Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

RESUME

Nama: Abraham Ganda


Kelas: XI IPA 5
Absen: 01

I. Sistem Pernapasan
Pernapasan merupakan kegiatan makhluk hidup yang sangat penting, baik
manusia, hewan, dan tumbuhan. Sistem pernapasan yang terjadi pada makhluk
hidup merupakan proses. Menghirup oksigen dari udara, kemudian mengeluarkan
gas karbon dioksida dan uap air dengan menggunakan alat pernapasan. Adapun
organ organ yang teribat dalam sistem pernapasan yaitu,

A. Organ Organ Pernapasan,

1. Hidung,
Sebagai “gerbang utama” keluar masuknya udara saat bernapas, fungsi hidung
sangat penting. Di lapisan dalam hidung, terdapat rambut-rambut halus, yang
fungsinya adalah menyaring kotoran dari udara yang kamu hirup.

2. Faring,
Faring merupakan nama lain dari tenggorokan bagian atas, berupa tabung yang
terletak di belakang mulut dan rongga hidung, dan menghubungkan keduanya ke
trakea (batang tenggorokan). Fungsi faring dalam sistem pernapasan manusia
adalah menyalurkan aliran udara dari hidung dan mulut, ke trakea.

3. Epiglotis,
Epiglotis merupakan lipatan tulang rawan yang terletak di belakang lidah, tepatnya
di atas laring atau kotak suara. Seperti katup, epiglotis akan terbuka saat bernapas,
untuk memungkinkan udara masuk ke laring, menuju paru-paru. Lalu, saat makan,
epiglotis akan menutup, untuk mencegah makanan dan minuman masuk ke saluran
pernapasan dan menyebabkan tersedak.

4. Laring (Kotak Suara),


Laring atau kotak suara terletak di bawah persimpangan saluran faring yang
membelah menjadi trakea dan kerongkongan. Organ pernapasan ini memiliki dua
pita suara yang membuka saat bernapas dan menutup untuk memproduksi suara.
Saat bernapas, udara mengalir melewati dua pita suara yang berimpitan, sehingga
menghasilkan getaran. Getaran inilah yang kemudian menghasilkan suara saat
berbicara.

5. Trakea (Batang Tenggorokan),


Fungsi trakea dalam sistem pernapasan cukup penting, yaitu mengalirkan udara
dari dan menuju paru-paru. Organ ini berbentuk tabung berongga lebar, yang
menghubungkan laring ke bronkus paru-paru.

6. Tabung Bronkial,
Organ pernapasan ini berbentuk tabung, dengan silia atau rambut-rambut kecil
yang bergerak seperti gelombang. Gerakan gelombang tersebut akan membawa
dahak, lendir, atau cairan ke atas hingga ke luartenggorokan.
Fungsi lendir atau dahak di tabung bronkial adalah untuk mencegah masuknya
debu, kuman, atau zat asing lain agar tidak sampai masuk ke paru-paru.

7. Bronkiolus,
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus yang berfungsi untuk menyalurkan
udara dari bronkus ke alveoli. Bronkiolus juga berfungsi untuk mengontrol jumlah
udara yang masuk dan keluar saat proses pernapasan berlangsung.

8. Paru-Paru,
Paru-paru adalah organ yang berjumlah sepasang, dan terletak di dalam tulang
rusuk. Fungsi utama paru-paru dalam sistem pernapasan adalah untuk menampung
udara kaya oksigen, dan mengalirkannya ke pembuluh darah, untuk disebarkan ke
seluruh tubuh.

9. Alveolus,
Alveolus adalah kantong-kantong kecil di dalam paru yang terletak di ujung
bronkiolus. Fungsinya adalah sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbon
dioksida. Pada alveolus juga ada kapiler pembuluh darah.
Kemudian, alveolus akan menyerap oksigen dari udara yang dibawa oleh
bronkiolus dan mengalirkannya ke dalam darah. Setelah itu, karbon dioksida dari
sel-sel tubuh mengalir bersama darah ke alveolus untuk diembuskan keluar.

10. Diafragma,
Merupakan dinding otot yang memisahkan rongga dada dan perut. Ketika
melakukan pernapasan perut, diafragma akan bergerak ke bawah dan menciptakan
rongga untuk menarik udara. Organ pernapasan ini juga bisa membantu
memperluas paru-paru.

B. Mekanisme Pernapasan

Terdapat dua jenis mekanisme pernapasan, yakni inspirasi dan ekspirasi,

1. Inspirasi,
Inspirasi terjadi ketika udara dihirup melalui rongga hidung dan masuk ke dalam
paru-paru. Ketika melakukan inspirasi, diafragma dan otot dada berkontraksi.
Kemudian volume rongga dada membesar, paru-paru mengembang, dan udara
masuk ke paru-paru.

2. Ekspirasi,
Ekspirasi berlangsung dengan melepaskan karbondioksida dari dalam tubuh ke
luar. Ketika melakukan ekshalasi, diafragma dan otot dada berelaksasi.Volume
rongga dada kembali normal karena udara telah keluar dariparu-paru.

C. Kelainan Sistem Pernapasan,

1. Flu,
Flu disebabkan oleh virus influenza yang menginfeksi hidung, tenggorokan, dan
paru-paru. Virus penyebab gangguan respirasi ini dapat menyebar melaluiudara,
benda yang telah terkontaminasi, maupun kontak fisik dengan penderita flu. Flu
dapat dicegah dengan melakukan beberapa langkah pencegahan, seperti mencuci
tangan secara rutin, tidak menyentuh wajah, dan menjauhi keramaian.
2. Faringitis,
Faringitis adalah peradangan pada tenggorokan atau faring. Keluhan ini
disebabkan oleh infeksi bakteri maupun virus. Faringitis dapat ditangani
bedasarkan penyebabnya. Misalnya, faringitis yang disebabkan oleh bakteri dapat
diobati menggunakan antibiotik.
3. Laringitis,
Gangguan respirasi lainnya adalah laringitis, yaitu peradangan yang terjadi pada
laring atau pita suara. Keluhan ini umumnya disebabkan oleh penggunaanlaring
yang berlebihan, iritasi, atau infeksi.
Gejala yang ditunjukkan laringitis biasanya berupa sakit tenggorokan, batuk,
demam, suara serak, hingga kehilangan suara.

4. Asma,
Asma merupakan gangguan respirasi yang ditandai dengan peradangan pada
saluran pernapasan. Keluhan ini membuat saluran napas mengalami penyempitan.
Penyebabnya bisa karena alergi, paparan asap, polusi, hingga udara dingin.
Gejala khas yang umumnya dialami penderita asma adalah mengi, sesak napas,
dada terasa sesak, dan batuk.

5. Bronkitis,
Bronkitis terjadi ketika saluran yang membawa udara ke paru-paru atau bronkus
mengalami peradangan. Akibatnya, gangguan respirasi ini menyebabkan
penderitanya batuk berdahak.
Selain batuk berdahak, gejala yang menyertai bronkitis adalah dada sesak, dahak
berwarna kuning atau hijau, hingga demam.

II. Sistem Imun


Sistem imun atau sistem kekebalan adalah sel-sel dan banyak struktur biologis
lainnya yang bertanggung jawab atas imunitas, yaitu pertahanan
pada organisme untuk melindungi tubuh dari pengaruh biologis luar dengan
mengenali dan membunuh patogen. Sementara itu, respons kolektif dan
terkoordinasi dari sistem imun tubuh terhadap pengenalan zat asing
disebut respons imun. Agar dapat berfungsi dengan baik, sistem ini akan
mengidentifikasi berbagai macam pengaruh biologis luar seperti
dari infeksi, bakteri, virus sampai parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain
dan memusnahkan mereka dari sel dan jaringan organisme yang sehat agar tetap
berfungsi secara normal. Adapun organ organ yang terlibat dalam sistem imun,
A. Organ Organ Sistem Imun,

1. Sumsum Tulang,
Pabrik pembuat sel penting tersebut adalah sumsum tulang. Hebatnya, dari pabrik
ini dihasilkan berbagai jenis sel yang berbeda. Sejumlah sel yang dihasilkan di sini
berperan dalam produksi fagosit, sebagian lainnya berperan dalam penggumpalan
darah, dan sebagian lainnya lagi dalam penguraian senyawa. Di samping dari segi
strukturnya, sel-sel ini juga berbeda dalam fungsinya.

2. Timus,
Menurut pengamatan biologis, timus tampak seperti organ biasa tanpa suatu fungsi
khusus. Namun demikian, jika dikaji secara rinci, pekerjaannya sangatlah
menakjubkan. Di dalam timuslah limfosit mendapat semacam pelatihan. Sel-sel
limfosit ini mendapat pelatihan di timus.

3. Limpa,
Tugas limpa, seperti berkontribusi pada produksi sel, fagositosis, perlindungan sel
darah merah, dan pembangunan kekebalan, sangat penting sekaligus sulit.Tentu
saja, limpa juga hanya segumpal daging, sama seperti organ-organ lainnya. Namun
ia menunjukkan kinerja dan tingkat kecerdasan tak terduga dari sekadar segumpal
daging. Ia meng-organisasikan segalanya, tidak membiarkan terjadinya masalah,
dan juga bekerja tanpa istirahat.

4. Nodus Getah Bening(Limfa),


Cara kerja sistem ini adalah, Cairan getah bening dalam pembuluh limfatik
menyebar di seluruh tubuh dan berkontak dengan jaringan yang berada di sekitar
pembuluh limfatik kapiler. Cairan getah bening yang kembali ke pembuluh
limfatik sesaat setelah melakukan kontak ini membawa serta informasi mengenai
jaringan tadi. Informasi ini diteruskan ke nodus limfatik terdekat pada pembuluh
limfatik.

B. Macam MacamImunoglobulin

1. Immunoglobulin A(IgA),
Antibodi IgA merupakan jenis antibodi yang paling umum ditemukan di dalam
tubuh dan terlibat dalam proses terjadinya reaksi alergi. Di dalam tubuh, antibodi
IgA banyak ditemukan di lapisan mukosa (selaput lendir) tubuh, terutama yang
melapisi saluran pernapasan dan saluran pencernaan. IgA juga banyak ditemukan
pada cairan tubuh, seperti air liur, dahak, air mata, cairan vagina, dan ASI.
2. Immunoglobulin E(IgE),
Antibodi IgE umumnya ditemukan di darah dalam jumlah yang sedikit. Namun,
jumlah antibody IgE akan meningkat ketika tubuh mengalami reaksi peradangan
akibat alergi. Secara medis, pemeriksaan antibodi IgE dilakukan untuk mendeteksi
penyakit alergi dan infeksi parasit.
3. Immunoglobulin G(IgG),
Antibodi IgG adalah jenis antibodi yang paling banyak ditemukan di dalam darah
dan cairan tubuh lainnya. Ketika antigen seperti kuman, virus, atau zat kimia
tertentu masuk ke dalam tubuh, sel-sel darah putih akan "mengingat" antigen
tersebut dan membentuk antibodi IgE untuk melawannya. Dengan demikian, jika
antigen tersebut kembali masuk ke dalam tubuh atau menyerang tubuh Anda,
sistem kekebalan tubuh akan mudah mengenalinya dan melakukan perlawanan
karena antibodi sudah terbentuk lebih dulu.
4. Immunoglobulin M(IgM),
Tubuh akan membuat antibodi IgM saat Anda pertama kali terinfeksi bakteri atau
virus sebagai bentuk pertahanan pertama tubuh untuk melawan infeksi. Kadar IgM
akan meningkat dalam waktu singkat saat terjadi infeksi, kemudian perlahan
menurun dan digantikan oleh antibodi IgG. Oleh sebab itu, hasil pemeriksaan IgM
dengan nilai yang tinggi, sering kali dianggap sebagai tanda adanya infeksi yang
masih aktif.Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan antibodi IgM bersamaan
dengan tes antibodi IgA dan IgG untuk memantau kondisi dan fungsi sistem
kekebalan tubuh serta mendiagnosis apakah terdapat penyakit tertentu, seperti
infeksi atau penyakit autoimun.

C. Kelainan Sistem Imun

1. Rematik,
Rematik atau radang sendi merupakan penyakit autoimun yang menyerang sendi.
Sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi yang menempel pada lapisan sendi,
sehingga sel imun menyerang sendi dan menyebabkan radang, pembengkakan, dan
nyeri. Orang dengan rematik biasanya merasakan gejala seperti sendi sakit, kaku,
dan bengkak, sehingga dapat mengurangi geraknya. Jika tidak diobati, rematik
dapat menyebabkan kerusakan sendi permanen secara bertahap.

2. Lupus,
Lupus atau lupus eritematosus sistemik dapat terjadi saat antibodi yang dihasilkan
tubuh menempel pada jaringan di seluruh tubuh. Beberapa jaringan yang umumnya
terkena lupus adalah ginjal, paru-paru, sel darah, saraf, kulit, dan sendi. Orang
dengan lupus dapat mengalami gejala, seperti demam, berat badan turun, rambut
rontok, kelelahan, ruam, nyeri atau bengkak pada sendi dan otot, sensitif terhadap
sinar matahari, sakit dada, sakit kepala, dan kejang.

3. Psoriasis,
Psoriasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel kulit baru
yang sangat cepat sehingga menumpuk di permukaan kulit. Penyakit ini
menyebabkan kulit menjadi kemerahan, lebih tebal, bersisik, dan terlihat seperti
bercak putih-perak. Selain itu, juga dapat menyebabkan gatal dan nyeri pada kulit.

4. Penyakit radang usus,


Sistem kekebalan tubuh yang menyerang lapisan usus disebut dengan penyakit
radang usus (inflammatory bowel disease/ IBD), karena dapat menyebabkan
radang kronis pada saluran pencernaan. Penyakit ini dapat muncul dengan gejala
diare, perdarahan pada dubur, buang air besar yang mendesak, sakit perut, demam,
berat badan turun, dan kelelahan.
Penyakit Crohn dan kolitis ulseratif merupakan bentuk penyakit radang usus yang
paling umum. Gejala penyakit Crohn disertai dengan ulkus mulut, sedangkan
gejala dari kolitis ulseratif sering disertai dengan kesulitan buang air besar.

5. Diabetes mellitus tipe1,


Penyakit ini disebabkan oleh antibodi sistem imun yang menyerang dan
menghancurkan sel penghasil insulin (hormon yang dibutuhkan dalam mengontrol
kadar gula darah) di pankreas. Akibatnya, tubuh tidak bisa menghasilkan insulin,
sehingga kadar gula darah Anda menjadi tinggi. Gula darah yang terlalu tinggi ini
kemudian dapat memengaruhi penglihatan, ginjal, saraf, dan gusi Anda. Penderita
diabetes mellitus tipe 1 membutuhkan suntikan insulin secara rutin untuk
mengontrol penyakitnya agar tidak bertambah parah.

6. Sklerosis ganda,
Multiple sclerosis atau sklerosis ganda adalah penyakit autoimun yang menyerang
lapisan pelindung di sekitar saraf. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan yang
memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang. Orang dengan sklerosis ganda
dapat menunjukkan gejala, seperti kebutaan, koordinasi yang buruk, kelumpuhan,
otot menegang, mati rasa, dan lemah. Gejalanya bisa bervariasi karena lokasi dan
tingkat serangannya berbeda-beda antar individu.

III. Sistem Ekskresi


Sistem ekskresi pada manusia adalah sistem yang bertugas untuk mengolah dan
membuang zat sisa metabolisme dan racun dari dalam tubuh. Jika tidak
dikeluarkan dari tubuh, zat-zat tersebut dapat menimbulkan sejumlah masalah
kesehatan. Adapun organ yang terlibat dalam sistem ekskresi yaitu,

A. Organ Organ Sistem Ekskresi

1. Ginjal,
Ginjal merupakan organ utama dari sistem ekskresi manusia. Organ ini terletak di
kedua sisi tulang belakang, tepatnya di rongga perut bagian
belakang. Ginjalmemiliki bentuk menyerupai kacang merah dan berwarna merah
kecokelatan.
Manusia memiliki sepasang ginjal yang berada di sisi kanan dan kiri tubuh. Ginjal
kanan terletak sedikit lebih rendah dibandingkan ginjal kiri karena berdekatan
dengan hati. Setiap ginjal berukuran sekitar 10–12 cm atau kira-kira seukuran
kepalan tangan orang dewasa.
Ginjal berfungsi untuk menyaring zat sisa dari makanan, obat-obatan, atau racun
yang terdapat di darah. Selain itu, ginjal juga berperan mengendalikan
keseimbangan cairan dan kadar elektrolit dalam tubuh. Zat sisa yang terkumpul,
kemudian akan diubah menjadi urine. Urine akan mengalir dari ginjal ke kandung
kemih melalui saluran yang disebut ureter.

2. Kulit,
Kulitmanusia memiliki sekitar 3–4 juta kelenjar keringat. Kelenjar ini tersebar di
seluruh bagian tubuh, namun paling banyak terdapat di telapak tangan, kaki,wajah,
dan ketiak. Kelenjar keringat terbagi menjadi 2 jenis, yaitu kelenjar ekrin dan
kelenjar apokrin. Kelenjar ekrin terhubung langsung dengan permukaan kulit dan
menghasilkan keringat yang tidak berbau dan encer. Sementara itu, kelenjar
apokrin menghasilkan keringat yang mengandung lemak dan pekat, serta terdapat
di folikel rambut, seperti ketiak dan kulitkepala.

3. Ususbesar,
Pada dasarnya, usus terbagi menjadi 2 bagian, yaitu usus kecil dan usus besar.
Sebagian besar nutrisi dan sekitar 90% air yang terkandung dalam makanan dan
minuman yang dikonsumsi setiap hari terserap ke dalam usus kecil. Sementara itu,
usus besar bertugas untuk menyerap sisa air dan nutrisi yang tidak bisa dicerna
oleh usus kecil. Usai diserap, sisa makanan dan minuman tersebut diubah menjadi
feses, lalu dibuang melalui dubur saat Anda buang air besar.

4. Hati,
Hati adalah organ yang berukuran besar dengan berat sekitar 1 kilogram. Organ
yang sangat penting bagi metabolisme dan sistem kekebalan tubuh ini terletak di
bagian kanan atas dalam rongga perut, tepat di bawah diafragma. Salah satu zat
beracun yang dibuang dan diolah oleh hati adalah amonia, yaitu zat sisa dari hasil
penguraian protein. Jika dibiarkan menumpuk dalam tubuh, amonia dapat
menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, termasuk gangguan pernapasan dan
masalah pada ginjal.

5. Paru-paru,
Paru-paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan manusia. Melalui
proses pernapasan, paru-paru bertugas untuk memindahkan oksigen yang diperoleh
dari udara ke dalam darah. Darah yang telah mengandung oksigen tersebut akan
disalurkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh agar dapat berfungsi dengan baik.
Setelah memperoleh oksigen, setiap sel tubuh akan menghasilkan karbon dioksida
sebagai zat sisa metabolismenya. Karbon dioksida merupakan zat beracun yang
bisa berbahaya bagi kesehatan apabila menumpuk di dalam darah.

B. Mekanisme SistemEkskresi,
1. Filtrasi,
Tahap pertama pembentukan urin pada manusia adalah filtrasi yang terjadi di
glomerulus. Glomerulus adalah untaian pembuluh kapiler yang dinding-dindingnya
bertautan dengan kapsula bowman. Filtrasi disebut juga dengan penyaringan.
Hasil dari filtrasi ini berupa filtrat glomerulus atau urin primer yang mengandung
H2O dan zat-zat seperti glukosa, klorida, natrium, kalium, fosfat, urea, asam urat
dankreatinin.

2. Reabsorpsi,
Pada tahap reabsorpsi, zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh akan diserap
kembali dan dimasukkan ke dalam aliran darah, Squad. Reabsorpsi terjadi di
tubulus kontortus proksimal dan lengkung henle. Setelah proses reabsorpsi
berlangsung terbentuklah urinsekunder.
3. Augmentasi,
Augmentasi merupakan tahap terakhir dari proses pembentukan urin pada tubuh
manusia. Jadi, seperti yang disebutkan di atas, zat-zat yang tidak diperlukan oleh
tubuh akan disekresikan, di sinilah tempatnya. Augmentasi terjadi di tubulus
kontortus distal dan tubulus kolektivus (pengumpul) sebagai tempat penyimpanan
urin untuk sementara. Di tahap ini masih terjadi penyerapan kembali pada air,
garam NaCl dan urea sehingga terbentuk urin sebenarnya yang harus dibuang oleh
tubuh.

C. Kelainan Sistem Ekskresi


1. DiabetesInsipidus,
Diabetes insipidus adalah gangguan yang menyerang salah satu organ terpenting
dalam sistem ekskresi, yaitu ginjal. Penderita diabetes insipidus mengeluarkan
urine terlalu banyak karena kekurangan hormon ADH (Anti Diuretic Hormone).
ADH adalah sejenis hormon yang mengatur proses reabsorpsi cairan pada ginjal.
Kekurangan hormon ini dapat menyebabkan jumlah urine meningkat hingga 30
kali lipat.

2. BatuGinjal,
Gangguan lain yang menyerang ginjal adalah batu ginjal. Batu ginjal disebabkan
oleh pembentukan endapan garam kalsium pada rongga ginjal, saluran ginjal, dan
kandung kemih. Batu ginjal tersebut berbentuk kristal yang terdiri dari kalsium
oksalat, asam urat, dan kristal kalsium fosfat. Batu ginjal tidak dapat larut.
Biasanya, penyebab batu ginjal adalah konsumsi garam mineral yang berlebih dan
kurangnya konsumsi air pada tubuh. Jika tidak ditangani, batu ginjal bisa
menimbulkan hidronefosis, yaitu membesarnya ginjal karena urine tidak dapat
mengalir keluar karena tersumbat batu ginjal.
3. Uretris,
Organ lainnya dalam sistem ekskresi adalah ureter, yaitu organ yang menyerupai
tabung. Ureter memiliki otot untuk membantu urine disalurkan dari ginjal menuju
kandung kemih. Salah satu penyakit yang menyerang ureter adalah uretris. Uretris
adalah peradangan pada ureter yang disebabkan oleh infeksi bakteri maupun virus.
Gejalanya berbeda bagi penderita pria dan wanita. Pada pria, gejala uretris adalah
adanya darah pada urine dan air mani. Selain itu terdapat rasa terbakar ketika
buang air kecil. Pada wanita, gejalanya adalah sakit perut, nyeri ketika buangair
kecil, dan demam.

3. Pneumonia,
Paru-paru termasuk ke dalam organ pada sistem ekskresi karena merupakan tempat
pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Salah satu penyakit yang menyerang
paru-paru adalah pneumonia. Pneumonia disebabkan adanya infeksi oleh bakteri,
virus, atau jamur di alveolus. Pneumonia menyebabkan oksigen susah masuk
karena alveolus, yang merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida,
dipenuhi oleh cairan.

4. Asma,
Asma adalah gangguan pada paru-paru yang mungkin sudah familiar kita dengar.
Asma terjadi akibat penyempitan saluran pernapasan pada paru-paru. Penderitanya
menunjukkan gejala sulit bernapas atau sesak. Penyakit ini tidak menular dan
biasanya menurun. Lingkungan dengan udara yang tercemar dapat memicu
serangan asma. Penanganan serangan asma adalah dengan memberikan obat-
obatan yang berupa suntikan (Hydrocortisone), sirup ventolin (Salbutamol), atau
nebulizer (gas Salbutamol) untuk melonggarkan saluran pernapasan.

IV. SistemKoodinasi
Sistem koordinasi adalah sebuah sistem yang mengatur kerja organ-organ pada
tubuh. Sistem ini berperan untuk memerintahkan setiap organ untuk dapat
bekerjasama mendukung fungsi tubuh agar bekerja dengan baik

A. Sistem Saraf
Sistem saraf adalah sistem organ yang terdiri oleh sel-sel saraf (neuron) dan sel-sel
pendukungnya (neuroglia). Sistem saraf menggunakan perbedaan potensial listrik
untuk mentransmisikan sinyal dari satu tempat ke tempat lainnya. Sinyal elektrik
ini lah yang digunakan dalam sistem saraf untuk mengatur dan mengkoordinasikan
seluruh organ di dalam tubuh. Satu sel saraf terdiri dari tiga komponen utama:
dendrit, akson, sinapsis.

1. Dendrit,
Dendrit memiliki fungsi sebagai penerima rangsangan dari luar tubuh. Sel dendrit
berwujud seperti tonjolan dari sitoplasma sel saraf. Sel dendrit ini nantinya akan
menerima rangsang dan meneruskannya menjadi impuls yang menjalar di aksin

2. Akson
Akson merupakan perpanjangan dari badan sel sarf. Sel akson berfungsi dalam
meneruskan rangsangan sel saraf lainnya, efektor, maupun organ tubuh. Akson
berperan seperti kabel dan sirkuit PCB di dalam komputer

3. Sinapsis
Sinapsis bertugas meneruskan rangsangan yang dihantarkan oleh impuls kepadasel
saraf lainnya, efektor, maupun organ tubuh. Sinapsis ini berada di ujung sel
neuron. Informasi yang dihubungkan antara sinapsis ini diteruskan oleh senyawa
kimia yang disebutneurotransmitter.

B. Alat Indra

1. Indera Penglihatan,
Mata digunakan sebagai alat indera penglihatan. Mata menerima rangsangan
berupa cahaya, kemudian cahaya tersebut menembus kornea dan diteruskan
melalui pupil. Cahaya yang masuk tersebut diatur oleh lensa mata agar jatuh tepat
pada retina. Selanjutnya, akan disampaikan ke otak dan diterjemahkan apa yang
dilihat oleh mata.

2. Indera Pendengaran,
Telinga digunakan manusia sebagai indera pendengaran. Suara membuat gendang
telinga bergetar. Getaran ini lalu diteruskan menuju bagian rumah siput. Cairan
limfa dalam rumah siput yang bergetar akan merangsang sel saraf, getaran tersebut
diubah menjadi impuls dan diteruskan ke otak untuk mengenali suara tersebut.

3. Indera Penciuman,
Hidung berfungsi sebagai indera penciuman yang dapat menanggapi rangsangan
berupa bau. Dalam rongga hidung terdapat sel silia. Sel silia inilah yang akan
meneruskan rangsangan ke otak sehingga dapat mengenali bau tersebut.

4. Indera Peraba
Indera peraba pada manusia berupa kulit. Pada bagian kulit terdapat sel-sel saraf
yang mampu menerima rangsangan berupa sentuhan. Rangsangan tersebut akan
diubah menjadi impuls untuk diteruskan ke otak agar kamu dapat mengenalirasa
seperti sakit, nyeri dan lain sebagainya.

5. Indera Pengecap
Lidah sebagai alat indera pengecap pada manusia. Lidah mempunyai papilla yang
berbentuk bintil-bintil. Papilla inilah yang bertugas sebagai reseptor rangsangan
berupa zat kimia, yang kemudian akan diteruskan ke otak lalu diterjemahkan
dalam bentuk rasa.

C. Sistem Endokrin
Sistem endokrin dalam tubuh manusia bertugas mengatur kinerja hormon-hormon
yang diproduksi tubuh. Hormon adalah senyawa kimia yang memiliki peran dalam
mengatur organ dan bagian tubuh lainnya. Perbedaan dengan sistem saraf adalah
bahwa hormon disebarkan melalui pembuluh darah, bukan sel saraf. Hormon
disekresi oleh kelenjar endokrin. Kelenjar yang termasuk dalam kelenjar endokrin
diantaranya kelenjar hipofisis, kelenjar tiroid, kelenjar thymus, dan lain
sebagainya. Sebenarnya selain sistem endokrin, terdapat juga kelenjar eksokrin
yang berperan dalam regulasi beberapa organ, namun tidak menyeluruh seperti
sistem endokrin. Oleh karena itu, eksokrin tidak dikategorikan pada sistem
koordinasi, tetapi ada di sistemnya masing-masing seperti sistem pencernaan dan
lainnya. Kelenjar ensokrin mensekresikan senyawanya dan mendistribusikannya
tanpa melalui saluran khusus, alias tidak dialirkan melalui pembuluh darah.
Kelenjar yang termasuk dalam kelenjar eksokrin diantaranya pankreas, kelenjar
ludah, hati, dan usus halus (sistem pencernaan).

D. Kelainan Sistem Koordinasi


1. Tremor,
Tremor merupakan gangguan koordinasi pada manusia dengan gejala gerakan
gemetar yang tidak terkendali. Biasanya hal ini terjadi pada anggota gerak tubuh
seperti tangan. Tremor pada umumnya tidak menimbulkan komplikasi khusus,
namun kondisi ini mengganggu aktivitas sehari-hari.

2. Parkinson,
Penyakit parkinson ini merupakan kelainan akibat degeneratif sel saraf padabagian
otak. Sel saraf mengalami kerusakan pada bagian tertentu sehingga tidak mampu
memproduksi dopamine. Gejala parkinson umumnya muncul tremor, kaku otot,
dan hilangnya reaksi spontan secarabertahap.

3. Meningitis,
Meningitis merupakan penyakit saraf akibat peradangan karena infeksi virusdan
pola hidup yang tidak sehat. Virus ini menginfeksi selaput saraf pada otak. Pada
umumnya penyakit ini diobati dengan vaksin maupun antibiotik.

V. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi merupakan kegiatan berkembangbiak untuk melahirkan
keturunan. Itu bertujuan untuk mempertahankan proses keberlangsungan spesies di
dunia. Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), sistem reproduksi manusia
merupakan sistem organ yang digunakan manusia untuk memproduksi dan
melahirkan keturunan.

A. Organ Organ Reproduksi Pria

1. Penis,
Organ penis terdiri dari kepala atau glans, batang , dan juga pangkal. Lubang pada
ujung kepala penis ini memiliki saluran uretra sebagai tempat keluarnya urin dan
juga untuk mengeluarkan cairan mani saat orgasme. Terdapat jaringan korpus
kavernosum yang akan terpenuhi darah saat pria terangsang.

2. Skrotum,
Skrotum terletak di bagian belakang penis yang merupakan pelindung dari buah
zakar atau testis. Bagian sistem reproduksi ini dengan otot-ototnya ini berfungsi
untuk mengatur suhu pada testis agar dapat memproduksi sperma dengan normal.

3. Testis,
Organ testis merupakan organ reproduksi yang berfungsi sebagai tempat
diproduksinya sperma normal. Testis juga berfungsi untuk memproduksi hormon
testosterone yang merupakan hormon penghasil sperma. Organ testis ini juga
disebut sebagai buah zakar dan terletak di belakang penis.

B. Organ-Organ Reproduksi Wanita

1. Rahim atau Uterus,


Organ reproduksi rahim berfungsi untuk menampung sel telur yang telah dibuahi
dan menjadi janin. Organ rahim sendiri berbentuk serupa buah pir denganukuran
yang kecil. Rahim sendiri terletak di antara dubur dan juga kandungkemih.
Penghubung antara rahim dan juga vagina disebut leher rahim.
Rahim akan menebal saat ovulasi atau masa subur untuk mempersiapkan calon
janin. Lapisan endometrium rahim yang telah menebal ini kemudian akan meluruh
saat tidak terjadi pembuahan pada rahim. Kondisi luruhnya dinding endometrium
ini disebut dengan fase menstruasi.

2. Ovarium,
Ovarium merupakan organ reproduksi wanita yang memiliki fungsi sebagai tempat
diproduksinya sel telur maupun hormon seks seperti progesteron dan estrogen.
Organ ovarium ini berbentuk oval kecil di sisi kiri dan juga kanan serta terhubung
langsung dengan rahim melalui tuba falopi.

3. Tuba Falopi,
Organ tuba falopi merupakan saluran yang berfungsi untuk menghubungkan sel
telur ke dalam rahim. Saluran ini juga berfungsi sebagai tempat terjadinya
pembuahan antara sel telur dan juga sperma.

4. Vulva,
Vulva adalah bagian terluar dari organ reproduksi wanita yang terdiri dari labia
minora, klitoris, dan juga labia minora. Bagian labia majora ini memiliki kelenjar
minyak dan juga keringat serta akan ditutupi rambut halus saat wanita sudah
mengalami pubertas.
5. Vagina,
Vagina berada di dalam tubuh dengan bagian terluar yang bisa dilihat disebut
dengan vulva. Organ ini terletak di bagian belakang kandung kemih dengan posisi
di bawah rahim. Fungsi dari vagina adalah sebagai saluran persalinan, tempat
masuknya sperma ke rahim hingga saluran keluarnya darah.

C. Kelainan Sistem Reproduksi

1. Herpes Genital,
Herpes genital merupakan salah satu penyakit pada sistem reproduksi manusia.
Herpes genital disebabkan oleh virus herpes simplex (HSV). Virus ini dapat
menular melalui hubungan seksual.
Gejala herpes genital timbul berupa adanya benjolan kecil di alat kelamin.
Benjolan ini bisa mengalami luka dan juga muncul cekungan yang terasa nyeri.
Sebelum timbulnya benjolan akan ditandai juga dengan sakit saat buang air kecil
dan juga demam.

2. Chancroid,
Chancroid merupakan salah satu penyakit pada sistem reproduksi.
Gejala chancroid timbul selama 3 sampai 10 hari setelah munculnya infeksi.
Penyakit ini memiliki gejala berupa timbulnya luka mirip seperti sariawan dengan
warna keabuan dan lembab pada alat kelamin. Akibat luka ini area kemaluan juga
mengalami peradangan dan pembengkakan.
Chancroid disebabkan oleh infeksi bakteri Haemophilus ducreyi (H. ducreyi).
Infeksi ini dapat menular melalui hubungan seksual.

3. Sifilis,
Sifilis merupakan penyakit sistem reproduksi pada manusia. Penyakit ini juga
dikenal dengan infeksi raja singa. Infeksi ini disebabkan oleh Treponemapallidum.
Sifilis menandakan adanya infeksi kelamin dengan tanda berupa munculnya luka
mirip seperti sariawan pada organ kelamin dan juga organ pencernaan seperti anus.
Luka yang tidak terasa nyeri ini muncul selama 10 sampai 90 hari setelah
seseorang mengalami infeksi daripenderita.
Meski begitu, sifilis tidak hanya menyerang area kelamin saja, namun juga
menyerang mulut, kulit, dan sistem saraf.
4. Gonorea,
Gonorrhea atau gonore adalah salah satu infeksi menular seksual yang disebabkan
oleh bakteri. Biasanya gejala penyakit ini muncul pada hari ke-10 hingga 20 pasca
seseorang terinfeksi bakteri penyebab gonore.
Tanda terserang gonore adalah rasa sakit saat buang air kecil pada pria dengan
timbulnya nanah berwarna putih maupun kuning. Sementara gonore pada wanita
ditandai dengan rasa sakit saat buang air kecil ataupun bercak darah setelah
berhubungan seksual.

Anda mungkin juga menyukai