Anda di halaman 1dari 8

Nama : Dara Bayuningtias

Kelas : 4 shift 4

Nim : 1962201096

Jawaban UAS

1. Perbedaan PPN dan PPh secara garis besar terletak pada:

• Objekpajak yang dikenakan. PPN dikenakan terhadap setiap proses


produksi ataupun distribusi, sedangkan PPh dikenakan terhadap setiap
penghasilan yang dimiliki wajib pajak.
• PPN dibebankan kepada konsumen akhir (bukan oleh produsen),
sedangkan PPh dikenakan langsung kepada pihak yang memiliki
penghasilan.
• Perbedaan PPN dan PPh juga terletak pada jenis pajaknya. PPN terdiri
dari pajak masukan dan pajak keluaran, sedangkan PPh terdiri dari
beberapa jenis seperti: PPh 21, PPh 22, PPh 23, PPh 25 dan PPh 29.
• Tarif potongan juga menjadi perbedaan PPN dan PPh. PPN dikenakan
tarif 10% sedangkan tarif PPh dikenakan sesuai dengan jenis PPhnya.
Hubungan nya dengan praktek perpajakan tentu ada, karna di dalam praktek
perpajakan kita harus tau cara menghitung tarif potongan pajak, dibebankan
kepada siapa, objek pajak, dan jenis-jenis pajak.

2. 1. Pengguna melakukan login ke aplikasi e-Faktur.

2. Klik menu “Faktur” kemudian masuk ke “Administrasi Faktur”.


3. Pilih “Rekam Faktur”.

4. Pilih detail transaksi sesuai dengan jenis lawan transaksi rekan.

5. Jenis Faktur. Pilih nomor 1 untuk membuat faktur pajak baru.

6. Nomor referensi diisi dengan catatan yang diperlukan termasuk untuk


menulis nomor induk kependudukan bagi lawan transaksi yang tidak memiliki
NPWP.
7. Klik “Lanjutkan”.

8. Masukkan identitas lawan transaksi, mulai dari NPWP, Nama, dan Alamat
Lengkap. Jika pengguna memiliki lawan transaksi yang sama untuk setiap
transaksi, pengguna bisa klik tombol F3 atau tombol Cari NPWP. Namun
sebelumnya pengguna harus merekam dulu identitas masing-masing lawan
transaksi melalui menu Referensi —> Lawan transaksi —> Administrasi Lawan
Transaksi.

9. Klik “Lanjutkan”.
10. Pilih “Rekam Transaksi”.
11. Mengisi detail penyerahan BKP/JKP.

12. Pilih “Simpan” untuk menyelesaikan pembuatan faktur pajak keluaran.


13. Pengguna akan diarahkan kembali ke menu “Administrasi Faktur”,
kemudian klik “Perbaharui” untuk melihat faktur pajak keluaran yang belum
di-approve.

Setelah membuat faktur pajak keluaran, pengguna e-Faktur diharuskan


meng-upload faktur pajak keluaran. Untuk melakukan upload, pengguna
e-Faktur cukup menjalankan perintah “Management Upload”.

3. A. Penyebab utama fraud dikarenakan sistem dan orang. Sistem yaitu


sistem pengelolaan keuangan itu sendiri dan orang yaitu pejabat yang memiliki
kewenangan dalam pengelolaan keuangan. Pada kondisi tertentu sistem yang
baik dapat membuat pengelolaan keuangan berjalan dengan baik, dan
sebaliknya. Pada kondisi lain, pejabat yang memiliki perilaku yang baik akan
membuat pengelolaan keuangan berjalan dengan baik, dan sebaliknya.

B. Sistem yang lemah dan pejabat/orang tidak baik penyebab terjadinya fraud.
Yang dimaksud sistem yang lemah adalah peraturan-peraturan,
prosedur-prosedur dan tahapan-tahapan tidak dijalankan dengan baik dan
benar serta aplikasi-aplikasi yang digunakan masih manual atau masih banyak
yang tidak menggunakan sistem komputerisasi. Pejabat/orang yang tidak baik
adalah pejabat/orang yang mempunyai sifat buruk seperti tamak/rakus, hidup
melebihi kemampuan, banyak hutang, penjudi, pemin;um, pecandu narkoba,
gemar dengan wanita dan tidak punya kemampuan dalam menjalankan sistem
itu sendiri.

4. Karena Faktur Pajak sangat berguna bagi PKP. Dengan adanya faktur
pajak maka PKP memiliki bukti bahwa PKP telah melakukan penyetoran,
pemungutan hingga pelaporan SPT Masa PPN sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Faktur pajak dapat dibetulkan.

5. Cara pembetulan faktur pajak yang sudah dilaporkan dengan menggunakan


aplikasi e-faktur adalah sebagai berikut:

1. Masuk ke aplikasi e-faktur, klik menu “Faktur” pilih “Pajak Keluaran”


dan kemudian “Administrasi Faktur”. Selanjutnya akan muncul data
pajak keluaran PKP.
2. Klik faktur pajak yang akan diganti atau dibetulkan.
3. Klik tombol bertuliskan “Pengganti”.
4. Setelah itu klik tombol “Lanjutkan” dan kemudian masuk ke “Detail
Transaksi”.
5. Pada “Detail Transaksi” PKP bisa merubah data faktur dengan
mengklik tombol “Ubah Transaksi”. Jika sudah selesai merubah, klik
“Simpan”.
6. Setelah klik “Simpan” PKP akan diarahkan kembali ke halaman
“Detail Transaksi”. Di halaman “Detail Transaksi” klik tombol “Simpan”.
7. Setelah klik tombol “Simpan”, faktur pajak pengganti sudah dibuat,
yang berarti pembetulan faktur pajak yang sudah dilaporkan telah
sukses dilakukan.
Faktur pajak pengganti sebagai pembetulan faktur pajak yang sudah
dilaporkan harus diunggah ke server DJP.

6. Pengusaha Kena Pajak atau yang biasa disebut dengan PKP adalah
pengusaha yang melakukan penyerahan barang kena pajak dan atau
penyerahan jasa kena pajak yang dikenakan pajak berdasarkan Undang
Undang Pajak Pertambahan Nilai (UU PPN) 1984 dan perubahannya, tidak
termasuk pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan dengan keputusan
menteri keuangan, kecuali pengusaha kecil yang memilih untuk dikukuhkan
sebagai pengusaha kena pajak.

banyak pengusaha/perusahaan dengan omzet di bawah Rp4,8 miliar per


tahunnya ingin ditetapkan sebagai PKP. Tujuannya agar dapat memungut PPN
dan menerbitkan faktur pajak. Pertanyaannya, apakah hal tersebut
dimungkinkan?

Ternyata, DJP mengizinkan para pengusaha/perusahaan yang tidak


memenuhi syarat omzet untuk memilih atau mengajukan pengukuhan sebagai
PKP. Caranya sama seperti pengusaha dengan omzet di atas Rp 4,8 miliar,
yakni dengan mengajukan langsung ke KPP/KP2KP

Anda mungkin juga menyukai