteri dan virus pada tubuh, serta membantu melawan kanker.
Bila jumlah limfosit menurun, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi akan terganggu.
Nilai Limfosit pada pasien yaitu 800 mikroliter menunjukkan penurunan limfosit
(Limfopenia). Limfopenia terjadi pada infeksi karena virus.
 CRP ; 2,9 mg/L (Normal < 5 mg/L)
Pemeriksaan C-reactive protein (CRP) merupakan indikator inflamasi paling sensitif saat
ini. CRP adalah protein yang ditemukan dalam darah. Produksi CRP oleh hepar akan
meningkat sebagai respons terhadap infeksi, luka, atau inflamasi. CRP merupakan salah
satu protein fase akut, yang berarti nilai CRP akan meningkat sebagai respons terhadap
peradangan.
Kesimpulan
Dari data diatas dapat dilihat bahwa pasien menunjukkan gejala infeksi. Pasien juga
mengalami Leukopenia dimana kadar leukositnya menurun, hal ini karena adanya infeksi
virus bukan bakteri. Dari pembacaan hasil foto rontngen pasien diketahui adanya infeksi
bakteri di paru – paru. Berdasarkan data laboratorium dan penunjang di atas pasien
menderita Infeksi Virus dan karena mengalami peradangan maka disimpulkan bahwa
pasien mengalami Pneumonia karena infeksi virus. Dan dari hasil tersebut perlu
dilakukan pemeriksaan lanjutan karena pasien memiliki gejala yang mengarah kepada
infeksi Covid-19.

Anda mungkin juga menyukai